Anda di halaman 1dari 35

PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BERDASARKAN UU PAJAK PENGHASILAN YANG BARU ( UU No.36 TAHUN 2008)

I.UMUM
UU Pajak Penghasilan yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1984 telah mengalami
beberapa kali perubahan (amandemen), yaitu :
- UU No. 7 tahun 1984
- UU No. 7 tahun 1991 ;
- UU No.10 tahun 2000 ;
- UU No.17 tahun 2004 ; dan perubahan yang terakhir adalah
- UU No.36 tahun 2008 :
Yang perubahannya telah diberlakukan mulai 1 Januari 2009 untuk tahun pajak
2009.

II.SUBJEK PAJAK PENGHASILAN


Pada pasal 2 UU Pajak Penghasilan diatur subjek pajak penghasilan adalah :
1. Orang Pribadi ;
2. B a d a n dalam bebagai bentuk :
- Persaroan Terbatas ;
- Perseroan Komanditer ;
- Perseroan lainnya ;
- BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun ;
-Firma;
-Kongsi;
- Dana Pensiun ;
- Persekutuan ;
- Perkumpulan ;
- Y a y a s a n ;
- Organisasi Massa ;
- Organisasi Sosial Politik atau Organisasi lainnya ;
- Lembaga dan bentuk badan lainnya ;
Tambahan UU No.36/2008 :
- Kontrak Investasi Kolektif ;
- Bentuk Usaha Tetap, meliputi :
 Komputer ;
 Agen Elektronik ;
 Peralatan otomatis yg dimiliki dan digunakan utk penyelenggaraan
transaksi elektronik utk menjalanlan usaha melalui internet.

Pengertian Kontrak Investasi Kolektif


Kontrak Investasi Kolektif adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank
Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan dimana Manajer Investasi
diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian
diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif.

1
III.WAJIB PAJAK PENGHASILAN
Sekalipun sudah disebut sebagai Subjek Pajak dalam UU Pajak Penghasilan, namun tidak
otomatis setiap Subjek Pajak menjadi wajib-pajak.

Berdasarkan pasal 1 ayat ( 2) UU KUP, yang dimaksud dengan Wajib-Pajak adalah :

ORANG PRIBADI ATAU BADAN , MELIPUTI PEMBAYAR PAJAK ,PEMOTONG PAJAK, DAN
PEMUNGUT PAJAK, YANG MEMPUNYAI HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SESUAI
DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN.

Berdasarkan ketentuan ini, yang disebut sebagai wajib-pajak tergantung jenis pajak yang
menjadi kewajibannya.

Kapan Subjek Pajak Penghasilan berubah Status menjadi Wajib-Pajak.


Subjek Pajak berubah status menjadi wajib-apajak jika memenuhi 2 (dua) kewajaban :
1.KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
MULAI :
ORANG PRIBADI :
- SEJAK LAHIR DAN BERTEMPAT TINGGAL DI INDONESIA
- SEJAK DATANG KE INDONESIA PERTAMA KALI DGN NIAT UTK BERTEMPAT
TINGGAL DI INDONESIA
BADAN:
- SEJAK DIDIRIKAN
2. KEWAJIBAN PAJAK OBJEKTIF
MULAI :
ORANG PRIBADI
- SEJAK MENERIMA ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN MELEBIHI P T K P
BADAN
- SEJAK MENERIMA ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN

Jika sudah berstatus sebagai wajib-pajak, salah satu kewajiban yang menyertainya adalah
mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana diatur
dalam pasal 2 ayat (1) UU KUP :

Setiap wajib-pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, wajib
mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib-pajak dan
kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib-Pajak.

Seteleh memperoleh NPWP, maka kewajiban berikutnya adalah menghitung sendiri


besarnya Pajak Penghasilan yang terutang, baik yang pengenaan PPh nya bersifat Tidak
Final, maupun bersifat Final, sebagaimana diatur dalam pasal 12 ayat (1) UU KUP sbb.

2
Setiap wajib-pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan tidak
mengantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.
Untuk menghitung dan membayar pajak yang terutang, wajib-pajak harus mengetahui
- Apa yang menjadi Objek Pajak
- Sifat Pengenaan (Tidak Final atau Final)
Jika sifat pengenaan pajaknya Tidak Final, harus mampu mengetahui Penghasilan
Kena Pajak yang diperoleh dari Penghasilan Bruto dikurangi dengan biaya-biaya
yang dperkenankan menurut UU Pajak Penghasilan, dan tidak dapat
mengurangkan biaya-biaya yang menurut ketentuan peraturan perpajakan tidak
diperkenankan dikurangkan.
Jika sifat pengenaan pajaknya sudah Final, harus mampu mengetahui Dasar
Penerapan Pajak dan Tarip PPh Final.
- Dasar Pengenaan Pajak (apakah PKP atau Penghasilan Bruto)
- Tarip (Tarip Umum atau Tarip Tersendiri seperti yang diberlakukan terhadap
pengenaan PPh yang bersifat Final)

Jika sudah terdaftar sebagai wajib-pajak, kewajiban berikutnya adalah mengisi dan
menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT Masa dan SPT Tahunan Pajak Penghasilan),
sebagaimana diatur dalam 3 ayat (1) UU KUP :

Setiap wajib-pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar,


lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf
Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menanda-tangani serta
menyampaikannya ke kantor DJPajak tempat wajib-pajak terdaftar atau
dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh DJPjk,

IV. OBJEK PAJAK PENGHASILAN

No URAIAN UU No.17 TAHUN 2000 UU No.36 TAHUN 2008

1 DEFINISI Setiap tambahan kemampuan Setiap tambahan kemampuan


PENGHASIL ekonomis yang diterima atau ekonomis yang diterima atau
AN diperoleh wajib-pajak, baik yang diperoleh wajib-pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun berasal dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia, yang dapat dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau dipakai untuk konsumsi atau
atau untuk menambah atau untuk menambah kekayaan
kekayaan wajib-pajak yang wajib-pajak yang bersangkutan,
bersangkutan, dengan nama dengan nama dan dalam bentuk
dan dalam bentuk apapun, apapun, termasuk :
termasuk :
2 JENIS a.penggantian atau imbalan a.penggantian atau imbalan
PENGHASIL berkenaan dengan pekerjaan berkenaan dengan pekerjaan
AN atau jasa yang diterima atau atau jasa yang diterima atau
diperoleh termasuk diperoleh termasuk

3
gaji,upah,tunjangan,honorariu gaji,upah,tunjangan,honorariu,
m,komisi, bonus, gratifikasi, komisi, bonus, gratifikasi, uang
uang pensiun, atau imbalan pensiun, atau imbalan dalam
dalam bentuk lainnya, kecuali bentuk lainnya, kecuali
ditentukan lain dalam undang- ditentukan lain dalam undang-
undang ini ; undang ini ;
b.hadiah dari undian atau b.hadiah dari undian atau
pekerjaan atau kegiatan, dan pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan ; penghargaan ;
c.laba usaha ; c.laba usaha ;
d.keuntungan karena penjualan d.keuntungan karena penjualan
atau pengalihan harta, atau pengalihan harta,
termasuk termasuk
1.keuntungan karena 1.keuntungan karena
pengalihan harta kepada pengalihan harta kepada
perseroan, persukutuan, dan perseroan, persukutuan, dan
badan lainnya sebagai badan lainnya sebagai
pengganti saham atau pengganti saham atau
penyertaan modal ; penyertaan modal

2.keuntungan yang diperoleh 2.keuntungan karena


perseroan, persekutuan dan pengalihan harta kepada
badan lainnya karena pemegang saham, sekutu atau
pengalihan harta kepada anggota yang diperoleh
pemegang saham ; perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya ;
3.keutungan karena likwidasi, 3.keutungan karena likwidasi,
penggabungan, peleburan, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, pemekaran, pemecahan, atau
atau pengambil-alihan usaha pengambil-alihan usaha atau
; reorganisasi dengan nama dan
dalam bentuk apapun ;

4.keuntungan karena 4.keuntungan karena pengalihan


pengalihan harta berupa harta berupa hibah, bantuan,
hibah, bantuan, atau atau sumbangan, kecuali yang
sumbangan, kecuali diberikan kepada keluarga
diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan
sedarah dalam garis lurus satu derajat dan badan
keturunan lurus satu derajat, keagamaan, badan pendidikan,
dan badan keagamaan atau badan sosial termasuk yayasan,
badan pendidikan atau koperasi, atau Orang Pribadi
badan sosial atau pengusaha yang menjalankan usaha mikro
kecil termasuk koperasi yang dan kecil, yang ketentuannya
ditetapkan oleh Ment.Keu, diatur lebih lanjut dengan
sepanjang tidak ada Per.Ment.Keu, sepanjang tidak
hubungan dengan usaha, ada hubungan dengan usaha,

4
pekerjaan, kepemilikan atau pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan antara pihak- peguasaan diantara pihak-
pihak yg bersangkutan ; pihak yang bersangkutan ; dan
5.keuntungan karena penjualan
atau pengalihan sebagian atau
seluruh hak penambangan,
tanda turut serta dalam
pembiayaan, atau permodalan
dalam usaha pertambangan.
e.penerimaan kembali e.penerimaan kembali
pembayaran pajak yang telah pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya ; dibebankan sebagai biaya dan
pembayaran tambahan
pengembalian pajak ;
f.bunga termasuk premium, f.bunga termasuk premium,
diskonto dan imbalan karena diskonto dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang ; jaminan pengembalian utang ;
g.dividen, dengan nama dan g.dividen, dengan nama dan
dalam bentuk apapun dalam bentuk apapun temasuk
temasuk dividen dari dividen dari perusahaan
perusahaan asuransi kepada asuransi kepada pemegang
pemegang polis, dan polis, dan pembagaian sisa
pembagaian sisa hasil usaha hasil usaha koperasi ;
koperasi ;
h.royalty ; h.royalty atau imbalan atas
penggunaan hak ;
i.sewa dan penghasilan lain i.sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan sehubungan dengan
penggunaan harta ; penggunaan harta ;
j.peneriman atau perolehan j.peneriman atau perolehan
pembayaran berkala ; pembayaran berkala ;
k.keuntungan karena k.keuntungan karena
pembebasan utang, kecuali pembebasan utang, kecuali
sampai dengan jumlah sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan tertentu yang ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah dengan Peraturan Pemerintah
l.keutungan karena selisih kurs l.keutungan selisih kurs mata
mata uang asing ; uang asing ;
m.selisih lebih karena penilaian m.selisih lebih karena penilaian
kembali aktiva ; kembali aktiva ;
n.premi asuransi ; n.premi asuransi ;
o.iuran yang diterima atau o.iuran yang diterima atau
diperoleh perkumpulan dari diperoleh perkumpulan dari
anggotanya yang terdiri dari anggotanya yang terdiri dari
wajib-pajak yang menjalankan wajib-pajak yang menjalankan
usaha atau perkerjaan bebas ; usaha atau perkerjaan bebas ;
p.tambahan kekayaan neto yang p.tambahan kekayaan neto yang

5
berasal dari penghasilan yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak ; belum dikenakan pajak ;
q.penghasilan dari usaha yang
berbentuk syariah ;
r.imbalan bungan sebagaimana
dimaksud dalam UU yang
mengatur mengenai ketentuan
umuam dan tata-cara
perpajakan ; dan
s.surplus Bank Indonesia.

V.BUKAN OBJEK PAJAK PENGHASILAN

UU No.17 TAHUN 2000 UU No.36 TAHUN 2008


a.1)bantuan, sumbangan, a.1)bantuan atau sumbangan,
termasuk zakat yang diterima termasuk zakat yang diterima
oleh badan amil zakat atau oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh dibentuk atau disahkan oleh
Pemerinta dan para penerima pemerintah dan yang diterima
zakat yang berhak ; oleh penerima zakat yang
berhak atau sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib
bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia, yang
diterima oleh lembaga
keagamaan yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan
yang diterima oleh penerima
sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah, dan
2) harta hibahan yang diterima 2)harta hibahan yang diterima
oleh keluarga sedarah dalam oleh keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu garis keturunan lurus satu
derajat, dan oleh badan derajat, badan keagamaan,
keagamaan atau badan badan pendidikan, badan sosial
pendidikan atau badan sosial termasuk yayasan, koperasi,
atau pengusaha kecil atau orang pribadi yang
termasuk koperasi yang menjalankan usaha mikro dan
ditetapkan oleh Menteri kecil, yang ketentuannya diatur
Keuangan, sepanjang tidak dengan atau beradasarkan
ada hubungan dengan usaha, Peraturan Menteri Keuangan,
pekerjaan, kepemilikan, atau sepanjang tidak ada hubungan
penguasaan antara pihak- dengan usaha, pekerjaan,

6
pihak yang bersangkutan ; kepemilikan, atau penguasaan
diantara pihak-pihak yang
bersangkutan ;
b.warisan ; b.warisan ;
c.harta termasuk setoran tunai c.harta termasuk setoran tunai
yang diterima oleh badan yang diterima oleh badan
sebagaimna dimaksud dalam sebagaimna dimaksud dalam
pasal 2 ayat (1) huruf sebagai pasal 2 ayat (1) huruf sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti saham atau sebagai
pengganti penyertaan modal ; pengganti penyertaan modal ;
d.penggantian atau imbalan d.penggantian atau imbalan
sehubungan dengan pekerjaan sehubungan dengan pekerjaan
atau jasa yang diterima atau atau jasa yang diterima atau
diperoleh dalam bentuk diperoleh dalam bentuk natura
natura dan atau kenikmatan dan atau kenikmatan dari wajib-
dari wajib-pajak atau pajak atau Pemerintah, kecuali
Pemerintah ; yang diberikan oleh bukan
wajib-pajak, wajib-pajak yang
dikenakan pajak secara final
atau wajib-pajak yang
menggunakan norma
penghitungan khusus (deemed
profit) sebagaimana dimaksud
dalam pasal 15 ;
e.pembayaran dari perusahaan e.pembayaran dari perusahaan
asuransi kepada Orang Pribadi asuransi kepada Orang Pribadi
sehubungan dengan asuransi sehubungan dengan asuransi
kesehatan, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi jiwa, asuransi dwiguna,
asuransi dwiguna, dan dan asuransi bea siswa ;
asuransi bea siswa ;
f.dividen atau bagian laba yang f.dividen atau bagian laba yang
diterima atau diperoleh diterima atau diperoleh
perseroan terbatas sebagai perseroan terbatas sebagai
wajib-pajak dalam negeri, wajib-pajak dalam negeri,
koperasi, badan usaha milik koperasi, badan usaha milik
negara atau badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah, dari penyertaan daerah, dari penyertaan modal
modal pada badan usaha yang pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia kedudukan di Indonesia dengan
dengan syarat : syarat :
1)dividen berasal dari cadangan 1)dividen berasal dari cadangan
laba yang ditahan ; dan laba yang ditahan ; dan
2)bagi perseroan terbatas, 2)bagi perseroan terbatas,
BUMN dan BUMD yang BUMN dan BUMD yang
menerima dividen, menerima dividen,

7
kepemilikan saham pada kepemilikan saham pada
badan yang memberikan badan yang memberikan
dividen paling rendah 25 % dividen paling rendah 25 %
(dua puluh lima persen) dari (dua puluh lima persen) dari
jumlah modal yang disetor jumlah modal yang disetor ;
dan harus mempunyai usaha
aktif diluar kepemilikan
saham tersebut ;
g.iuran yang diterima atau g.iuran yang diterima atau
diperoleh dana pensiun yang diperoleh dana pensiun yang
pendiriannnya telah disahkan pendiriannnya telah disahkan
Menteri Keuangan, baik yang Menteri Keuangan, baik yang
dibayar pemberi kerja dibayar pemberi kerja maupun
maupun pegawai ; pegawai ;
h.penghasilan dari modal yang h.penghasilan dari modal yang
ditanamkan oleh dana pensiun ditanamkan oleh dana pensiun
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada
huruf g, dalam bidang-bidang huruf g, dalam bidang-bidang
tertentu yang ditetapkan tertentu yang ditetapkan
dengan Kepts.Ment.Keuangan dengan Kepts.Ment.Keuangan ;
i.bagian laba yang diterima atau i.bagian laba yang diterima atau
diperoleh anggota dari diperoleh anggota dari
perseroan komaditer yang perseroan komaditer yang
modalnya tidak terbagi atas modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, saham-saham, persekutuan,
perkumpulan, firma, kongsi : perkumpulan, firma, kongsi,
termasuk pemegang unit
penyertaaan kontrak investasi
kolektif ;
j.bunga obligasi yang diterima j. dihapus ;
atau diperoleh perusahaan
reksa dana selama 5 (lima)
tahun pertama sejak pendirian
perusahaan atau pemberian
izin usaha ;
k.penghasilan yang diterima k.penghasilan yang diterima atau
atau diperole perusahaan diperoleh perusahaan modal
modal ventura berupa bagian ventura berupa bagian laba dari
laba dari badan pasangan badan pasangan usaha yang
usaha yang didirikan dan didirikan dan menjalankan
menjalankan usaha atau usaha atau kegiatan di
kegiatan di Indonesia, dengan Indonesia, dengan syarat :
syarat :
1)merupakan perusahaan kecil, 1)merupakan perusahaan kecil,
menengah, atau yang menengah, atau yang
menjalankan kegiatan sektor- menjalankan kegiatan sektor-
sektor usaha yang ditetapkan sektor usaha yang ditetapkan

8
dengan Kepts.Ment.Keu ; dan dengan Kepts.Ment.Keu ; dan
2)sahamnya tidak 2)sahamnya tidak
diperdagangkan di bursa efek di diperdagangkan di bursa efek di
Indonesia. Indonesia.
l.bea siswa yang memenuhi
persyaratan tertentu yang
ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan
Per.Ment.Keu ;
m.sisa lebih yang diterima atau
diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan/atau
penelitian dan pengembangan,
yang telah terdaftar pada
instansi yang membidanginya,
yang ditanaman kembali dalam
bentuk sarana dan prasarana
kegiatan pendidikan dan/ atau
pengembangan, dalam jangka
waktu paling lama 4 (empat)
tahun sejak diperolehnya sisa
lebih tersebut, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan
Per.Ment.Keu ; dan
n.bantuan atau santunan yang
dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
kepada wajib-pajak tertentu,
yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasar
Per.Ment.Keu.

VI.PENGURANG PENGHASILAN BRUTO


Untuk objek Pajak Penghasilan yang pengenaan PPh-nya tidak bersifat Final, dasar
pengenaan pajaknya adalah Penghasilan Kena Pajak. Untuk mendapatkan Penghasilan
Kena Pajak adalah Penghasilan Bruto dikurangi biaya-biaya sbb :

No URAIAN UU No.17 TAHUN 2000 UU No.36 TAHUN 2008


1 Biaya-biaya Besarnya Penghasilan Kena Besarnya Penghasilan Kena
Pajak bagi wajib-pajak dalam Pajak bagi wajib-pajak dalam
negeri dan bentuk usaha negeri dan bentuk usaha tetap,
tetap, ditentukan berdasarkan ditentukan berdasarkan
penghasilan bruto dikurangi : penghasilan bruto dikurangi
biaya untuk mendapatkan,

9
menagih dan memelihara
penghasilan, termasuk :
a.biaya untuk mendapatkan, a.biaya yang secara langsung
menagih dan memelihara atau tidak langsung berkaitan
penghasilan, termasuk biaya dengan kegiatan usaha
antara lain :
- biaya pembelian bahan ; 1.biaya pembelian bahan ;
- biaya berkenaan dengan 2.biaya berkenaan dengan
pekerjaan atau jasa pekerjaan atau jasa termasuk
termasuk upah, gaji, upah, gaji, honorarium,
honorarium, bonus, bonus, gratifikasi, dan
gratifikasi, dan tunjangan tunjangan yang diberikan
yang diberikan dalam dalam bentuk uang ;
bentuk uang ;
- bunga ; sewa ; royalty ; 3.bunga, sewa, dan royalty ;
- biaya perjalanan ; 4.biaya perjalanan ;
- biaya pengolahan limbah ; 5.biaya pengolahan limbah ;
- premi asuransi ; 6.premi asuransi ;
7.biaya promosi dan penjualan
yang diatur dengan atau
berdasarkan Per.Ment.Keu.
- biaya administrasi ; dan 8.biaya administrasi ; dan
- pajak kecuali Pajak 9.pajak kecuali Pajak
Penghasilan Penghasilan

b.penyusutan atas b.penyusutan atas pengeluaran


pengeluaran untuk untuk memperoleh harta
memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
berwujud dan amortisasi pengeluaran untuk
atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas
memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai
biaya lain yang mempunyai masa-manfaat lebih dari 1
masa-manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana
(satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 dan
dimaksud dalam pasal 11 pasal 11 A ;
dan pasal 11 A ; (PMK No.96/PMK.03/2009
Tgl. 15 Mei 2009)
c.iuran kepada dana pensiun c.iuran kepada dana pensiun
yang pendiriannya telah yang pendiriannya telah
disahkan oleh Ment.Keu. disahkan oleh Ment.Keu.
d.kerugian karena penjualan d.kerugian karena penjualan
harta yang dimiliki dan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam digunakan dalam perusahaan
perusahaan atau dimiliki atau dimiliki untuk
untuk mendapatkan, mendapatkan, menagih dan
menagih dan memelihara memelihara penghasilan ;
penghasilan ;

10
e.kerugian dari selisih kurs e.kerugian selisih kurs mata
mata uang asing ; uang asing ;

f.biaya penelitian dan f.biaya penelitian dan


pengembangan perusahaan pengembangan perusahaan
yang dilakukan di yang dilakukan di Indonesia
Indonesia ;
g.biaya bea siswa, magang g.biaya bea siswa, magang dan
dan pelatihan ; pelatihan ;
h.piutang yang nyata-nyata h.piutang yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih, dengan tidak dapat ditagih, dengan
syarat : syarat :
1).telah dibebankan biaya 1).telah dibebankan biaya
dalam laporan laba-rugi dalam laporan laba-rugi
komersial ; komersial ;
2).telah diserahkan perkara 2).wajib-pajak harus
penagihannya kepada menyerahkan daftar piutang
Pengadilan Negeri atau yang tidak dapat ditagih
Badan Urusan Piutang dan kepada DJ Pajak ; dan
Lelang Negara (BUPLN) atau 3).telah diserahkan perkara
adanya perjanjian mengenai penagihannya kepada
penghapusan piutang Pengadilan Negeri atau
/pembebasan piutang instansi pemerintah yang
antara kreditur dan debitur menangani piutang negara ;
yang bersaangkutan ; atau adanya perjanjian
3).telah dipublikasikan dalam tertulis mengenai
penerbitan umum atau penghapusan piutang
khusus ; dan /pembebasan utang antara
4).wajib-pajak harus kreditur dan debitur yang
menyerahkan daftar bersangkutan ; atau telah
piutang yang tidak dapat dipublikasikan dalam
ditagih kepada DJ Pajak, penerbitan umum atau
yang pelaksanaannya ditaur khusus ; atau adanya
lebih lanjur dengan Kpts.DJ pengakuan debitur bahwa
Pajak ; utangnya te;ah dihapuskan
untuk jumlah utang tertentu
;
4).syarat sebagaimana
dimaksud pada angka 3
tidak berlaku untuk
penghapusan piutang tak
tertagih debitur kecil
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 ayat (1) huruf
k.(PMK.No.105/PMK.03/200
9 tgl. 10 Juni 2009)
i.sumbangan dalam rangka

11
penaggulangan bencana
nasional yang ketentuannya
diatur Peraturan Pemerintah ;

j.sumbangan dalam rangka


penelitian dan
pengembangan yang
dilakukan di Indonesia yang
ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah ;
k.biaya pembangunan infra-
structur sosial yang
ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah ;
l.sumbangan fasilitas
pendidikan yang
ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintan ; dan
m.sumbangan dalam rangka
pembinaan olah-raga yang
ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
2 KOMPENASI Apabila pernghasilan bruto Apabila pernghasilan bruto
KERUGIAN setelah pengurangan setelah pengurangan
sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) didapat kerugian, ayat (1) didapat kerugian, maka
maka kerugian tersebut kerugian tersebut
dikompensasikan dengan dikompensasikan dengan
penghasilan mulai tahun pajak penghasilan mulai tahun pajak
berikutnya berturut-turu berikutnya berturut-turu
sampai dengan 5 (lima) tahun. sampai dengan 5 (lima) tahun
3 PTKP Kepada Orang Pribadi sebagai Kepada Orang Pribadi sebagai
wajib-pajak dalam negeri wajib-pajak dalam negeri
diberikan pengurangan diberikan pengurangan berupa
berupa Penghasilan Tidak Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Kena Pajak.

BIAYA-BIAYA YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN


Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi wajib-pajak dalam negeri dan
Bentuk Usaha Tetap, tidak boleh dikurangkan :

No. URAIAN UU No.17 TAHUN 2000 UU No.36 TAHUN 2008


a.pembagian laba, dividen, a.pembagian laba, dividen,
sisa hasil usaha ; sisa hasil usaha ;
b.biaya untuk keperluan b.biaya untuk keperluan

12
pribadi pemegang saham, pribadi pemegang saham,
sekutu atau anggota ; sekutu atau anggota ;
c.pembentukan dana c.pembentukan dana
cadangan, kecuali : cadangan, kecuali :
1.cadangan piutang tidak 1.cadangan piutang tidak
tertagih untuk usaha : tertagih untuk usaha :
-bank ; -bank/pemberi kredit ;
-sewa guna usaha ; -sewa guna usaha ;
-untuk usaha asuransi ; -perusahaan pembiayaan ;
-cadangan biaya rekalmasi -prsh anjak piutang
2.cadangan untuk assuransi
termasuk cadangan
bantuan sosial yang
dibentuk oleh Badan
Penyeleggara Jaminan
Sosial ;
3.cadangan penjaminan oleh
Lembaga Penjamin
Simpanan
4.cadangan biaya reklamasi ;
5.cadangan biaya
penanaman kembali untuk
usaha kehutanan ;
6.cadangan biaya penutupan
dan pemeliharaan tempat
pembuangan limbah
d.premi asuransi : d.premi asuransi :
-kesehatan ; -kesehatan ;
-kecelakaan ; -kecelakaan ;
-jiwa ; -jiwa ;
-dwiguna ; -dwiguna ;
-bea siswa -bea siswa
e.penggantian atau imbalan e.penggantian atau imbalan
dalam bentuk natura dan dalam bentuk natura dan
kenikmatan ; kenikmatan, kecuali :
-untuk pelaksanaan
pekerjaan
didaerah tersebut ;
-merupakan keharusan dalam
pelaksanaan pekerjaan ;
-penyediaan makanan dan mi
numan.
(PMK No.83/PMK.03/2009 tgl
22 April 2009)
f.jumlah yang melebihi f.jumlah yang melebihi
kewajaran ; kewajaran ;
g.hibah, bantuan, sumbangan g.hibah, bantuan,

13
; sumbangan ;
h.Pajak Penghasilan ; h.Pajak Penghasilan ;
i.biaya untuk kepentingan i.biaya untuk kepentingan
pribadi wajib-pajak ; pribadi wajib-pajak ;
j.gaji yag dibayarkan kepada j.gaji yag dibayarkan kepada
anggota persekutuan, firma, anggota persekutuan, firma,
atau perseroan komanditer atau perseroan komanditer
yg modalnya tdk terbagi yg modalnya tdk terbagi atas
atas saham ; saham ;
k.sanksi administrasi : bunga, k.sanksi administrasi : bunga,
denda dan kenaikan denda dan kenaikan
berkenaan dgn pelaksanaan berkenaan dgn pelaksanaan
uu perpajakan. uu perpajakan.

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

No URAIAN PTKP KENAIKAN


(YG BERHAK PTKP) LAMA BARU
1 UNTUK DIRI WAJIB-PAJAK ORANG 13.200.000,- 15.840.000,- 2.640.000,
PRIBADI -
2 KARENA KAWIN 1.200.000,- 1.320.000,- 120.000,-
3 KELUARGA SEDARAH DAN KELUARGA 1.200.000,- 1.320.000,- 120.000,-
SEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN
LURUS SERTA ANAK ANGKAT YG
MENJADI TANGGUNGAN
SEPENUHNYA
4 TAMBAHAN UNTUK SEORANG ISTERI 13.200.000,- 15.840.000,- 2.640.000,
YG PENGHASILANNYA DIGABUNG -
DENGAN PENGHASILAN SUAMI

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

No STATUS PTKP STATUS PTKP


1 TK 15.840.000,- K 17.160.000,-
2 TK/1 17.160.000,- K/1 18.480.000,-
3 TK/2 18.480.000,- K/2 19.800.000,-
4 TK/3 19.800.000,- K/3 21.120.000,-

5 K/I/1 34.320.000,-
6 K/I/2 35.640.000,-
7 K/I/3 36.960.000,-

14
Dari ketentuan tersebut pada pasal 16 UU PPh, dapat digambarkan cara mencari
Penghasilan Kena Pajak untuk penghasilan yang pengenaan pajaknya tidak bersifat
Final seperti di bawah ini :
Peredaran Bruto ( Sales Revenue) Rp………………0,-
Pengurangan :
- Ex psl.6 ayat (1) huruf a sd m Rp.
- Ex psl.6 ayat (2) konpensasi kerugian Rp.
- Ex psl.7 ayat (1) PTKP untuk WP Orang Pribadi Rp.
- Ex psl.9 ayat (1)
- Huruf c dana cadangan Rp.
- Huruf d premi asuransi yang dibayar oleh
Pemberi kerja Rp.
- Huruf e makanan / minuman Rp………0,-
Rp……………..0,-
Penghasilan Kena Pajak Rp……………..0,-

VI. TARIP PAJAK PENGHASILAN


1.WP ORANG PRIBADI (Pasal 17 ayat (1) huruf a)
LAMA :
5 % x Rp. 25.000.000,- = Rp. 1.250.000,-
10 % x Rp. 25.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
15 % x Rp. 50.000.000,- = Rp. 7.500.000,-
25 % x Rp. 100.000.000,- = Rp. 25.000.000,-
35 % x Rp. SELEBIHNYA = Rp. 31.250.000,-
BARU :
5 % X Rp. 50.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
15 % x Rp. 200.000.000,- = Rp. 30.000.000,-
25 % x Rp. 250.000.000,- = Rp. 62.500.000,-
30 % x Rp. SELEBIHNYA = Rp.

CONTOH PENERAPAN TARIP :


PENGHASILAN KENA PAJAK Rp. 500.000.000,-

PPh Terutang
LAMA:
5 % x Rp. 25.000.000,- = Rp. 1.250.000,-
10 % x Rp. 25.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
15 % x Rp. 50.000.000,- = Rp. 7.500.000,-
25 % x Rp. 100.000.000,- = Rp. 25.000.000,-
35 % x Rp. 300.000.000,- = Rp.105.000.000,-
Rp.141.250.000,-
BARU
5 % X Rp. 50.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
15 % x Rp. 200.000.000,- = Rp. 30.000.000,-
25 % x Rp. 250.000.000,- = Rp 62.500.000,-

15
Rp. 95.000.000,-
S E L I S I H ( PENGHEMATAN PAJAK ) Rp. 46.250.000,-

PERBANDINGAN PPh TERUTANG TARIP LAMA DAN BARU

PENGHASILAN KENA PPh TERUTANG


No PAJAK SELISIH
(PKP) TARIP LAMA TARIP BARU

1 50.000.000,- 3.750.000,- 2.500.000,- 1.250.000,-


2 100.000.000,- 11.250.000,- 10.000.000,- 1.250.000,-
3 200.000.000,- 36.250.000,- 25.000.000,- 11.250.000,-
4 250.000.000,- 53.750.000,- 32.500.000,- 21.250.000,-
5 400.000.000,- 106.250.000 77.500.000,- 28.750.000,-
6 500.000.000,- 141.250.000,- 95.000.000,- 46.250.000,-
7 600.000.000,- 176.250.000,- 125.000.000,- 51.250.000,-
8 700.000.000,- 211.250.000,- 155.000.000,- 56.250.000,-
9 800.000.000,- 246.250.000,- 185.000.000,- 61.250.000,-
10 900.000.000,- 281.250.000,- 215.000.000,- 66.250.000,-
11 1.000.000.000,- 316.250.000,- 245.000.000,- 71.250.000,-

2.WP B A D A N (Pasal 17 ayat (1) huruf b)

2.1.BADAN TIDAK GO PUBLIK


LAMA :
10 % x Rp. 50.000.000,- = Rp. 5.000.000,
15 % x Rp. 50.000.000,- = Rp. 7.500.000,-
30 % x Rp. SELEBIHNYA,- = Rp. ,-

BARU
28 % x Rp. P K P

CONTOH 1 PENERAPAN TARIP


PENGHASILAN KENA PAJAK Rp. 1.250.000.000,-
LAMA
10 % x Rp. 50.000.000,- = Rp. 5.000.000,-

16
15 % x Rp. 50.000.000,- = Rp. 7.500.000,-
30 % x Rp.1.150.000.000,- = Rp. 345.000.000,-
Rp. 357.500.000,-
BARU

28 % x Rp. 1.250.000.000,- = Rp. 350.000.000,-


S E L I S I H ( PENGHEMATAN PAJAK ) Rp. 7.500.000,-

CONTOH 2 PENERAPAN TARIP


PENGHASILAN KENA PAJAK Rp. 500.000.000,-
LAMA
10 % x Rp. 50.000.000,- = Rp. 5.000.000,-
15 % x Rp. 50.000.000,- = Rp. 7.500.000,-
30 % x Rp. 400.000.000,- = Rp. 120.000.000,-
Rp. 132.500.000,-
BARU

28 % x Rp. 500.000.000,- = Rp. 140.000.000,-


S E L I S I H ( DIST0RSI PAJAK ) Rp. 7.500.000,-

TAHUN 2010 (Pasal 17 ayat 2a UU PPh)


TARIP PPh BADAN MENJADI 25 %
25 % x Rp. 1.250.000.000,- = Rp. 312.500.000,-
25 % X Rp. 500.000.000,- = Rp. 125.000.000,-

2.2.BADAN SUDAH GO PUBLIK (Pasal 17 ayat 2 b)


SYARAT : JUMLAH SAHAM MILIK PUBLIK paling sedikit 40 %
MENDAPAT PENGURANGAN TARIP SEBESAR 5 %

CONTOH : LABA BERSIH ( PKP ) sebesr Rp.1.250.000.000,-


PPh Terutang : 23 % x Rp. 1.250.000.000,- = Rp. 287.500.000,-

2.3.BADAN USAHA KECIL / MENENGAH (Pasal 31 E)


1).Wajib-Pajak Badan dalam negeri dengan Peredaran Bruto sampai dengan
Rp.50.000.000.00,- (lima puluh milyar rupiah) mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sampai sebesar 50 % (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana
dimaskud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas
Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp.
4.800.000.000,- (empat milyar delapan ratus juta rupiah).
2).Besarnya bagian peredaran bruto sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dinaikkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Persyaratan :
a. Peredaran Bruto (Penjualan) maximum
Rp.50.000.000.000,-
b. Peredaran Bruto yang mendapat fasilitas tarip 50 %
maximum Rp. 4.800.000.000,-
Contoh 1 :

17
PT.ABG selama tahun 2009 mencatat Peredaran Bruto (Penjualan) sebesar Rp.
4.500.000.000,- Dari peredaran bruto tersebut setelah dikurangi biaya-biaya
yang diperkenankan, mendapatkan laba (Penghasilan Kena Pajak) sebesar Rp.
500.000.000,-. Karena Peredaran Bruto tidak lebih dari Rp.4,8 milayar, maka
seluruh laba (PKP) mendapat fasilitas tarip 50 %.
PPh Terutang : 50 % x 28 % x Rp. 500.000.000,- = Rp. 70.000.000,-
Contoh 2 :
PT.ABG selama tahun 2009 mencatat Peredaran Bruto (Penjualan) sebesar
Rp.30.000.000.000,- Dari peredaran bruto tersebut setelah dikurangi biaya-
biaya yang diperkenankan diperoleh laba (Penghasilan Kena Pajak) sebesar
Rp.3.000.000.000,- Karena Peredaran Bruto lebih dari Rp. 4,8 milyar, maka
yang mendapat fasilitas adalah sbb :
a.(4.800.000.000:30.000.000.000,-) x Rp.3.000.000.000,- = Rp. 480.000.000,-
b.Penghasilan Kena Pajak yang tidak mendapat fasilitas :
(Rp. 3.000.000.000,- - Rp, 480.000.000,-) = Rp.2.520.000.000,-
PPh Terutang :
a. 50 % x 28 % x Rp. 480.000.000,- = Rp. 67.200.000,-
b. 28 % x Rp. 2.520.000.000,- = Rp. 705.600.000,-
Pajak Penghasilan yang terutang Rp. 772.800.000,-

VII.TARIP PPh UTK PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN


1. PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

No LAPISAN PENGHASILAN TARIP(%)


KENA PAJAK ADA NPWP TDK ADA NPWP KET
1 SD Rp. 50 juta 5 6 LEBIH
2 DIATAS Rp. 50 juta sd Rp. 15 18 TINGGI
250 juta 20 %
3 DIATAS Rp.250 juta sd 25 30
Rp.500 juta
4 DIATAS Rp.500 JUTA 30 36

Dasar : Pasal 21 ayat (5a) UU PPh


Besarnya tarip sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yang diterapkan terhadap wajib-
pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 20 % (dua puluh
persen) daripada tarip yang diterapkan terhadap wajib-pajak yang dapat
menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

CONTOH 1 : AMIN, STATUS KAWIN + 2 TANGGUNGAN


GAJI BERIKUT BERBAGAI TUNJANGAN (SE BULAN) Rp. 3.500.000,0
No URAIAN GAJI
LAMA BARU
1 PENGHASILAN BRUTO 42.000.000,- 42.000.000,-
12 x Rp. 3.500.000,-
2 PENGURANGAN :
a -Biaya Jabatan (12 x 108.000,-) (5%) 1.296.000,- (5 %) 2.100.000,-

18
b -Iuran Pensiun (12 x 75.000,-) 900.000,- 900.000,-

3 PENGHASILAN NETO 39.804.000,- 39.000.000,-


4 P T K P ( K/2) 16.800.000,- 19.800.000,-
5 PKP 23.004.000,- 19.200.000,-

PPh 21 TERUTANG Ada NPWP


(5 % 1.150.200,- 5% 960.000,-
Tdk Ada NPWP
6% 1.152.200,-
SELISIH 192.000,-

CONTOH 2 : BADU, STATUS KAWIN + 3 TANGGUNGAN


GAJI BERIKUT BERBAGAI TUNJANGAN (SE BULAN) Rp. 7.500.000,0
No URAIAN GAJI
LAMA BARU
1 PENGHASILAN BRUTO 90.000.000,- 90.000.000,-
12 x Rp. 7.500.000,-
2 PENGURANGAN :
a -Biaya Jabatan (12 x 108.000,-) 1.296.000,- (5%) 4.500.000,-
b -Iuran Pensiun (12 x 100.000,-) 1.200.000,- 1.200.000,-

3 PENGHASILAN NETO 87.504.000,- 84.300.000,-


4 P T K P ( K/3) 18.000.000,- 21.120.000,-
5 PKP 69.504.000,- 63.180.000,-

PPh 21 TERUTANG Ada NPWP


6.675.600,- 4.477.000,-
Tdk Ada NPWP
5.372.400,-
SELISIH 895.400,-
Biaya Jabatan berdasarkan Per.Ment.Keu No.250/PMK.03/2008 tgl. 31 Desember 2008
2.PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 (berdasar PMK No.210/PMK.03/2008)

TARIP(%)
No. KEGIATAN ADA TDK ADA KET
NPWP NPWP
1 IMPOR -ADA API 2,5 5
-TDK ADA API 7,5 15
-LELANG 7,5 15
2 PEMBELIAN -DIT.JEND
BARANG PERBENDAHARA
-BENDAHARA
(APBN/D) 1,5 3
-BUMN
(APBN/D)

19
-BADAN
TERTENTU
3 PEMBELIAN SEKTOR :
BAHAN -PERHUTANAN 0,5 1 Tarip lama.
-PERKEBUNAN 0,25 0,5 Ex.Per DJP
-PERTANIAN No.23/PJ/2009
-PERIKANAN
4 PENJUALAN INDUSTRI : Catatan :
HASIL -SEMEN 0,25 0,5 Rokok tdk
PRODUKSI -ROKOK 0,15 0.3 termasuk cfm
-KERTAS 0,1 0,2 PMK
-BAJA 0,3 0,6 210/03/2008
-OTOMOTIF 0,45 0,9
5 PRODUSEN Pada
dan IMPORTIR 0.3 0,6 umumnya sdh
BBM, GAS ber NPWP
DAN
PELUMAS

BADAN-BADAN TERTENTU :
1.BANK INDONESIA 6.PT.GARUDA INDONESIA
2.PT.PERUSAHAAN PENGELOLA ASSET 7.PT.INDOSAT
3.B U L O G 8.PT.KRAKATAU STEEL
4.PT.T E L K O M 9.PERTAMINA
5.PT. P L N 10.BANK-BANK BUMN YG DANA
BERSUMBER DARI APBN & N0N APBN

Besarnya tarip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang diterapkan terhadap wajib-
pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 100 % (seratus persen)
daripada tarip yang diterapkan terhadap wajib-pajak yang dapat menunjukkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (berdasarakan ketentuan Pasal 22 ayat (3) UU PPh).
Contoh 1 :
Pemerintah Daerah Tk II membeli seperangkat Personal Computer (PC) seharga :

Harga Jual Rp.100.000.000,-


ditambah PPN 10 % Rp. 10.000.000,-
Harga Pembelian Rp.110.000.000,-

PPh Pasal 22 yang harus dipungut oleh Bendaharawan adalah :


- Penjual memiliki NPWP : 1,5 % x Rp.100.000.000,- Rp. 1.500.000,-
- Penjual tidak memiliki NPWP : 3 % x Rp.100.000.000,- Rp. 3.000.000,-
Cara Penyetoran :
Bendaharawan Pemerintah yang memungut PPh Pasal 22 menyetor pada hari yang
sama dengan pembayaran dengan menggunakan SSP yang diisi dengan NPWP dan
Nama Penjual. Dari 5 (lima) lembar SSP peruntukannya adalah sbb :
Lembar 1 untuk Penjual/Rekanan Penyedia Barang ;

20
Lembar 2 ditahan oleh Kantor Pos atau Bank tempat penyetoran ;
Lembar 3 sebagai lampiran SPT Masa PPh 22 oleh Bendaharawan ;
Lembar 4 ditahan oleh Kantor Pos atau Bank tempat penyetoran ;
Lembar 5 arsip Bendaharawan.

Contoh 2 :
PT.ABG adalah industri karet membeli slab dari Pengepul seharga Rp.100.000.000,-
PPh Pasal 22 yang harus oleh PT.ABG sebagai Pembeli adalah :
- Pengepul memiliki NPWP : 0,5 % x Rp.100.000.000,- Rp. 500.000,-
- Pengepul tidak memiliki NPWP : 1 % x Rp.100.000.000,- Rp. 1.000.000,-

3.PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

No. OBJEK PAJAK TARIP KET


ADA NPWP TDK ADA NPWP
1 DIVIDEN 15 30
2 BUNGA 15 30
3 ROYALTY 15 30
4 HADIAH, PENGHARGAAN, 15 30 KECUALI YG
BONUS TELAH
DIPOTONG
PPh Psl 21
5 SEWA HARTA BERGERAK 2 4

6 IMBALAN JASA 2 4 KECUALI YG


-JASA TEKNIK 2 4 TELAH
-JASA MANAGEMENT 2 4 DIPOTONG
-JASA KONSTRUKSI 2 4 PPh Psl 21
-JASA KONSULTAN 2 4
-JASA LAIN 2 4 JENIS JASA
LAIN AKAN
DIATUR DGN
PER.MENT.KEU

Dasar : Pasal 23 ayat (1a) UU PPh


Dalam hal wajib-pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan sebagamana
dimaksud pada ayat (1) tidak memiliki NPWP, besarnya tarip pemotongan adalah lebih
tinggi 100 % (seratus persen) daripada tarip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Catatan :
1.Pada pasal 23 ayat (2) UU PPh No.17 tahun 2000, kewenangan menentukan Jenis Jasa
Lain diatur dengan Keputusan/Peraturan Direktur Jenderal Pajak, sementara pada
pasal 23 ayat (2) UU PPh.No.36, kewenangan menentukan Jenis Jasa lain yang
terutang PPh Pasal 23 diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

21
2.Nampaknya perlu penjelasan tentang Pemotongan PPh Pasal 23 dilakukan atas
pembayaran Jasa Konstruksi yang tidak bersifat Final, sementara bedasar PP No.51
tahun 2008 tgl.20 Juni 2008, pengenaan PPh atas Jasa Konstruksi sudah bersifat Final.

JENIS JASA LAIN berdasarkan Per.Ment.Keu No.244/PMK.03/2008 tgl. 31 Desember


2008 mulai berlaku 1 Januari 2009, dengan perbandingan tarip berdasarkan Per DJP
No.70/PJ/2007 yang berlaku sd tgl. 31 Desember 2008:

No JENIS JASA TARIP


PMK 244 PER 70
1 PENILAI 2 4,5
2 AKTUARIS 2 4,5
3 AKUNTANSI, PEMBUKUAN dan ATESTASI 2 4,5
LAPORAN KEUANGAN
4 PERANCANG (DESIGN) 2 4,5
5 PENGEBORAN (DRILLING) DIBIDANG 2 4,5
PENAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI ( MIGAS )
KECUALI YG DILAKUKAN OLEH BUT
6 PENUNJANG DI BIDANG PENAMBANGAN MIGAS 2 4,5
7 PENAMBANGAN DAN JASA PENUNJANG DI BIDANG 2 4,5
PENAMBANGAN SELAIN MIGAS
8 DI BIDANG PENERBANGAN DAN BANDAR UDARA 2 4,5
9 PENEBANGAN HUTAN 2 4,5
10 PENGOLAHAN LIMBAH 2 4,5
11 PENYEDIAN TENAGA KERJA ( OUTSOURCING 2 4,5
SERVICES )
12 PERANTARA DAN/ATAU KEAGENAN 2 4,5
13 PERDAGANGAN SURAT-SURAT BERHARGA, KECUALI 2 4,5
YG DILAKUKAN DI BURSA EFEK, KSEI dan KPEI
14 KUSTODIAN/PENYIMPANAN/PENITIPAN, KECUALI 2 4,5
YG DILAKUKAN OLEH KSEI
15 PENGISIAN SUART (DUBBING) DAN/ATAU 2 4,5
SULIH SUARA
16 MIXING FILM 2 4,5
17 SEHUBUNGAN DGN SOFTWARE KOMPUTER 2 4,5
TERMASUK PERAWATAN, PEMELIHARAAN DAN
PERBAIKAN
18 JASA INSTALASI/PEMASANGAN MESIN, PERALATAN, 2 4,5
LISTRIK, TELEPON, AIR, GAS, AC dan/atau TV KABEL,
SELAIN YG DILAKUKAN OLEH WAJIB-PAJAK YG
RUANG LINGKUPNYA DI BIDANG KONSTRUKS DAN
MEMPUNYAI IZIN dan/atau SERTIFIAKASI SEBAGAI
PENGUSAHA KONSTRUKSI
19 PERAWATAN/PERBAIKAN/PEMELIHARAAN MESIN, 2 4,5
PERALATAN, LISTRIK, TELAPON, AIR, GAS, AC, TV
KABEL, ALAT TRANSPORTASI/KENDARAAN dan/atau

22
BANGUNAN, SELAIN YG DILAKUKAN OLEH WAJIB-
PAJAK YG RUANG LINGKUPNYA DI BIDANG
KONSTRUKS DAN MEMPUNYAI IZIN dan/atau
SERTIFIAKASI SEBAGAI PENGUSAHA KONSTRUKSI
20 MAKLON 2 3
21 PENYELIDIKAN DAN KEAMANAN 2 3
22 PENYELENGGARA KEGIATAN atau 2 3
EVENT ORGANIZER
23 PENGEPAKAN 2 3
24 PENYEDIAAN TEMPAT dan/atau RUANG DALAM 2 1,5
MEDIA LUAR RUANG ATAU MEDIA LAIN UNTUK
PENYAMPAIAN INFOMRASI
25 PEMBASMIAN HAMA 2 1,5
26 KEBERSIHAN atu CLEANING SERVICE 2 1,5
27 KATERING atau JASA BOGA 2 1,5

Pemotongan PPh Pasal 23 berdasarkan Peraturan DJP No.70/PJ/2007 tgl. 9 April 2007
yang masih berlaku sd 31 Desember 2008 adalah sbb :
Lampiran I Per DJP No.70/PJ/2007 :

PERKIRAAN PENGHASILAN NETO ATAS SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN


DENGAN PENGGUNAAN HARTA

No. JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN TARIF


PENGHASILAN NETO EFFEKTIF
(1) (2) (3) (4)
1 Sewa dan Penghasilan lain sehubungan 10 % 1,5 %
dengan penggunaan harta khusus
dari Jumlah Bruto, tidak
kendaraan angkutan darat untuk jangka termasuk PPN
waktu tertentu berdasarkan kontrak atau
perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis
2 Sewa dan penghasilan lain sehubungan 30 % 4,5 %
dengan penggunaan harta selain kendaraan dari Jumlah Bruto, tidak
angkutan darat, untuk jangka waktu termasuk PPN
tertentu berdasarkan kontrak atau
perjanjian tertulis atau tidak tertulis,
kecuali sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan persewaan tanah dan
atau bangunan yang telah dikenakan PPh
bnersifat Final

Lampiran II Per DJP No.70/PJ/2007

PERKIRAAN PENGHASILAN NETO ATAS IMBALAN JASA TEKNIK, JASA MANAGEMENT, JASA
KONSTRUKSI, JASA KONSULTAN DAN JASA LAIN

23
No. JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN TARIF
PENGHASILAN NETO EFFEKTIF
(1) (2) (3) (4)
I 1. Jasa Teknik 30 % 4,5 %
2. Jasa Management dari Jumlah Bruto,
3 Jasa Konsultan kecuali konsultan jasa tidak termasuk PPN
konstruksi
II 1. Jasa Pengawasan Konstruksi 26,2/3 % 4 %
2. Jasa Perencanaan Konstruksi dari Jumlah imbalan
yang dibayarkan
seluruhnya termasuk
pemberian jasa dan
pengadaan
material/barang, tidak
termasuk PPN
III Jasa Lain : 30 % 4,5 %
1. Jasa Penilai dari Jumlah Imbalan
2. Jasa Aktuaris Jasa, tidak termasuk
3. Jasa Akuntansi PPN
4. Jasa Perancang
5. Jasa Pengeboran(Jasa Drilling)
di bidang pertambangan minyak dan
gas bumi (migas), kecuali yang
dilakukan oleh BUT
6. Jasa Penunjang di bidang
penambangan minyak
7. Jasa Penambangan dan jasa
penunjang di bidang penambangan
selain Migas
8. Jasa penunjang dibidang
penerbangan dan bandar udara
9. Jasa Penebangan hutan
10.Jasa Pengolahan limbah
11.Jasa Penyedian Tenaga Kerja
12.Jasa Perantara
13.Jasa di bidang perdagangan surat –
surat berharga, kecuali yang
dilakukan oleh Bursa Efek. KSEI dan
KPEI
14.Jasa Kustodian/ penyimpanan/
penitipan, kecuali yang dilakukan
oleh KSEI
15.Jasa Pengisian Suara
16.Jasa Mixing Film
17.Jasa sehubungan dengan software
komputer, termasuk perawatan,
pemeliharan dan perbaikan

24
18.Jasa Instalasi/Pemasangan : 30 % 4,5 %
- Jasa instalasi/pemasangan mesin, dari Jumlah Imbalan
Listrik,/telepon/air/gas/AC/TV Jasa, tidak termasuk
Kabel PPN
-Jasa instalasi/pemasangan perlatan,
kecuali yang dilakukan oleh wajib-
pajak yang ruang lingkup
pekerjaannya di bidang konstruksi
dan mempunyai izin/sertifikat
sebagai pengusaha konstruksi.
19.Jasa Perawatan/Pemeliharaan/ 30 % 4,5 %
perbaikan : dari Jumlah Imbalan
- Jasa perawatan/pemeliharaan/per Jasa, tidak termasuk
baikan mesin, listrik/telepon/air/ PPN
gas/AC/TV Kabel.
-Jasa perawatan/pemeliharaan/
perbaikan peralatan
-Jasa perawatan/pemeliharaan/
perbaikan alat-alat transportasi/
kendaraan
-Jasa perawatan/pemeliharaan
perbaikan bangunan ;
kecuali yang dilakukan oleh wajib-
pajak yang ruang lingkup pekerjaan
nya di bidang konstruksi dan mem-
punyai izin/sertifikat sebagai pengu
saha konstruksi

20.Jasa Pelaksanaan Konstruksi, 13,1/3 % 2 %


termasuk : dari Jumlah imbalan
- Jasa perawatan/pemeliharaan/per yang diba ayarkan
baikan bangunan ; seluruhnya termasuk
-Jasa instalasi / pemasangan pemberi an jasa dan
peralatan,mesin/listrik/telepon/ penga daan material /
air/gas/TV kabel bara
sepanjang jasa tersebut dilakukan ng, tidak termasuk
oleh wajib-pajak yang mempunyai PPN
izin/sertifikat sebagai pengusaha
konstruksi

21.Jasa Maklon 20 % 3 %
22.Jasa penyelidikan dan keamanan Jumlah Imbalan Jasa,
23.Jasa penyelenggaraan kegiatan/ tidak termasuk PPN
event-organizer
24.Jasa pengepakan
25.Jasa penyediaan tempat dan / atau 10 % 1,5 %

25
waktu dalam media massa, media Jumlah Imbalan Jasa,
luar ruang atau media lain untuk tidak termasuk PPN
informasi
25.Jasa pembasmian hama, 10 % 1,5 %
26.Jasa kebersihan.cleaning-service Jumlah Imbalan Jasa,
tidak termasuk PPN
27.Jasa Catering 10 % 1,5 %
Jumlah Imbalan
Jasa,yang dibayar kan
seluruhnya termasuk
pemberian jasa dan
pengadaan
material /barang,
tidak termasuk PPN

4.PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 ayat (2)

No UU No.17 TAHUN 2000 UU No.36 TAHUN 2008


Atas penghasilan berupa : Penghasilan dibawah ini dapa
dikenakan pajak bersifat Final :
-Bunga Deposito,Tabungan- a.penghasilan berupa bunga
tabungan lainnya ; deposito dan tabungan
lainnya, bunga obligasi dan
surat utang negara, dan bunga
simpanan yang dibayarkan
oleh koperasi kepada anggota
koperasi orang pribadi;
b.penghasilan berupa hadiah
undian ;
-Transaksi Penjualan Saham dan c.penghasilan dari transaksi
sekuritas lainnya di Bursa Efek ; saham dan sekuritas lainnya,
transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan
transaksi penjualan saham
atau pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima
oleh perusahaan modal
ventura ;
-Penghasilan dari pengalihan d.penghasilan dari transaksi
harta berupa tanah dan/atau pengalihan harta berupa tanah
bangunan ; dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real-estate,
dan persewaan tanah dan/atau
bangunan ; dan
-Penghasilan tertentu lainnya, Penghasilan tertentu lainnya.

26
Pengenaan pajaknya diatur
dengan Peraturan Pemerintah

Sampai saat ini, pengenaan Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat (2)
bersifat Final adalah sbb :

No JENIS PENGHASILAN TA DASAR HUKUM KETERANGAN


RIP
(%)
1 2 3 4 5
1 Bunga Deposito/Tabungan 20 PP No.131/2000, yo Utk Dana Pensiun
Diskonto Sertifikat BI Kep.Ment.Keu No.51/ tidak dipotong
KMK.04/2001
2 Bunga Obligasi yg diperda 20 PP No.6/2002 yo.Kep. Baik untuk WP
gangkan di Bursa Efek Ment.Keu No.121/KM DN maupun BUT
K.03/2002

3 Transaksi Penjualan Saham PP No.41/1994 yo PP


Di Bursa Efek No.14/1997 yo Kep.
- Bukan Pendiri 0,1 Ment.Keu No.282/KM
- Pendiri 0,6 K.04/1997
4 Penjualan Saham milik 0,1 PP No.41/1994 yo PP
Perusahaan Modal No.14/1997 yo Kep.
Ventura Ment.Keu No.282/KM
K.04/1997
5 Penyalur/Dealer/Agen 0,3 KMK.254/KMK.03/ Tidak Final utk
Produk Pertamina 2001 stdtd KMK.236/ Wajib-pajak yg
KMK.03/2003 bukan Penyalur
/Dealer/Agen
6 Penghasilan Distributor 0,15 KMK.254/KMK.03/
Rokok 2001 stdtd KMK.236/
KMK.03/2003
7 Pengalihan Hak atas 5 PP No.48/1994 yo PP Tidak Final utk
Tanah dan atau Bangunan No.79/1999 yo Kep. wajib-pajak Badan
Ment.Keu No.566/KM selain Yayasan dan
K.04/1999 Organisasi sejenis

Mulai 1 Januari 2009 PP.No.71/2008 Final bagi usaha


-Rusuna 1 Per DJP No.28/PJ/2009 Real-Eatate
-Lainnya 5 SE DJP No.80/PJ/2009
8 Persewaan atas Tanah dan 10 PP No.05/2002
atau Bangunan Kep.Ment.Keu No.120
/KMK.03/2002 tgl.1-4-
2002
9 Jasa Konstruksi : PP No.140/2000 yo Syarat :
- Jasa Perencanaan Konst 4 Kep.Ment.Keu No.559 - Pengusaha Kecil
- Jasa Pelaksanaan Konst 2 /KMK.04/2000 tgl.26 - < 1 Milyard

27
- Jasa Pengawasan Konst 4 Desember 2000.

Sejak 1 Januari 2008, PP No.51/2008 tgl. 20 Dipotong oleh


Pengenaan PPh nya beru- Juli 2008 yo PMK No. Pengguna Jasa
bah sbb : 187/PMK.03/2008 atau disetor sendiri
-Jasa Pelaksanaan Konst Tgl.20 November 2008 oleh Penyedia Jasa
ruksi :
 Kualifikasi kecil; 2 (lihat juga Psl 4 (2) Sertifikasi Kualifi
 Tdk berkualifikasi ; 4 men.UU PPh No.36 kasi dikeluarkan
 Lainnya 3 oleh Lembaga Pe-
-Jasa Perencanaan dan ngembangan Jasa
Jasa Pengawasan : Konstruksi
 Kualifikasi 4
 Tdk kualifikasi 6
Sejak 1 Agustus 2008
Tarip sbb : PP No.40 tahun 2009
Tidak Final : Tgl. 4 Juni 2009
-Bayar PPh 25, atau
-Dipotong PPh 23
Final :
- Jasa Perencanaan Konst 4
- Jasa Pelaksanaan Konst 2
- Jasa Pengawasan Konst 4

10 Pelayaran Dalam Negeri 1,2 Pasal 15 UU PPh, yo Dipotong oleh


Kep.Ment.Keu No.416 Pengguna Jasa
/KMK.04/1996 tgl. 14 atau disetor sendiri
Juni 1996 oleh Penyedia Jasa
11 Pelayaran dan Penerbangan 2,64 Pasal 15 UU PPh yo
Luar Negeri Kep.Ment.Keu No.417
/KMK.04/1996 tgl. 14
Juni 1996
12 Kantor Perwakilan Dagang 0,44 Pasal 15 UU PPh yo
Luar Negeri di Indonesia Kep.Ment.Keu No.634
/KMK.04/1994 tgl. 29
Desember 1994
13 Selisih Penilaian Kembali 10 Pasal 19 UU PPh yo. Selisihnya dikom-
Aktiva Tetap Kep.Ment.Keu No.507 pensasikan-terlebih
/KMK.04/1996 stdtd dahulu dgn
Kep.Ment.Keu No.486 kerugian.
/KMK.04/2002 tgl. 28
Desember 2002.
Telah diubah dengan Tidak ada konpensa
PMK No.79/PMK.03/ si kerugian.
2008 tgl.28 Mei 2008

14 Uang Pesangon, Uang Tebu 5 PP No.149/2000 yo sd Rp.25 juta dike

28
san Pensiun, Tunjangan Ha 10 Kep.Ment.Keu No/112 cualikan dari pe
ri Tua, Jaminan Hari Tua 15 /KMK.03/2001 motongan
yang dibayarkan sekaligus 25
15 Honorarium atas beban 15 PP No.45/1994 yo Kecuali PNS dgn
APBN/D yg dibayarkan ke Kep.Ment.Keu No/636 pangkat II D atau
pada PNS/Pjbt.Negara/TNI/ /KMK.04/1994 ABRI dgn pang-
Polri/Pensiunan kat Peltu kebawah

16 Hadiah Undian 25 PP No.132/2000 yo


Kep.Ment.Keu No.
639/KMK.04/1994 tgl
29 Desember 1994
17 Bunga Simpanan yang 15 Pasal 23 UU PPh yo Batas bunga tidak
dibayarkan oleh Koperasi Kep.Ment.Keu No.522 dipotong PPh
/KMK.04/1998 tgl. 18 sebesar
Desember 1998 Rp.240.000,- se –
tiap bulan
18 Penghasilan Wanita Kawin Tarip Pasal 8 ayat (1) UU Tidak digabung
(Isteri) dari 1 (satu) Psl. PPh dgn penghasilan
Pemberi Kerja 17 Suami.
19 Diskonto Surat Perbenda- 20 PP No.11 tahun 2006 Pemotong Pajak :
haraan Negara (SPN) yo.Kep.Ment.Keu No. -Penerbit SPN ;
46/PMK.03/2007 tgl. -Broker ;
25 April 2007 -Dana Pensiun ;
Stdd PP No.27 tahn 2008 -Reksadana.
tgl.4 April 2008 dan PMK
No.63/PMK.03/2008 tgl.
28 April 2008

5.PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

UU No.17 TAHUN 2000 UU No.36 TAHUN 2008


No
1.Besarnya angsuran pajak dalam 1.Besarnya angsuran pajak dalam
tahun pajak berjalan yang tahun pajak berjalan yang harus
harus dibayar sendiri oleh dibayar sendiri oleh wajib-pajak
wajib-pajak untuk setiap bulan untuk setiap bulan adalah
adalah sebesar PPh yang sebesar PPh yang terutang
terutang menurut SPT PPh menurut SPT PPh tahun pajak
tahun pajak yang lalu , yang lalu , dikurangi :
dikurangi : a.PPh yang dipotong
a.PPh yang dipotong sebagaiamana dimaskud dalam
sebagaiamana dimaskud dalam pasal 21 dan 23 serta PPh yang
pasal 21 dan 23 serta PPh yang dipungut sebagaimana
dipungut sebagaimana dimaksud dalam pasal 24, dan
dimaksud dalam pasal 24, dan b.PPh yang dibayar atau
b.PPh yang dibayar atau terutang di luar-negeri yang
terutang di luar-negeri yang bole dikreditkan sebagaimana
29
bole dikreditkan sebagaimana dimaksud dapal pasal 24,
dimaksud dapal pasal 24, dibagi 12 (dua belas) atau
dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian
banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
tahun pajak.
2.Besarnya angsuran pajak yag 2.Besarnya angsuran pajak yag
harus dibayar sendiri oleh harus dibayar sendiri oleh
wajib-pajak untuk bulan-bulan wajib-pajak untuk bulan-bulan
sebelum SPT Ph disampaikan sebelum SPT Ph disampaikan
sbeleum batas waku sbeleum batas waku
penyampaian SPT PPh sama penyampaian SPT PPh sama
dengan besarnya angsuran dengan besarnya angsuran
pajak untuk bulan terakhir pajak untuk bulan terakhir
tahun pajak yang lalu. tahun pajak yang lalu.

3.dihapus 3.dihapus

4.Apabila dalam thaun pajak 4.Apabila dalam thaun pajak


berjalan dierbitkan skp untuk berjalan dierbitkan skp untuk
tahun pajak yang lalu, besarnya tahun pajak yang lalu, besarnya
angsuran pajak dihitung angsuran pajak dihitung kembali
kembali berdasarkan skp tsb. berdasarkan skp tsb. dan
dan berlaku mulai berikutnya berlaku mulai berikutnya
setelah bulan penerbitan skp,. setelah bulan penerbitan skp,.

5.Dihapus. 5.Dihapus.
6.DJP berwenang untuk 6.DJP berwenang untuk
menetapkan penghitungan menetapkan penghitungan
besarnya angsuran pajak dalam besarnya angsuran pajak dalam
tahun pajak berjalan dalam hal- tahun pajak berjalan dalam hal-
hal tertentu, sbb : hal tertentu, sbb :
a.wajib-pajak berhak atas a.wajib-pajak berhak atas
kompensasi kerugian ; kompensasi kerugian ;
b.wajib-pajak memperoleh b.wajib-pajak memperoleh
penghasilan tidak teratur ; penghasilan tidak teratur ;
c.spt PPh tahun lalu disampaikan c.spt PPh tahun lalu disampaikan
setelah lewat batas waktu yang setelah lewat batas waktu yang
ditentukan ; ditentukan ;
d.wajib-pajak diberikan d.wajib-pajak diberikan
perpanjangan jangka waktu perpanjangan jangka waktu
penyampaian SPT PPh ; penyampaian SPT PPh ;
e.wajib-pajak membetulakn spt e.wajib-pajak membetulakn spt
PPh yang mengakibatkan PPh yang mengakibatkan
angsuran bulanan lebih besar angsuran bulanan lebih besar
dari angsuran bulanan sebelum dari angsuran bulanan sebelum
pembetulan ; pembetulan ;
f.terjadi perubahan keadaan f.terjadi perubahan keadaan

30
usaha atau kegiatan wajib- usaha atau kegiatan wajib-
pajak. pajak.

7.Penghitungan besarnya pajak 7.Menteri Keuangan


bagi wajib-pajak baru, bank, menetapakan penghitungan
bumn, bumd, dan wajib pajak besanya angsuran pajak bagi :
tertentu lainnya termasuk a.wajib-pajak baru ;
wajib-pajak Orang Pribadi b.bank, bumn, bumd, wajib-pajak
pengusaha tertentu diatur masuk bursa, dan wajib-pajak
dengan Keputusan Menteri lainnya yang berdasarkan
Keuangan ; ketentuan perundang-
undangan haru membuat
laporan keuangan berkala ; dan
b.wajib-pajak orang pribadi
pengusaha-tertentu dengan
tarif paling inggi 0,75 % nol
koma tujuh puluh lima persen)
dari peredaran bruto.
8.Bagi wajib-pajak Orang Pribadi 8.wajib-pajak Orang Pribadi yang
yang bertolak ke luar-negeri tidak memiliki NPWP dan telah
wajib membayar pajak yang berusian 21 (dua puluh satu)
ketentuannya diatur dengan tahun yang bertolak keluar
Peraturan Pemerintah ; negeri wajib membayar pajak
yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah ;

8a.Ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (8) berlaku
sd 31 Desember 2010.

9.Pajak yang telah dibayar sendiri 9.Dihapus.


dalam tahun berjala oleh wajib-
pajak Orang Pribadi pengusaha
tertentu merupakana
pelunasan pajak yang terutang
untuk tahun pajak yang
bersangkutan, kecuali apabila
wajib-pajak ybs. menerima atau
memperoleh penghasilan lain
yang tidak dikenakan PPh yang
bersifat final menurut uu ini.

Contoh Penghitungan PPh Pasal 25

1.Wajib-Pajak Lama
a.Sudah Pernah menyampaikan SPT PPh tahun 2008

31
a.1 TIDAK ADA SKP TAHUN BERJALAN
 Penghasilan Kena Pajak th.2008 Rp. 1.250.000.000,-
 PPh Terutang tahun 2008 Rp. 375.000.000,-
 PPh yang dipotong/dipungut Pihak Ketiga :
-PPh Pasal 22 Rp. 30.000.000,-
-PPh Pasal 23 Rp. 17.500.000,-
-PPh Pasal 24 (LN) Rp. 27.500.000,-
Rp. 75.000.000,-
 PPh yang harus dibayar sendiri Rp. 300.000.000,-
 PPh Pasal untuk tahun 2009 :
1/12 x Rp. 300.000.000,- Rp. 25.000.000,-
a.2. ADA SKP TAHUN BERJALAN
Dalam bulan Juli 2009 diterbitkan SKP KB utk. th.2008
 Penghasilan Kena Pajak Rp. 1.825.000.000,-
 PPh Terutang tahun 2008 Rp. 530.000.000,-
 PPh yang dipotong/dipungut Pihak Ketiga :
-PPh Pasal 22 Rp. 30.000.000,-
-PPh Pasal 23 Rp. 17.500.000,-
-PPh Pasal 24 (LN) Rp. 27.500.000,-
Rp. 75.000.000,-
 PPh yang harus dibayar sendiri Rp. 455.000.000,-
 PPh Pasal 25 mulai Agustus 2009 :
1/12 x Rp. 455.000.000,- Rp. 37.916.666,-

2.Wajib-Pajak Lama Wajib Membuat Laporan Triwulanan (Bank, Sewa Guna Usaha
(Leasing) dengan Hak Opsi)
Berdasarkan pasal 3 Per.Ment.Keu No.255/PMK.03/2008 tgl. 31 Desember 2008 :
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk wajib-pajak Bank dan Sewa Guna Usaha
dengan Hak Opsi adalah sebesar PPh yang dihitung berdasarkan penerapan tarip
umum atas Laba Rugi Fiskal menurut Laporan Keuangan Triwulanan terakhir yang
disetahunkan dikurangi PPh Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar-negeri untuk
tahun pajak yang lalu, dibai 12 (dua belas).
a.1.Penghitungan PPh Psl 25 Januari sd Maret 2009
 Penghasilan Kena Pajak th.2008 Rp. 1.250.000.000,-
 PPh Terutang tahun 2008 Rp. 375.000.000,-
 PPh yang dipotong/dipungut Pihak Ketiga :
--PPh Pasal 24 (LN) Rp. 27.500.000,-
Rp. 75.000.000,-
 PPh yang harus dibayar sendiri Rp. 300.000.000,-
 PPh Pasal untuk Januari sd Maret 2009 :
1/12 x Rp. 300.000.000,- Rp. 25.000.000,-

a.2.Penghitungan PPh Psl 25 April sd Juni 2009


 Penghasilan Kena Pajak (berdasarkan Laporan Keuangan Triwulan I :
Rp. 250.000.000,-
 P K P setahun 4 x Rp. 250.000.000,- Rp. 1.000.000.000,-
 PPh Terutang 28 % x Rp.1.000.000,- Rp. 280.000.000,-

32
 PPh yang dipotong/dipungut Pihak Ketiga :
-PPh Pasal 24 (LN) Rp. 27.500.000,-
Rp. 27,500.000,-
 PPh yang harus dibayar sendiri Rp. 252.500.000,-
 PPh Pasal untuk April sd Juni 2009 :
1/12 x Rp. 252.500.000,- Rp. 21..041.666,-

2.Wajib-Pajak Badan Usaha Milik Negara atau Daerah


Besarnya angsuran PPh Pasal 25 bagi wajib-pajak BUMN atau BUMD diatur dalam
pasal 4 Per.Ment.Keu No.255/PMK.03/2008 sbb :
(1) Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk wajib-pajak BUMN dan BUMD dengan
nama dan dalam bentuk apapun kecuali Bank dan Sewa Guna Usaha dengan Hak
Opsi, adalah sebesar PPh yang dihitung berdasarkan penerapan tarip umum atas
Laba Rugi Fiskal menurut Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) tahun
pajak yang bersangkutan yang telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dikurangi dengan pemotongan dan pemungutan PPh Pasal 22 dan Pasal 23
serta PPh Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri tahun pajak yang lalu,
dibagi 12 (dua belas)
Contoh :
Peredaran Bruto (Sales Revenue) cfm RKAP) Rp. 50.000.000.000,-
Biaya-biaya yang diperkenankan Rp. 40.000.000.000,-
Laba Fiskal tahun yang bersangkutan Rp. 10.000.000.000,-
PPh Terutang 28 % x Rp, 10.000.000.000,- Rp. 280.000.000,-
PPh Yg Dipungut/Dipotong tahun lalu :
PPh Pasal 22 Rp. 15.000.000,-
PPh Pasal 23 Rp. 15.000.000,-
PPh Pasal 24 Rp. 10.000.000,-
Rp. 40.000.000,-
PPh yg harus dibayar sendiri Rp. 240.000.000,-
PPh Pasal 25 untuk bulan-bulan dalam tahun 2009 :
1/12 x Rp. 240.000.000,- Rp. 20.000.000,-

(2) Dalam hal RKAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum disahkan, maka
besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk bulan-bulan sebelum pegesahan adalah
sama dengan angsuran PPh Pasal 25 bulan terkahir tahun sebelmnya.
Contoh :
Angsuran PPh Pasal 25 bulan Desember 2008 Rp. 15.000.000,-
Angsuran PPh Pasal 25 bulan Januari 2009 Rp. 15.000.000,-

3.Wajib-Pajak Lama Wajib Membuat Laporan Berkala (Masuk Bursa)


a.1.Penghitungan PPh Psl 25 Januari sd Maret 2009
 Penghasilan Kena Pajak th.2008 Rp. 1.250.000.000,-
 PPh Terutang tahun 2008 Rp. 375.000.000,-
 PPh yang dipotong/dipungut Pihak Ketiga :
-PPh Pasal 22 Rp. 30.000.000,-
-PPh Pasal 23 Rp. 17.500.000,-
-PPh Pasal 24 (LN) Rp. 27.500.000,-

33
Rp. 75.000.000,-
 PPh yang harus dibayar sendiri Rp. 300.000.000,-
 PPh Pasal untuk Januari sd Maret 2009 :
1/12 x Rp. 300.000.000,- Rp. 25.000.000,-

a.2.Penghitungan PPh Psl 25 April sd Juni 2009


 Penghasilan Kena Pajak (berdasarkan Laporan Keuangan Triwulan I :
Rp. 250.000.000,-
 P K P setahun 4 x Rp. 250.000.000,- Rp. 1.000.000.000,-
 PPh Terutang 28 % x Rp.1.000.000,- Rp. 280.000.000,-

 PPh yang dipotong/dipungut Pihak Ketiga :


-PPh Pasal 24 (LN) Rp. 27.500.000,-
Rp. 27,500.000,-
 PPh yang harus dibayar sendiri Rp. 252.500.000,-
 PPh Pasal untuk April sd Juni 2009 :
1/12 x Rp. 252.500.000,- Rp. 21..041.666,-

Catatan : Penghitungan ini didasarkan atas Kep.Ment.Keu No.522/KMK.04/2000


sebagaimana telah diubah terkahir dengan KMK.N0.84/KMK.03/2002 stdd
Per.Menk.Keu No.255/PMK.03/2008 tgl. 31 Desember 2008
Wassalam. Tiada yang sempurna (No body perfect).

Haris Ali (0813-17001250) Ω

PENGHITUNGAN
PAJAK PENGHASILAN

BERDASARKAN UU No.36/2008

PPh Pasal 21
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
PPh Pasal 4 ayat (2)
PPh Pasal 25
34
35

Anda mungkin juga menyukai