ADMINISTRASI PAJAK
BAB I
PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
b. Bunga obligasi, berdasarkan PP No. 55 tahun 2019 tentang pajak penghasilan atas
penghasilan berupa bunga obligasi, obligasi adalah surat utang atau surat utang
negara yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Bunga obligasi adalah imbalan
yang diterima atau diperoleh pemegang obligasi dalam bentuk bunga atau
diskonto. Objek pajak adalah pendapatan atas bunga obliggasi pendapatan bunga
obligasi tersebut merupakan objek pajak jika penerimaan adalah wajib pajak dana
pensiun yang pendirian atau pembentukkannya telah disahkan oleh menteri
keuangan.
Contoh kasus
Pada tanggal 7 Maret 2019, PT. Maju Jaya membeli obligasi di Bank Makmur atas
PT. Super Nasio 100 lembar masing-masing nominal Rp. 1.000.000 dan bunga
18%. Jatuh tempo bunga setiap tanggal 1/3 dan 1/9. Pajak bunga obligasi 15%
disetorkan setiap tanggal 10 bulan berikutnya. Bank menghitung bunga obligasi
PT. Maju Jaya tanggal 1 September 2019.
Berdasarkan data tersebut, anda diminta
- Menghitung bunga obligasi PT. Maju Jaya
- Menghitung pajak penghasilan PT. Maju Jaya
Jawab:
- Besarnya bunga obligasi: Rp. 100.000.000 x 6 x 18% = Rp. 9.000.000
12
- Pajak penghasilan 15% x Rp. 9.000.000 = Rp. 1.350.000
2. Penghasilan dari transaksi hadiah undian, penghasilan dari transaksi hadiah sesuai dengan
PP No. 132 Tahun 2000 tentang PPh atas Hadiah Undian dengan nama dan bentuk apapun.
Hadiah adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh
orang pribadi atau badan yang pemberiannya melalui undian. Objek pengenaan pajak
adalah penghasilan berupa hadiah undian dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Contohnya, menginap di hotel berbintang. Besarnya PPh yang wajib dipotong atau
dipungut adalah 25% dari jumlah bruto hadiah undian.
Contoh kasus
Pada tanggal 13 September 2019, Bank Rakyat Sejahtera mengadakan undian. Atas undian
tersebut Herman mendapat hadiah satu unit mobil avanza seharga Rp. 180.000.000 dan
wahyuni mendapat sepeda motor jenis Vario seharga Rp. 20.500.000
Berdasarkan data tersebut, anda diminta:
Menghitung pajak yang dipungut BRS atas hadiah mobil avanza dan
Menghitung pajak yang dipungut BRS atas hadiah sepeda motor vario
Jawab
Pajak yang dipungut BRS atas Hadiah mobil avanza
= 25% x Rp. 180.000.000 = Rp. 45.000.000
Pajak yang dipungut BRS atas Hadiah motor Vario
= 25% x Rp. 20.500.000 = Rp. 5.125.000
3. Penghasilan dari transaksi saham dan transaksi derivative
Pajak penghasilan atas transaksi saham diatur dalam peraturan pemerintah republic
Indonesia Nomor 14 Tahun 1997 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari transaksi
penjualan saham di bursa efek.
Tarif pajak atas transaksi penjualan saham dan transaksi derivative asalah sebagai berikut:
a. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari
transaksi penjualan saham, baik saham pendiri maupun saham bukan pendiri, di
bursa efek dipungut PPh yang bersifat final sebesar 0,1 % dari jumlah bruto nilai
transaksi penjualan
b. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan PPh sebesar 0,5% dari jumlah bruto
nilai transaksi penjualan, kecuali penjualan saham pendiri oleh perusahaan modal
ventura atas pernyataan modal kepada perusahaan pasangan usahanya.
4. Penghasilan dari transaksi pengalihan ha katas tanah dan bangunan. Berdasarkan PP No.
71 Tahun 2008 tentang pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan dari pengalihan
Ha katas Tanah dan Bangunan, penghasilan yang diterima oleh orang pribadi atau badan
dari pengalihan hak atas tanah dan bangunan wajib dikenakan pajak penghasilan.
a. Pengalihan hak atas tanah dan bangunan meliputi kegiatan sebagai berikut.
1) Penjualan, tukar menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah,
atau cara lain yang telah disepakati dengan pemerintah guna kepentingan
pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan
umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.
2) Penjualan, tukar menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah,
atau cara lain yang telah disepakati dengan pemerintah guna kepentingan
pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan
umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.
3) Penjualan, tukar menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah,
atau cara lain yang telah disepakati dengan pemerintah guna kepentingan
pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan untuk kepentingan
umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.
b. Besarnya tarif pajak penghasilan atas transaksi ini adalah 5% dari jumlah bruto
nilai penghasilan hak atas tanah atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak atas
rumah sederhana dan rumah susun sederhana yang dilakukan WP yang usaha
pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah atau bangunan dikenakan PPh
sebesar 1% dari jumlah nilai pengalihan.
5. Penghasilan dari transaksi penyewaan tanah atau bangunan
Berdasarkan PP No. 5 Tahun 2002 tentang pembayaran PPh atas penghasilan dari
penyewaan tanah atau bangunan, penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi
atau badan dari penyewaan tanah atau bangunan, berupa rumah, rumah susun, apartemen,
kondominium, gedung, perkantoran, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang, dan industry
wajib membayar PPh final, penghasilan yang di terima dari penyewa yang bertindak/
ditunjuk sebagai pemotong pajak wajib dipotong PPh oleh penyewa. Namun, apabila
penyewa bukan sebagai pemotong pajak, PPh yang wajib dibayar sendiri adalah sebesar
10% dari jumlah bruto nilai penyewaan tanah atau bangunan termasuk service charge dan
tagihan listrik atau bangunan, termasuk service charge dan tagihan listrik yang tidak
termasuk PPN serta bersifat final.
a. Jika penyewa bertindak atau ditunjuk sebagai pemotong pajak, PPh tersebut wajib
diporong oleh penyewa
b. Jika penyewa bukan sebagai pemotong pajak, PPh yang terutang tersebut wajib
dibayar sendiri oleh orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh
penghasilan.
c. Pemotong atau pemungut wajib menyetorkan pajak yang telah dipotong ke bank
persepsi atau kantor pos paling lambat 10 bulan berikutnya dan wajib melaporkan
selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran.
6. Penghasilan dari Usaha Jasa Kontruksi
a. Pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha konstruksi, beberapa istilah dalam
jasa kontruksi, antara lain sebagai berikut:
1) Pekerjaan kontruksi
2) Perencanaan kontruksi
3) Pelaksanaan kontruksi
4) Pengawas kontruksi
5) Penguna jasa
6) Penyedia jasa
7) Nilai kontrak jasa kontruksi
b. Pemotongan dan pembayaran
c. Tarif pajak penghasilan untuk usaha jasa kontruksi
Table 1.1 tarif PPh final untuk usaha jasa kontruksi yang memiliki kualifikasi
usaha.
Bentuk Pekerjaan Kualifikasi Usaha Tarif Sifat
Pelaksanaan Konstruksi Kecil 2% Final
Menengah dan Besar 3% Final
Perencanaan dan Pengawasan Kecil, Menengah dan Besar 4% Final
Tabel 1.2 Tarif PPh final untuk usaha jasa konstruksi yang tidak memiliki
kualifikasi usaha.
Bentuk Pekerjaan Tarif Sifat
Pelaksanaan Kontruksi 4% Final
Perencanaan dan Pengawasan Kontruksi 6% Final
TUGAS II
Jelaskan langkah – langkah apa saja yang harus dilakukan dalam mengisi surat
setoran pajak.
TUGAS III
Uraikan elemen neraca dan laporan laba rugi setiap poin (a s/d g) diatas !
2. Lampiran khusus 1A
a. Tarif penyusutan asset tetap berwujud, perhitungan penyusutan, masa manfaat, dan
tarif penyusutan asset berwujud ditetapkan sebagaik berikut:
Table 1.17 Tarif penyusutan kelompok asset berwujud bukan bangunan
Kelompok Masa Manfaat Garis Lurus Saldo Menurun
Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%
TUGAS IV
Contoh kasus:
PT. Maju jaya memiliki mesin yang dibeli tanggal 2 januari 2019 dengan harga perolehan Rp. 150.000.000.
Mesin termasuk asset kelompok I dengan masa manfaat 4 tahun. Berdasarkan data tersebut, anda diminta
menghitung penyusutan mesin jika,
a. Menggunakan metode garis lusur, dan
b. Mengunakan metode saldo menurun
Jawab:
a. Perhitungan penyusutan dengan metode garis lurus
Tahun Tarif Penyusutan Nilai Buku
Rp. 150.000.000
2019 25% 25% x Rp. 150.000.000 = Rp. 37.500.000 Rp. 112. 500.000
2020 25% 25% x Rp. 150.000.000 = Rp. 37.500.000 Rp. 75.000.000
2021 25% 25% x Rp. 150.000.000 = Rp. 37.500.000 Rp. 37.500.000
2022 25% 25% x Rp. 150.000.000 = Rp. 37.500.000 0
TUGAS V
PT. Sinar Terang (WP badan) membeli kendaraan pada tanggal 2 maret 2019 dengan harga perolehan
Rp. 200.000.000. menurut perpajakan, kendaraan tersebut termasuk asset berwujud keompok II umur
ekonomis 8 tahun.
Diminta:
a. Menggunakan metode garis lurus
b. Menggunakan metode saldo menurun