Anda di halaman 1dari 6

Pajak Penghasilan Pasal 15 (PPh Pasal 15)

Untuk

industri

usaha

tertentu,

perhitungan

tertentu

diperlukan

untuk menghitung laba bersih mereka, yang juga akan membantu


menentukan penghasilan kena pajak mereka (Penghasilan Kena Pajak).
Perhitungan ini disebut Norma Penghitungan Khusus
Industri bisnis ini, sebagaimana diatur dalam Pajak Penghasilan Pasal
15 (PPh Pasal 15) menurut UU Nomor 36 tahun 2008 adalah:
perusahaan pelayaran; penerbangan internasional / penerbangan;
perusahaan asuransi asing; perusahaan pengeboran minyak; dan
perusahaan yang berinvestasi dalam bentuk bangun-guna-serah 'buildoperate-transfer', yang biasanya terkait dengan proyek-proyek yang

disediakan untuk infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, kereta


bawah tanah, dan lain-lain.

Tarif Pajak Penghasilan Pasal 15 (PPh Pasal 15)


Ada berbagai jenis tarif tergantung pada industri bisnis seperti yang
disebutkan di atas, dan mereka adalah sebagai berikut:
Perusahaan pelayaran
o Laba bersih = 6% x Omzet Bruto
o Pajak penghasilan = 1,8% x Omzet Bruto
Perusahaan pelayaran dalam negeri
o Laba bersih = 4% x Omzet Bruto

o Pajak penghasilan = 1,2% x Omzet Bruto


o

Pelayaran asing dan / atau perusahaan maskapai penerbangan


o Laba bersih = 6% x Omzet Bruto
o Pajak penghasilan = 2.64% x Omzet Bruto
Wajib

pajak

internasional

(WPLN)

yang

memiliki

kantor

perdagangan perwakilan di Indonesia, namun tidak memiliki


perjanjian bilateral di bawah perjanjian pajak Indonesia (P3B)
o Laba bersih = 1% x Nilai Ekspor Bruto
o Penyelesaian pajak penghasilan = 0.44% x Nilai Ekspor Bruto

Pihak yang melakukan kemitraan dalam bentuk perjanjian


bangun-guna-serah/'build-operate-transfer' (BOT)
o Pajak penghasilan = 5% x bruto nilai tertinggi nilai pasar dengan
Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP).

Pembayaran dan Penyampaian Laporan Pajak Penghasilan


Pasal 15 (PPh Pasal 15)
Laporan harus diserahkan pada tanggal 20, di bulan dimana
pembayaran pajak juga dilakukan. Namun, tanggal jatuh tempo
pembayaran pajak itu sendiri bervariasi.
Perusahaan pelayaran

o Dibayar paling lambat pada tanggal 10, di bulan setelah faktur


dibuat.
Perusahaan pelayaran dalam negeri; dan pengiriman asing dan /
atau perusahaan penerbangan
o Dibayar pemungut cukai paling lambat pada tanggal 10, di bulan
setelah faktur dibuat; atau
o Dibayar oleh wajib pajak paling lambat pada tanggal 15, di bulan
setelah faktur dibuat.
Wajib

pajak

internasional

(WPLN)

yang

memiliki

kantor

perdagangan perwakilan di Indonesia, namun tidak memiliki


perjanjian bilateral di bawah perjanjian pajak Indonesia (P3B)

o Dibayar oleh wajib pajak paling lambat pada tanggal 15, di bulan
setelah wajib pajak telah menerima pendapatan.
Pihak yang melakukan kemitraan dalam bentuk perjanjian
bangun-guna-serah/'build-operate-transfer' (BOT)
o Dibayar oleh wajib pajak paling lambat pada tanggal 15, di bulan
setelah masa BOT berakhir.

Anda mungkin juga menyukai