Anda di halaman 1dari 4

Cara Menghitung PPh WP Badan Terbaru

Untuk menghitung Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Badan baik itu yang berbentuk
Perseroan, CV, maupun Yayasan terdapat 3 kriteria dalam menghitung pajak terutangnya.

Sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 yang mulai


berlaku sejak tanggal 1 Juli 2013, penghitungan pajak terutang wajib pajak
badan sebagai berikut:

Pertama,  untuk wajib pajak yang peredaran bruto dalam satu tahun pajak tidak melebihi Rp.
4.800.000.000,- (Empat Miliar Delapan Ratus Juta Rupiah) maka tarif untuk perhitungan
pajak terutang tahun berikutnya sebesar 1% dari peredaran bruto tiap bulannya, dan termasuk
pajak final sehingga tidak bisa dikreditkan.

1/.Contoh Penghitungan PPh WP Badan Yang Peredaran


Brutonya Tidak Melebihi Rp. 4,8 Milyar (sesuai PP 46)
Peraturan Pemerintan Nomor 46 Tahun 2013 mulai berlaku tanggal 1 Juli 2013, maka sejak
berlakunya PP tersebut perhitungan pajak terutang wajib pajak badan yang peredaran brutonya
tidak melebihi Rp. 4.800.000.000,- (Empat Miliar Delapan Ratus Juta Rupiah) dalam satu tahun pajak
maka dikenakan tarif 1%.

Peredaran bruto yang dimaksud dalam PP 46 tersebut di atas adalah peredaran bruto untuk tahun
pajak sebelumnya, sehingga pengenaan tarif 1% tersebut untuk masa pajak berikutnya.

Misal:
PT. Bagas Farel berdasarkan SPT Tahunan tahun 2014 melaporkan Peredaran brutonya sebesar Rp.
3.650.750.000,- (Tiga Miliar Enam Ratus Lima Puluh Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

Karena Peredaran bruto tahun 2014 PT.Bagas Farel di bawah Rp. 4.800.000.000,- maka untuk tahun
pajak 2015 PT. Bagas Farel harus melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai PP 46.
contoh untuk masa januari 2015 peredaran bruto PT. Bagas Farel sebesar Rp. 375.685.000,-
maka pajak terutangnya = Rp. 375.685.000,- X 1% = Rp. 3.756.850,- 

Pajak terutang sebesar Rp. 3.756.850,- disetorkan ke Bank persepsi pajak dengan menggunakan
media Surat Setoran Pajak (SSP) dengan Kode Akun Pajak 4111128 dan Kode Jenis Setoran 420 dan
disetorkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya (Februari).

Demikian contoh perhitungan PPh WP badan yang peredaran brutonya dibawah Rp. 4.800.000.000,-
Semoga bisa membantu...
Kedua, untuk wajib pajak yang peredaran bruto dalam satu tahun pajak diatas Rp.
4.800.000.000,-  s/d Rp. 50.000.000.000,- maka perhitungan pajak terutangnya
sesuai dengan pasal 17 dan 31E Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang pajak
penghasilan.
Cara menghitungnya sebagai berikut:
Mendapat Fasilitas = 4.800.000.000 / Peredaran Bruto x Penghasilan Kena Pajak
                                  =yyyyyyyyy
PPh yg mendapat Fasilitas = (50% X 25%) X  yyyyyyyyy
                                               = zzzzzzzz

Tidak Mendapat Fasilitas = Penghasilan Kena Pajak - yyyyyyyyy 


                                             = aaaaaaaa
 PPh yg tidak mendapat Fasilitas = 25% X  aaaaaaaa
                                                         = bbbbbbbb

Total PPh Terutang = zzzzzzzz + bbbbbbbb


                                   = ccccccccc 

2/.Contoh Penghitungan PPh WP Badan Yang Peredaran


Brutonya Di Atas Rp. 4,8 Milyar s/d Rp. 50 Milyar
Sebelumnya saya telah sharing contoh perhitungan PPh WP Badan yangperedaran brutonya tidak
melebihi Rp. 4.800.000.000,-sekarang saya akan sharing contoh menghitung PPh WP Badan yang
peredaran brutonya di atas 4.800.000.000,- s/d 50.000.000.000,- untuk wajib pajak yang sesuai
dengan kriteria ini maka perhitungan pajaknya sesuai dengan yang berlaku umum / sesuai dengan
pasal 17 ayat (1) huruf B dan pasal 31E Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak
penghasilan.

Untuk wajib pajak yang dalam satu tahun pajak peredaran bruto nya di atas 4.800.000.000 sampai
dengan 50.000.000.000,-penghitungan pajak terutangnya seperti terlihat dalam contoh soal di
bawah ini:

Contoh:
Peredaran Bruto PT. Bagas Farel tahun 2014 sebesar Rp. 5.275.500.000,- karena peredaran bruto
untuk tahun 2014 ini melebihi Rp. 4.800.000.000,- maka untuk tahun pajak 2015 PT. Bagas Farel
menggunakan perhitungan yang umum untuk menghitung pajak terutangnya.
Selama tahun 2015 peredaran bruto PT. Bagas Farel diketahui sebesar Rp. 6.355.875.000,- dengan
laba sebelum pajak (Penghasilan Kena Pajak) sebesar Rp.953.400.000,-

Hitung berapa Pajak terutang PT. Bagas Farel untuk tahun pajak 2015? 

Jawaban:
PKP Mendapat Fasilitas = 4.800.000.000 /  6.355.875.000 X 953.400.000
                                        = 720.014.160,-
PKP Tidak Mendapat Fasilitas = 953.400.000 - 720.014.160
                                                  = 233.385.840,-

PPh Terutang:
Mendapat Fasilitas = 50% X 25% X 720.014.160
                               = 90.001.770,-

Tidak Mendapat Fasilitas = 25% X 233.385.840


                                         = 58.348.460,-

Jadi Total PPh Terutang = 90.001.770,- + 58.348.460,-


                                       = 148.350.230,-

Keterangan :
PPh Terutang Mendapat Fasilitas:
50% = Fasilitas pengurangan Tarif
25% = Tarif PPh WP Badan Sesuai Pasal 17 ayat (1) hururf B

Demikian contoh perhitungan PPh WP Badan yang peredaran brutonya di atas 4.800.000.000 s/d
50.000.000.000... Selanjutnya teman-teman bisa membaca contoh Penghitungan PPh Badan yang
Peredaran Brutonya di atas Rp. 50.000.000.000,-
Semoga tulisan ini bisa membantu....

Ketiga,  untuk wajib pajak yang peredaran bruto dalam satu tahun pajak diatas Rp. 50.000.000.000,-
maka perhitungan pajak terutangnya sesuai dengan pasal 17 dan 31E Undang-Undang No 36 Tahun
2008 tentang pajak penghasilan.
Cara menghitungnya sebagai berikut:Penghasilan Kena Pajak x 25%

Contoh perhitungan PPh Badan yang PeredaranBrutonya di atas Rp. 50.000.000.000,-

3/.Contoh Penghitungan PPh WP Badan Yang Peredaran Brutonya Di


atas Rp. 50 Milyar
Sebelumnya saya telah sharing contoh perhitungan PPh WP Badan yangperedaran brutonya tidak
melebihi Rp. 4.800.000.000,- dancontoh perhitungan PPh WP Badan yangperedaran brutonya di atas
4.800.000.000,- s/d 50.000.000.000,- sekarang saya akan sharing contoh perhitungan PPh WP Badan
yang peredaran brutonya di atas 50.000.000.000,- untuk wajib pajak yang sesuai dengan kriteria ini
maka perhitungan pajaknya sesuai dengan yang berlaku umum / sesuai dengan pasal 17 ayat (1)
huruf B Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan.

Untuk wajib pajak yang dalam satu tahun pajak peredaran bruto nya di atas 50.000.000.000,- contoh
penghitngan pajak terutangnya bisa dilihat dibawah ini.

Contoh :
Peredaran Bruto PT. Bagas Farel tahun 2014 sebesar Rp. 45.275.500.000,- karena peredaran bruto
untuk tahun 2014 ini melebihi Rp. 4.800.000.000,- maka untuk tahun pajak 2015 PT. Bagas Farel
menggunakan perhitungan yang umum untuk menghitung pajak terutangnya.

Selama tahun 2015 peredaran bruto PT. Bagas Farel diketahui sebesar Rp. 67.850.000.000,- dengan
laba sebelum pajak (Penghasilan Kena Pajak) sebesar Rp.15.750.500.000,-

Hitung berapa Pajak terutang PT. Bagas Farel untuk tahun pajak 2015?  

Jawaban:
Untuk menghitung pajak terutang WP Badan yang peredaran brutonya di atas 50.000.000.000,-
sangatlah mudah, setelah diketahui laba sebelum pajak (Penghasilan Kena Pajak) tinggal dikalikan
dengan tarif pajak pasal 17 ayat (1) huruf B yaitu sebesar 25%.

PPh Terutang = 25% X 15.750.500.000,-


                       = 3.937.625.000,- 

Anda mungkin juga menyukai