Dudi Wahyudi
Pasal 15 UU PPh
• Norma Penghitungan Khusus untuk
menghitung penghasilan neto dari Wajib Pajak
tertentu yang tidak dapat dihitung
berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) atau
ayat (3) ditetapkan Menteri Keuangan
Penjelasan Pasal 15 UU PPh
• Wajib Pajak tertentu antara lain
– perusahaan pelayaran atau penerbangan
internasional
– perusahaan asuransi luar negeri
– perusahaan pengeboran minyak, gas dan panas
bumi
– perusahaan dagang asing
– perusahaan yang melakukan investasi dalam
bentuk bangun-guna-serah (“build, operate, and
transfer”)
Penjelasan Pasal 15 UU PPh
• Alasan
– Untuk menghindari kesukaran dalam menghitung
besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi golongan
WP tertentu
– Berdasarkan pertimbangan praktis atau sesuai
dengan kelaziman pengenaan pajak dalam bidang-
bidang usaha tersebut, Menteri Keuangan diberi
wewenang untuk menetapkan Norma
Penghitungan Khusus guna menghitung besarnya
penghasilan neto dari Wajib Pajak tertentu
Ketentuan Pelaksanaan
Jenis Wajib Pajak Peraturan/Keputusan
Menkeu
WP yang melakukan kegiatan usaha jasa maklon internasional di bidang 543/KMK.03/2002
produksi mainan anak-anak
Perusahaan penerbangan dalam negeri 475/KMK.04/1996
Perusahaan pelayarang/penerbangan luar negeri 417/KMK.04/1996
Dasar Hukum
Pengh. Neto =
PPh = 2,64% dari
6% dari Sifat : FINAL
Peredaran Bruto
Peredaran Bruto
PERUSAHAAN PELAYARAN DAN/ATAU PENERBANGAN
LUAR NEGERI
Peredaran Bruto
semua imbalan atau dari pengangkutan orang/barang yang
nilai pengganti berupa dimuat
uang atau nilai uang
yang diterima atau
diperoleh WP
Perusahaan dari satu pelabuhan dari pelabuhan di
pelayaran/penerbang ke pelabuhan lain Indonesia ke
an luar negeri di Indonesia pelabuhan di luar
dan/atau negeri
PERUSAHAAN PELAYARAN DAN/ATAU PENERBANGAN
LUAR NEGERI
•0,84% •2,64%
PPh Pasal 26 Jumlah PPh
20%x4,2% 1,8%+0,84%
PERUSAHAAN PELAYARAN DAN/ATAU PENERBANGAN
LUAR NEGERI
Penegasan
• Wajib Pajak yang dicakup adalah WP perusahaan pelayaran
dan/atau penerbangan yang bertempat kedudukan di luar
negeri yang melakukan usaha melalui BUT di Indonesia
• Tidak termasuk peredaran bruto adalah penggantian atau
imbalan yang diterima atau diperoleh dari pengangkutan
orang/barang dari pelabuhan di luar negeri ke pelabuhan di
Indonesia.
• Dalam hal Wajib Pajak juga menerima atau memperoleh
penghasilan lainnya, maka atas penghasilan lainnya tersebut
dikenakan PPh berdasarkan ketentuan yang berlaku
PERUSAHAAN PELAYARAN DALAM NEGERI
Dasar Hukum
Penghasilan
PPh = 1,2% dari
Neto = 4% dari Sifat : FINAL
Peredaran Bruto
Peredaran Bruto
PERUSAHAAN PELAYARAN DALAM NEGERI
Peredaran bruto
semua imbalan
atau nilai dari pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat
pengganti
berupa uang
atau nilai uang
yang diterima
atau diperoleh dari satu dari pelabuhan Dari pelabukan
WP perusahaan pelabuhan ke di Indonesia ke di luar negeri ke
pelayaran pelabuhan lain pelabuhan luar pelabuhan di
dalam negeri di Indonesia negeri Indonesia
PERUSAHAAN PELAYARAN DALAM NEGERI
• Penegasan
– Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri
adalah orang yang bertempat tinggal atau badan
yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia
yang melakukan usaha pelayaran dengan kapal
yang didaftarkan baik di Indonesia maupun di luar
negeri atau dengan kapal pihak lain
– termasuk peredaran bruto adalah penghasilan
penyewaan kapal yang dilakukan dari pelabuhan
di luar Indonesia ke pelabuhan lainnya di luar
Indonesia
Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri
• Penegasan
– Pajak yang dibayar di luar negeri atas penghasilan yang
diterima atau diperolehnya di luar negeri dari
pengangkutan orang dan/atau barang termasuk
penyewaan kapal dapat diperhitungkan dengan PPh yang
terutang, untuk masing-masing negara maksimal 1,2% dari
penghasilan yang diterima atau diperolehnya diluar negeri
tersebut
– Dalam hal Wajib Pajak juga menerima atau memperoleh
penghasilan lainnya selain penghasilan sebagaimana
dimaksud pada butir 3 di atas, maka atas penghasilan
lainnya dikenakan PPh berdasarkan ketentuan perpajakan
yang berlaku
PERUSAHAAN PENERBANGAN
DALAM NEGERI
Dasar Hukum
Penghasilan
PPh = 1,8% dari Sifat : TIDAK
Neto = 6% dari
Peredaran Bruto FINAL
Peredaran Bruto
PERUSAHAAN PENERBANGAN
DALAM NEGERI
Peredaran bruto
• semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai
uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak berdasarkan
perjanjian charter dari pengangkutan orang dan/atau
barang yang dimuat
• dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia
• dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri
PERUSAHAAN PENERBANGAN
DALAM NEGERI
Pelunasan
• Pelunasan dilakukan melalui pemotongan oleh
pencharter sepanjang pencharter tersebut adalah badan
pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
• Pemotongan dilakukan pada saat pembayaran atau saat
terutangnya imbalan atau nilai pengganti
• Pencharter wajib memberikan bukti potong, menyetor
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, dan
melaporkan ke KPP paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya
PERUSAHAAN PENERBANGAN
DALAM NEGERI
Penegasan
• Yang dimaksud dengan perjanjian charter
meliputi semua bentuk charter, termasuk
sewa ruangan pesawat udara baik untuk
orang dan/atau barang ("space charter")
• Pelunasan PPh merupakan pembayaran PPh
Pasal 23 yang dapat dikreditkan terhadap
PPh yang terutang dalam SPT Tahunan PPh
untuk tahun pajak yang bersangkutan
WP LN YANG MEMPUNYAI KANTOR PERWAKILAN
DAGANG DI INDONESIA
• PKP 1,0%
• PPh terutang 30%x1% 0,3%
• PKP – PPh terutang 0,7%
• PPh Pasal 26 20%x0,7% 0,14%
• Jumlah PPh 0,3%+0,14% 0,44%
Bangun Guna Serah (BOT)
Kep. Menkeu No. 248/KMK.04/1995