Anda di halaman 1dari 8

PPH PASAL 15

PPh PASAL 15

N A M A AN G G O TA K E LO M P O K :
1. A N G G I RO S AL I ND A ( 0 3)
2. P U S PA NA G A R I P UT R I R ( 2 1)
3. R E S T I NA D W I F I T R I ( 2 2)
4. Y O N S Y FA JA R S WA N E RA ( 3 5)
Pengertian PPh Pasal 15 :

adalah Pajak Peenghasilan yang dikenakan atas


penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib
Pajak tertentu, yaitu :
 Perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional
 Perusahaan pelayaran dalam negeri
 Perusahaan penerbangan dalam negeri
 Perusahaan asuransi luar negeri
 Perusahaan pengeboran minyak, gas dan panas bumi
 Perusahaan dagang asing
 Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk
bangun-guna-serah atau BOT (build,operate, and transfer)
Norma Perhitungan Khusus bagi Wajib Pajak
PPh pasal 15 :

1. Wajib Pajak Pelayaran Dalam 2. Wajib Pajak Penerbangan


Negeri Dalam Negeri

 Untuk penghasilan Neto =  Untuk penghasilan Neto = 6%


4% x peredaran bruto x peredaran bruto
 Untuk PPh terhutang = 1,2%  Untuk PPh terhutang = 1,8%
x peredaran bruto dan final x peredaran bruto dan tidak
final
Tertuang dalam :
* KepMenKeu 416/KMK.04/1996 Tertuang dalam :
* Surat Edaran Dirjen Pajak * KepMenKeu 475/KMK/04/1996
Nomor SE-29/PJ.4/1996 *Surat Edaran Dirjen Pajak
Nomor SE-35/PJ.4?1996
Norma Perhitungan Khusus bagi
Wajib Pajak PPh pasal 15 :
3. Wajib Pajak Pelayaran dan 4. Wajib Pajak Kantor
Penerbangan Luar Negeri Perwakilan Dagang Asing

 Untuk pengahasilan Neto = 6% Untuk penghasilan neto = 1%


x peredaran bruto x ekspor bruto ke Indonesia
 Untuk PPh terutang = 0,44% x Untuk PPh terutang = 0,44% x
peredaran bruto dan final ekspor bruto dan final

Tertuang dalam : Tertuang dalam :


* KepMenKeu 417/KMK.04/1996 * KepMenKeu
* Surat Edaran Dirjen pajak 634/KMK.04/1996
Nomor SE-32/PJ.4/1996 * Keputusan Direktur Jenderal
* Surat Edaran Dirjen Pajak Pajak Nomor KEP 667/PJ/2001
Nomor SE-10/PJ.43/1999
Norma Perhitungan Khusus bagi Wajib Pajak PPh
pasal 15 :

5. Wajib Pajak Kerja Sama 6. Wajib Pajak Jasa Maklon


Telkom Internasional
Untuk penghasilan neto = Untuk penghasilan neto = 7%
14,285% x perderan bruto. x peredaran bruto
Tarif 35% Untuk PPh terutang = tarif
Untuk PPh terutang = 5% tertinggi pasal 17 x
peredaran bruto dan final penghasilan neto

Tertuang dalam : Tertuang dalam :


* KepMenKeu * KepMenKeu
88/KMK.04/1994 543/KMK.03/2002
CONTOH SOAL & PERHITUNGAN
Pemotongan dan penghitungan pph pasal 15 atas
penghasilan sewa kapal milik perusahaan
pelayaran dalam negeri:

CV.Niaga (badan memiliki NPWP) membayar


kepada PT.Cintura yang merupakan perusahaan
pelayaran sebesar Rp 100.000.000,00 atas sewa
kapal (carter).
Besarnya PPh Pasal 15 yang harus dipotong oleh
CV.Niaga adalah sebagai berikut :
R p 10 0. 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 x 1 ,2 % = R p 1 . 2 0 0 . 0 00 ,0 0 .
Perlakuan Akuntansi

Jurnal yang harus dibuat CV.Niaga:


Beban Sewa Kapal Rp. 100.000.000,00
 Utang PPh Pasal 15 Rp. 1.200.000,00
 Kas Rp. 98.800.000,00

Jurnal yang harus dibuat PT.Cintura:


Kas Rp. 98.800.000,00
Beban PPh Pasal 15 Rp. 1.200.000,00
 Pendapatan Sewa Kapal Rp 100.000.000,00
CARA PENGINSTALAN ESPT PPH PASAL 15

Anda mungkin juga menyukai