Anda di halaman 1dari 2

TAX PLANNING PPH PASAL 22, PASAL 23/26 DAN PPH FINAL

1.Pendahuluan
Cara mudah yang dilakukan oleh pemerintah (Ditjen Pajak) untuk memungut pajak adalah dengan
cara mewajibkan wajib pajak melakukan pemungutan dan pemotongan atas pajaknya, dari
pihak lain (pihak ketiga), sesuai dengan kewajiban pajak untuk melakukan pemotongan atau
pemungutan pajak, dan selanjutnya menyetorkan dan melaporkannya ke kantor pajak setiap bulan
berdasarkan ketentuan perpajakan.
2.Pajak Penghasilan Pasal 22
Tax ManagementPemotongan dan PemungutanPPh Pasal 22 impor ini menyangkut pemungutan
pajak di sekotr impor, yang berhubungan dengan penyerahan dan pembayaran barang, serta
pemasukan barang dari luar daerah pabean. Dalam hal impor, tariff PPh Pasal 22 bervariasi,
dimana kalau mempunyai API tarifnya 2,5% dari nilai impor dan kalau tidak mempunyai
API tarifnya 7,5% dari nilai impor. Rate yang berbeda ini mendorong adanya tax planning,
sehingga dalam melakukan impor, tax plannersering merekomendasikan impor dengan API.
Akibatnya banyak orang yang memfasilitasi penggunaan (“peminjaman”) API, dengan
menggunakan API pengusaha yang seharusnya menggunakan tarif pajak 7,5% menjadi
2,5%. Hal ini dapat menghemat cash flowperusahaan selama masa tertentu, walaupun pada
akhirnya PPh Pasal
3.Pajak Penghasilan Pasal 23
Tidak jarang terjadi disputedalam bisnis tentang kewajiban memungut PPh Pasal 23, di mana
perusahaan pemilik proyek atau penerima jasamengharuskan adanya pemungutan atau
pemotongan PPh Pasal 23 dari pihak ketiga, sedangkan pihak memberi jasa (kontraktor)
tidak bersedia dipotong pajaknya karena tidak ada pasal pemotongannya dalam kontrak
perjanjian. Apabila perusahaan pemilik proyek tidak memotong PPh Pasal 23, dan transaksi
ini ditemukan oleh fiskus pada saat dilakukan pemeriksaan pajak, maka perusahaan pemilik
proyek akan dikenai kewajiban untuk membayar PPh Pasal 23 (withholding tax) yang
terutang ditambah denda keterlambatan penyetoran sebesar 2% sebulan dari pokok pajak.
4.Pajak Penghasilan Pasal 26
PPh Pasal 26 mirip dengan PPh Pasal 23, bedanya, PPh Pasal 26 untuk dibayarkan kepada wajib
pajak luar negeri. Kalau PPh 26 ini ratenya 20%, ada tax treaty. Kalau tax treatynilai
efektifnya 10%, tapi bisa juga 5% dan bisa juga 0%
5.Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) Final
Penjualan saham di bursa efek dikenai PPh final dengan tariff 0,1%. Final ini secara prinsip
selalu meringankan. Bunga obligasi dan Surat Utang Negara dikenai PPh Final tetapi tarif
pajak bunganya tetap sebesar 15% bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan BUT, dan tarif
15% diberlakukan bagi bunga/diskonto obligasi dengan kupon dan diskonto obligasi tanpa
bunga.
166.PPh Pasal 15
Merupakan PPh yang dikenakan berdasarkan Norma Penghitungan Khusus (NPK) atau deem
profit, yang meliputi:1.PPh atas sewa pesawat udara dalam negeri, tarif pajaknya 1,8% dari
peredaran bruto dan bersifat tidak final.2.PPh Final Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri, tarif
pajaknya 1,2% dari peredaran bruto bersifat final.3.PPh Final Perusahaan
Pelayaran/Penerbangan Luar Negeri, tarif pajaknya 2,64% dari peredaran bruto bersifat
final.4.PPh Final atas Wajib Pajak Luar Negeri yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di
Indonesia, tarif pajaknya 0,44% dari nilai ekspor bruto bersifat final.5.Penghasilan neto Wajib
Pajak BUT dari kegiatan usaha pengeboran minyak dan gas bumi, tarifnya 15% dari peredaran
bruto, bersifat tidak final.
7.Tax PlanningPPh Pasal 22/23/26 dan PPh Final
Beberapa hal kruasial dalam penanganan PPh Pasal 22/23/26 dan PPh Final:
1.Masalah Pembuatan Kontrak
2.Konflik Dalam Withholding Tax
3.Rekonsiliasi Objek WithholdingTax Dengan Laporan Keuangan
4.Klausul Kontrak Dengan WPLN
8.Tax Planning Pajak Penghasilan Pasal 25 Orang Pribadi
Sesuai Per-Menkeu No. 255/PMK.03/2008, besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk
wajib pajak orang pribadipengusaha tertentu (wajib pajak orang pribadi pengusaha tertentu adalah
wajib pajak orang pribadi yang mempunyai tempat usaha tersebar di beberapa tempat,
ditetapkan sebesar 0,75% dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing
tempat usaha tersebut. Sedangkan untuk wajib pajak masuk bursa dan wajib pajak lainnya
yang berdasarkan ketentuan diharuskan membuat laporan keuangan berkala, adalah sebesar
Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba-rugi fiscal
menurut laporan keuangan berkala terakhir yang disetahunkan dikurangi dengan pemotongan
dan pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 23 serta Pasal 24 yang dibayar atau
terutang di luar negeri untuk tahun pajak yang lalu, dibagi 12

Anda mungkin juga menyukai