Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Kajian Isu-isu
Global Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kajian Isu-isu
Global Bahasa Indonesia dengan judul “Higher Order Thinking Skill (HOTS) & 4C”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui), C-2 (memahami), C3 (mengaplikasikan)
dan HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-4 (mengalisis), C-5
(mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud HOTS ?
2. Bagaimana proses HOTS dalam pembelajaran ?
3. Bagaimana contoh soal HOTS ?
4. Apa yang dimaksud dengan 4C?
C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dari HOTS
2. Mengetahui proses HOTS dalam pembelajaran
3. Mengetahui contoh-contoh soal HOTS
4. Memahami apa itu 4C
D. Metode Penulisan
Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah :
1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data
dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun
informasi di internet.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai
metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi,
mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis
yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari
sebuah konteks tertentu, evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil
keputusan berdasarkan fakta/informasi, dan mengkreasi merupakan kemampuan
berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide. Kemampuan-kemampuan ini merupakan
kemampuan berpikir level atas pada taksonomi Bloom yang terbaru hasil revisi oleh
Anderson dan Krathwohl seperti pada gambar di bawah ini.
5
HOTS sendiri merupakan bagian dari ranah kognitif yang ada dalam Taksonomi
Bloom dan bertujuan untuk mengasah keterampilan mental seputar pengetahuan.
Ranah kognitif versi Bloom ini kemudian direvisi oleh Lorin Anderson, David
Karthwohl, dkk. pada 2001. Urutannya diubah menjadi enam, yaitu:
1. Mengingat (remembering)
2. Memahami (understanding)
3. Mengaplikasikan (applying)
4. Menganalisis (analyzing)
5. Mengevaluasi (evaluating)
6. Mencipta (creating)
Pada pembelajaran HOTS, siswa didorong untuk untuk berpikir kritis dan dan
menyelesaikan masalah melalui pengerjaan tugas atau projek. Guru memberikan
rangsangan atau stimulant yang agar siswa terangsang untuk berpikir, menyampaikan
tanggapan, ide, atau bahkan solusi yang dari rangsangan yang diberikan. Rangsangan
bisa dalam bentuk sebuah kasus yang diambil dari berita, kisah yang dibuat oleh guru,
atau fenomena yang sedang terjadi di masyarakat.
Pembelajaran pun perlu dilakukan secara kontekstual agar berjalan lebih menarik.
Agar suasana pembelajaran lebih hidup dan menarik, guru membuka perlu membuka
ruang kepada siswa untuk berekspresi dan berpendapat agar siswa memiliki
kepercayaan diri untuk menyampaikan pendapat. Kemampuan berpikir kritis siswa
juga dapat dilatih melalui kegiatan eksperimen di laboratorium.
6
hingga C3, yaitu mengingat, memahami, dan menerapkan. Sementara itu, HOTS
merujuk pada level kognitif C4 hingga C6, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan
menciptakan. Kemampuan berpikir yang menjadi acuan dalam pembelajaran
Kurikulum 2013 adalah HOTS.
Indikator: Peserta didik dapat menyimpulkan perbedaan atau persamaan isi teks.
Teks Berita 1
Tiga pekerja PLN resah. Sistem pendinginnya tercemar radiasi dosis tinggi. Mereka
menjadi korban saat memulihkan daya listrik reaktor nomor tiga. Dua dari mereka
harus dirawat di dua rumah sakit. Demikian informasi dari Badan Keselamatan, Jumat
(23/4).
Teks Berita 2
Air keran di ibu kota terdeteksi mengandung radioaktif. Bahan kadarnya melebihi
batas aman bagi bayi. Pemerintah Jakarta menegaskan bayi tidak diperkenankan
minum dari keran. Sebagaimana warta AFP pada Kamis (22/4). Pemerintah
menyarankan untuk menghindari penggunaan air kran dalam membuat minuman bagi
bayi.
7
Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah diawali dengan unsur berita ....
Jawaban :C
Pembahasan :
Penyajian teks 1 diawali dengan unsur berita siapa. Hal tersebut dapat dilihat pada
kalimat pertama yang menyebutkan orang, yaitu “tiga pekerja PLN”. Sedangkan,
penyajian teks 2 diawali dengan unsur berita apa. Hal tersebut terlihat pada kalimat
pertama menjelaskan permasalahan yang terjadi. Jadi, perbedaan penyajian kedua teks
berita tersebut adalah teks 1 diawali dengan unsur berita siapa, sedangkan teks 2
diawali dengan unsur berita apa.
1. Communication
8
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan,
tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan
kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan
teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari pendidiknya.
2. Collaboration
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk
akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi
antara sistem. Peserta didik juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta
didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa,
dan menyelesaikan masalah.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebaiknya dilakukan pelatihan secara berkala pada setiap daerah kepada para
pendidik dalam penyusunan soal HOTS dalam pembelajaran supaya peserta didik terlatih
mengerjakan soal HOTS baik Ujian Sekolah maupun Ujian Nasional dan mampu bersaing
dalam studi Internasional.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives, Complete
Edition. New York : Addison Wesley Longman
Dini, H.N.(2018). Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika pp.
170-176, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Heong, Y.M., Othman, W.B., Yunos, J.BM., Kiong, T.T.,Razali, B.H and Mohamad,
M.M.B. (2011). The Level of Marzano Higher Order Thinking Skills among
Technical Education Students. International Journal of Social Science and
Humanity, Vol. 1(2) pp. 121-125.
11