Anda di halaman 1dari 22

1

Sistem Fasa Tunggal


AZAS TEKNIK KIMIA II
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA USU
2
Pendahuluan

 Untuk menyelesaikan masalah-masalah proses diperlukan data berbagai sifat fisik bahan.
 Sifat-sifat fisik ini memberikan hubungan antara variabel-variabel sistem.
 Metode berikut dapat digunakan untuk menentukan sifat fisik bahan proses:
 Mencarinya dalam literatur,

 Mengestimasinya
 Mengukurnya
3
Pendahuluan

 Dalam perhitungan peneracaan  laju alir molar


atau massa (N atau F).
 Pada industri laju alir jarang menggunakan satuan
massa atau mol  alat ukur mahal  laju alir
volume
 Pengukuran laju volumetrik  lebih sederhana dan
murah
 Perlu tahu konversi massa/mol  volume
4
Gas Ideal

 Densitas cairan dan padatan pada T, P tertentu dapat juga digunakan untuk T, P
yang lain, tetapi untuk gas, hal ini tidak berlaku.
 Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut gas diperlukan suatu
persamaan yang menghubungkan V dengan P dan T.
 Persamaan yang demikian disebut persamaan keadaan (equation of state).
 Persamaan keadaan yang paling sederhana adalah hukum gas ideal.
5
Gas Ideal

 Sistem Nyata dan Ideal


 Sifat-sifat fluida nyata (gas dan cairan) dan padatan sulit
digambarkan secara akurat oleh model matematik 
model matematik sistem ideal  menggambarkan sifat-
sifatnya
 Perumusan (pemodelan) biasanya hanya
mempertimbangkan batasan atau anggapan tertentu.
 Pemodelan sistem ideal  Pers. matematik sederhana.
6
Gas Ideal

 Sistem ideal  tidak selalu akurat untuk kondisi tertentu atau


senyawa kimia tertentu  dapat dihitung penyimpangan
antara sistem ideal dengan sistem nyata.
 Sistem nyata  interaksi antar molekul yang melalui gaya
intramolekul. Gaya tolak-menolak atau tarik menarik sangat
sukar dalam pemodelan  diambil sistem ideal sebagai
rujukan.
 Contoh: Gas dianggap ideal bila tidak ada gaya antara
molekul.
7
Hukum Gas Ideal

P = tekanan absolut gas


V = volum atau laju alir volumetrik gas
n = jumlah mol atau laju alir molar gas
R = konstanta gas
T = suhu absolut gas
Gas ideal:
Gas dalam keadaan superheat  teori kinetik yang didasarkan pada asumsi-asumsi:
- molekul-molekul  padatan bulat
- molekul menempati ruang yang dapat diabaikan dari volum total gas
- tidak ada gaya tarik-menarik, tetapi terdapat gaya tolak-menolak yang tak terbatas ketika mengalami
kontak.
 Persamaan gas ideal sesuai untuk suhu kamar dan tekanan di bawah atmosferik  tidak sesuai bila
mendekati titik kondensasi atau mendekati titik kritis.
8
Kondisi Standar

 Untuk melakukan perhitungan PVT, diperlukan harga R yang nilainya


tergantung pada satuan P, V, T, dan n:
R 8, 314 m3.Pa/mol.K
0,08314 liter.bar/mol.K
0,08206 liter. atm/mol.K
8,314 J/mol.K
1,987 kal/mol.K = 1,987 Btu/lb-mol.oR
0,7302 ft3.atm/lb-mol.oR

 Kondisi standar gas (STP): 0 C (273 K) dan 1 atm


 Pada kondisi STP 1 mol gas = 22,415 liter
1 lb mol gas = 359 ft3
9
Kondisi Standar (STP*) untuk Gas Ideal
No Sistem T P V
1 SI 273,15 K 101,325 kPa 22,415 m3/kg-mol
2 Universal scientific 0,0 oC 760 mm Hg 22,415 l/g-mol
3 Natural Gas Industry 60.0 oF 14,696 psia 379,4 ft3/lb-mol
(15,0 oF) (101,325 kPa)
4 American 32 oF 1 atm 359,05 ft3/lb-mol
Engineering

STP ≈ standard temperature and pressure

Contoh:
Hitung volume, dalam meter kubik, 40 kg CO2 pada STP
(MW CO2 = 44)
Penyelesaian:
10
Aplikasi Persamaan Gas Ideal

 (PV=nRT)
 Hubungan massa, tekanan, suhu, dan volume
 Menentukan (n, P, T, atau V)2 kondisi kedua dari kondisi
pertama (n, P, T, atau V)1 yang diketahui besarannya
dengan persamaan:
11
Gas Ideal

 Tekanan gauge
 Nilai tekanan yang diperoleh dari alat ukur
P = Pgauge + 1 atm (P  tekanan absolut)

 Contoh: tentukan tekanan absolut bila diketahui


tekanan gauge adalah 10 psig.
Penyelesaian:
P = 10 + 14,7 = 24,7 psia (1 atm = 14,7 psia)
12
Gas Ideal

 Densitas dan specific gravity gas


 Densitas (kerapatan) gas adalah massa gas per satuan volume.
 Specificgravity  sebagai rasio densitas gas dengan udara pada
suhu dan tekanan yang sama
 Contoh 1. Berapa volume molar gas ideal pada STP?  (T = 273,15 K dan P =
1,0 atm).
Penyelesaian:
v = RT/P = (0,08206 L atm/(mol K))(273,15 K)/(1 atm) = 22,4 L/mol
13
Gas Ideal

 Contoh2. Berapa densitas suatu gas ideal pada 300 K dan


1 atm bila densitas gas tersebut pada STP adalah 1,0
kg/m3?
Penyelesaian:
PV = nRT = mRT/M          PM = mRT/V = ρRT


14
Gas Ideal

 Contoh 3. Hitung volume (liter) 100 g gas nitrogen pada 23


o
C dan 3 psig dengan asumsi gas ideal.
Penyelesaian:
Mol gas N2  n = 100/28 = 3,57 mol
P = 3 + 14,7 = 17,7 psia = {17,7 psia/[14,7
(psia/atm)]}= 1,2 atm
T =23 + 273,15 = 296,15 K
 V = nRT/P = (3,57 mol)[0,08206 (l atm)/(mol K)]
(296,15 K)/(1,2 atm)
= 72,3 liter
15
Densitas Cairan dan Padatan

 Specific gravity cairan dan padatan dapat dilihat di buku, Perry’s Chem.
Eng.‘s Handbook,
Contoh:
SG AlCl3 = yang artinya, SG AlCl3 = 2,44 pada 25oC merujuk
pada air bersuhu 4oC.
 Jika padatan atau cairan dipanaskan, biasanya padatan/cairan akan memuai
(densitasnya menurun).
 Pada kebanyakan aplikasi proses, diasumsikan densitasnya adalah tetap
tidak dipengaruhi oleh T (suhu) maupun P (tekanan). Untuk zat seperti ini,
disebut zat tak termampatkan (incompressible).
16
Densitas Cairan dan Padatan (2)

 Densitas campuran cairan dapat diestimasi dengan cara:


1. Metode Volume Additivity

dimana n = jumlah komponen, i = densitas komponen i,


xi = fraksi massa komponen i.
adalah specific volume campuran

2.
17
Densitas Cairan dan Padatan (3)

 Densitas campuran diperoleh dengan 3


cara
 Pers. 1 lebih sesuai untuk campuran
metanol-air
 Pers. 2 lebih sesuai untuk campuran asam
sulfat-air
18
Campuran Gas Ideal

 Campuran gas ideal  interaksi antar molekul juga diabaikan


 Jika campuran terdiri dari gas A dan B, maka tekanan parsial gas adalah:
 PA  tekanan parsial nA mol gas A pada volume total V dan suhu T.
 PB  tekanan parsial nB mol gas B pada volume total V dan suhu T.
 Menurut hukum Dalton:
PA + PB = nART/V + nBRT/V = (nA + nB)RT/V
= nRT/V = P
19
Campuran Gas ….

Sehingga:
P = ΣPi
PA/P = (nART/V)/(nRT/V) = nA/n = yA
 yA adalah fraksi mol komponen A di dalam campuran gas ideal.

 Menurut Hukum Amagat


 volume total campuran gas  penjumlahan volume gas-gas murni
 V = VA + VB + VC + …
 Volume gas murni  VA = (nA/n) V  VA = yA V
20
Campuran Gas ….

 Berat Molekul Rata-rata


 Dalam peneracaan yang melibatkan campuran gas sering dijumpai istilah berat
molekul rata-rata
 Contoh: Hitung berat molekul rata-rata dari campuran gas yang mengandung
13,1% CO2, 7,7% O2, dan 79,2% N2.
Penyelesaian:
CO2 = 0,131 mol x (44) = 5,76 g
O2 = 0,077 mol x (32) = 2,46 g
N2 = 0,792 mol x (28) = 22,18 g

Total = 1,000 mol gas = 30,40 g


21
Campuran Gas ….

 Perubahan volume akibat perubahan komposisi


• Kasus ini terjadi  satuan operasi  penyerapan gas, pengeringan, penguapan dan lain-
lain.
• Peneracaan suatu proses yang melibatkan fase gas tidak ada perbedaan dengan
perhitungan peneracaan pada bab terdahulu  laju alir dapat ditentukan dari P, V & T.
• Penting dilakukan perhitungan campuran gas karena ada penambahan atau pengurangan
komposisi gas akibat proses pencampuran.
• Perhitungan biasanya diawali dengan membasiskan komposisi ke satuan mol, kemudian
dikonversikan menjadi volume pada suhu dan tekanan yang telah ditentukan.
22
Campuran Gas ….

 Contoh: Cairan aseton (C3H6O) diumpankan dengan laju 400 L/menit


pada kotak pemanas, kemudian cairan tersebut diuapkan dengan
menggunakan aliran gas N2. Gas yang meninggalkan pemanas
diencerkan lagi dengan aliran gas nitrogen lain dengan laju 419
m3(STP)/mnt. Campuran gas tersebut ditekan sehingga tekanan total Pg
= 6,3 atm pada suhu 325 oC. Pada kondisi tersebut tekanan parsial
aseton dalam aliran pa = 501 mmHg. Tekanan atmosfer 763 mmHg.
 Hitung komposisi aliran meninggalkan kompresor
 Berapa laju alir mole nitrogen yang masuk ke evaporator bila suhu
dan tekanan aliran 27 oC dan Pg = 475 mmHg
 Penyelesian:

Anda mungkin juga menyukai