Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENYELESAIAN AUDIT

Disusun Oleh :

Novalia (NPM : 41183403200025)

Atika Rahmada Insani (NPM : 41183403200005)

Program Studi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM 45’ BEKASI

2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat, nikmat serta karunianya kepada penulis karena telah dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “PENYELESAIAN AUDIT” ini dengan baik.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah Etika Profesi dan Tata Kelola
Perusahaan yaitu Ibu Anisa Putri, S.E., M.M yang telah memberikan tugas ini kepada
kami semua.

Makalah ini dibuat sebatas dengan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat dan dapat berguna
untuk menambah pengetahuan kita. Saya selaku penulis sangat menyadari banyaknya
kekurangan dan keterbatasan dalam membuat makalah penelitian ini. Sehingga saya
sangat berharap agar bisa mendapatkan kritik dan saran yang membangun agar
nantinya pembuatan proposal lainnya akan menjadi lebih baik di masa yang akan
datang.

Semoga makalah ini dapat dengan mudah dipahami oleh para pembaca. Dan penulis
berharap makalah ini dapat memberikan banyak informasi dan berguna bagi
semuanya. Saya selaku penulis mengucapkan permintaan maaf apabila dalam
pembuatan makalah ini ini terdapat banyak kekurangan ataupun kesalahan.
Terimaksih.

Bekasi, 31 Juli 2023

Novalia, Atika

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB 1.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................1

C. Tujuan dan Manfaat penulisan.........................................................................1

BAB II......................................................................................................................3

A. Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian dan Pengungkapan......3

B. Review Kewajiban Kontijen dan Komitmen....................................................5

C. Review Terhadap Peristiwa Kemudian.............................................................9

D. Menumpulkan Bukti Akhir.............................................................................12

E. Mengevaluasi Hasil.........................................................................................15

F. Menerbitkan Laporan Audit............................................................................17

G. Berkomnikasi dengan Komite Audit dan Manajemen....................................17

H. Penemuan Fakta-Fakta Lebih Lanjut..............................................................19

I. Iktisar..............................................................................................................20

BAB III...................................................................................................................22

A. Kesimpulan.....................................................................................................22

B. Saran dan Kritik..............................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menyelesaikan audit, seorang auditor bukan saja melihat file audit
begitu saja, tetapi memerlukan lebih dari sekedar melihat. Seorang auditor
senior menugaskan staf untuk mengaudit utang usaha. Utang usaha adalah
kewajiban utama dan bidang audit yang penting. Pengujian terutama melibatkan
pengkajian dari kewajiban yang dicatat klien dengan memeriksa pembayaran
lanjutan ke pemasok dan kreditor lainnya untuk memastikan bahwa kewajiban
dicatat dengan benar.

Seseorang yang menyelesaikan pekerjaan audit sesuai dengan yang


ditugaskan, tetapi seorang auditor lain harus mereview file audit dengan teliti.
Setiap skedul yang direview harus disiapkan dengan benar kemudian melakukan
pemeriksaan ekstensif terhadap data dan dokumen pendukungnya dan
menentukan saldo klien.

Dalam menyelesaikan audit, auditor mereview semua file termasuk


prosedur analitik, yang dilaksanakan audit.

B. Rumusan Masalah
1. Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan
2. Mereview kewajiban kontinjen
3. Mereview peristiwa kemudian
4. Mengumpulkan bukti akhir
5. Mengevaluasi hasil
6. Menerbitkan laporan audit
7. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen
8. Penemuan fakta-fakta lebih lanjut
9. Ikhtisar

C. Tujuan dan Manfaat penulisan


1. Untuk memahami pengujian tambahan untuk penyajian dan
pengungkapan
2. Untuk memahami review kewajiban kontinjen

1
3. Untuk memahami review peristiwa kemudian
4. Untuk memahami bukti akhir
5. Untuk memahami evaluasi hasil
6. Untuk memahami komunikasi dengan komite audit dan manajemen

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian dan Pengungkapan


Prosedur untuk memenuhi tiga kategori tujuan audit:

1. Tujuan yang berhubungan dengan transaksi


2. Tujuan yang berhubungan dengan saldo
3. Tujuan penyajian dan pengungkapan
Ketiga tahap pertama proses audit menjelaskan bagaimana auditor merancang dan
melaksanakan pengujian audit untuk memperoleh bukti yang kuat untuk
mendukung setiap kategori dari tujuan audit.
Proses audit:

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV


Merencanakan Melaksanakan Melaksanakan Menyelesaikan
dan merancang pengujian prosedur analitis audit dan
pendekatan pengendalian dan pengujian menerbitkan
audit dan pengujian atas rincian saldo laporan audit
substantif atas
transaksi

Sebagai bagian dari tahap IV proses audit, auditor mengevaluasi bukti


yang mereka peroleh selama tiga tahap pertama dalam audit untuk menentukan
apakah mereka harus melaksanakan prosedur tambahan untuk tujuan penyajian
dan pengungkapan. Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti
untuk tujuan audit yang berhubungan dengan penyajian dan pengungkapan,
konsisten dengan bagaimana mereka melakukan pendekatan untuk memperoleh
bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan saldo.
Untuk tahap II menyajikan contoh dari prosedur substantif berhubungan
dengan penyajian dan pengungkapan dipadukan dengan pengujian auditor untuk

3
tujuan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo. Contoh: prosedur substantif
auditor yang dilasaknakan dalam siklus persedian dan pergudangan.
Tujuan audit penyajian dan pengungkapan:

Tujuan Audit Contoh Prosedur Substantif


Keterjadian serta hak dan Mereview kontak untuk menetukan
kewajiban—mengungkapkan bahwa piutang usaha dimohonkan
peristiwa dan transaksi yang sebagai jaminan
terjadi dan terkait dengan entitas
Kelengkapan—semua Mengunakan daftar pengungkapan
pengungkapan yang harus untuk menentukan apakah laporan
dimasukan dalam laporan keuangan sudah memuat semua
keuangan telah dimasukan pengungkapan yang diwajibkan oleh
prinsip akuntansi yang diterima umum
Klasifikasi dan kemampuan Mereview laporan keuangan untuk
untuk dipahani—informasi menetukan apakah aktiva
keuangan disajikan dan diklasifikasikan dengan benar antara
digambarkan dengan tepat dan kategori lancar dan tidak lancar. Baca
pengungkapan diekspresikan catatan kaki untuk penjelasannya
dengan jelas
Ketepatan dan penilaian— Merekonsiliasi jumlah yang
informasi keuangan dan dimasukan dalam catatan kaki utang
informasi lainnya diungkapkan jangka panjang dengan informasi yang
secara wajar, pada jumlah yang diperiksa dan didukung dalam kertas
benar kerja audit utang jangka panjang
auditor
Banyak informasi yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan diaudit sebagai bagian dari pengujian audit dalam tahap yang lebih
awal, dalam IV auditor harus mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dari
laporan keuangan dan catatan kaki yang berhubungan sudah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang ditemia secara umum (GAAP). Hal ini mencakup evaluasi apakah

4
apakah laporan keuangan individual mereflesikan klasifikasi yang tepat dan
deskripsi akun konsisten dengan persyaratan dan informasi disajikan dalam
bentuk yang tepat sebagaimana dituntut standar akuntansi.
Salah satu kekhawatiran utama auditor berkenaan dengan tujuan penyajian
dan pengungkapan adalah menetukan apakah manajemen telah mengungkapkan
semua informasi yang diperlukan. Untuk menilai risiko bahwa tujuan kelengkapan
penyajian dan pengungkapan tidak dipenuhi, auditor memeprtimbangkan
informasi selama 3 tahap pertama pengujian audit untuk menentukan apakah
mereka menyadari fakta dan situasi yang seharusnya diungkapkan.

B. Review Kewajiban Kontijen dan Komitmen


Kewajian kontinjen adalah potensi kewajiban dimasa mendatang kepada
pihak luar untuk jumlah yang tidak diketahui dari aktivitas yang telah terjadi.
Diperlukan tiga kondisi agar suatu kewajiban kontinjen ada:
1. Terdapat potensi pembayaran kepihak luar atau kerusakan aktiva yang
diakibatkan kondisi yang ada
2. Terdapat ketidakpastian mengenai jumlah pembayaran atau kerusakan dimasa
mendatang
3. Hasil akan dipecahkan oleh satu atau beberapa kejadian di masa mendatang
Contoh: tuntutan hukum yang diajukan tetapi belum diputuskan memenuhi
ketiga kondisi tersebut. SAS 5 menggambarkan tiga kemungkinan keterjadian dan
perlakuan laporan keuangan yang sesuai untuk masing-masing kemungkinan:

Kemungkinan keterjadian peristiwa Perlakuan laporan keuangan


Remote (kecil kemungkinan) Tidak diperlukan pengungkapan
Reasonably Possible (lebih besar Diperlukan pengungkapan catatan
dari remote, tapi lebih kecil dari kaki
probable)
Probable ( mungkin terjadi)  Jika jumlah dapat diestimasi secara
masuk akal, akun-akun laporan
keuangan di sesuaikan
 Jika jumlah tidak dapat diestimasi

5
secara masuk akal, diperlukan
pengungkapan catatan

Auditor terutama mencurahkan pada beberapa kewajiban kontinjen:


1. Tuntutan tertunda untuk pelaggaran paten, kewajinban produk atau tindakan
lainnya
2. Perselissihan pajak pendapatan
3. Garansi produk
4. Diskonto wesel tagih
5. Jaminan untuk kewajiban orang lain
6. Saldo letter of credit yang beredar yang tidak digunakan
Dalam banyak audit, tidaklah praktis bagi auditor untuk mengungkapkan
kontinjen tanpa kejasama dengan manajemen. Tujuan auditor dalm memverifikasi
kewajiban kontinjen adalah:
1. Mengevaluasi perlakuan akuntansi dari kewajiban kontinjen yang diketahui
menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasi dengan benar
kotinjensi tersebut. (tujuan klasifikasi penyajian dan pengungkapan)
2. Mengidentifikasi sampai batasan praktis, setiap kontinjensi yang belum
diidentifikasi olehmanajemen. (tujuan kelengkapan penyajian dan
pengungkapan)
Karakteristik yang paling penting dari komitmen adalah kesepalatan
perusahaan untuk memberikan komitmennya pada suatu rangkaian kondisi tetap
dimasa mendatang, tanpa memandang apa yang terjadi terhadap laba atau
ekonomi. Tentunya entitas setuju memberikan komitmen untuk kepentingan sediri
yang lebih baik, tetapi komitemen tersebut berubah menjadi kurang
menguntungkan daripada semua diantisipasi.
Langkah pertama dalam mengaudit kontinjen adalah menetukan ada atu
tidaknya kontijensi (tujuan keterjadian penyajian dan pengungkapan) begitu
auditor mendapat adanya kontinjensi evaluasi terhadap materialitas dan
pengungkapan catatan kaki biasanya dapat dilakukan dengan memuaskan.

6
Beberapa prosedur untuk mecari kewajiban kontinjen akan tetapi tidak
semuanya dapat diterapkan dalam semua audit:
1. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (secara lisan atau tertuis).
Dalam pertanyaan auditor harus spesifik dalam menggambarkan berbagai
jenis kontijensi yang mungkin memerlukan pengungkapan sebagai
pengingat bagi manajemen untuk kontijensi yang tidak dilihat /belum
paham.
2. Mereview laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun sebelumnya
untuk penyelesaian pajak pendapatan.
3. Mereview risalah pertemuan direksi dan pemegang saham untuk indikasi
tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.
4. Menganalisis biaya hukum untuk periode dibawah audit dan mreview faktur
dan laporan dari penasihat hukum untuk indikasi kewajiban kontijensi,
terutama tuntutan hukum dan penundaan penilaian pajak.
5. Memperoleh surat dari pengacara untuk membrrikan jasa hukum untuk klien
nya dalam status penundaan tuntutan atau kewajiban kontijen lainnya.
6. Mereview dokumentasi audit untuk setiap informasi yang mungkin
menunjukan potensi kontinjensi.
7. Memeriksa letter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan
memperoleh konfirmasi saldo yang digunakan dan tidak digunakan.

Evaluasi kewajiban kontijen yang diketahui

Jika auditor menyimpulkan adanya kewajiban kontijen, auditor harus


mengevaluasi arti penting dari kewajiban potensial itu dan hakikatnya dari
pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti
mengenai tujuan keterjadian dan hak serta kewajiban penyajian dan
pengungkapan. Dalam hal ini pengungkapan tidak diperlukan jika kontijensi
sangat remote. Untuk kontinjensi yang memerlukan pengungkapan, auditor juga
mereview catatan kaki draft untuk memastikan informasi yang diungkap dapat
dipahami dan menyatakan secara wajar kondisi dari kontinjensi.

7
Prosedur audit untuk menemukan komitmen

Pencarian komitmen yang tidak diketahui biasanya dilakukan sebagai bagian dari
audit setiap bidang audit. Contoh: dalam memverivikasi transaksi penjualan
auditor seharusnya waspada terhadap komitmen penjualan. auditor seharusnya
waspada ketika membaca risalah, kontrak atau file korespondensi.

Mengajukan pertanyaan kepada pengacara klien

Meruapakan prosedur utama yang menjadi tempat utama auditor bergantung


untuk mengevaluasi tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien
dan mengidentifikasi tuntutan tambahan. Auditor bergantung pada keahlian dan
pengetahuan pengacara klien. Penyelidikan standar terhadap pengacara klien dan
ditandatangani oleh pejabat perusahaan harus mencantumkan hal-hal:

1. Penundaan tuntutan yang mungkin diajukan


2. Klaim yang telah dinilai atau belum dinilai atau penilaian dimana pengacara
memiliki keterlibatan yang signifikan.
3. Permintaan dimana pengacara memberi masukan informasi atau komentar
mengenai kemajuan dari setiap item yang terdaftar.
4. Permintaan biro hukum untuk mengidentifikasi setiap penundaan yang tidak
disebutkan atau tindakan atau pernyataan hukum yang mungkin diajukan
bahwa daftar klien tidak lengkap.
5. Penyataan yang memberikan pengacara mengenai tanggungjawab pengacara
untuk memnberitahukan manajemen mengenai persoalan hukum yang
memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan dan untuk merespon
secara langsung kepada auditor.
Pengacara tahun belakangan ini enggan menyediakan informasi tetentu
kepada auditor karena exposure mereka sendiri akan kewajiban hukum karena
menyediakan informasi yang tidak benar atau rahasia. Sifat penolakan pengacara
untuk meyediakan informasi yang lengkap mengenai kewajiban kontinjen kepada
auditor jatuh dalam dua kategori:

8
1. Pengacara menolak merespon karena kurangnya pengetahuan mengenai
persoalan yang melibatkan kewajiban kontinjen.
2. Pengacara menolak mengungkapkan informasi yang mereka anggap rahasia

C. Review Terhadap Peristiwa Kemudian


Auditor harus mereview transaksi dan peristiwa yang muncul setelah
tanggal neraca untuk menetukan apakah terdapat transaksi atau peristiwa yang
muncul yang mungkin mempengaruhi penyajian dan pengungkapan wajar dari
laporan periode saat ini.
Tanggungjawab anuditor untuk mereview peristiwa biasanya terbatas pada
periode awal dengan tanggal neraca dan berakhir dengan tanggal laporan audit.
Karena tanggal laporan auditor berkaitan dengan penyelesaian prosedur audit
yang penting dikantor klien. Terdapat 2 jenis peristiwa kemudian yang
memerlukan pertimbangan manajemen dan evaluasi auditor:
1. Peristiwa yang memiliki dampak terhadap laporan keuangan yang
memerlukan penyesuaian.
Peristiwa yang muncul seteah tanggal neraca menyediakan informasi
tambahan terhadap manajemen yang membantu penyajian yang wajar sari
saldo akun. Peristiwa seperti berikut ini memerlukan penyesuain saldo akun
pada laporan keuangan tahun ini jika jumlahnya material:
a. Penyataan kebangkrutan oleh pelanggan dengan saldo piutang usaha
yang beredar karena kondisi keuangan yang buruk.
b. Penyelesaian tuntutan hukum dengan jumlah yang berbeda dari jumlah
dicatat pembukuan
c. Penyingkiran peralatan yang tidak digunakan operasi dengan harga
dibawah nilai buku saat ini.
d. Penjualan investasi harga dibawah biaya yang tercatat
2. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan
tetapi memerlukan pengungkapan.
Peristiwa jenis ini menyediakan bukti dari kondisi yang tidak ada pada
tanggal neraca dilaporkan tetapi sangat siginifikan sehingga memerlukan

9
pengungkapan walau tidak memerlukan penyesuain akun. Peristiwa yang
muncul dipeiode selanjutnya yang mungkin memerlukan pengungkapan dan
bukan penyesuaian dilaporan keuangan termasuk:
a. Penurunan dalam nilai pasar sekuritas yang dipegang untuk investasi
sementara atau untuk dijual kembali.
b. Penerbitan obligasi / sekuritas
c. Penurunan nilai pasar dari persediaan sebagai konsekuensi tindakan
pemerintah menghalangi penjualan dari produk
d. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat dari kebakaran
e. Merger atau akuisisi

Terdapat 2 kategori prosedur audit untuk mereview peristiwa kemudian:

1. Prosedur yang biasanya diintegrasikan sebagai bagian dari verivikasi saldo


akun akhir tahun.
2. Prosedur yang dilaksankan terutama untuk tujuan mengungkapkan
perisrtiwa yang harus diakui sebagai peristiwa selanjutnya.
Kategori kedua dari pengujian dilaksanakan secara khusus untuk
memperoleh informasi yang akan dimasukan kedalam saldo akun tahun berjalan
atau catatan kaki sebagai pengujian dari tujuan kelengkapan penyajian dan
pengungkapan pengjian tersebut mencakup hal berikut:
1. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen
Pengajuan pertanyaan biasanya berkaitan dengan potensi kewajiban atau
komitmen kontinjen, perubahan siginifikan dalam aktiva atau struktur modal
perusahaan.
2. Berkorespondensi dengan pengacara
Auditor berkoresponden dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian
kewajiban kontijen
3. Mreview laporan internal yang disiapkan pada tanggal neraca
Auditor seharusnya menekankan perubahan dalam bisnis dibandingkan
dengan hasil untuk periode yang sama ditahun yang diaudit dan perubahan
setelah akhir tahun.

10
4. Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca
Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan
keberadaan dan sifat dar transaksi signifikan yang berhubungan dengan
tahun berjalan.
5. Memeriksa risalah yang diterbitkan pada tanggal neraca
Auditor memeriksa risalah pertemuan pemegang saham dan direktur setelah
tanggal neraca yang mempengaruhi laporan keuangan periode saat ini.
6. Memperoleh letter of representation
Ditulis oleh manajemen klien kepada auditor mengesahkan laporan yang
dibuat manajemen mengenai persoalan yang berbeda sepanjang audit,
termasuk diskusi mengenai peristiwa keudian.
Auditor memiliki dua pilihan yang sebanding yang dapat diterima
untuk memperluas pengujian peristiwa kemudian:
1. Memperluas semua pengujian peristiwa kemudian hingga ke tanggal yang
baru
2. Membatasi review peristiwa kemudian oada persoalan yang berhubungan
dengan peristiwa lanjutan yang baru.
Untuk pilihan pertama auditor hanya mengubah tanggal laporan audit
ke tanggal yang baru. Pilihan kedua, auditor menerbitkan laporan audit
dengan tanggal ganda yang berarti laporan audit tersebut memasukan dua
tanggal: tanggal yang pertama pada saat pekerjaan lapangan selesai, kecuali
pengecualian tertentu. Tamggal kedua, selalu lebih lambat, untuk
pengecualian.

Melaksanakan prosedur analitik akhir

Prosedur analitik diadakan selama penyelesaian audit bermanfaat sebagai


review akhir untuk salah saji material atau masalah keuangan yang tidak
ditemukan selama pengujian lain dan untuk membantu auditor mengambil
pandangan objektif akhir tehadap laporan keuangan. Ketika melaksanakan
prosedur analitik selama tahap review akhir yang diharus kan standar audit,

11
partner pada umumnya membaca laporan keuangan termasuk catatan kaki dan
mempertimbangkan:
1. Kecukupan dari bukti yang dikumpulkan mengenai saldo akun yang tidak
biasa atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi selama
perencanaan atau ketika melaksanakan audit.
2. Saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharpkan atau hubungnnya yang
sebelumnya tidak teridentifikasi.

Mengevaluasi Asumsi Going-Concern

SAS 59 (AU 341) mengharuskan auditor mengevaluasi apakah terdapat


keraguan substansial mengenai kemampuan klien umtuk terus berjalan sebagai
Going-Concern untuk setidaknya satu tahun setelah tanggal neraca. Penilaian
akhir dari status going concern perusahaan dilakukan setelah semua bukti telah
dikumpulkan dan penyesuain audit yang disusulkan kedalam laporan keuangan.

D. Menumpulkan Bukti Akhir


Memperoleh surat representasi manajemen

FASB mendefinisikan kontingensi sebagai adanya kondisi, situasi, atau


sejumlah keadaan yang tidak pasti, baik yang bersifat menguntungkan maupun
yang merugikan yang kepastiannya akan tergantung pada terjadi atau tidak
terjadinya satu atau lebih kejadian di masa datang. Tergantung pada tingkat
kemungkinan pembayaran di masa datang, prinsip akuntansi berlaku umum
mengharuskan kontingensi merugikan untuk diperlakukan sebagai salah satu dari
kemungkinan berikut: (1) dicatat sebagai utang bersyarat, (2) diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan, dan (3) diabaikan.

SAS 85 (AU 333) mengharuskan auditor untuk memperoleh surat


representasi yang mendokumentasikan representasi lisan yang paling penting
selama audit. Tiga tujuan sari surat representasi klien adalah:

1. Untuk menekankan kepada manajemen tanggungjawabnya atas asersi dalam


laporan keuangan.

12
2. Untuk megingatkan manajemen potensi salah saji atau penghapusan dalam
laporan keuangan.
3. Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk mengajukan
pertanyaan mengenai berbagai aspek dari audit.

SAS 86 menyarankan kategori persoalan khusus yang harus dimasukan.


Keempat kategori tersebut beserta contoh:

1. Laporan keuangan
a. Pengakuan manajemen atas tanggungjawab untuk penyajian yang
wajar dari laporan keuangan
b. Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum
2. Kelengkapan informasi
a. Ketersediaan dari semua catatan keuangan dan data terkait
b. Kelengkapan dan ketersediaan dari semua notulen rapat pemegang
saham
3. Pengakuan, pengukuran dan pengungkapan
a. Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan
yang tidak diperbaiki adalah tidak material terhadap laporan keuangan
b. Informasi berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen, karyawan,
orang lain dimana kecurangan memiliki dampak material terhadap
laporan keuangan.
c. Klaim yang belum dinilai menurut pengacara perusahaan adalah asersi
yang mungkin harus diungkapkan sesuai FASB statement No 5
4. Peristiwa kemudian
a. Kebangkrutan dari pelanggan utama yang masih memiliki saldo
piutang usaha pada tanggal neraca
b. Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca

PCAOB standar 2 mengharuskan auditor memperoleh representasi tertulis


dari manajemen mengenai tanggung jawab untuk pengendalian internal terhadap

13
pelaporan keuangan dan kesimpulan manajemen mengenai aktivitas dari
pengendalian inernal terhadap pelaporan keuangan pada kahir periode fiskal. SAS
29 (AU551) merujuk pada informasi tambahan sebgai informasi yang menyertai
laporan keuangan dasar dalam dokumen yang diserahkan auditor.

Auditor harus membedakan dengan jelas tanggungjawab auditnya dan


tanggungjawab pelaporan untuk laporan keuangn utama dan untuk informasi
tambahan. Biasanya auditor tidak melaksanakan audit yang cukup rinci untuk
memberikan pendapat terhadap informasi tambahan, akan tetapi dalam beberapa
kejadian, auditor cukup yakin bahwa informasi disajikan secara wajar. Ketika
auditor mengeluarkan pendapat atas informasi tambahan yang menyertai laporan
keuangan, materialitas sama seperti yang digunakan untuk membentuk pendapat
atas laporan keuangan dasar.

Membaca informasi lain dalam laporan tahunan

SAS 8 (AU 550) mengharuskan auditor membaca informasi lain yang


dismasukan dalam laporan tahunan yang berhubungan langsung dalam laporan
tahunan. Contoh: asumsikan surat presiden direktur dalam laporan tahuanan
merujuk peningkatan laba persaham 2,60 dolar menjadi 2,93 dolar. Auditor harus
membandingkan informasi tersebut dengan laporan keuangan untuk memastikan
bahwa data tersebut sama.

Auditor harus mendapatkan bukti tentang:

1. Adanya suatu kondisi, situasi, atau sejumlah keadaan yang mengindikasikan


ketidakpastian tentang kemungkinan kerugian terhadap perusahaan yang
berasal dari tuntutan hukum, klaim, atau keputusan pengadilan.
2. Periode terjadinya penyebab tindakan hukum.
3. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan.
4. Jumlah atau perkiraan kerugian potensial.

14
Berhubung tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan
berada dalam pengetahuan langsung manajemen, maka manajemen merupakan
sumber informasi dalam hal ini. Oleh karena itu, auditor harus:

1. Mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan dengan manajemen tentang cara


untuk mengidentifikasikan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan
pengadilan.
2. Mendapatkan deskripsi dan evaluasi dari manajemen tentang tuntutan
hukum, klaim, dan keputusan pengadilan yang ada pada tanggal neraca.
3. Mendapatkan jaminan dari manajemen mengenai keberadaan klaim yang
belum ada keputusannya.

E. Mengevaluasi Hasil
Auditor harus mengintegrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara
keseluruhan mengenai laporan keuangan. Pada akhirnya auditor harus
memutuskan apakah bukti audit yang tepat yang mencukupi telah dikumpulkan
untuk mencapai kesimpulan bahwa laoran keuangan telah dinyatakan sesuai
prinsip akuntansi yang diterima umum yang diterpakan atas dasar konsisten
dengan tahun-tahun sebelumnya.
Evaluasi akhir menyangkut bukti yang tepat yang mencukupi telah
dikumpulkan, auditor mereview dokumentasi audit untuk menentukan apakah
semua kelas transaksi material, akun, dan pengungkapan telah diuji secara
memadai dengan mempertimbangkan situasi audit. Review yang penting adalah
memastikan bahwa semua bagian program audit telah diselesaikan dan
didokumentasikan secara akurat serta semua tujuan audit telah dipenuhi.
Auditor seringkali menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan
audit yang merupakan sisa item yang mungkin telah terabaikan. Auditor telah
menyimpulkan bukti yang mencukupi belum diperoleh untuk memutuskan apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar, auditor memiliki dua pilihan :
mengumpulkan bukti tambahan atau mengeuarkan pendapat wajar dengan
pengecualian atau menolak memberikan pendapat.

15
Auditor menggunakan skedul audit salah saji yang belum disesuaikan. Jika
auditor meyakini adanya cukup bukti tetapi menyimpulkan bahwa laporan
keuangan tidak disajikan secara wajar. Mereka kembali memeiliki dua pilihan:
laporan harus direvisi untuk memenuhi keinginan auditor atau memberikan baik
pendapat wajar dengan pengecualian maupun pendapat tidak wajar

Pengungkapan laporan keuangan

Banyak kantor akuntan publik mengharuskan penyelesaian daftar


pemeriksaan pengungkapan laporan keuangan atas setiap audit. Kuesioner
tersebut dirancang untuk mengingatkan auditor akan masalah pengungkapan
umum dalam laporan keuangan dan untuk memvasilitasi review akhir atas
keseluruhan audit oleh partner yang independen.

Mengaudit review dokumentasi

Ada tiga alasan mengapa seorang nggota kantor akuntan publik yang
berpengalaman harus meneliti dengan seksama review dokumentasi audit pada
tahap penyelesaian audit:

1. Untuk mengevaluasi kinerja personil yang belum berpengalaman.


2. Untuk memastikan bahwa audit memenuhi standar kinerja kantor akuntan
publik
3. Untuk mengatasi bias yang seringkali merecoki pertimbangan auditor

Kecuali review akhir yang independen yang akan dibahas secara singkat,
review dokumentasi audit harus dilakukan seorang yang memiliki pengetahuan
tentang klien dan situasi audit. Contoh: pekerjaan auditor yang belum
berpengalaman biasanya direview oleh auditor senior.

Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar. Suatu review independen
diwjibkan oleh penugasan SEC termasuk review informasi keuangan interim dan
audit atas pengendalian internal.

16
Penilaian temuan dilakukan auditor dengan dua tujuan: (1) menetapkan jenis
pendapat yang akan diberikan dan (2) menentukan apakah standar auditing telah
dipenuhi dalam audit. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, auditor melakukan
langkah-langkah berikut:

1. Membuat penetapan akhir tentang materialitas dan risiko audit.


2. Mengevaluasi apakah terdapat keraguan substansial tentang kemampuan
perusahaan untuk melangsungkan usahanya (going concern).
3. Melakukan review teknis atas laporan keuangan.
4. Merumuskan pendapat dan membuat konsep laporan auditor.
5. Melakukan review akhir terhadap kertas kerja.

F. Menerbitkan Laporan Audit


Auditor harus menunggu untuk memutuskan jenis laporan audit yang tepat
yang akan diterbitkan hingga semua bukti telah terkumpul dan dievaluasi,
termasuk semua langkah penyelesaian audit. Laporan audit adalah satu-satunya
hal yang ingin diihat ooleh sebagian besar pengguna dalam proses audit, dan
konsekuensi dari menerbitkan laporan audit yang tidak benar dapat sangat berat,
maka penting menerbitkan laporan yang benar.

Auditor akan menerbitkan laporan tanpa pengecualian dengan kata-kata


standar. Kantor akuntan biasanya memiliki template elektronik untuk laporan ini
dan hanya perlu mengubah nama klien, judul laporan keuangan dan tanggal.

Jika KAP memutuskan bahwa laporan tanpa pengecualian standar tidak


tepat, akan ada pembahasan yang ekstensif diantara para partner teknis pada KAP
itu dan seringkali dengan personil klien

G. Berkomnikasi dengan Komite Audit dan Manajemen


Setelah audit selesai, beberapa komunikasi yang potensial dari auditor dapat
dikirim kan kepada komite komite audit atau pihak lain yang berhak, termasuk
komunikais tentang kecurangan dan tindakan ilegal yang terdeteksi, defisiensi
pengendalian internal, komunikasi lain dengan komite audit dan surat manajemen.
Tiga komunikasi yang pertama diwajibkan oleh standar auditing untuk

17
memastikan bahwa pihak yang berhak, yang seringkali adalah komite audit dan
manajemen senior, diberi informasi temuan audit dan rekomendasi auditor. Item
keempat, surat manajemen, sering kali dikomunikasikan kepada manajemen
kepada manajemen. Operasi.
SAS 99 (AU 316) dan SAS 54 (AU 317) mengharuskan auditor untuk
mengomunikasi kan semua kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite audit
atau kelompok yang ditunjuk, tanpa memandang materialitas. Tujuannya adalah
membantu komite audit dalam melaksanakan perannya sebagai pengawas atas
laporan keuangan yang dapat diandalkan.
SAS 114 (AU 380) mengharuskan auditor untuk mengomunikasikan
informasi tambahan tertentu yang diperoleh selama audit kepada pihak yang
berha, yang umumnya adalah komite audit. Tujuan dari komunikasi yang
diwajibkan ini adalah untuk mempertahankan komite audit atau pihak yang
berhak tetap memperoleh informasi yang relevan dan signifikan guna mengawasi
proses pelaporan keuangan serta menyediakan kesempatan bagi komite audit
untuk mengomunikasikan persoalan penting kepada auditor. Ada empat tujuan
utama dari komunikasi yang diwajibkan ini:
1. Untuk mengomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas laporan
keuangan.
Komunikasi ini meliputi diskusi dengan auditor bahwa audit atas laporan
keungan dirancang untuk memperoleh asuransi yang masuk akal, dan bukan
absolute mengenai salah saji material dalam laporan keuangan serta
mengindikasi bahwa auditor tidak memberikan pendapat tentang keefektifan
pengendalian internal, disamping keterbatasan lainnya dari audit atas
laporan keuangan.
2. Untuk menyediakan tinjuan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit.
Tujuan dari komunikasi yang diwajibkan adalah menyediakan tinjauan
tingkat tinggi.
3. Untuk menyediakan pihak yang berhak temuan yang signifikan yang
diperoleh selama audit.

18
Komunikasi mungkin mencakup diskusi mengenai materi, salah saji yang
yang diperbaiki yang terdeteksi selama audit.
4. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang
berhak atau yang terlibat dalam tata kelola.
Komite audit atau pihak lainnya, seperti dewak direksi atau pihak yang
berhak lainnya seperti dewan direksi
Komunikasi mengenai temuan yang signifikan yang diperoleh selama audit
umumnya akan dilakukan secara tertulis. Komunikasi mengenai persoalan lainnya
dapat dilakukan secara lisan atau tertulis, dengan komunikasi lisan
disokumnetasikan dalam file audit. Komunikasi harus dilakukan secara tepat
waktu agar kemungkinan pihak yang berhak mengambil tindakan yang tepat.
Surat manajemen ditujukan untuk memberi tahu personil klien mengenai
rekomendasi akuntan publik untuk memperbaiki setiap bagian bisnis klien.
Banyak kantor akuntan publik menulis surat manajemen bahwa kantor tersebut
telah menambah nilai bagi bisnis diluar dari jasa yang disediakan. Tujuannya
adalah untuk mendorong hubungan yang lebih baik dengan manajemen dan
menyarankan pajak tambahan dan jasa manajemen yang dapat disediakan oleh
KAP.
Setiap surat manajemen harus dikembangkan untuk memenuhi gaya dan
preferensi KAP serta kebutuhan klien. Auditor memadukan surat manajemen
dengan surat mengenai defisiensi yang signifikan dan kelemahan yang material.
Pada audit yang lebih kecil sudah umum bagi auditor untuk mengomunikasikan
saran tentang operasi secara lisan dan bukan melalui surat manajemen.

H. Penemuan Fakta-Fakta Lebih Lanjut


Setelah auditor menerbitkan laporan audit dan menyelesaikan semua
komunikasi dengan manajemen serta komite audit, audit dianggap telah selesai.
Biasanya, kontak penting berikutnya antara auditor dan klien terjadi ketika proses
perencanaan audit untuk tahun berikutnya dimulai.
Penemuan fakta-fakta lebih lanjut ini terjadi, auditor berkewajiban untuk
memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan keuangan diberi

19
tahu mengenai salah saji tersebut. Walaupun penemuan fakta-fakta lebih lanjut
bukan meruapakan bagian dari penyelesaian audit.
Jika auditor menemukan bahwa lapoaran ternyata menyesatkan setelah
diterbitkan, tindakan yang harus ditempuh adalah meminta klien untuk segera
menerbitkan laporan keuangan yang telah direvisi yang mencantumkan penjelasan
mengenai alasan revisi tersebut. Auditor bertanggung jawab memastikan bahwa
klien telah mengambil langkah yang tepat untuk memberi tahu para pemakai
tentang laporan yang mengandung salah saji.
Jika klien menolak mengungkapkan laporan mengandung salah saji , auditor
harus memberitahu dewan direksi. Auditor juga harus memberitahu agen regulator
yang memiliki jurisdiksi terhadap klien bahwa laporan tidak lagi dinyatakan
secara wajar, praktis, setiap orang yang mengandalkan laporan keuangan.
Penemuan fakta-fakta lebih lanjut yang memerlukan penarikan kembali atau
penerbitan kembali laporan keuangan hanya berasal dari peristiwa bisnis yang
terjadi sebelum tanggal laporan audit.
Tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa kemudian akan berakhir
pada tanggal penyelesain pekerjaan lapangan. Auditor tidak lagi
bertanggungjawab mencari fakta-fakta lebih lanjut, tetapi jika menemukan bahwa
laporan keuangan yang diterbitkan dinyatakan secara salah, mereka harus
mengoreksinya. Dalam bagian kasus besar penemuan fakta-fakta lebih lanjut
terjadi ketika auditor menemukan salah saji yang material dalam laporan
keuangan yang ditebitkan selama audit tahun selanjutnya atau ketika klien
melaporkan salah saji kepada auditor.

I. Iktisar
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk memastikan
audit yang berkualitas. Di tahap ini auditor melaksanakan pengujian tambahan
atas penyajian dan pengungkapan, termasuk mereview kontijensi dan peristiwa
kemudian. Auditor juga mereview kecukupan bukti audit dan keputusan yang
diambil untuk menentukan apakah hal itu mendukung pendapat audit. Kemudian

20
auditor berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen mengenai temuan
audit yang penting dan persoalan lainnya

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses audit:

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV


Merencanakan Melaksanakan Melaksanakan Menyelesaikan
dan merancang pengujian prosedur analitis audit dan
pendekatan audit pengendalian dan dan pengujian atas menerbitkan
pengujian substantif rincian saldo laporan audit
atas transaksi
Penyelesaian audit dilakukan beberapa tahap:
1. Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan
pengungkapan
2. Mereview kewajiban kontinjen
3. Mereview peristiwa kemudian
4. Mengumpulkan bukti akhir
5. Mengevaluasi hasil
6. Menerbitkan laporan audit
7. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen

B. Saran dan Kritik


Saya tahu dalam penulisan makalah “penyelesaian audit” masih
banyak kekurangan, maka dari itu saya mohon kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan sarannya. Sehingga makalah penyelesaian audit ini
bisa semakin lebih baik, dan memberikan manfaat bagi pembaca maupun
bagi yang membutuhkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Utama: Buku Arens Jilid 2

Arens Alvin A,dkk, Auditing dan Jasa Asurance, Jakarta: Erlangga,2006

Sumber Tambahan:

http://memebali.blogspot.co.id/2013/05/auditing-dan-atestasi-penyelesaian-
audit.html

23

Anda mungkin juga menyukai