Anda di halaman 1dari 12

MENGANALISA KESALAHAN DALAM BERPIDATO/KHUTBAH; KESALAHAN

MENGOLAH PIDATO/KHUTBAH, KESALAHAN ORGANISATORIS,


KESALAHAN DALAM PENAMPILAN DAN KEKURANGAN PRIBADI
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Retorika Dakwah/Khitobah

Dosen Pengampu:
Drs. M Lutfi, M.Ag.

Disusun Oleh:
Kelompok 13-B
Najwa Khairaini 11220520000036
Kholifah 11220520000065
Ghina Ashilah 11220520000069

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2023/1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan semesta alam atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Retorika
Dakwah/Khitobah. Tak lupa kami haturkan shalawat serta salam kepada tauladan kita
Rasulullah Muhammad SAW. semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Retorika
Dakwah/Khitobah, Bapak Lutfi, M.A.g. yang telah memberikan arahan juga bimbingannya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam kesempatan kali ini, izinkan kami untuk mempersentasikan makalah yang
berjudul “Menganalisa Kesalahan Dalam Berpidato/Khutbah”. Kami menyadari
bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, harapan kami bagi para pembaca
dapat mengambil sesuatu yang bermanfaat serta mengevaluasi dan memberikan kritik yang
membangun, solusi serta saran untuk kami sehingga kami dapat dapat membuat makalah
lebih baik di kemudian hari.

Ciputat, 14 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesalahan Mengolah Pidato ................................................................................................ 5
B. Kesalahan Organisatoris ...................................................................................................... 7
C. Kesalahan dalam penampilan dan Kekurangan Pribadi ...................................................... 8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................11
B. Saran ................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12

3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menganalisis kesalahan dalam berpidato merupakan langkah penting


untuk meningkatkan keterampilan berbicara seseorang. Berpidato yang efektif
tidak hanya memerlukan kejelasan isi, tetapi juga penggunaan bahasa yang tepat,
penekanan yang benar, dan keterlibatan audiens. Menganalisis kesalahan dalam
berpidato merupakan langkah kunci dalam pengembangan diri dan peningkatan
keterampilan komunikasi. Dengan menyadari dan memperbaiki kesalahan,
seseorang dapat menjadi pembicara yang lebih efektif dan membangun hubungan
yang lebih baik dengan audiensnya. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
a. Apa saja kesalahan dalam mengolah pidato/khutbah?
b. Apa saja kesalahan yang sering dilakukan oleh organisatoris?
c. Apa saja kesalahan dalam penampilan dan kekuranagan pribadi?

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Kesalahan Mengolah Pidato/Khutbah

Dalam pengolahan ucapan pasti terdapat banyak hal yang berbeda-beda


kesalahan yang sering dilakukan orang ketika mereka melakukannya pidato publik.
Faktanya, ada banyak jenis kesalahan yang dapat dilakukan oleh seorang pembicara
atau pembicara. Salah satu hal yang akan dibahas adalah kesalahan dalam pengolahan
ucapan.

Menurut Dodi Wuwur Hendrikus kesalahan dalam mengolah pidato memiliki


beberapa penyebab yaitu pidato tidak cukup menjelaskan pokok-pokok penting,
kekurangan informasi sebelumnya mengenai situasi pendengar, dan faktor-faktor yang
menimbulkan keributan tidak di perhitungkan sebelumnya.1

Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan masing-masing metode pengolahan


dalam sebuah pidato tentu akan terdapat kekeliruan akibat penjelasan yang hanya
menyebutkan hal-hal yang esensial saja. Penjelasan hanya dengan pokok-pokoknya
saja dapat mempengaruhi isi yang akan disampaikan oleh pembicara atau pembicara.
Hal ini akan menimbulkan masalah lain seperti kurangnya informasi tentang situasi
pendengar, sehingga menyebabkan kurangnya materi untuk disajikan dan tidak ada
materi untuk disajikan. Hal ini juga akan menimbulkan beberapa guncangan yang
tidak terduga. Dengan demikian, dari kesalahan-kesalahan yang disebutkan dalam
buku Dori Wuwur, dapat dikatakan kesalahan dalam menangani pernyataan-
pernyataan terkait.

Dari beberapa kesalahan yang terjadi saat mengelola pidato. Ada beberapa hal
yang dapat direncanakan sebelum menangani pidato adalah mempersiapkan
presentasi. Untuk mempersiapkan presentasi yang efektif, pembicara pemula harus
meluangkan waktu dua jam untuk mempersiapkan pembicaraan satu menit. Menurut
Walfred Andre waktu untuk mempersiapkan diri akan terus berkurang bersamaan
dengan pengalaman pembicara di depan banyak orang. Rahasia bagi keberhasilan
seorang pembicara adalah bahwa dia harus sudah mempersiapkan penyajian yang
tepat untuk pendengar yang tepat pada waktu yang tepat,dan dia harus sudah
merencanakan pendukung apabila terjadi suatu kesalahan.

1
Dori Wuwur Hendrikus, 1991dalam artikel milik Abdullah,”Pokok-Pokok Pikiran Dalam Retorika Dakwah”,
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019) hlm.68

5
Ada beberapa langkah untuk mempersiapkan penyajian yang efektif agar tidak
terjadi kesalahan dalam mengolah pidato, yaitu:2

1. Membuat sasaran penyajian, kebanyakan penyajian memiliki satu atau lebih


tujuan seperti menjual, menginformasikan, mendidik, memotivasi, menciptakan
tindakan, menghibur, mengingat sesuatu atau seseorang.

2. Kenali Pendengar anda, Informasi tentang pendengar dapat dikumpulkan


dengan bertanya kepada orang lain yang pernah berbicara dengan pendengar yang
sama untuk mencoba mengenal perusahaannya, meninjau laporan yang berkaitan
dengan anggota sekelompok pendengar yang tertarik, mengajukan pertanyaan
langsung atau tidak langsung dari anggota kelompok mendengarkan atau berempati
dengan mereka dan berpikir logis.

3. Siapkanlah suatu sarana penyajian, Berfugsi sebagai pemandu bagi staf


pendukung yang menyiapkan data pendukung, menyiapkan alat peraga, atau
membantu presentasi di atas panggung.

4. Memilih sumber materi, mendapatkan sumber materi yang tepat biasanya


tidak menjadi masalah. Intinya adalah mengetahui bagaimana membuat pilihan yang
tepat.

5. Susunlah materi anda, ada tiga bagian dalam penyusunan materi yaitu
pendahuluan atau pembukaan, isi dan penutup.

6. Praktik dan penyajian, Praktik-praktik ini akan membantu memastikan


keberhasilan, namun praktik yang berhasil merupakan ilustrasi bagus dari
perencanaan dan penyusunan yang tidak memadai. Hal ini membawa banyak manfaat,
khususnya: memberikan sikap lebih tenang dan percaya diri, mengenali kesenjangan
dan ketidaksesuaian pada materi yang disiapkan, menciptakan kesempatan untuk
mengenal materi, memungkinkan penggunaan peralatan untuk demonstrasi,
memfasilitasi prediksi pertanyaan yang mungkin timbul.

Dari hal tersebut maka akan muncul tiga metode utama untuk mempraktekkan
penyajian sebelum acara yang sebenarnya: bacalah bahan penyajian itu dengan suara
keras, gunakanlah sebuah rekaman atau audio atau video, lakukan latihan dihadapan

2
Walfred Andre, 1994 dalam artikel milik Abdullah,”Pokok-Pokok Pikiran Dalam Retorika Dakwah”,
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019) hlm.70-72

6
rekan sekerja yang berpengetahuan atau sahabat atau bahkan dihadapan anggota
pendengar yang akan mendengarkan penyajian itu nantinya.

7. Persiapan rencana pendukung, hal ini merupakan suatu langkah penting


karena penyajian ini mungkin tidak akan berjalan sesuai dengan rencana.

Oleh karena itu, perencanaan media menimbulkan beberapa masalah. Ketika


merencanakan komunikasi, masalah pertama yang dihadapi perencana adalah
merencanakan sekaligus mengarahkan dan mengendalikan penggunaan infrastruktur
komunikasi. Sehingga dalam hal ini semua persiapan harus dilakukan agar tidak
terjadi kesalahan dalam mengolah pidato yang mana nanti akan merugikan satu sama
lain.

B. Kesalahan Organisatoris
Berbicara didepan umum bukanlah hal yang mudah, terlebih untuk mereka
yang tidak pernah sekalipun tampil didepan umum. Akan banyak kesalahan yang
dilakukan pembicara. Dalam menyampaikan pidato atau khotbah, keberhasilan tidak
hanya terletak pada isi pesan, tetapi juga pada organisasi dan struktur presentasi.
Kesalahan organisatoris dapat memengaruhi pemahaman, daya tarik, dan retensi
pesan yang ingin disampaikan kepada audiens. Bukan hanya pemula, terkadang
seorang professional pun juga mengalami kesalahan dalam berbicara. Kesalahan
organisatoris dalam berpidato diantaranya:
1. Media- media pembantu tidak direncanakan secara optimal.
Media-media yang akan digunakan dalam berpidato harus dipersiapkan
sebelum pembicara berbicara didepan umum. Agar pembicara itu lebih
maksimal dan berbicara lebih terarah. Pembicara diharapkan untuk
membawa alat tulis guna membuat catatan,dan menyiapkan alat peraga
yang dibutuhkan.
2. Tidak mengambil kesempatan sebelum ceramah untuk berkontak mata
dengan pendengar.
Salah satu yang menjadi kesalahan seorang pembicara yaitu tidak
mengambil kesempatan untuk berkontak mata dengan pendengar sebelum
memulai ceramahnya. Terkadang pembicara langsung memberikan salam
tanpa melihat apakah para audiens sudah siap atau belum. Selama pidato
pembicara harus tetap membina kontak dengan pendengar, karena pidato

7
atau ceramah adalah satu proses komunikasi antara pembicara yang
memberi dan pendengar yang menerima.3
3. Kurangnya Komunikasi
Ketidakmampuan untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif
kepada anggota tim atau departemen lain bisa menyebabkan
kesalahpahaman dan kebingungan.
4. Kurangnya Koordinasi
Ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan tindakan dan keputusan
antarbagian organisasi dapat menyebabkan tumpang tindih, pemborosan
sumber daya, dan konflik.
5. Tidak Memiliki Budaya Organisasi yang Sehat
Budaya organisasi yang tidak mendukung kerja sama, inovasi, atau
pengembangan staf dapat merusak produktivitas dan moral.
6. Tidak Memahami Audiens.
Salah satu kesalahan umum adalah tidak memahami siapa audiens Anda.
Penting untuk berbicara sesuai dengan latar belakang, pengetahuan, dan
kepentingan audiens agar pesan Anda efektif.
7. Terlalu Panjang dan Tidak Terfokus
Berpidato yang terlalu panjang dan tidak terfokus bisa membuat audiens
kehilangan minat. Pastikan pesan yang akan disampaikan singkat, jelas,
dan relevan.
8. Tidak Mendengarkan Tanggapan
Setelah berpidato, penting untuk mendengarkan tanggapan dan pertanyaan
dari audiens. Tidak merespons pertanyaan atau masukan dapat menjadi
kesalahan.

C. Kesalahan dalam Penampilan sikap dan Kekurangan Pribadi

Sebagai seorang komunikator, retorika itu seperti mengemudi mobil, mudah untuk
diketahui dan sukar untuk dilakukan. Artinya komunikator harus melatih dirinya
sebelum berlatih menyampaikan pidato, berlatih menulis naskah pidato, berbicara
didepan kaca supaya ketika sedang berpidato/khotbah orang lain akan mengetahui
pesan apa yang ingin disampaikan, melaksanakan apa yang dimau, mengikuti apa yang

3
Abdullah,”Pokok-Pokok Pikiran Dalam Retorika Dakwah”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019) hlm. 76.

8
dikatakan. 4 Perhatian pendengar terhadap pembicara tergantung pada keterampilan
berbicara, ketepatan berargumentasi dan daya meyakinkan yang dipancarkannya.
Namun sering kali seorang pembicara melakukan kesalahan-kesalahan ketika berbicara
didepan umum. Kesalahan itu terjadi disadari maupun tidak disadari, dalam hal ini
akan membahas tentang kesalahan –kesalahan dalam penampilan dan kekurangan
pribadi yang sering terjadi dikalanagan manusia pada umum nya.

Penampilan atau gaya merupakan ciri khas seseorang untuk mengungkapkan diri
sendiri. Baik melalui kontak mata, bahasa, tingkah laku, cara berpakaian, gerak fisik dan
lain sebagainya. Dari beberapa gaya yang ada, salah satu yang menjadi daya tarik adalah
gaya fisik. Tidak hanya berguna untuk menyampaikan makna. Gaya fisik ini juga dapat
menimbulkan respons pada audien, karena pada dasarnya pendengar lebih tertarik pada
hal-hal yang sifatnya bergerak.5 Penampilan berasal dari kata dasar tampil. Penampilan
memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga penampilan dapat
menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Pakaian merupakan bagian dari berpenampilan. Sebagian dari kita ada yang
berpendapat bahwa pakaian akan menambah kewibawaan, namun sangat disayangkan
banyak sekali para penda’i di Indonesia ini yang kurang memperhatikan pentingnya gaya
berpakaian. Berikut beberapa kesalahan yang berhubungan dengan penampilan sikap
sebagai berikut :

1. Membaca naskah pidato kata demi kata.


Reading a speech word for word. Membaca naskah pidato secara utuh (script
reading) Membaca naskah pidato kata demi kata dalam public speaking dinilai
sebagai "pidato terburuk" karena tidak ada orang yang suka kepada pembicara
yang berbicara sambil menunduk.
2. Posisi Tangan
Kebanyakan mereka bermasalah dengan posisi kedua tangan yang merupakan
pantangan dalam pidato menyilangkan tangan di depan, disilang belakang (gendong
tuyul), memasukkan tangan ke saku celana, lengan disedekapkan, atau meremas-
remas tangan. Solusi: saat memulai pidato, posisikan kedua tangan di samping dan
mulai pergunakan gestur tangan saat mengatakan "saya".
3. Tidak fokus
4
Jalaludin Rakhmat, Retorika Modern: Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya), h 43
5
Ahmad Fauzi, Skripsi :”Gaya Retorika Ustad Abdul Shomat” (Surabaya, UIN Sunan Ampel, 2018) hal. 41.

9
Pembicaraan melebar atau "ngelantur" kemana-mana. Selain pidato jadi bisa
panjang atau lama, bikin kesel hadirin, pesan utama jadi terlupakan. Solusi: siapkan
catatan ponters sebagai panduan. Ketahui juga yang ingin didengarkan audiens.
4. Melihat ke atas mata ke mana-mana
Poor use of eye contact. Jangan lihat ke atas, ke samping, ke dinding, atau ke arah
lain selain hadirin. Hadapkan wajah kepada hadirin. Tatap mata mereka secara
bergantian, putar kepala Anda secara perlahan.
5. Monoton
Suara datar. Vokal tidak variatif. Monoton: mono = satu, tone = nada. Satu nada.
Variasikan nada bicara tinggi, rendah, pelan, keras, mungkin sesekali perlu
"berteriak" sampil mengepalkan tangan.
6. Penampilan yang tidak bersemangat
7. Kekurangan teknik untuk menurunkan rasa tegang pada pendengar
8. Berdiri terlalu sempurna sehingga menjadi steril
9. Kurang ada kontak mata dengan para pendengar
10. Dalam pembeberan kurang ada selingan seperti anekdot, lelucon atau visualisasi

Kecemasan merupakan salah satu penyebab kesulitan berbicara di depan banyak orang.
Menurut Hawari, seseorang akan panik ketika mengalami kecemasan berbicara. Serangan
panik (panic attack) ini adalah keadaan yang menjadikan seseorang cemas dan takut luar
biasa. Menurutnya, ketidaktenangan ini bisa kerap muncul dan pada puncaknya muncul
sebagai acute anxiety atau serangan kecemasan yang tiba-tiba. 6 Berikut ini Kekurangan -
kekurangan pribadi yang sering terjadi diantaranya :

1. Pandangan mata yang tidak terkontrol, selalu tertawa dan dahi selalu berkerut
2. Memukul podium terlalu kuat
3. Kelihatan mengantuk, grogi dan tegang
4. Cepat gugup dan cemas kalau ada seruan ditengah pidato
5. Tidak ada dinamika
6. Menunjukkan kelainan pada diri sendiri seperti menggaruk-garuk telinga,
menggaruk-garuk kumis, memainkan kancing baju dan menggigit bibir

6
Kholisin, “Kecemasan Berbicara Ditinjau Dari Konsep Diri Dan Kecerdasan Emosional.”, Jurnal Ilmu
Dakwah, Vol. 34, no. 1 2014, hal.l 81

10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan mengenai kesalahan dalam berpidato adalah


bahwa pemahaman dan perbaikan atas kesalahan-kesalahan tersebut merupakan
langkah penting dalam pengembangan kemampuan berbicara seseorang. Proses
analisis kesalahan dalam berpidato tidak hanya membantu meningkatkan kualitas
komunikasi, tetapi juga memiliki dampak positif pada kredibilitas, kepercayaan diri,
dan kemampuan berpikir kritis. Dengan mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan,
seseorang dapat memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pembicara
yang lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih baik dengan audiensnya.
Kesalahan dalam berpidato seharusnya dilihat sebagai peluang untuk belajar dan
tumbuh, sehingga setiap pengalaman berbicara di depan umum dapat menjadi langkah
progresif dalam pengembangan komunikasi pribadi dan profesional.

B. Saran

Sebagai penutup, kami ingin menekankan bahwa keterampilan retorika


mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyampaian pidato atau khitobah.
Mari kita terus memperhatikan metode-metode yang dapat digunakan dalam retorika
untuk mencapai perubahan yang lebih baik dalam konteks keterampilan berbicara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hendrikus SVD.1991. Retorika Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi,


Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius

Abdullah. (2019). Pokok-Pokok Pikiran dalam Retorika dakwah. Yogyakarta.


Fauzi, A. (2018). Gaya Retorika Ustad Abdul Shomat. Repostory UIN Sunan Ampel;Skripsi,
41.
Kholisin. (2014). Kecemasan Berbicara Ditinjau Dari Konsep Diri dan Kecerdasan
Emosional. Jurnal Ilmu Dakwah, 81.
Rakhmat, J. Retorika Modern: Pendekatan Praktis. PT Remaja Rosda Karya.

12

Anda mungkin juga menyukai