Anda di halaman 1dari 3

Evaluasi sifat

a. Penetapan Keadaan
Prinsip Keadaaan, menyatakan bahwa jumlah sifat bebas adalah satu ditambah dengan
jumlah interaksi yang relevan.
b. Sistem kompresibel sederhana, digunakan apabila hanya terdapat satu cara untuk
mengubah energi sistem melalui kerja saat sistem mengalami proses kesetimbangan
sesaat, dengan mempergunakan satu sifat bebas untuk perpindahan kalor dan satu
sifat bebas kerja, maka sistem kompresibel sederhana sangat di pengaruhi dengan
perubahan volume.
c. Hubungan P-v-t dan permukaan P-v-t

Biasanya persamaan keadaan dituliskan berdasarkan sifat-sifat


alam bukan berapa banyak material berada, sehingga besaran
ekstensif diganti dengan nilai spesifiknya.
Seperti V menjadi v =mV , sehingga persamaan keadaan menjadi:
f(P, v, T) = 0

Persamaan ini bervariasi dari satu zat ke zat yang lain. Hubungan
antar satu sama lain biasanya tidak sederhana.
Untuk mempermudah, sering dipakai ilustrasi grafik.
Contoh eksperimen untuk 1 mole gas karbon dioksida:
Plot antara Pv/T vs. P untuk tiga temperatur yang berbeda.

Ilustrasi grafik tersebut menunjukkan:


• Tampak bahwa nilai Pv/T tidak konstan
• Pada tekanan rendah ketiga kurva menyatu pada nilai Pv/T =
R dengan R merupakan konstanta gas universal.
• Pada suhu tinggi, kurva mendekati garis lurus
Pada tekanan yang cukup rendah, untuk semua gas:
Pv/T = R atau Pv = RT
Oleh karena itu seringkali digunakan pendekatan “gas ideal” yang
mengasumsikan bahwa rasio Pv/T selalu sama dengan R untuk
semua tekanan dan temperatur.
Kita tahu bahwa di alam tidak ada “gas ideal” semacam itu, gas
yang mendekati gas ideal terjadi pada tekanan rendah dan suhu
tinggi, namun studi tentang gas ideal sangat bermanfaat sebagai
salah satu pendekatan untuk mengetahui sifat-sifat gas
sesungguhnya.

Persamaan gas ideal:


disini Pv = RT = konstan, sering disebut sebagai “Hukum Boyle”.

Pendekatan Persamaan Keadaan Gas Real


Cukup banyak usulan tentang hubungan P-v-T pada gas real yang
lebih akurat daripada gas ideal. Beberapa didapatkan dari fakta
empiris murni, lainnya berasal dari asumsi-asumsi mengenai sifatsifat.

d. Perubahan fase
● Keadaan cair
Ketika sistem di panaskan pada tekanan tetap, temperatur cepat, sedangkan volume
spesifik hanya sedikit meningkat
● Campuran dua fase cair-uap
Campuran dua fase dapat d bedakan satu dengan lainnya menggunakan suatu sifat
intensif yang di kenal sebagai kualitas
● Keadaan uap
sistem akan berada pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur jenuh pada
tekanan yang di berikan.
● Pencairan dan sublimasi
Pada keadaan ini es berupa padatan jenuh, penambahan kalor pada tekanan tetap
mengakibatkan terbentuknya cairan tanpa perubahan temperatur.

E. Evaluasi engergi dan entalpi spesifik


Data energi dalam spesifik u dan entalpi h di peroleh dari tabel sifat dengan cara yang sama
seperti pada volume spesifik, untuk keadaan jenuh nilai Ut dan Ug, serta HT dan hg di
tabulasi terhadap tekanan dan temperatur jenuh.

F. Keadaan referensi dan nilai referensi.


Nilai u,h dan g yang di berikan pada tabel sifat tidak di peroleh dari pengukuran langsung,
tetapi di hitung dari data eksperimental lain yang lebih mudah di lakukan.
G. Evaluasi sifat menggunakan program komputer.
Program komputer dapat di bagi menjadi 2 golongan, yaitu program yang memberikan data
pada keadaan tertentu, dan program yang memberikan data sebagai bagian dari paket
simulasi yang lebih umum.
H. Model gas ideal
Untuk memvalidasikan apakah gas dapat di modelkan seperti gas ideal, keadaan yang
menjadi kajian, dapat di letakan pada grafik kompestibilitas untuk menentukan sejauh mana
Z=1 dapat dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai