Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM ENERGI


“HUBUNGAN TEKANAN DAN TEMPERATUR UAP”

Disusun oleh

Nommensen Pariama Sitorus


2205052048
EN – 4E

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Judul Percobaan : HUBUNGAN TEKANAN – TEMPERATUR UAP

1.2. Tujuan Percobaan


1. Mengamati gambar diagram (recorder indicator) hasil pengujian terhadap
tekanan dan temperatur uap dalam tabung percobaan melalui pengaturan
buka/tutup katup pada masuk/keluar tabung.
2. Membuktikan hubungan antara tekanan dan temperatur pada tabel – tabel
uap serta membandingkannya dengan hasil pengujian.
3. Membuat diagram grafik antara tekanan absolut (absis) dan temperatur
uap (ordinat).
4. Membuat laporan pengujian.
BAB II
DASAR TEORI

Unit peralatan terdiri dari suatu tabung “mild steel” yang dihubungkan
melalui katup isolasi terhadap “steam header” dan “blowdown”.
Pada bagian atas silinder dihubungkan terhadap tekanan gauge dan
termokopel sensor temperatur indikator. Dan juga tabung dihubungkan dengan
input tekanan dan temperatur terhadap “Chard Recorder”.

T0C

Gambar diagram
untuk air/uap pada
Ts =180 1Mpa

100

H(kJ/kg

763 2788
415 2676

Pada awalnya tidak ada tanda – tanda perubahan sebagaimana air


dipanaskan. Jumlah panas yang sama (dalam tekanan dapat terukur) diperlukan
untuk menaikkan temperatur air dengan kenaikan yang sama, dan menunjukkan
bahwa kapasitas panas spesifik cairan sedikit telah terpengaruh pada tekanan ini.
Tetapi, sebagaimana diharapkan, ternyata pada temperatur 100 OC bahwa air tidak
mendidih karena molekul – molekul memerlukan energi yang lebih besar
menaikkan tekanan yang lebih tinggi sebelum air dapat berubah menjadi bentuk
gas. Kenyataannya, air tidak akan mendidih hampir 180 OC, sehingga memerlukan
input panas sensibel secara proposional.
Panas laten turun sedikit sebelum uap saturasi dicapai, tetapi total
panasnya (laten – sensibel) berkurang/lebih rendah.
Pada uap superheat menunjukkan bahwa kenaikan temperatur sedikit
untuk panas input yang sama dan menunjukkan kenaikan kecil kapasitas panas
spesifik uapnya. Setiap efeknya dapat dilihat dari grafik dimana sama sekali tidak
mungkin garis 1 MPa sama dengan garis tekanan atmosfer pada diagram T – H.
Jika tekanan diturunkan dibawah atau temperatur saturasinya juga turun
dibawah 100 OC, dan kenyataannya air dapat dibuat mendidih pada hampir
temperatur bekunya jika vacum tinggi tercapai. Melalui pengulangan eksperimen
pada susunan urutan tekanan diatas dan dibawah atau suatu kelompok garis
tekanan konstan.
Unit ini digunakan untuk menunjukkan hubungan tekanan dan temperatur
uap yang diperoleh dari penunjukan gambar oleh suatu jarum pencatat dan
disusun dalam suatu tabel bersama – sama dengan harga – harga tabel uap dari
buku referensi.

2.1. TEKANAN
Tekanan berupa gaya dan satuan luas yang diterapkan oleh satuan fluida
pada permukaan torak, permukaan suatu kapal selam, atau dasar suatu kolam
barometer. Ini adalah konsep mekanika dari tekanan.
Walaupun mudah untuk mengukur tekanan pada suatu dinding yang selalu
dibicarakan adalah tekanan didalam fluida. Dengan cara ini dibayangkan
terjadinya pengecilan suatu kotak yang pejal dan ukur tegangan pada bagian
dindingnya. Dalam berbagai cairan dan gas, andaikan yang mengatakan gaya
persatuan luas adalah bebas dari orientasi kotak kecil tersebut adalah sahih
artinya, tegangan tidak bergantung kepada arah.
Tetapi, apabila fluida bergerak cepat sekali dengan cara yang tidak
seragam, berbagai gaya viskos juga menjadi penting peranannya, dan bagi kasus
sedemikian, suatu defenisi tekanan yang lebih sederhana tersebut.
Gagasan penting lainnya mengenai temperatur adalah bahwa sifat ini
merupakan “penunjuk” bagi arah perpindahan energi sebagai panas. Energi
cenderung untuk perpindahan sebagai panas dari berbagai daerah dari temperatur
tinggi ke berbagai daerah yang temperaturnya rendah. Berbagai gerakan molekul
cenderung untuk lebih gairah pada temperatur tinggi, dan energi cenderung
bergerak dari berbagai molekul yang lebih lamban yang membentuk suatu daerah
yang temperatur lebih rendah.
Jika dua buah sistem berada dalam keseimbangan termal, keduanya harus
mempunyai temperatur yang sama. Jika setiap sistem tersebut berada dalam
keseimbangan dengan sisem ketiga, maka keduanya mempunyai temperatur yang
sama, jadi sembaragan dua atau ketiga berada dalam keseimbangan termal,
gagasan ini kadang – kadang disebut hukum termodinamika kenol.
Dalam termodinamika penting untuk membedakan secara tajam dan antara
konsep panas, temperatur, dan energi dalam, karena itu akan dibahas disini.
Energi dalam adalah energi yang dimiliki oleh berbagai molekul yang
tersembunyi dari pandangan makroskopik langsung, disebabkan oleh watak
tingkat keadaan mikroskopik yang tidak terorganisasi itu. Energi sedemikian
dapat dimasuki zat melalui perpindahan energi sebagai panas atau bentuk lain.
Panas adalah perpindahan energi yang tidak dapat diperhitungkan sewaktu –
waktu, secara makroskopik menghitung perpindahan energi sebagai kerja. Panas
adalah kerja mikroskopik yang tersembunyi dari pandangan makroskopik
langsung, disebabkan oleh karena ketidakteraturan hakiki proses perpindahan
energi ini. Tempertur adalah sifat dari zat; apabila temperatur suatu benda lebih
tinggi dari benda yang kedua, perpindahan energi sebagai panas langsung dari
benda yang pertama ke yang kedua. Energi dalam suatu zat bergantung secara
parsial dari temperaturnya. Jadi secara umum,temperatur bukanlah takaran yang
tuntas bagi energi dalam. Seperti nanti akan terlihat, temperatur dapat
didefenisikan hanya untuk suatu benda dalam keseimbangan; suatu benda tetap
mempunyai energi tanpa perduli ada atau tidaknya keseimbangan. Suatu benda
tidak dapat “mempunyai” panas; benda dapat menerima energi sebagai panas, dan
sekali energi itu masuk ke benda tadi mempunyai energi dalam, dari tingkat
keadaan benda itu tidak dapat ditentukan apakah energi masuk sebagai kerja atau
sebagai panas. Energi dalam dan temperatur adalah sifat zat; pans bukan sifat.
Energi dalam dan temperatur adalah sifat, yang mempunyai perbedaan hakiki.
Temperatur sebagian kecil suatu benda sama dengan temperatur seluruh benda,
sedangkan energi dalam sebagian kecil suatu benda hanya merupakan sebagian
kecil dari energi suatu benda.

2.2. TEMPERATUR
Temperatur adalah sifat dari zat; apabila temperatur suatu benda lebih
tinggi dari benda lainnya, perpindahan energi berlangsung dari benda pertama ke
benda kedua. Energi dalam suatu zat selama parsial dari temperaturnya. Jadi,
secara umum temperatur bukanlah skala yang tuntas bagi energi dalam.
Temperatur dapat didefenisikan hanya untuk benda dalam keseimbangan, benda
tetap mempunyai energi tanpa perduli ada atau tida keseimbangan suatu benda
tidak dapat mempunyai panas, benda dapat mempunyai panas benda dan
menerima energi sebagai panas.

2.3. SKALA
Untuk membuat konsep temperatur itu dioperasionalkan, diperlukan suatu
skala. Garis – garis yang berjarak sama satu dengan yang lainnya pada termometer
tabung gelas yang berisi air raksa merupakan salah satu skala sedemikian,
meliputi kisaran yang terbatas. Apabila yang digunakan adalah termometer tabung
gelas berisi alkohol, kedua skala yang dihasilkan dapat dibuat korespondensi pada
dua titik tersebut. Apabila temperatur itu benar suatu konsep yang fundamental,
sangatlah aneh kalau skalanya sangat bergantung kepada jenis termometer.
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN

3.1. Peralatan Percobaan


- Cussons P7600 Oil Fired Boiler
- Cussons P7671 Chart Recorder Model

3.2. Prosedur Percobaan


- Buka katup pipa ‘blowdown’ hingga tidak ada uap maupun air tertinggal
di dalamnya.
- Dengan perlahan – lahan buka katup isolasi terhadap ‘header’ atau katup
supply uap (V1).
- Biarkan uap mengalir melalui silinder guna pemanasan sistem dan
membersihkan kondesat dari dalam tabung.
- Tutup katup isolasi blowdown (V1) dan biarkan tabung terisi dengan uap
hingga tekanan mencapai maximum. Biarkan beberapa saat sampai
kondisi stabil.
- Tutup katup isolasi supply uap (V3).
- Buka katup blowdown secara perlahan sehingga tekanan menurun dan
catat harga-harga tekanan dan temperatur setiap penurunan, dan
tabulasikan ke dalam suatu tabel.
- Apabila tekanan gauge mencapai nol, buka katup supply uap secara
perlahan – lahan hingga tekanan uap naik.
- Pada setiap kenaikan tekanan, catat harga – harga tekanan dan temperatur
ke dalam data diatas.
- Apabila pengambilan data telah selesai tutup katup isolasi dan buka penuh
katup blowdown untuk membuang kondensat.
3.3. Data hasil Percobaan

Hubungan Tekanan dan Temperatur Uap


Data – data hubungan tekanan dan temperature

Tekanan (bar) Temperatur (oC)


Turun Naik Tabel Uap
Absolut Turun Naik Tabel Uap
Gauge Absolute Gauge Absolute (kPa)
5,5 6,5 0,25 1,25 163,092 143 85 114
5 6 0,5 1,5 169,06 140 90 115
4,5 5,5 1 2 195,583 137 102 119,5
4 5 1,5 2,5 208,601 133 110 121,5
3,5 4,5 2 3 222,09 130 117 123,5
3 4 2,5 3,5 225,386 126 122 124
2,5 3,5 3 4 232,1 125 125 125
2 3 3,5 4,5 189,689 117 120 118,5
1,5 2,5 4 5 218,672 112 134 123
1 2 4,5 5,5 201,887 105 136 120,5
0,5 1,5 5 6 232,1 40 140 125
0,25 1,25 5,5 6,5 172,007 88 143 115,5
3.4. Gambar Rangkaian Percobaan

Keterangan :
1. Steam header
2. Katup masuk
3. Pengukur tekanan
4. Chart recorder
5. Pengukur temperatur
6. Katup blowdown
7. Blowdown line
8. Steam chamber (silinder)
BAB IV
ANALISA DATA

1. Rata-rata = 143  85 = 1140C


2

Dari tabel uap dengan T = 1140C diperoleh:

117  110
115  110  Px  143,27
169,06  143,27

= Px 143,27
25,73
5

Px = 163,092 kPa = 0,163092 MPa

2. Rata-rata = 140  90 = 1150C


2

P = 169,06 kPa = 0,016906 Mpa

3. Rata-rata = 137  102 = 119,50C


2

Dari tabel uap dengan T = 1200C diperoleh:

P = 195,583 kPa = 0, 195583 Mpa


4. Rata-rata = 133  110 = 121,50C
2

Dari tabel uap dengan T = 121,50C diperoleh:

P = 208,601 kPa = 0, 208601 Mpa

5. Rata-rata = 130  117 = 123,50C


2

Dari tabel uap dengan T = 123,50C diperoleh:

P = 222,09 kPa = 0,022209 MPa


6. Rata-rata = 126  122 = 1240C
2

Dari tabel uap dengan T = 1240C diperoleh:

P = 225,386 kPa = 0, 225386 MPa

7. Rata-rata = 125  125 = 1250C


2

Dari tabel uap dengan T = 1250C diperoleh:

P = 232,1 kPa = 0,002321 Mpa

8. Rata-rata = 117  120 = 118,50C


2

Dari tabel uap dengan T = 118,50C diperoleh:

P = 189,689 kPa = 0, 189689 Mpa


9. Rata-rata = 112  134 = 1230C
2

Dari tabel uap dengan T = 1230C diperoleh:

P = 218,672 Kpa = 0, 218672 MPa

10. Rata-rata = 105  136 = 120,50C


2

Dari tabel uap dengan T = 120,50C diperoleh:

P = 201,887 Kpa = 0, 201887 Mpa

11. Rata-rata = 110  140 = 1250C


2

Dari tabel uap dengan T = 1250C diperoleh:

P = 232,1 Kpa = 0,002321 Mpa


88  143
12. Rata-rata = = 115,50C
2

Dari tabel uap dengan T = 115,50C diperoleh:

P = 172,007 Kpa = 0,172007 Mpa

Hasil Analisis Data:


 Jika temperature NAIK, maka tekanan MENINGKAT
 Jika temperature TURUN, maka tekanan MENURUN
 Jika tekanan MENINGKAT, maka temperature NAIK
 Jika tekanan MENURUN, maka temperature TURUN
BAB V
PENJELASAN TAMBAHAN

5.1. Tekanan
Tekanan berupa gaya persatuan luas yang diterapkan suatu benda pada
permukaan suatu tarak, dll.
Tekanan dapat diukur dengan berbagai alat. Semua peralaten sedemikian
pada dasarnya mengukur perbedaan diantara dua tekanan hannya jika salah satu
dari tekanan itu vacum barulah alat itu mengukur tekanan yang sebenarnya.
Sebagai contoh dapat digunakan manometer.
Analisis tekanan disebut Hidrostatika yang digunakan untuk menentukan
berbagai hubungan diantara perbedaan tekanan dan ketinggian manometer.
Kebanyakan alat ukur tekanan yang diukur dengan atmosphere berbeda
tekanan ini disebut “tekanan gauge (pressure gauge)”yang dinotasikan dengan pag
(pascal gauge). Tekanan sebenarnya atau mutlak kadang-kadang dinyatakan oleh
Psi (lbf/in2 mutlak). Dalam literature Pa,N/m2,dan besarnya (tapi tidak selalu)
menyatakan tekanan mutlak.
Suatu tekanan lain yang sering digunakan adalah bar,didefenisikan sebagai
105 N/m2. ini kira – kira sama dengan tekanan atmosfer rata – rata.
1 atm = 1,01325 x 105 N/m3 = 14,696 lbf/in2

5.2. Temperatur
Apabila dua buah massa disentuhkan dan perpindahan energi panas
berlangsung diantara keduanya, dikatakan bahwa temperature keadaan massa
berbeda. Temperature merupakan “penunjuk” sebagai arah perpindahan energi
panas. Energi dalam hal ini dipandang mengalir dari massa yang lebih “panas” ke
yang lebih “dingin” atau energi cendrung untuk berpindah sebagai panas dari
berbagai daerah bertemperatur tinggi ke daerah bertemperatur rendah.
Jika dua buah system berada dalam keseimbangan termal keduanya
haruslah mempunyai temperature yang sama, dan tidak ada energi panas yang
berpindah ketika keduanya disentuhkan.
Gagasan ini menunjukkan bahwa temperature pada dasarnya dipandang
sebagai suatu penunjuk arah bagi perpindahan energi sebagai panas. Perbedaan
temperature mencerminkan ketidakseimbangan, dalam hal ini dinyatakan bahwa
temperature dapat dirumuskan melalui kesetimbangan termal.
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan

1. Dengan membuat grafik tabel uap sebagai acuan, grafik pada tekanan
naik cendrung berekspansi sejajar dengan grafik table uap. Akan tetapi
karena adanya temperature yang diserap oleh lingkungan maka
temperature pada tekanan naik lebih kecil dibandingkan temperature
pada table uap.
2. Grafik pada tekanan turun cendrung berekpansi terbalik dengan grafik
table uap dan grafik tekanan uap naik, akan tetapi karena temperature
yang diserap oleh lingkungan, disebabkan waktu yang dibutuhkan
silinder lebih banyak untuk adanya heat transfer dengan lingkungan
maka temperature lebih kecil dari pada temperature (ada tekanan naik
dan ada temperature pada tekanan pada table uap).

6.2. Saran

1. Sebaiknya pada alat praktikum dilakukan perawatan yang teratur


sehingga alat praktikum dapat digunakan secara maksimal.
2. Diharapkan kepada para praktikan agar lebih serius lagi dalam
melakukan percobaan, sehingga dapat diperoleh hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai