Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar Belakang

Sastra ada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu.

Kehadiran sastra diterima sebagai realitas sosial, budaya, dan keindahan.

Dalam karya sastra, selalu ada perkembangan yang terjadi, baik pada isi atau

bentuk karya tersebut. Karena itu, pembaca akan mengetahui realitas sosial

budaya dan keindahan sastra sebenarnya yang ditentukan oleh masyarakat

penghasil karya sastra tersebut.

Sastra merupakan karya imajinatif dengan menggambarkan kehidupan

bermasyarakat yang dapat dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan kalangan

masyarakat. Hasil imajinasi yang dilakukan pengarang akan dituangkan ke

dalam bentuk karya sastra. Bentuk karya sastra tersebut, antara lain, drama,

cerpen, puisi, dan novel. Penciptaan karya sastra bukan hanya melalui

imajinasi yang dilakukan oleh pengarang, tetapi dapat juga dari pengalaman

batin pengarang. Pengalaman batin pengarang berupa peristiwa atau problem

dunia yang menarik, sehingga muncul gagasan dan imajinasi yang dituangkan

dalam bentuk tulisan.

Sastra yang telah dilahirkan oleh para pengarang diharapkan dapat memberikan

kepuasan estetik danintelektual bagi masyarakat penikmat sastra. Sebaliknya,

sering terjadi suatu karya yang tidak dapat dipahami dan dinikmati sepenuhnya

oleh sebagian besar masyarakat pembaca. Hal ini dikarenakan karya sastra

adalah seni, di mana banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya,

khususnya perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

hidup, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan

dalam bentuk tulisan, sehingga diperlukan pengetahuan tentang sastra.

1
B. Pengertian Sastra dan Novel1

Menurut Sumardjo dan Saini, Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang

berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam

suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat

bahasa. Sehingga sastra memiliki unsur-unsur berupa pikiran, 11 pengalaman,

ide, perasaan, semangat, kepercayaan (keyakinan), ekspresi atau ungkapan,

bentuk dan bahasa.

Hal ini dikuatkan oleh pendapat Saryono (2009: 18) bahwa sastra juga

mempunyai kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris-

natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural, dengan kata lain

sastra mampu menjadi saksi dan pengomentar kehidupan manusia. Menurut

Saryono (2009: 16-17) sastra bukan sekedar artefak (barang mati), tetapi sastra

merupakan sosok yang hidup. Sebagai sosok yang hidup, sastra berkembang

dengan dinamis menyertai sosok-sosok lainnya, seperti politik, ekonomi,

kesenian, dan kebudayaan.

Sastra dianggap mampu menjadi pemandu menuju jalan kebenaran karena

sastra yang baik adalah sastra yang ditulis dengan penuh kejujuran,

kebeningan, kesungguhan, kearifan, dan keluhuran nurani manusia. Sastra yang

baik tersebut mampu mengingatkan, menyadarkan, dan mengembalikan

manusia ke jalan yang semestinya, yaitu jalan kebenaran dalam usaha

menunaikan tugas-tugas kehidupannya (Saryono, 2009: 20). Sastra dapat

dipandang sebagai suatu gejala sosial (Luxemburg, 1984: 23). Hal itu

dikarenakan sastra ditulis dalam kurun waktu tertentu yang langsung berkaitan

dengan normanorma dan adat itiadat zaman itu dan pengarang sastra

merupakan bagian dari suatu masyarakat atau menempatkan dirinya sebagai


anggota dari masyarakat tersebut.

Sedangkan menurut Drs. Rostamaji, M.Pd pengertian Novel adalah suatu

bentuk karya sastra yang memiliki dua unsur, yakni unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik, di mana kedua unsur tersebut saling berkaitan dan saling

memengaruhi dalam suatu karya sastra.

Drs. Jakob Sumardjo mendefinisikan Novel adalah sebuah bentuk sastra yang

begitu populer di duna, bentuk sastra novel merupakan yang paling banyak

dicetak dan beredar sebab daya komunitasnya yang luas pada masyarakat.

Adapun ciri-ciri novel sebagai berikut:

1. Pada umumnya novel terdiri dari sekurang-kurangnya 100 halaman, atau

jumlah katanya lebih dari 35.000 kata.

2. Novel ditulis dengan suatu narasi dan deskripsi untuk menggambarkan

suasana kejadian di dalamnya.

3. Alur cerita dalam novel cukup kompleks dan terdapat lebih dari satu

impresi, efek, dan emosi.

4. Umumnya, setiap orang membutuhkan waktu setidaknya 120 menit untuk

membaca habis sebuah novel.

5. Cerita pada sebuah novel bisa sangat panjang.

C. Tujuan Sastra dan Novel

Karya sastra novel diciptakan oleh pengarang dengan berbagai tujuan, selain

dinikmati keindahan ceritanya novel juga di tujukan sebagai pembelajaran

dalam setiap cerita yang di kisahkan di dalam novel. Karya sastra juga sering

disebut cermin dan refleksi kehidupan masyarakat.

D. Manfaat Sastra dan Novel


1. Menumbuhkan Kreativitas dan Imajinasi

2. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi

3. Menumbuhkan Daya Analisis

4. Meningkatkan Kemampuan Menulis

5. Menambah Pengetahuan dan Wawasan

Anda mungkin juga menyukai