FEB USAKTI
1. Dibawah ini data dari PT AZIEMBO Saldo per 1 Maret 2009 terdiri dari :
e. Penggunaan BB dr setiap pesanan adl no 304 sebesar Rp 9480, No 305 sebesar Rp 11.320, No
306 sebesar Rp 10.490, No 307 sebesar Rp 16.640
h. Pesanan No 304 dijual dengan harga total Rp 117.000 dr harga itu yg sebesar 40% dibayar
tunai oleh pembeli sisanya dng menyerahkan wesel
Diminta :
•Buat jurnal atas transaksi diatas, Hitung harga pokok dr setiap pesanan.
2. PT. HAFIEDBO memproduksi suatu produk di tiga departemen. Produk dibuat di lempengan logam
yang dipotong di Departemen pemotongan, kemudian ditransfer ke departemen pembentukan, dimana
potongan logam itu dibentuk bagian-bagian yang dibeli dari pemasok luar ditambahkan ke unit. Produk
kemudian ditransfer ke departemen pengecatan, dimana unit tersebut dirapikan, dicat, dan dikemas.
Karena hanya ada satu produk yang diproduksi oleh perusahaan, sistem perhitungan biaya berdasarkan
proses yang digunakan. Perusahaan menggunakan asumsi aliran biaya rata-rata tertimbang untuk
mempertanggungjawabkan Persediaan barang dalam proses. Data yang berkaitan dengan operasi bulan
september di departemen pembentukan adalah sebagai berikut :
Diminta :
Buat laporan produksi bulan september dengan metode rata-rata tertimbang untuk Departemen
Pembentukan!
Soal 3.
Jefferson Company,sebuah perusahaan manufaktur mempunyai data akuntansi selama tahun 2012
adalah sebagai berikut :
Gross sales 140% from cost of goods sold. Sales return and allowances 1% from gross sales and
the company gave cash discount 5% from gross sales.
Diminta :
Buatlah schedule Cost of Goods Manufactured dan Profit & loss Statement.
3. Berikut abstraksi dari skripsi dengan judul ”Penerapan Metode Activity Based Costing System
dalam Menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi pada RSUD Kabupaten Batang)”.
Dalam penentuan harga pokok produk, sistim akuntansi biaya tradisional kurang sesuai lagi
untuk diterapkan di era tekhnologi yang modern seperti saat ini. Karena sistem ini mempunyai
beberapa kelemahan. Diantaranya adalah memberikan informasi biaya yang terdistorsi.
Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga
mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan
pengendalian (Supriyono, 1999: 259). Distorsi tersebut juga mengakibatkan undercost/overcost
terhadap produk (Hansen & Mowen, 2005). Adanya berbagai kelemahan tersebut dapat diatasi
dengan penggunaan metode Activity-Based Costing. Activity-Based Costing adalah metode
penentuan harga pokok yang menelusur biaya ke aktivitas, kemudian ke produk. Perbedaan
utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan ABC
adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan dalam metode ABC lebih banyak
dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan metode ABC, apabila dibandingkan
dengan metode tradisional maka metode ABC memberikan hasil yang lebih besar kecuali pada
kelas VIP dan Utama I yang memberikan hasil lebih kecil. Hal ini disebabkan karena
pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode akuntansi biaya
tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver
saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada
metode ABC, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver.
Sehingga dalam metode ABC, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap kamar
secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.
Diminta :