Anda di halaman 1dari 10

Publikasi Penerbitan Buku Dan Media Massa

Cara menerbitkan buku di penerbit buku pada dasarnya tahapan yang tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penulis. Sebuah buku akan diterbitkan oleh
penerbit buku yang bersangkutan apabila naskah tersebut memang layak untuk diterbitkan. Di sisi lain,
ada indikator-indikator lanjutan yang membuat naskah tersebut layak terbit.

Oleh karena itu, kita bisa memilih secara bebas penerbit buku yang sekiranya dapat membantu untuk
menerbitkan buku kita. Meskipun demikian, setidaknya ada beberapa persyaratan umum yang harus kita
ketahui sebagai seorang penulis yang ingin tulisannya diterbitkan.

Beberapa persyaratan ini menjadi penting sebagai proses administrasi yang secara tidak langsung
berdampak pada proses penerbitan buku yang dilakukan oleh pihak penerbit buku. Pemberlakuan syarat
tersebut pada dasarnya juga dilakukan untuk menghindari berbagai hal yang sekiranya dapat merugikan
pihak penerbit buku ataupun penulis itu sendiri.

Adapun Beberapa syarat syarat dalam penerbitan buku pada media massa:

Pertama, naskah yang kita kirim adalah naskah yang belum pernah diterbitkan oleh penerbit lain dalam
bentuk apapun. Sebagai seorang penulis, tentu kita sudah mengetahui tulisan-tulisan yang berhasil
diterbitkan. Pada kondisi ini, kita perlu aspek kecermatan supaya tidak salah mengirimkan naskah yang
sebenarnya naskah tersebut sudah pernah diterbitkan oleh penerbit lain.

Apabila kita sudah berhasil cara menerbitkan buku ke sebuah penerbit A, maka kita tidak diperkenankan
untuk menerbitkan buku yang sama dengan penerbit yang berbeda. Hal tersebut berlaku pada semua
bentuk tulisan, baik yang berupa electronic book atau e-book dan buku secara fisik.

Bahkan kita juga perlu memastikan bahwa tidak ada tulisan orang lain yang hampir serupa dengan
tulisan kita. Kondisi tersebut harus dipastikan supaya tidak terjadi salah paham di antara penerbit
ataupun penulis.

Kedua, naskah terjemahan harus dilampiri surat izin penerjemahan dari penerbit atau penulis aslinya.
Apabila buku yang kita tulis merupakan hasil terjemahan dari buku lain, maka syarat wajib yang harus
kita penuhi adalah tersedianya surat izin penerjemahan dari penerbit atau penulis asli dari buku yang
kita terjemahkan.

Hal ini dilakukan supaya kita tidak melakukan praktik plagiarisme dimana karya orang lain justru kita
gunakan untuk kepentingan kita sendiri. Apabila kita melakukan praktik tersebut, tentu saja akan
berdampak buruk pada karir kita di dunia kepenulisan.
Artinya ketika kita terbukti bersalah, kita bisa dituntut secara hukum. Parahnya lagi ketika kita ingin
menerbitkan sebuah buku, maka akan sulit bagi pihak penerbit buku untuk mempercayai naskah yang
kita buat karena adanya pengalaman buruk yang pernah kita lakukan sebelumnya.

Ketiga, tulisan yang kita buat tidak boleh mengandung SARA (suku, ras, dan agama) atau bersifat konflik
atau perpecahan. Apabila tulisan kita mengandung hal-hal negatif seperti yang dikemukakan
sebelumnya, maka pihak penerbit tentu akan mempertimbangkan naskah kita dengan berat hati.

Pihak penerbit tentu tidak ingin dirugikan oleh tulisan yang didalamnya mengandung nilai-nilai negatif
yang berdampak buruk pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, penerbit akan
cenderung menghindari buku-buku yang berisi SARA ataupun hal lain yang dapat memicu konflik antar
golongan masyarakat.

Berkaca dari hal tersebut, maka pengecekan kembali terhadap tulisan kita menjadi solusi tepat untuk
menghindari berbagai potensi negatif yang mungkin muncul. Apabila buku tersebut memunculkan isu
negatif, tentu penerbit buku dan penulis buku yang bersangkutan akan menjadi pihak yang disalahkan
dan citranya akan menjadi buruk.

Keempat, tema tulisan yang diangkat bersifat baru dan hangat atau belum pernah ditulis oleh orang lain.
Syarat ini menjadi penting supaya tulisan kita bisa diterbitkan dan menjadi prioritas oleh penerbit yang
bersangkutan. Apabila tema yang kita angkat sudah banyak dibicarakan orang, maka kita perlu
menambahkan sesuatu yang beda.

Dengan artian bahwa tulisan kita harus memiliki nilai lebih dibandingkan buku-buku yang sudah ada di
pasaran dengan tema yang sama. Oleh karena itu, kita sebagai seorang penulis setidaknya harus cermat
dalam mengamati peredaran buku di pasaran, khususnya terkait dengan tema yang akan kita angkat.

Alangkah lebih baiknya apabila tema yang kita angkat masih jarang dilihat oleh publik. Kondisi demikian
tentu juga akan menjadi nilai lebih bagi kita dan kesempatan besar bagi penerbit buku supaya buku yang
kita tulis bisa diterima oleh masyarakat secara luas.

Kelima, naskah ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan mengikuti kaidah penulisan yang
baku dan benar. Teknik penulisan adalah salah satu hal yang paling disorot dalam hal penulisan buku.
Syarat ini mutlak ada supaya buku yang terbit di pasaran telah sesuai dengan kaidah penulisan yang
benar.

Hal ini sebenarnya berlaku bagi semua kategori buku, khususnya untuk buku referensi yang secara teknik
memerlukan berbagai hal yang relatif kompleks, mulai dari penulisan sitasi hingga daftar pustaka. Salah
satu cara yang bisa digunakan untuk meminimalisir kesalahan adalah dengan melakukan editing
terhadap tulisan kita.
Artinya kita bisa membaca kembali tulisan yang akan kita kirim ke penerbit. Meskipun demikian, pihak
penerbit pun sendiri juga menyediakan jasa untuk melakukan editing terhadap naskah yang kita buat.
Dengan kata lain, kita secara bebas menentukan cara mana yang akan kita pakai.

Keenam, naskah harus lengkap dan dibendel rapi. Lengkap palam artian bahwa naskah harus 100%
komplit, termasuk gambar dan kelengkapan daftar isi. Hal ini penting supaya pihak penerbit juga bisa
memastikan seberapa banyak tulisan kita yang akan diterbitkan.

Ketujuh, kita bisa menyertakan informasi terkait tentang keunggulan naskah yang kita buat dengan buku
yang sudah ada di pasaran. Hal ini menjadi penting untuk membantu pihak penerbit untuk menerbitkan
buku kita sendiri.

Dari informasi tersebut, penerbit tidak perlu terlalu riskan untuk mengecek keadaan pasar, khususnya
buku-buku yang memiliki tema serupa dengan naskah kita. Melalui keterangan yang kita buat, penerbit
nantinya bisa mengombinasikan atau membandingkan naskah kita dengan buku-buku yang memang
sudah ada di pasaran.

Kedelapan, kita juga bisa menyertakan sasaran pembaca. Apabila kita menulis buku tentang ilmu politik,
maka sasaran pembaca adalah mahasiswa yang kuliah di jurusan ilmu politik ataupun akademisi yang
memang memiliki fokus pada ilmu politik.

Selain itu, tema buku yang kita angkat tersebut juga memungkinkan masyarakat umum untuk memilih
buku kita sebagai salah satu sumber pengetahuan baru. Artinya buku kita bisa digunakan oleh
masyarakat umum tidak hanya untuk kepentingan akademik, tetapi kepentingan lain yang lebih umum.

Kesembilan, pengiriman naskah bisa kita lakukan melalui e-mail ataupun via pos yang ditujukan ke
alamat penerbit yang kita tuju. Meskipun demikian, kemudahan teknologi telah membawa kita pada
sesuatu yang sifatnya instan. Tidak sedikit orang yang mengirimkan tulisannya melalui e-mail karena
tulisan kita nantinya akan mudah melalui proses editing apabila dibutuhkan.

Ada banyak hal yang memotivasi orang untuk menjadi seseorang menjadi penulis. Ada yang menjadi
penulis karena panggilan hati ingin berbagi. Ada pula yang menjadi penulis karena ingin mendapatkan
passive income, ada pula yang menulis karena ingin membangun personal branding. Karir kepenulisan
seseorang akan terasa kian lengkap ketika ia berhasil menulis dan kemudian menerbitkan buku. Akan
sangat menggembirakan ketika melihat nama kita terpajang di cover buku, yang mana buku-buku
tersebut terpajang indah di rak buku toko Gramedia.

Agar bisa menulis dan menerbitkan buku maka seseorang perlu memahami proses yang harus dilalui.
Pada tulisan kali ini, saya akan membahas 5 tahap yang harus dilalui agar seseorang bisa menulis dan
menerbitkan buku.

Beberapa Tahap Yang Diperlukan Dalam Penerbitan Buku


Tahap 1 : Prewriting

Tahap pertama adalah tahap prewriting. Pada tahap ini seorang penulis akan mencari ide yang akan ia
tulis. Tahap prewriting ini punya perananan penting dalam proses menulis dan menerbitkan sebuah
buku. Mengapa? Karena kalau ide tidak berhasil didapat maka tentu saja sang penulis tidak dapat
berkarya.

Ada banyak cara seorang penulis menemukan ide bukunya. J.K. Rowling (penulis Harry Potter)
menemukan ide saat ia sedang dalam perjalanan di kereta api. Penulis lain barangkali menemukan
idenya saat ia sedang berkencan dengan kekasihnya. Ada pula penulis yang terbiasa mendapatkan ide
saat ia membaca buku-buku bagus.

J.K. Rowling sang penulis Harry Potter

J.K. Rowling sang penulis Harry Potter.

Artikel berjudul Cara Menjadi Penulis : Topik yang Laris dan Dapat Anda Tulis dapat Anda baca sebagai
tambahan referensi agar Anda menemukan ide buku laris. Berikut sejumlah cara menemukan ide
menulis :

Bacalah banyak buku. Semakin banyak buku yang kita baca maka tentu saja wawasan dan sudut pandang
kita akan semakin bertambah. Semakin banyak wawasan maka semakin mudah seseorang untuk
menulis.

Jalan-jalanlah. Kegiatan traveling (jalan-jalan) membuat diri kita merasa fresh, membuat diri kita
menjelajah. Ketika kita berada dalam kondisi fresh, ketika kita merasa sangat bebas, kita cenderung
mudah menemukan ide. Tak jarang, ide menulis datang saat kita sedang dalam perjalanan.

Amati dunia sekitar Anda. Penulis juga perlu peka dengan dunia sekitarnya. Contoh, Anda memiliki
banyak teman wanita yang cantik (cantik hati ataupun cantik parasnya). Nah, fenomena kecantikan
teman-teman Anda tadi dapat diangkat sebagai ide menulis sebuah buku. Profesi penulis merupakan
profesi yang tidak bisa lepas dari kreativitas. Dengan kreativitas, Anda akan mampu mengangkat
fenomena sederhana menjadi tulisan yang menarik dan bahkan inspiratif. Contohnya seperti yang
dilakukan oleh Dee Lestari. Penulis serial novel Supernova ini pernah membuat sebuah buku berjudul
Filosofi Kopi. Buku ini membahas tentang filosofi dari kopi. Topiknya amat sederhana yakni kopi yang
sehari-hari diminum. Meskipun hanya membahas tentang “kopi”, Filosofi Kopi ini termasuk salah satu
tulisan yang sangat saya sukai. Dewi Lestari tidak hanya cantik tulisannya, tapi juga cantik suaranya.

Ada banyak cara lain untuk menemukan ide. Hanya saja, 3 cara tadi adalah cara favorit yang saya
gunakan.

Setelah seorang penulis menemukan ide, maka ia perlu mengembangkan ide tersebut menjadi kerangka
tulisan (outline). Hadirnya outline akan memudahkan seorang penulis saat menulis naskah bukunya.
2. Drafting

Tahap kedua adalah drafting. Pada tahap inilah seorang penulis akan mulai menulis naskah bukunya. Saat
drafting penulis akan menulis naskahnya dengan bebas. Ia harus menulis dengan sebebas-bebasnya.
Menulis dengan bebas artinya kita menulis tanpa beban, kita benar-benar menumpahkan segala
kreativitas yang kita miliki.

Dalam proses drafting, sikap kreatif harus betul-betul dijunjung tinggi. Dengan kreativitas inilah seorang
penulis akan membuat karya-karyanya. Oleh karena itu, saat proses drafting teknik menulis betul-betul
diperlukan. Kemampuan merangkai kata, kemampuan menggunakan majas, kemampuan berekspresi,
semuanya perlu dikeluarkan agar tercipta tulisan yang menarik dibaca.

Setelah seorang penulis menyelesaikan proses drafting maka ia akan memiliki draft pertama dari
tulisannya.

3. Revising

Tahap ketiga dalam menulis dan menerbitkan buku adalah tahap revising. Di tahapan ini seorang penulis
akan mulai merevisi draft pertamanya. Saat proses revising inilah seorang penulis akan mencari tahu di
mana letak kekurangan tulisannya. Di tahap revising ini seorang penulis dapat mengubah beberapa
bagian dari tulisannya. Ia juga bisa menambah isi tulisannya. Ia dapat menambahkan data baru, ia dapat
menghilangkan opini tertentu, dan lain sebagainya.Intinya, melalui tahap revising inilah penulis akan
memoles karyanya, ia akan menjadikan tulisan tersebut semakin menarik lagi.

4. Editing

Setelah naskah sang penulis melalui proses revisi, maka barulah si penulis akan menjalankan proses
editing. Dalam tahap editing ini, penulis akan melakukan editing (pengeditan) terhadap karyanya. Ia akan
memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pola kalimat, dan berbagai kesalahan tata
bahasa lainnya. Meskipun nantinya tulisan akan kembali diedit oleh editor di penerbit, seorang penulis
tetap perlu melakukan editing sendiri.

Dalam proses editing ini jugalah seorang penulis non fiksi perlu memverifikasi data-data yang ia
tampilkan di buku. Jika ada data-data yang meragukan (belum pasti), maka data tersebut harus
diverifikasi ulang. Hal ini perlu dilakukan guna menghindari adanya kesalahan data dalam buku kita.
Apabila buku sudah terbit dan ternyata ditemukan kesalahan data maka urusannya bisa tidak
sederhana.Karena perlu melakukan proses editing sendiri, seorang penulis dituntut memiliki
kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Publishing

Setelah seorang penulis menyelesaikan editing terhadap naskahnya, maka dapat dikatakan bahwa
naskah tersebut siap untuk dibawa ke penerbit. Di tahap publishing inilah seorang penulis akan masuk ke
tahap publikasi naskahnya. Ia akan mulai mencari penerbit. Setelah menemukan penerbit yang tepat,
maka sang penulis akan mengajukan naskah ke penerbit tersebut.

Jika naskahnya diterima oleh penerbit, maka naskah tersebut akan diproses. Selanjutnya naskah tersebut
akan melalui proses dan alur penerbitan di penerbit. Naskah akan dibaca oleh editor, naskah akan diedit,
naskah akan di-layout, dibuatkan cover, ditambah ilustrasi tertentu, dan kemudian diproduksi.

Ketika proses publishing sudah dilalui maka buku sang penulis akan terbit. Setelah terbit, buku akan
mulai didistribusikan. Distribusi ini tergantung dari siapa yang mendistribusikan. Apabila Anda
menerbitkan buku di kelompok penerbitan Kompas Gramedia, maka pihak yang akan mendistribusikan
adalah pihak Gramedia. Dengan demikian, dapat dipastikan buku Anda akan masuk ke toko buku
Gramedia.

Rekan pembaca sekalian, itulah 5 tahap yang perlu dilalui guna menulis dan menerbitkan sebuah buku.
Perlu Anda ketahui bahwa tahapan tadi tidaklah mutlak. Antara satu penulis dan penulis lain bisa saja
ada perbedaan tahap menulis dan menerbitkan buku. Kendati demikian, kelima proses tadi dapat
menjadi acuan apabila Anda ingin segera menulis dan menerbitkan buku.

Proses Manajemen Penerbitan

Telah disetujui sebelumnya sebagai proses, kegiatan publikasi selalu membahas fungsi-fungsi
manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, serta pengawasan dan pengendalian.
Dengan demikian proses manajemen menyetujui juga fungsi-fungsi manajemen yang disetujui seperti
perencanaan, persetujuan, pengoordinasian, serta pengawasan dan pengawasan disetujui.

1. Perencanaan Penerbitan
Menurut Sarinah dan Mardalena (2017), perencanan merupakan kegiatan yang mengatur, merumuskan
tujuan, dan mengatur pendaya-gunaan berbagai manajemen seperti manusia, bahan, metode, dan
waktu yang efektif dalam rangka menentukan tujuan. Perencanaan dalam proses pembahasan yang
membahas langkah-langkah berurutan yang dibahas pada saat penyelesaian masalah di masa
mendatang dan diwujudkan sebagai konsep dalam tahap berikutnya.

Terkait tahap yang dilewati dalam perencanaan, membahas masalah, tujuan umum dan tujuan khusus,
penentuan sasaran, target di masa depan, pencarian dan pembahasan berbagai alternatif, dan
menyusun rencana terpilih. Perencanaan dalam proses perencanaan yang disetujui diawali dengan
penetapan tujuan disetujui.

Tujuan yang diberikan salah satunya dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti apa yang akan
diterbitkan, diajukan kepada siapa pun jenis terbitannya, apakah alasan dilakukan dapat dilakukan, serta
bagaimana terbitan itu diterbitkan (tradisional, digital atau seluruhnya). Dari tujuan inilah berbagai
sumber.

Sumber daya yang diberikan adalah manajemen , metode, bahan, mesin, uang, dan pasar. Namun, perlu
hal yang perlu dipertimbangkan terkait dengan cara pandang terhadap persetujuan itu sendiri.

Kenapa demikian? Karena cara pandang ini turut memengaruhi perencanaan yang disusun. Mari kita
pahami bersama apa yang bisa dilihat sebagai program atau kegiatan. Sebagai program, terdiri dari
berbagai kegiatan atau proyek.

Karena terdiri dari berbagai kegiatan atau proyek, maka perencanaan disetujui dirumuskan sesuai
dengan rencana yang disetujui, rencana SDM yang diperlukan, dan lain sebagainya. Sementara,
perencanaan membahas sebagai kegiatan dirumuskan secara teknis, dalam arti lebih menitikberatkan
pada sumber daya manusia yang digunakan terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan
yang didukung.

2. Pengorganisasian Penerbitan

Pengorganisasian dalam proses manajemen menurut Sarinah dan Mardalena (2017) adalah proses yang
berkaitan dengan strategi dan tantangan yang telah dirumuskan dalam perencanaan yang dirancang
dalam suatu struktur organisasi yang tepat, kuat, tangguh, sistem lingkungan dalam organisasi yang
kondusif, dan dapat digunakan oleh semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien guna mencapai tujuan organisasi.

Lebih lanjut Sarinah dan Mardalena (2017) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pengorganisasian, yaitu menentukan Arah dan Arah unit organisasi; menganalisa
beban kerja masing-masing unit organisasi; membuat deskripsi pekerjaan terstruktur dan jelas; serta
dapat menentukan seseorang atau perusahaan yang didasarkan atas pertimbangan Arah dan tujuan,
beban kerja, uraian kerja dari masing-masing unit organisasi.
Dalam proses manajemen diperlukan beberapa sumber daya yang diperlukan perlu diorganisasikan
selesai agar proses yang dilakukan dengan baik. Sumber daya seperti manusia merupakan salah satu hal
terpenting dalam proses manajemen yang disetujui.

Karena itu, pembagian tugas antara individu-individu yang ada dalam organisasi harus dilakukan agar
masing-masing individu dapat melakukan tugas sesuai dengan uraian tugas yang telah ditetapkan dan
proses yang dapat dijalankan dengan baik.

3. Pengoordinasian Penerbitan

Menurut Sarinah dan Mardalena (2017), penggoordinasian atau disebut juga dengan pengarahan adalah
program implementasi agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses
memotivasi agar semua pihak dapat digunakan untuk meminta bantuan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan yang tinggi.

Pengoordinasian erat kaitannya dengan koordinasi dan motivasi. Dalam arti, manajer sebagai pimpinan
penting dalam mengkoordinasikan dan memotivasi semua pihak yang bekerja sama demi tujuan
tercapainya.

Dalam proses manajemen yang disetujui, kontribusi merupakan inti dari manajemen yang disetujui dan
yang terkandung dalam fungsi-fungsi manajemen. Terdapat beberapa teknik yang mendukung proses
koordinasi, yaitu koordinasi dalam perencanaan, koordinasi dalam pengoordinasi, koordinasi dalam
kepegawaian, koordinasi dalam mengarahkan, dan koordinasi dalam pengawasan.

Koordinasi perlu dilakukan dalam setiap proses manajemen agar setiap kegiatan dilakukan dapat
dilakukan dengan baik dan tujuan organisasi dapat dilakukan. Selain itu, motivasi pun diperlukan dalam
proses manajemen yang disetujui. Karena mendorong dapat mendorong salah satu dari tidak
manajemen manusia untuk bekerja terarah guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Motivasi kerja pegawai dapat dilakukan melalui sikap mental pegawai yang positif. Dengan demikian,
motivasi dalam proses manajemen mendorong pendorong, pengarah, dan penggerak untuk tingkah laku
atau kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginkan.

4. Pengawasan dan Pengendalian Penerbitan

Pengontrolan atau pengawasan dan pengendalian menurut Sarinah dan Mardalena (2017) dilakukan
proses yang dilakukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan yang telah disetujui, diorganisasikan, dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target dan tujuan yang diharapkan, serta dapat diubah
sesuai dengan kebutuhan dunia bisnis yang dituju . Dalam proses manajemen disetujui, pengawasan dan
persetujuan diberikan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi disetujui.
Menurut Sarinah dan Mardalena (2017: 106), pengawasan merupakan kegiatan yang harus dilakukan
agar dapat dilakukan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi berhasil. Ketika
terjadi penyimpangan, di mana letak penyimpangan itu harus tahu pula bagaimana pula tindakan yang
diperlukan untuk mengatasinya.

Tersedia beberapa tahapan proses pengawasan yaitu penetapan standar pelaksanaan, penetapan
pelaksanaan koordinasi, penetapan implementasi realitasi, pembandingan implementasi kegiatan
dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan, dan pengambilan tindakan koreksi,
jika diperlukan.

Lebih lanjut Sarinah dan Mardalena (2017) menyatakan bahwa pengawasan dilakukan oleh manajer
disetujui dilakukan secara efektif. Karena itu pengawasan yang dilakukan oleh manajer meminta
beberapa persyaratan, sesuai dengan waktu, obyektif dan dipahami, fokus pada titik pengawasan
strategis, fokus pada organisatoris, terkoordinasi dengan aliran kerja, luwes, perspektf dan operasional
dengan mudah dapat diterima para anggota organisasi.

Sementara itu, perundingan terkait pada proses membimbing, menertibkan, disetujui, dan diselesaikan
kebenaran. Sementara prinsip-prinsip pengendalian dalam persetujuan adalah tujuan tercapainya,
efisiensi pengawasan, perencanaan perencanaan, standar, dan tindakan. Pengendalian ini dapat
dilakukan melalui berbagai bentuk seperti supervisi, Inspeksi, dan tindakan koreksi.

Sementara yang disetujui dengan evaluasi menurut Azwar (1996) adalah suatu proses yang disusun dan
diatasi dalam membandingkan hasil yang disetujui dengan tolok ukur atau persetujuan yang telah dibuat
kemudian dibuat suatu kesimpulan dan petunjuk yang disiapkan pada setiap program pemasangan. Hal-
hal yang terkait dengan evaluasi terkait dengan pengambilan keputusan, program, jenis data dan
keberhasilannya, proses evaluasi, pencapaian tujuan dan pemikiran dari program yang dijalankan.

Dalam proses manajemen disetujui, evaluasi disetujui pada pengawasan seluruh kegiatan, baik
persetujuan tradisional maupun persetujuan digital. Tujuan pengawasan ini adalah untuk meminimalkan
berbagai penyimpangan yang terjadi selama proses berlangsung.

Manfaat Mempelajari Proses Manajemen Penerbitan

Mempelajari proses manajemen dapat memberikan beberapa Manfaat, mendukung sebagian sebagai
berikut.

 Kita dapat memahami dan memahami pengertian manajemen.


 Kita dapat mempelajari dan memahami pengertian manajemen persetujuan.
 Kita dapat mempelajari dan memahami proses manajemen disetujui.

Demikianlah ulasan singkat tentang proses manajemen terbatas. Semoga bisa menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang manajemen sambil menunggu prosesnya.
Karakteristik sebuah penerbit

 1.Penerbitan Mayor
Penerbitan mayor merupakan penerbitan buku yang memiliki toko-toko buku sendiri untuk
memasarkan dan mendistribusikan produksinya.
2. Penerbitan Khusus Buku-buku Agama
Tema dalam penulisan buku ini beragam, buku beragama yang dietrbitkan dengan tema agama.
3. Penerbitan Khusus Novel dan Karya Fiksi
Tulisan ini merupakan jenis tulisan dengan tema yang cenderung berasal dari hasil imajinasi
penulis.
4. Penerbit Self Publishing
Merupakan jasa penerbit buku mandiri yang menerbitkan naskah buku sesuai permintaan
penulis.

Anda mungkin juga menyukai