Anda di halaman 1dari 9

PETUNJUK PRAKTIKUM

KURVA TITIK DIDIH

KURVA TITIK DIDIH

1. Tujuan :
- Menunjukkan bahwa titik didih air sangat dipengaruhi oleh tekanan (P)
- Mencatat data temperature dan tekanan sistim dengan gambar kurva titik didih
air (temperature dan tekanan sebagai koordinat).

2. Prinsip Kerja :
- Menunjukkan hukum fisika yang sudah dikenal yaitu bahwa titik didih cairan
bergantung pada tekanan uap (P) cairan tersebut.
- Menggambarkan kurva titik didih air, dengan nilai tekanan (P) dan temperatur
(T) yang diukur dari percobaan.
- Menjelaskan perbedaan-perbedaan hasil yang diperoleh dari pengamatan jika
dibandingkan dengan teori (literatur)

3. Teori
Titik Didih
Pendidihan merupakan hal yang sangat khusus dari penguapan. Pendidihan
adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase uap. Suatu cairan dikatakan
mendidih pada titik didihnya (Td) bila suhu di mana tekanan uap cairan sama dengan
tekanan atmosfer sekitarnya. Titik didih cairan tergantung pada tekanan. Sebagai
contoh, bila tekanan atmosfer 700 torr, air mendidih pada 97,7 oC dan pada 760 torr air
mendidih pada 100oC. Titik didih normal adalah suhu dimana tekanan uap dari cairan
sama dengan satu atmosfer standar atau 760 torr.

54
PETUNJUK PRAKTIKUM
KURVA TITIK DIDIH

Pengukuran Tekanan
Dua alat ukur tekanan yang sering digunakan adalah manometer dan pipa
Bourdon. Manometer mengukur perbedaan tekanan dalam bentuk panjang kolom
cairan seperti air, air raksa, atau minyak.
Tekanan gas dalam ruang tertutup biasanya diukur dengan menggunakan
manometer. Ada dua macam manometer, yaitu manometer terbuka dan manometer
tertutup. Manometer terbuka digunakan untuk mengukur tekanan yang sedikit lebih
kecil atau lebih besar dari tekanan udara (1 atm). sedangkan manometer tertutup untuk
tekanan yang lebih kecil.
Manometer terbuka terbuat dari pipa kaca berbentuk U yang diisi air raksa.
Salah satu ujungnya terbuka dan yang lainnya dihubungkan dengan sistim gas yang
akan diukur (gambar 10). Kalau tekanan dalam sistim (Pgas) sama dengan tekanan udara
luar (Patm), maka tinggi permukaan air raksa pada kedua pipa adalah sama (gambar 10a).
Jika Pgas lebih besar dari Patm, tinggi air raksa pada sebelah kiri akan ditekan ke bawah,
sehingga air raksa pada pipa terbuka naik setinggi P Hg (gambar 10b). Besarnya tekanan
gas dirumuskan :
Pgas = Patm + PHg ……….. 1

Sebaliknya bila Pgas lebih kecil dari Patm, air raksa pada pipa terbuka akan turun
dan yang di sebelahnya akan naik sebesar PHg (gambar 10c).
………..2
Pgas = Patm - PHg

Gambar 10. Manometer terbuka

55
PETUNJUK PRAKTIKUM
KURVA TITIK DIDIH

Pada manometer tertutup, satu ujung pipa U dibuat tertutup dan ujung lain
dihubungkan dengan sistim gas (gambar 11). Bila dihubungkan dengan sistim gas
sampai air raksa mengisi penuh pipa tertutup, berarti tekanan gas sama dengan tekanan
udara (gambar 11a). Bila air raksa pada pipa tertutup turun (gambar 11b), hal itu
menunjukkan tekanan gas lebih kecil dari tekanan udara luar. Tekanan gas dapat
dihitung dari perbedaan tinggi air raksa, karena tekanan pada ruang ujung tertutup
adalah nol (vakum). Keunggulan dari penggunaan manometer ini adalah tidak perlu
mengukur tekanan udara luar.

Pgas = Patm - PHg ………..3

Gambar 11. Manometer tertutup

Kurva pendinginan
Kurva pendinginan dihasilkan bila panas dibebaskan pada kecepatan yang sama
dari suatu senyawa. Gambar 3 menunjukkkan kurva suhu sebagai fungsi waktu untuk
senyawa murni yang mula-mula berbentuk gas. Bila panas dari gas dikurangkan maka
suhu gas turun sepanjang garis (g). Selama waktu itu, tenaga kinetik rata-rata partikel
gas harus turun agar supaya mengimbangi lepasnya tenaga keluar. Penurunan ini
berlangsung hingga partikel-partikel cukup berdekatan hingga gaya-gaya tarik menjadi
dominan. Kurva pendinginan dapat dilihat pada Gambar 12.

56
PETUNJUK PRAKTIKUM
KURVA TITIK DIDIH

To
g

S g-l

U T1
l
H l-s

u T2
s

to t1 t2 t3 T4

Waktu (menit)
Gambar 12. Kurva pendinginan

Pada t1 partikel-partikel bersatu membentuk cairan. Dalam proses pencairan,


partikel-partikel meninggalkan fase gas dan masuk ke fasa cairan. Pada proses ini,
dimana partikel-partikel berasal dari gas ke keadaan cairan, tenaga akan dilepaskan
(kebalikan pada proses penguapan).
Dalam proses pendinginan, suhu tidak turun, dan partikel-partikel tidak
berkurang dalam gerak mereka. Sebagai hasil, gas dan cairan keduanya pada suhu yang
sama, dan tenaga kinetic rata-rata dari partikel-partikel dalam kedua fasa adalah sama.
Dari waktu t1 ke t2 sesuai garis g- l suhu tetap konstan dan T1 merupakan suhu
pencairan.
Pada waktu t2 semua partikel gas telah mengembun menjadi keadaan cairan.
Lebih lanjut pelepasan tenaga dari sistim menyebabkan partikel-partikel berkurang
geraknya. Penurunan tenaga kinetic rata-rata mengakibatkan suhu turun seperti
ditujukkan garis l. Penurunan ini terus berlangsung hingga t3.

57
PETUNJUK PRAKTIKUM
KURVA TITIK DIDIH

Titik didih merupakan fungsi dari tekanan (P)


Pada percobaan, maka kita memperoleh data berupa tekanan (P) dan temperature
(T). Biasanya titik didih yang terdapat pada literature merupakan fungsi dari tekanan
absolute. Selama percobaan, tekanan gas di dalam labu equivalen dengan tekanan uap
air pada temperatur yang diukur. Oleh karena itu tekanan absolute (Ps) bernilai :
Pabsolut = b - ∆P = Ps (mmHg) (…….4)
Di mana :
∆P
b : tekanan barometer (atm)
b
∆P : Perbedaan tekanan pada manometer U (mmHg)
Ps : Tekanan uap pada temperatur yang diukur Ps = Pabsolut

Volume air dingin yang turun harus diukur


Perubahan panas (dari air di dalam tabung menuju ke udara) adalah :
(……..5)

Di mana :
v : volume air di dalam labu (kg)
c : panas spesifik dari air = 4,1868 kj/kg
∆v : Perbedaan temperature antara air di dalam labu pada saat mulai dan akhir
percobaan dan temperature ambient.
t : lamanya waktu pendinginan
Dari luas permukaan yang diamati, koefisien transfer panas keseluruhan (U)
dapat dihitung :
Q = U . A. ∆vm, kj/h (……..6)

⁄ (……..7)

Di mana :
U : Koefisien transfer panas keseluruhan (perubahan udara secara berturut-turut)
A : Luas permukaan total dari labu (m2), pengukuran pada saat pengamatan

58
PETUNJUK PRAKTIKUM
KURVA TITIK DIDIH

∆vm : Perbedaan temperature medium antara vm dan vudara.

∆v1 = v1 – vudara
∆v2 = v2 – vudara
Perbedaan temperature medium (∆vm) dapat dihitung dengan perbedaan
temperature logaritma LMTD).

(……..8)

4. Peralatan yang digunakan


- Labu alas bulat dengan volume 1 liter
- Termometer
- manometer U (Pipa U) yang berisi air raksa (Hg)
- Waterbath dan Heater atau pembakar Bunsen
- Klem dan statif
- Gelas ukur 500 ml
- Selang
Adapun rangkaian alat dapat dilihat pada Gambar 12.

59
PETUNJUK PRAKTIKUM
KURVA TITIK DIDIH

5
3
6

4
2

Gambar 13. Rangkaian alat penentuan titik didih

Keterangan :
1. Labu leher tiga
2. Waterbath
3. Termometer
4. Heater
5. Statif dan klem
6. Manometer U
5. Bahan yang digunakan
Air demineral
6. Prosedur percobaan
1. Masukkan 1 liter air demineral ke dalam labu leher dua dengan volume 2 liter

60
PETUNJUK PRAKTIKUM
KURVA TITIK DIDIH

2. Letakkan labu diatas penyangga yang diberi kasa dan panaskan air dengan 2
buah pembakara Bunsen sampai mendidih, jaga baik-baik dalam keadaan
mendidih selama 2 – 3 menit.
3. Pasang thermometer pada penutup karet (sumbat labu) dan biarkan mendidih
perlahan-lahan
4. Biarkan uap lewat melalui pipa gelas yang terbuka selama kira-kira 1 menit,
catat temperature dan kemudian pindahkan pemanas Bunsen
5. Setelah proses pendidihan berhenti (uap tidak terlalu banyak keluar melalui pipa
gelas) tutup katup dari pipa gelas (tekanan di dalam labu tidak terlalu tinggi)
6. Bagian atas dari labu yang terdapat di dalam bak harus pada posisi tegak,
kemudian sambungkan dengan pipa karet yang terdapat pada manometer Hg
(penutup karet tertutup rapat)
7. Buka dengan hati-hati katup dari pipa gelas, kemudian bukalah manometer.
Amati dan catat perbedaan tekanan yang terdapat pada kolom Hg.
8. Segera tuangkan air dingin di atas labu yang tertutup, amati dan ceritakan apa
yang terjadi dibagian dalam labu, catat temperatur (T) dan perbedaan tekanan
(∆P) dari pipa U dengan serentak sesudah pipa tersebut dikocok dengan hati-
hati.
9. Setelah temperatur 91oC, segerah hentikan penuangan air ke atas labu, kocok air
yang ada di dalam labu dengan hati-hati.
10. Pada temperatur 90oC ukur ∆P dari manometer Hg, pengukuran dimulai dengan
pengambilan data sesuai dengan tabel data pengamatan :
11. Buat catatatan setiap 5 menit sekali, dimulai pada temperature 90oC dan
hentikan sesudah 1 jam (temperature akan turun sampai kira-kira 50oC)
Setelah dingin, temperatur dari isi labu akan turun sehingga mencapai ± 35oC dan
tekanan diukur pada setiap tahap 5oC (kocok labu tersebut sebelum dilakukan
setiap pengukuran untuk ½ menit).

7. Data Pengamatan

61
PETUNJUK PRAKTIKUM
KURVA TITIK DIDIH

Tekanan barometer = …………… mmHg


Temperatur ruangan = ……………oC
Waktu (menit) Temperatur (oC) Perbedaan tekanan (∆P),
mmHg
0 90
5
10
15
20
25
30
35
Dst.

8. Daftar Pustaka

- Atkins, P.W., 1996., ”Kimia Fisika” Jilid I Terjemahan, Erlangga, Jakarta


- Yazid, E, 2005., ”Kimia Fisika untuk Paramedis”., Penertbit Andi, Yogyakarta

62

Anda mungkin juga menyukai