Anda di halaman 1dari 5

THERMOMETER GAS VOLUME KONSTAN

PRAKTIKUM FISIKA LANJUT


THERMOMETER GAS VOLUME KONSTAN

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mampu :
1. Menentukan suhu referensi.
2. Menginvestigasi hubungan antara variabel termodinamik suhu dan tekanan suatu gas
(udara) pada volume tetap.
3. Menentukan nilai nol mutlak dan dibandingkan dengan nilai referensi.
II. DASAR TEORI
Termometer gas merupakan termometer yang dibuat berdasarkan pada perubahan
tekanan gas karena adanya perubahan temperatur (suhu) dengan menjaga tetap volumenya. Jadi,
pada temperatur gas volume tetap, thermometric propertynya adalah tekanan gas (P), karena
tekanan gas tidak dapat terlihat maka yang dapat terukur dari termometer ini adalah perubahan
panjang kolam air raksa sebagai sesuatu yang berubah akibat interaksi termal. (Moran, 2004).

Gas ideal didefinisikan sebagai salah satu dimana semua tumbukan antara atom atau
molekul bersifat elastis sempurna dan dimana tidak ada kekuatan menarik anatar molekul.
Sesuatu dapat memvisualkan sebagai kumpulan bola sempurna keras yang bertabrakkan tetapi
dinyatakan tidak berinteraksi satu sama lain. Dalam gas seperti itu, semua energi internal dalam
bentuk energi kinetik dan perubahan energi internal diserta dengan perubahan suhu. Gas ideal
dapat dicirikan oleh tiga variabel keadaan yaitu tekanan mutlak (P), volume (V), dan suhu
mutlak (T) dengan persamaan sebagai berikut :
PV = nRT = NKT .... (1)
Hukum gas ideal dapat dipandang ketika muncul dari tekanan kinetik molekul gas
bertabrakan dengan dinding wadah sesuai dengan Hukum Newton. Tetapi terdapat pola unsur
statistik dalam penentuan energi kinetik rata-rata molekul. Suhu diambil secara proporsional
dengan energi kinetik rata-rata molekul dan memanggil gagasan tentang temperature-kinetik.
Satu mol gas ideal pada keadaan STP menempati 22,4 liter(Jorena,2009).
Untuk memperbaiki keadaan gas ideal pada suhu dan tekanan tertentu, pada tahu 1873
fisikawan asal Belanda bernama Johaner Diderik Van Der Waals mengusulkan persamaan gas
yang dikenal dengan persamaan Van Der Waals. Ia memodifikasi persamaan gas ideal dengan
cara menambah faktor koreksi pada volume dan tekanan. Volume memerlukan faktor koreksi
karena partikel-partikel gas nyata mempunyai volume yang tidak dapat diabaikan, sehingga Van
Der Waals mengurangi volume gas terukur dengan volume efektif total molekul-molekul gas
sebesar nb dengan tujuan untuk memperhatikan ukuran partikel-partikel gas, dengan persamaan:
Videal = Veksternal - nb ..........(2)
Videal merupakan volume gas ideal, Veksternal adalah volume yang terukur pada waktu
percobaan, n yaitu jumlah mol, dan b adalah konstanta Van Der Waals. Faktor koreksi yang
kedua yaitu tekanan, maka besar jumlah molekul persatuan volume, maki besar jumlah
tumbukan yang dialami oleh dinding wadah serta makin besar pula gaya tarik-menarik yang
dialami oleh molekul-molekul gas yang hampir menumbuk dinding wadah, karena itu faktor
koreksi untuk tekanan adalah a(n2/V2) dengan a adalah konstanta, dan n merupakan jumlah mol
gas. Dengan memasukan kedua faktor koreksi tersebut ke dalam persamaan gas ideal, maka
diperoleh persamaan Van Der Waals sebagai berikut :

Bila dibandingkan dengan persamaan ideal, persamaan Van Der Waals ini dapat
digunakan pada gas nyata dengan besaran suhu dan tekanan lebih besar. Disamping itu juga,
persamaan Van Der Waals dapat menjelaskan penyimpangan nyata dan gas ideal. Walaupun
demikian, persamaan Van Der Waals ini belum dapat secara sempurna menggambarkan sifat-
sifat gas sehingga digunakan persamaan lain yang dikenal dengan persamaan Virial
(Irwansyah,1997).
Termometer gas yang hampir sempurna adalah termometer gas volume konstan. Prinsip
kerja termometer gas volume konstan yaitu volume gas dijaga agar selalu tetap atau tidak
berubah, ketika suhu bertambah, tekanan gas juga bertambah Didalam pipa 1 dan pipa 2
terdapat air raksa. Volume gas dijaga agar selalu tetap dengan cara menaikkan atau menurunkan
pipa 2 sehingga permukaan air raksa dalam pipa 1 selalu berada pada tanda acuan. Jika suhu
meningka tekanan gas dalam tabung juga meningkat. Dikarenakan pipa 2 harus diangkat lebih
tinggi agar volume gas selalu konstan. Tekanan gas dapat diketahui dengan membaca tinggi
kolom air raksa (h) dalam pipa 2 (Vienik,1991).
Nol mutlak atau nol absolut adalah suhu dimana molekul tidak bergerak (relatif terhadap
molekul lain secara keseluruuhan). Berada pada temperature (suhu) yang rendah memiliki
konsekuensi termodinamika, contohnya pada nol absolut semua gerakan molekular tidak
berhenti tetapi tidak memiliki energi yang cukup untuk berpindah ke sistem lain. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa pada temperatur nol kelvin energi molekular bernilai minimal.
Dengan melakukan ekstrapolasi dapat ditentukan bahwa pada suhu -273,15°C tekanan mutlak
gas sama dengan nol, ini berlaku untuk sembarang gas. Hasil ekstrapolasi suhu pada tekanan
nol ini selanjutnya digunakan sebagai dasar skala suhu dengan nilai nol pada suhu tersebut. Hal
ini dikenal dengan skala suhu kelvin (Holman,2006)
0 K = -273,15°C dan 273,15°C = 0°C ..........(4)
TK = TC + 273,15 ..........(5)
Regresi linier atau metode kuadrat terkecil adalah salah satu metode untuk menentukan
garis lurus terbalik dari sebaran data yang memiliki atau dibentuk memiliki kecenderungan
mendekati garis lurus atau persamaan linear. Metode ini dianggap sebagai metode terbaik
dengan penyimpangan terkecil jika dibandingkan dengan metode-metode lainnya, karena
metode kuadrat terkecil mermperhitungkan aspek penyimpangan atau kesalahan secara
persamaan statistika dengan persamaan sebagai berikut :
y = a + bx ..........(6)
dengan x dan y merupakan variabel bebas, sedangkan a dan b merupakan parameter.
Dalam matematika, ekstrapolasi adalah proses memperikarkan nilai suatu variabel
melampaui interval pengamatan aslinya berdasarkan hubungannya dengan variabel lainnya.
Ekstrapolasi mirip dengan interpolasi yaitu menghasilkan perkiraan diantara hasil pengamatan
yang diketahui, namu ekstrapolasi rentan terhadap ketidakpastian yang lebih tinggi dan terhadap
resiko yang lebih tinggi dalam menghasilkan yang tidak bermakna. Ekstrapolasi dapat diartikan
memperluas metode, yaitu mengasumsikan metode yang mirip dan dapat diaplikasian
(Petrucci,2006).

III. METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 ALAT DAN BAHAN
1. Kontainer Gas 1 buah
2. Water Bath 1 buah
3. Termometer 1 buah
4. Pipa U 1 buah
5. Selang Secukupnya
6. Pipet tetes 1 buah
7. Alkohol Secukupnya
8. Air Secukupnya
9. Milimeter Blok Secukupnya

3.2 LANGKAH KERJA


1. Buat set-up eksperimen seperti pada Gambar 1. Kontainer gas C diletakkan dalam
cairan (water bath) yang suhunya dapat diatur.
2. Catat tekanan atmosfer. (Tekanan udara setiap saat mungkin berubah, mencatat Pn
sebaiknya harus disertai dengan data P0).
3. Atur suhu cairan dalam water bath, itera dengan menambah air panas/dingin, dan
tunggu sesaat hinggga terjadi kesetimbangan termal. Anda akan melihat muka alkohol
dalam pipa U bagian B akan turun.
4. Kembalikan muka alkohol dalam pipa U bagian B ini dengan cara menaikkan itera
alkohol R. Hitung beda tinggi alkohol dalam pipa U antara bagian B dan A.
5. Ulangi kegiatan ini (langkah eksperimen no. 2-4) dengan mengubah atau menvariasi
suhu teratur sehingga dapat diperoleh grafik hubungan antara T dan P.
6. Uji grafik anda dengan regresi kuadrat terkecil untuk mendapatkan persamaan garis
terbaik y=mx+b.
Metode grafik :
𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛 (𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 1)
𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑃𝑃 = 𝑃𝑃𝑜𝑜 + 𝜌𝜌𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎ℎ𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑔𝑔∆ℎ (𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 2)
𝒏𝒏𝒏𝒏 𝑛𝑛𝑛𝑛
𝑷𝑷 = . 𝑻𝑻 (𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 3) 𝑦𝑦 = 𝑃𝑃; 𝑥𝑥 = 𝑇𝑇; 𝑚𝑚 =
𝑽𝑽 𝑣𝑣

P (cmHg)

m= nR/V

T(oC)
-
273,15o
C
7. Gunakan persamaan garis terbaik ini untuk mendapatkan nilai suhu nol mutlak
(lengkap dengan angka ketidakpastiannya). Bandingkan hasilnya dengan yang anda
peroleh dari literature. Hitung juga kesalahan relatif dan ketelitian dengan
menggunakan metode grafik.

NB :
a. Millimeter block dipasang diantara papan dan pipa A dan B, sehingga data yang
diperlukan dapat dicatat dengan menandai ketinggian alkohol dengan pulpen pada
millimeter block.
b. Apabila alat ukur tekanan (barometer) tak tersedia, asumsikan P0 = 76 cmHg (1
atm). Satuan untuk tekanan yang digunakan adalah cmHg.
c. Pada persamaan 2, variabel h merupakan selisih ketinggian antara pipa A dan pipa
B pada suhu tertentu, sehingga pada saat suhu kamar (tekanan 1 atm), ketinggian
pipa A dan B seharusnya sama.
d. Persamaan yang diperlukan untuk metode analisis kuadrat terkecil :
dimana y merupakan variabel terikat, t merupakan variabel bebas, b merupakan
gradien, dan a merupakan konstanta (ekuivalen dengan y=mx+c), sehingga
persamaan di atas merupakan persamaan garis lurus. Dengan demikian, nilai suhu
mutlak dapat ditentukan yaitu dimana pada saat tekanan sama dengan nol.
e. Untuk memudahkan penggambaran grafik, disarankan untuk menggunakan
millimeter block yang berukuran besar.

Gambar 2. Set Alat Thermometer Gas Volum Tetap

DAFTAR PUSTAKA
Holman.2006. Penerapan Ilmu Fisika. Jakarta : Tiga Serangkai.
Irwansyah, H.1997. Gas dan Sifatnya. Jakarta : Erlangga.
Jorena.2009. Pengaruh suhu terhadap gap energi bahan. Jurnal Utan. Vol 3(2) : 456.
Moran, M.2004. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga.
Petrucci.2006. Fisika Dasar Mekanika. Jakarta : Salemba Teknik.
Vienik, A.1991. Thermodynamics Of Real Processes. Minsk : Nauka Tehnika.

Anda mungkin juga menyukai