�� �� = �� ��
Keterangan:
P = tekanan (Pa)
V = volume (m3)
2. Hukum Charles
Jika tekanan gas dipertahankan tetap (konstan), maka volume gas berbanding
lurus dengan suhunya. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
�� ��
=
�� ��
Keterangan:
T = suhu (K)
V = volume (m3)
3. Hukum Gay-Lussac
Pada volume tetap (konstan), tekanan gas berbanding lurus dengan suhunya.
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
�� ��
=
�� ��
� � = � � � ���� � � = � � �
Keterangan:
n = jumlah mol partikel (mol)
N = jumlah partikel
R = tetapan gas ideal (8,314 J/mol K)
k = tetapan boltzman (1,38 x 10-23 J/K)
T = suhu gas (K)
� � �
�= �= �=
�� �� ��
Keterangan:
NA = bilangan avogadro (6,02 x 1023 molekul/mol)
Mr = molekul relatif
� � � �� � ���
�= ���� � =
� � � �
Keterangan:
N = banyak partikel gas
m = massa partikel gas (kg)
V = volume gas (m3)
v = kecepatan partikel (m/s)
6. Kecepatan Efektif
Kecepatan efektif gas ideal dapat dirumuskan sebagai berikut:
��� ���
���� = ���� ���� =
�� ��
Keterangan:
Vrms = kecepatan efektif (m/s)
k = tetapan boltzman (1,38 x 10-23 J/k)
T = suhu (K)
mo = massa (kg)
7. Energi Kinetik
Energi kinetik gas ideal dapat dirumuskan sebagai berikut:
���
�� =
�
Keterangan:
Ek = energi kinetik (J)
8. Teori Ekuipartisi
Berdasarkan jumlah atom penyusun gas dibedakan menjadi:
1. Gas monoatomik: terdiri dari 1 atom (contoh: He, Ar, Ne)
2. Gas diatomik: terdiri 2 atom (contoh: O2, H2, N2)
3. Gas poliatomik: terdiri > 2 atom
9. Derajat Kebebasan
Derajat kebebasan adalah kemampuan suatu molekul melakukan gerakan satu
dimensi sehingga terbentuk energi mekanik molekul.
�
�� = �� �� = �� ��
�
� �
� = � �� �� = �� ��� = �� ���
� �
TERMODINAMIKA
A. Termodinamika
Pada termodinamika mempelajari tentang karakteristik panas dalam bentuk
energi atau proses perpindahan energi sebagai kalor dan usaha antar sistem
dan lingkungan. Sistem merupakan keadaan atau suatu benda menjadi pusat
perhatian. Lingkungan merupakan sesuatu di luar sistem yang dapat
mempengaruhi keadaan sistem. Sistem dibedakan menjadi tiga:
Sistem terbuka: antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran materi dan
energi
Sistem tertutup: antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran energi
saja
Sistem terisolasi: antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran materi
saja
Proses termodinamika terjadi berdasarkan Hukum I Termodinamika dan Hukum
II Termodinamika.
W = p x A x ∆s
� = � � ∆� ���� � = �(�� − �� )
Keterangan:
W = usaha (J)
P = tekanan tetap (N/m2)
V1 = volume awal (m3)
V2 = volume akhir (m3)
Dalam ruang tertutup gas mengalami beberapa proses yaitu proses isobarik,
proses isokorik, proses isotermal, dan proses adiabatik.
C. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan
tetap. Besar usaha pada proses isobarik dinyatakan dengan persamaan:
� = � � ∆� ���� � = �(�� − �� )
� �� ��
= ������� ���� =
� �� ��
D. Proses Isokorik
Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume
tetap. Oleh karena perubahan volume dalam proses isokhorik ∆� = � maka
usahanya � = �.
�� ��
=
�� ��
E. Proses Isotermal
Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
Besar usaha pada proses isotermal dinyatakan dengan persamaan:
�� ��
� = ��� �� ���� � = ��� ��
�� ��
Keterangan :
W = usaha (J)
n = jumlah mol (mol)
R = tetapan umum gas (8,314 J/mol K)
P1 = tekanan awal (N/m2)
P2 = tekanan akhir (N/m2)
V1 = volume awal (m3)
V2 = volume akhir (m3)
T1 = suhu awal (K)
T2 = suhu akhir (K)
�� = �������
F. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada
kalor (Q) yang masuk atau keluar dari sistem (gas). Besar usaha pada proses
adiabatik dinyatakan dengan persamaan:
� �
�= �� �� − �� ���� � = ��(�� �� − �� �� )
� �
Keterangan:
W = usaha (J)
n = jumlah mol (mol)
R = tetapan umum gas (8,314 J/mol K)
P1 = tekanan awal (N/m2)
P2 = tekanan akhir (N/m2)
V1 = volume awal (m3)
V2 = volume akhir (m3)
T1 = suhu awal (K)
T2 = suhu akhir (K)
� �
�= ��� = ���
� �
� �
�= ��� = ���
� �
� �
�= ��� = ���
� �
Keterangan:
U = energi dalam (J)
H. Hukum I Termodinamika
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa perubahan energi dalam terjadi
karena sistem melakukan usaha apabila diberikan kalor. Secara matematis
dapat tuliskan sebagai berikut:
∆� = � − � ���� � = ∆� + �
I. Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
sebesar 1 kelvin. Dapat dinyatakan dengan persamaan:
� = � � ∆�
Keterangan:
Q = kalor yang diserap (J)
C = kapasitas kalor (J/K atau J/0C)
∆T = perubahan suhu (K atau 0C)
�� ��
�� = ��� �� =
∆� ∆�
Keterangan:
QV = kalor yang diberikan pada volume tetap
Qp = kalor yang diberikan pada volume tetap
�∆�
�� − �� = ���� �� − �� = ��
∆�
Keterangan:
�� = kapasitas kalor dengan volume tetap
�� = kapasitas kalr dengan tekanan tetap
N = jumlah zat (mol)
R = konstanta gas umum (8,31 J/mol 0K)
Nilai Kapasitas kalor pada volume tetap dan pada tekanan tetap untuk gas
monoatomik dan diatomik
Konstanta
Jenis Gas Contoh Nilai Cv Nilai Cp
Laplace �
Monoatomik He, Ne, Kr, 3 5
�� = �� �� = �� 5/3 = 1,67
Ar 2 2
Diatomik
3
(suhu rendah < �� = �� 5 5/3 = 1,67
2 �� = ��
250 K) 2
Diatomik
H2, O2, Cl2, 5 7
suhu sedang �� = �� �� = �� 7/5 = 1,4
N2 2 2
250K - 500 K
Diatomik
5 9
suhu �� = �� �� = �� 9/7 = 1,28
2 2
tinggi >1000K
��
�=
��
Keterangan:
�� = kapasitas kalor dengan volume tetap
�� = kapasitas kalr dengan tekanan tetap
γ = tetapan Laplace
Catatan :
1 kalori = 10-3 Kkal
1 kalori = 4,2 Joule
1 Joule = 0,24 Kalori
1 Joule = 10-3 KJ
1 gram = 10-3 Kg
J. Hukum II Termodinamika
Hukum II termodinamika menyatakan pembatasan perubahan energi yang terjadi
dan yang tidak dapat terjadi sebagai berikut:
1. Aliran kalor : kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi
kebenda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya
2. Entropi : tatal entropi semesta tidak berubah ketiak proses reversibel terjadi
dan bertambah ketika proses ireversibel terjadi
3. Mesin kalor : tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan
mengubah menjadi usaha luar
K. Entropi
Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah
menjadi usaha. Perubahan entropi secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut:
∆�
∆� =
�
Keterangan:
∆S = perubahan entropi
Q = kalor yang diserap
T = suhu
∆S > 0
Untuk sistem yang tidak terisolasi, perubahan entropi total (jumlah entropi
sistem dan lingkungan) selalu positif
L. Mesin Pendingin
Prinsip kerja mesin pendingin merupakan kebalikan kerja mesin kalor. Setiap
mesin pendingin bekerja memindahkan kalor dari lingkungan yang bersuhu
rendah ke lingkungan bersuhu tinggi. Contoh mesin pendingin adalah lemari es
dan refrigerator. Untuk mengetahui besar energi atau kemampuan mesin
pendingin perlu diketahui koefisien daya guna mesin dilambangkan dengan Kp.
Secara matematis dapat ditulisakan dengan:
�� �� �� ��
�� = = ���� �= = ��
� �� − �� �� �� − ��
Keterangan :
T1 = suhu tinggi (K)
T2 = suhu rendah (K)
Q1 = kalor pada suhu tinggi (J)
Q2 = kalor pada suhu tinggi (J)
Kp = koefisien performansi
W = usaha (J)
M. Mesin Carnot
Mesin carnot adalah kalor dengan efisiensi tinggi yang memiliki dua jenis siklus
yaitu siklus isothermal dan adiabatik.
Proses A-B dan C-D adalah diabatik. Sedangkan proses B-C dan D-A adalah
proses isothermal. Kalor diserap dari reseivor bersuhu tinggi terjadi hanya pada
proses B-C. Kalor dilepas ke reseivor bersuhu rendah hanya pada proses D-A.
Proses adiabatik tidak terjadi pertukaran kalor. Efisiensi mesin carnot dapat
dirumuskan sebagai berikut:
��
�= �− ���� %
��
��
�= �− ���� %
��
GELOMBANG MEKANIK
A. Gelombang Mekanik
Gelombang adalah getaran yang merambat atau energi yang merambat.
Getaran memerlukan waktu dalam merambat sehingga getaran mempunyai
kecepatan yang disebut dengan kecepatan gelombang.
Jenis-jenis gelombang:
1. Berdasarkan medium rambatan:
a.Gelombang mekanik adalah gelombang yang membutuhkan medium (zat
perantara) untuk merambat, contoh: gelombang bunyi yang membutuhkan
udara sebagai zat perantara
b.Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak membutuhkan
medium untuk merambat, contoh: gelombang cahaya
3. Berdasarkan amplitudo:
a.Gelombang berjalan adalah gelombang yang mempunyai amplitudo yang
sama pada setiap titik.
b.Gelombang stasioner adalah gelombang yang amplitudonya tidak sama pada
setiap titik
1. Satu gelombang terdiri atas satu bukit dan satu lembah atau satu rapatan dan
satu regangan. Bukit gelombang (ABC) dan lembah gelombang (CDE)
2. Periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya satu gelombang.
Satu periode dari A ke E
� �
�= ���� � =
� �
Keterangan:
T = periode (s)
t = waktu (s)
f = frekuensi (Hz)
n = banyak gelombang
3. Frekuensi (f) adalah jumlah gelombang yang melewati suatu titik tiap satuan
waktu
� �
� = ���� � =
� �
� �
�= ���� � = ���� � = � �
� �
Keterangan:
s = jarak yang ditempuh gelombang (m)
t = waktu tempuh gelombang (s)
C. Karakteristik Gelombang
Gelombang secara umum memiliki sifat, antara lain dapat dipantulkan,
dibiaskan, dipadukan (interferensi) dan dilenturkan (difraksi).
1. Pemantulan Gelombang
Hukum pemantulan gelombang menyatakan bahwa sudut datang gelombang
sama dengan sudut pantulnya.
Keterangan:
i = sudut datang gelombang
r = sudut pantul gelombang
N = garis normal
2. Pembiasaan Gelombang
Pembiasaan gelombang terjadi karena gelombang merambat pada dua
medium yang berbeda indeks biasnya atau air yang berbeda kedalamannya.
Contoh pembiasaan, pensil yang terlihat bengkok saat dimasukkan ke gelas
kaca yang berisi air bening, pelangi, dan fatamorgana.
Hukum Snellius sebagai berikut:
a.Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang batas
b.Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias adalah tetap yang
disebut indeks bias
c. Jika n1 > n2, i < r , maka gelombang merambat dari medium rapat ke
renggang
d.Jika n1 < n2, i > r, maka gelombang merambat dari medium renggang ke
rapat
�� �� �� ��� �
= = =
�� �� �� ��� �
Keterangan:
�� dan �� = panjang gelombang pada medium 1 dan 2
�� dan �� = cepat rambat gelombang pada medium 1 dan 2
�� dan �� = indeks bias pada medium 1 dan 2
3. Difraksi Gelombang
Defraksi gelombang adalah pembelokkan arah rambat gelombang karena
melalui celah sempit atau pembelokkan arah rambat gelombang karena adanya
penghalang.
4. Inferensi Gelombang
Inferensi gelombang adalah perpaduan dua gelombang atau lebih yang
membentuk pola tertentu berupa pola penguatan dan pola penghilangan muka
gelombang.
a.Fase gelombang � adalah sudut fase yang di tempuh tiap satu putaran
� � � �
�= ���� � = ± ���� � = �� ±
�� � � �
Keterangan:
φ = fase gelombang
θ = sudut fase (rad)
t = lama gelombang bergetar (s)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
λ = panjang gelombang (m)
x = panjang tali (m)
A = amplitudi (m)
k = bilangan gelombang
y = simpangan gelombang berjalan
ω = kecepatan sudut (rad/s)
b.Sudut fase � adalah sudut yang ditempuh gelombang saat bergetar dalam
fungsi sinus
� �
� = � � ± � � ���� � = �� ±
� �
c. Beda fase �� adalah selisih antara satu fase dengan fase lain
�� �� − ��
�� =
���� �� =
� �
d.Persamaan gelombang simpangan titik O (awal geteran)
� = � ��� ��
� =± � ��� � � ± � �
Dimana,
�� �� �
� = ��� = ; �= ; �=
� � �
Catatan:
Jika A > 0 (+), maka arah getar gelombang keatas
Jika A < 0 (-), maka arah getar gelombang kebawah
Jika k (+), maka arah rambat gelombang kiri
Jika k (-), maka arah rambat gelombang kanan
� =± � � ��� � � − � �
Y1 = gelombang datang
Y2 = gelombang berdiri
Ujung Bebas
a.Persamaan gelombang pada ujung terbuka:
� = �� ��� ��
�
�� = � − � �
�
Ujung Terikat
a. Persamaan gelombang pada ujung terbuka:
� = � � ��� �� ��� ��
� = �� ��� ��
�
�� = �� − � �
�
Salah satu alat yang dapat menunjukkan adanya gelombang stasioner pada
tali adalah percobaan Melde. Kesimpulan pada percobaan Melde:
a.Untuk panjang dawai yang tetap maka kecepatan perambatan gelombang
berbanding terbalik dengan massa dawai
b.Untuk massa dawai tetap, cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan
akar panjang dawai
c.Cepat rambat gelombang dalam dawai berbanding lurus dengan akar tegangan
dawai
�� �� �
�= ���� � = ���� � =
� � �
Keterangan:
T = tegangan tali (N)
l = panjang tali (m)
GELOMBANG BUNYI
A. Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang membutuhkan medium
untuk merambat. Medium rambat yaitu zat padat, cair, dan gas.
Klasifikasi bunyi berdasarkan batas frekuensi:
1. Infrasonik < 20 Hz, bisa di dengar oleh hewan
2. Audiosonik 20 - 20.000 Hz,bisa di dengar oleh manusia
3. Ultrasonik > 20.000 Hz, bisa di dengar oleh kelawar
�
�=
�
Melalui zat padat:
�
�=
�
Keterangan:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
s = jarak sumber bunyi dengan pengamat (m)
t = waktu (s)
E = modulus Young zat padat (N/m2)
ρ = massa jenis zat (kg/m3)
B = modulud Bulk zat cair (N/m2)
Mr = massa atom relatif
γ = tetapan Laplace
T = suhu (K)
R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)
C. Efek Doppler
Efek doppler terjadi karena adanya gerak relatif antara sumber dan tegangan
yang menyebabkan perubahan frekuensi. Persamaan efek doppler dapat ditulis
dengan persamaan:
� ± ��
�� = �
� ± �� �
Keterangan:
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
fp = frekuensi terdengar oleh pendengar (Hz)
Catatan:
vp (+), jika pendengar mendekati sumber bunyi
vp (-), jika pendengar menjauhi sumber bunyi
vs (+), jika sumber bunyi menjauhi pendengar
Vs (-), jika sumber bunyi mendekati pendengar
Nada Dawai � ��
a. Nada dasar 1 � �
�
�= � → �� = �� �� = =
� � �� ��
b. Nada atas 2
� �
� = �� → �� = � �� = =
�� �
c. Nada atas 3 � � ��
� � �� = = =
� = �� → �� = � �� � � ��
� � �
d. Nada atas 4 � � ��
� �� = = =
� = ��� → �� = � � �� �
� �
��
�� =
�+�
����� �����
�=
������� �����
�� : �� : �� : . . . = �: �: �
b. Nada atas 2
� �
� = �� → �� = � �� = =
�� �
c. Nada atas 3
� � � � ��
� = �� → �� = � �� = = =
� � �� � � ��
�
d. Nada atas 4
� � � ��
� = ��� → �� = � �� = = =
� � �� �
�
��
�� =
�+�
Persamaan frekuensi
�
�� = � + �
��
2. Pipa organa tertutup pada permukaan yang tertutup selalu terjadi di simpul
Berikut beberapa nada dan frekuensi yang dihasilkan dari pipa organa tertutup:
b. Nada atas 2 � � ��
� � �� = = =
� = �� → �� = � �� � ��
� � �
c. Nada atas 3 � � ��
� � �� = = =
� = �� → �� = � �� � � ��
� � �
d. Nada atas 4 � � ��
� � �� = = =
�= �� → �� = � � �
� � � ��
�
��
�� =
�+�
Persamaan frekuensi:
�
�� = �� + �
��
� = ��
∆� = �� − ��
Keterangan:
f2 = frekuensi bunyi tinggi (Hz)
f1 = frekuensi bunyi rendah (Hz)
� �
�= =
� ����
Keterangan:
P = daya akustik (W)
A = luas permukaan yang ditembus (m2)
I = intensitas bunyi (W/m2)
Taraf intensitas bunyi adalah tingkat atau derajat kebisingan bunyi. Dapat
dituliskan:
�
�� = �� ��� ���� ��� = ��� + �� ��� �
��
Keterangan:
TI = taraf intensitas bunyi (desibel=dB)
I = intensitas bunyi (W/m2)
Io = intensitas ambang (10-11 W/m2)
n = banyak sumber bunyi
GELOMBANG CAHAYA
A. Gelombang Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata
yang dapat terurai menjadi beberapa warna (spektrum warna).
Ciri-ciri gelombang cahaya:
1. Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik
2. Cahaya termasuk gelombang transversal karena arah rambatannya tegak
lurus dengan arah getarannya
3. Gelombang cahaya dapat dipantulkan jika mengenai sebuah bidang, baik
rata ataupun tidak
B. Interferensi Cahaya
Adalah perpaduan dua cahaya yang membentuk cahaya baru dengan syarat:
harus koheren (frekuensi, amplitudo kedua gelombang sama dan amplitudo
tetap), dan monokromatis (mempunyai panjang gelombang tunggal).
���
�=
�
Pola gelap (interferensi minimum) di P:
�� �
= �� − � �
� �
Keterangan:
p = jarak dari garis ke terang pusat
d = jarak antar 2 celah
l = jarak antar celah ke layar
n = orde (n=1,2,3,…)
Interferensi yang terjadi pada lapisa tipis seperti sabun dan minyak.
�
��� ��� � = �� + � �
�
�
��� ��� � = �� �
�
Keterangan:
d = tebal lapisan
n = indeks bias lapis tipis
r = sudut bias sinar
m = orde interferensi
C. Difraksi Cahaya
Adalah pembelokkan arah rambat cahaya apabila melewati celah yang sempit.
Difraksi cahaya dapat terjadi pada celah tunggal dan kisi
�
� ��� � = �� − � �
�
� ��� � = � �
� ��� � = � �
�
� ��� � = �� − � �
�
D. Polarisasi Cahaya
Adalah terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga memiliki
satu arah getar saja akibat dari beberapa peristiwa yaitu peristiwa pemantulan,
pembiasaan dan pemantulan, bias kembar, absorpsi selektif, dan hamburan
ALAT OPTIK
1. Lensa Cembung
Lensa cembung disebut juga lensa positif. Tiga sinar istimewa pada lensa
cembung:
a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama, dibiaskan melalui titik fokus
b. Sinar datang melalui titik focus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama
c. Sinar melalui pusat sumbu optik diteruskan
� � �
= +
� � �'
Persamaan bayangan:
�' �'
�= =
� �
Keterangan:
f = titik fokus
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
M = perbesaran bayangan
2. Lensa Cekung
Lensa cekung disebut juga lensa negatif. Tiga sinar istimewa pada lensa
cekung:
a. Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan seolah-olah
berasal dari titik focus aktif
b. Sinar datang melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama
c. Sinar datang melalui titik pusat lensa diteruskan tanpa dibiaskan
� � �
− = +
� � �'
B. Alat optik
1. Mata
Mata adalah salah organ pada tubuh manusia yang berfungsi sebagai indera
penglihatan. Sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa mata adalah nyata,
terbalik dan diperkecil. Mata memiliki jarak penglihatan yang jelas dibatasi oleh
dua jarak sebagai berikut:
a. Punctum proximum (titik dekat) = PP adalah jarak terdekat dapat dilihat oeh
mata dengan berakomodasi maksimum. PP mata normal adalah 25 cm.
b. Punctum remotum (tiitk terjauh) = PR adalah jarak terjauh yang dapat
dilihat oleh mata dengan tidak berakomodasi. PR mata normal adalah tak
berhingga
���
�=
− ��
���
�=�−
��
2. Lup
- Menggunakan lensa cembung
- Benda terletak antara titik pusat lensa dan titik fokusnya
- Bayangan maya, tegak, dan diperbesar
- Berfungsi untuk memperbesar bayangan
��
�� = + � ; �' =− ��
�
��
�� = ; �' = ~
�
�� ��
�� = + ; �' =− �
� �
� � −�
�� = �� + +
�' + � � � −�' + �
Keterangan:
-s’ + d = PP, untuk mata berakomodasi maksimum
-s’ + d = x, untuk mata tidak berakomodasi
-s’ + d = PR, untuk mata berakomodasi pada jarak x
3. Mikroskop
Adalah sebuah alat pembesar bayangan yang terdiri dari atas dua lensa
cembung, yaitu lensa objektif yang dekat dengan benda dan lensa okuler yang
dekat dengan mata
- Lensa objektif memiliki bayangan terbalik, nyata, dan diperbesar
- Lensa okuler memiliki bayangan maya, tegak, diperbesar
�'�� �'��
������ = ��� � ��� ���� ������ = �
��� ���
� � � � � �
= + ���� = +
��� ��� �'�� ��� ��� �'��
Keterangan:
fob = jarak fokus lensa objektif
fok = jarak fokus lensa okuler
sob = jarak benda lensa objektif
s’ob = jarak bayangan lensa objektif
sok = jarak benda lensa okuler
s’ok = jarak bayangan lensa okuler
Mob = perbesaran lensa objektif
Mok = perbesaran lensa okuler
�'�� ��
�'�� =− �� ; � = �'�� + ��� ; �� = +�
��� ���
�'�� ��
�'�� = ~ ; ��� = ��� ; � = �'�� + ��� ; �� = �
��� ���
4. Teropong Bintang
Teropong bintang tersusun atas dua lensa cembung, yaoyu lensa objektif dan
lensa okuler
Jarak (fob > fok)
Benda yang diamati berada jauh tak terhingga sehingga bayangan jatuh di
titik fokus lensa objektif
Digunakan untuk mengamati benda-benda luar angkasa
Memperbesar sudut penglihatan agar benda tampak lebih jelas dan dekat
(bukan untuk memperbesar)
Bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler terbalik
���
�'�� =− �� ; � = ��� + ��� ; �� =
���
���
�'�� = ~ ; ��� = ��� ; � = ��� + ��� ; �� =
���
PERSAMAAN GLOBAL
A. Pemanasan Global
Adalah gejala meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, hidrosfer, dan litosfer di
bumi. Global warming merupakan suatu proses yang ditandai dengan
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca
ekstrem, terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, punahnya
berbagai jenis hewan, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi
2. Emisi karbon
Bahan bakar fosil mengandung karbon, sehingga pembakaran menghasilkan
gas rumah kaca karbondioksida.
3. Sampah organik
Sampah organik menghasilkan gas rumah kca metana (CH4)
4. Kerusakan hutan
Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbon dioksida (CO2) dan
mengubah menjadi oksigen (O2). Gas karbon dioksida merupakan gas rumah
kaca sehingga kerusakan atau pengundulan hutan secara besar-besaran
berarti hilangnya faktor penyerap gas rumah kaca karbon dioksida di
atmosfer.