Dosen Pengampu:
Drs. M Lutfi, M.Ag.
Disusun Oleh:
Kelompok 13-B
Najwa Khairaini 11220520000036
Kholifah 11220520000065
Ghina Ashilah 11220520000069
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan semesta alam atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Retorika
Dakwah/Khitobah. Tak lupa kami haturkan shalawat serta salam kepada tauladan kita
Rasulullah Muhammad SAW. semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Retorika
Dakwah/Khitobah, Bapak Lutfi, M.A.g. yang telah memberikan arahan juga bimbingannya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam kesempatan kali ini, izinkan kami untuk mempersentasikan makalah yang
berjudul “Menganalisa Kesalahan Dalam Berpidato/Khutbah”. Kami menyadari
bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, harapan kami bagi para pembaca
dapat mengambil sesuatu yang bermanfaat serta mengevaluasi dan memberikan kritik yang
membangun, solusi serta saran untuk kami sehingga kami dapat dapat membuat makalah
lebih baik di kemudian hari.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan........................................................................................................................11
B. Saran ................................................................................................................................. 11
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja kesalahan dalam mengolah pidato/khutbah?
b. Apa saja kesalahan yang sering dilakukan oleh organisatoris?
c. Apa saja kesalahan dalam penampilan dan kekuranagan pribadi?
4
BAB II PEMBAHASAN
Dari beberapa kesalahan yang terjadi saat mengelola pidato. Ada beberapa hal
yang dapat direncanakan sebelum menangani pidato adalah mempersiapkan
presentasi. Untuk mempersiapkan presentasi yang efektif, pembicara pemula harus
meluangkan waktu dua jam untuk mempersiapkan pembicaraan satu menit. Menurut
Walfred Andre waktu untuk mempersiapkan diri akan terus berkurang bersamaan
dengan pengalaman pembicara di depan banyak orang. Rahasia bagi keberhasilan
seorang pembicara adalah bahwa dia harus sudah mempersiapkan penyajian yang
tepat untuk pendengar yang tepat pada waktu yang tepat,dan dia harus sudah
merencanakan pendukung apabila terjadi suatu kesalahan.
1
Dori Wuwur Hendrikus, 1991dalam artikel milik Abdullah,”Pokok-Pokok Pikiran Dalam Retorika Dakwah”,
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019) hlm.68
5
Ada beberapa langkah untuk mempersiapkan penyajian yang efektif agar tidak
terjadi kesalahan dalam mengolah pidato, yaitu:2
5. Susunlah materi anda, ada tiga bagian dalam penyusunan materi yaitu
pendahuluan atau pembukaan, isi dan penutup.
Dari hal tersebut maka akan muncul tiga metode utama untuk mempraktekkan
penyajian sebelum acara yang sebenarnya: bacalah bahan penyajian itu dengan suara
keras, gunakanlah sebuah rekaman atau audio atau video, lakukan latihan dihadapan
2
Walfred Andre, 1994 dalam artikel milik Abdullah,”Pokok-Pokok Pikiran Dalam Retorika Dakwah”,
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019) hlm.70-72
6
rekan sekerja yang berpengetahuan atau sahabat atau bahkan dihadapan anggota
pendengar yang akan mendengarkan penyajian itu nantinya.
B. Kesalahan Organisatoris
Berbicara didepan umum bukanlah hal yang mudah, terlebih untuk mereka
yang tidak pernah sekalipun tampil didepan umum. Akan banyak kesalahan yang
dilakukan pembicara. Dalam menyampaikan pidato atau khotbah, keberhasilan tidak
hanya terletak pada isi pesan, tetapi juga pada organisasi dan struktur presentasi.
Kesalahan organisatoris dapat memengaruhi pemahaman, daya tarik, dan retensi
pesan yang ingin disampaikan kepada audiens. Bukan hanya pemula, terkadang
seorang professional pun juga mengalami kesalahan dalam berbicara. Kesalahan
organisatoris dalam berpidato diantaranya:
1. Media- media pembantu tidak direncanakan secara optimal.
Media-media yang akan digunakan dalam berpidato harus dipersiapkan
sebelum pembicara berbicara didepan umum. Agar pembicara itu lebih
maksimal dan berbicara lebih terarah. Pembicara diharapkan untuk
membawa alat tulis guna membuat catatan,dan menyiapkan alat peraga
yang dibutuhkan.
2. Tidak mengambil kesempatan sebelum ceramah untuk berkontak mata
dengan pendengar.
Salah satu yang menjadi kesalahan seorang pembicara yaitu tidak
mengambil kesempatan untuk berkontak mata dengan pendengar sebelum
memulai ceramahnya. Terkadang pembicara langsung memberikan salam
tanpa melihat apakah para audiens sudah siap atau belum. Selama pidato
pembicara harus tetap membina kontak dengan pendengar, karena pidato
7
atau ceramah adalah satu proses komunikasi antara pembicara yang
memberi dan pendengar yang menerima.3
3. Kurangnya Komunikasi
Ketidakmampuan untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif
kepada anggota tim atau departemen lain bisa menyebabkan
kesalahpahaman dan kebingungan.
4. Kurangnya Koordinasi
Ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan tindakan dan keputusan
antarbagian organisasi dapat menyebabkan tumpang tindih, pemborosan
sumber daya, dan konflik.
5. Tidak Memiliki Budaya Organisasi yang Sehat
Budaya organisasi yang tidak mendukung kerja sama, inovasi, atau
pengembangan staf dapat merusak produktivitas dan moral.
6. Tidak Memahami Audiens.
Salah satu kesalahan umum adalah tidak memahami siapa audiens Anda.
Penting untuk berbicara sesuai dengan latar belakang, pengetahuan, dan
kepentingan audiens agar pesan Anda efektif.
7. Terlalu Panjang dan Tidak Terfokus
Berpidato yang terlalu panjang dan tidak terfokus bisa membuat audiens
kehilangan minat. Pastikan pesan yang akan disampaikan singkat, jelas,
dan relevan.
8. Tidak Mendengarkan Tanggapan
Setelah berpidato, penting untuk mendengarkan tanggapan dan pertanyaan
dari audiens. Tidak merespons pertanyaan atau masukan dapat menjadi
kesalahan.
Sebagai seorang komunikator, retorika itu seperti mengemudi mobil, mudah untuk
diketahui dan sukar untuk dilakukan. Artinya komunikator harus melatih dirinya
sebelum berlatih menyampaikan pidato, berlatih menulis naskah pidato, berbicara
didepan kaca supaya ketika sedang berpidato/khotbah orang lain akan mengetahui
pesan apa yang ingin disampaikan, melaksanakan apa yang dimau, mengikuti apa yang
3
Abdullah,”Pokok-Pokok Pikiran Dalam Retorika Dakwah”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019) hlm. 76.
8
dikatakan. 4 Perhatian pendengar terhadap pembicara tergantung pada keterampilan
berbicara, ketepatan berargumentasi dan daya meyakinkan yang dipancarkannya.
Namun sering kali seorang pembicara melakukan kesalahan-kesalahan ketika berbicara
didepan umum. Kesalahan itu terjadi disadari maupun tidak disadari, dalam hal ini
akan membahas tentang kesalahan –kesalahan dalam penampilan dan kekurangan
pribadi yang sering terjadi dikalanagan manusia pada umum nya.
Penampilan atau gaya merupakan ciri khas seseorang untuk mengungkapkan diri
sendiri. Baik melalui kontak mata, bahasa, tingkah laku, cara berpakaian, gerak fisik dan
lain sebagainya. Dari beberapa gaya yang ada, salah satu yang menjadi daya tarik adalah
gaya fisik. Tidak hanya berguna untuk menyampaikan makna. Gaya fisik ini juga dapat
menimbulkan respons pada audien, karena pada dasarnya pendengar lebih tertarik pada
hal-hal yang sifatnya bergerak.5 Penampilan berasal dari kata dasar tampil. Penampilan
memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga penampilan dapat
menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Pakaian merupakan bagian dari berpenampilan. Sebagian dari kita ada yang
berpendapat bahwa pakaian akan menambah kewibawaan, namun sangat disayangkan
banyak sekali para penda’i di Indonesia ini yang kurang memperhatikan pentingnya gaya
berpakaian. Berikut beberapa kesalahan yang berhubungan dengan penampilan sikap
sebagai berikut :
9
Pembicaraan melebar atau "ngelantur" kemana-mana. Selain pidato jadi bisa
panjang atau lama, bikin kesel hadirin, pesan utama jadi terlupakan. Solusi: siapkan
catatan ponters sebagai panduan. Ketahui juga yang ingin didengarkan audiens.
4. Melihat ke atas mata ke mana-mana
Poor use of eye contact. Jangan lihat ke atas, ke samping, ke dinding, atau ke arah
lain selain hadirin. Hadapkan wajah kepada hadirin. Tatap mata mereka secara
bergantian, putar kepala Anda secara perlahan.
5. Monoton
Suara datar. Vokal tidak variatif. Monoton: mono = satu, tone = nada. Satu nada.
Variasikan nada bicara tinggi, rendah, pelan, keras, mungkin sesekali perlu
"berteriak" sampil mengepalkan tangan.
6. Penampilan yang tidak bersemangat
7. Kekurangan teknik untuk menurunkan rasa tegang pada pendengar
8. Berdiri terlalu sempurna sehingga menjadi steril
9. Kurang ada kontak mata dengan para pendengar
10. Dalam pembeberan kurang ada selingan seperti anekdot, lelucon atau visualisasi
Kecemasan merupakan salah satu penyebab kesulitan berbicara di depan banyak orang.
Menurut Hawari, seseorang akan panik ketika mengalami kecemasan berbicara. Serangan
panik (panic attack) ini adalah keadaan yang menjadikan seseorang cemas dan takut luar
biasa. Menurutnya, ketidaktenangan ini bisa kerap muncul dan pada puncaknya muncul
sebagai acute anxiety atau serangan kecemasan yang tiba-tiba. 6 Berikut ini Kekurangan -
kekurangan pribadi yang sering terjadi diantaranya :
1. Pandangan mata yang tidak terkontrol, selalu tertawa dan dahi selalu berkerut
2. Memukul podium terlalu kuat
3. Kelihatan mengantuk, grogi dan tegang
4. Cepat gugup dan cemas kalau ada seruan ditengah pidato
5. Tidak ada dinamika
6. Menunjukkan kelainan pada diri sendiri seperti menggaruk-garuk telinga,
menggaruk-garuk kumis, memainkan kancing baju dan menggigit bibir
6
Kholisin, “Kecemasan Berbicara Ditinjau Dari Konsep Diri Dan Kecerdasan Emosional.”, Jurnal Ilmu
Dakwah, Vol. 34, no. 1 2014, hal.l 81
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12