Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENYELESAIAN AUDIT
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing 2

Dosen Pengampu :
1. Dhini Suryandari, S.E., M. Si.
2. Atta Putra Harjanto, S.E., M. Ak.

Disusun Oleh:
Maryati (7211418011)
Salimatul Maula Fitriyani (7211418077)
Siti Munawaroh (7211418087)
Nanda Rizqi Akbari (7211418155)

Rombel : Akuntansi D 2018

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb
Alhamdulilah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah pengauditan yang berjudul “Penyelesaian Audit”.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah pengauditan ini, terimakasih
kepada Ibu Dhini Suryandari, S.E., M.Si. dan Bapak Atta Putra Harjanto, S.E.,
M.Ak. selaku dosen pembimbing mata kuliah Auditing 2.
Makalah Auditing yang berjudul “Penyelesaian Audit” kami buat sebagai
tugas mata kuliah Auditing 2, kami tahu dalam penyusunannya masih banyak
kesalahan oleh karena itu kami mohon pada pembaca untuk memberikan kritik
dan saran untuk membangun ke arah yang lebih baik lagi. Atas kritik dan saran
yang diberikan pembaca, kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr wb

Semarang, 15 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 1
1.2 1
1.3 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian dan Pengungkapan........2
2.2 4
2.3 7
2.4 11
2.5 13
2.6 18
2.7 20
2.8 21
2.9 22
BAB III PENUTUP
3.1 23
3.2 23
Daftar Pustaka........................................................................................................24

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menyelesaikan audit, seorang auditor bukan saja melihat file


audit begitu saja, tetapi memerlukan lebih dari sekedar melihat. Seorang
auditor senior menugaskan staf untuk mengaudit utang usaha. Utang usaha
adalah kewajiban utama dan bidang audit yang penting. Pengujian terutama
melibatkan pengkajian dari kewajiban yang dicatat klien dengan memeriksa
pembayaran lanjutan ke pemasok dan kreditor lainnya untuk memastikan
bahwa kewajiban dicatat dengan benar.

Seseorang yang menyelesaikan pekerjaan audit sesuai dengan yang


ditugaskan, tetapi seorang auditor lain harus mereview file audit dengan
teliti. Setiap skedul yang direview harus disiapkan dengan benar kemudian
melakukan pemeriksaan ekstensif terhadap data dan dokumen
pendukungnya dan menentukan saldo klien.

Dalam menyelesaikan audit, auditor mereview semua file termasuk


prosedur analitik, yang dilaksanakan audit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan
pengungkapan
2. Mereview kewajiban kontinjen
3. Mereview peristiwa kemudian
4. Mengumpulkan bukti akhir
5. Mengevaluasi hasil
6. Menerbitkan laporan audit
7. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen
8. Penemuan fakta-fakta lebih lanjut
9. Ikhtisar

1.3 Tujuan dan Manfaat penulisan


1. Untuk memahami pengujian tambahan untuk penyajian dan
pengungkapan
2. Untuk memahami review kewajiban kontinjen
3. Untuk memahami review peristiwa kemudian
4. Untuk memahami bukti akhir
5. Untuk memahami evaluasi hasil
6. Untuk memahami komunikasi dengan komite audit dan manajemen.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan

Ikhtisar Proses Audit

merencanakan dan merancang pendekatan audit


tahap 1

melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian


tahap 2 substantif atas transaksi

melaksanakan prosedur analisis dan pengujian atas rincian


tahap 3 saldo

menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit


tahap 4

Pada tahap ke 4 dari proses audit, auditor mengevaluasi bukti yang


diperoleh selama 3 tahap sebelumnya untuk dapat menentukan apakah
mereka harus melaksanakan prosedur tambahan bagi tujuan penyajian dan
pengungkapan.
Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti bagi
tujuan audit yang berhubungan dengan penyajian dan pengungkapan, yang
konsisten dengan bagaimana mereka melakukan pendekatan demi
memperoleh bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan traksaksi dan
saldo.
1. Melaksanakan prosedur untuk memahami pengendalian yang
berkaitan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai
bagian dari prosedur penilaian risiko.
2. Melakukan pengujian pengendalian yang berkaitan dengan
pengungkapan apabila penilaian awal atas risiko pengendalian
berada dibawah maksimum.
3. Melaksanakan prosedur substantive untuk memperoleh
assurance bahwa semua tujuan audit dicapai menyangkut
informasi dan jumlah yang disjikan serta diungkapkan dalam
laporan keuangan
Seringkali, prosedur untuk tujuan yang berhubungan dengan
penyajian dan pengungkapan dipadukan dengan pengujian auditor untuk
tujuan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo.

Tujuan Audit Penyajian dan Pengungkapan


Tujuan Audit Contoh Prosedur Substantif
Keterjadian serta hak dan Mereview kontrak utang untuk
kewajiban – Mengungkapkan menentukan bahwa piutang usaha

2
peristiwa dan transaksi yang terjadi digadaikan sebagai jaminan.
serta terkait dengan entitas.
Kelengkapan – Semua Menggunakan daftar pengungkapan
pengungkapan yang harus untuk menentukan apakah laporan
dimasukan dalam laporan keuangan keuangan sudah memuat semua
telah dimasukkan. pengungkapan yang diwajibkan
oleh standar akuntansi.
Klasifikasi dan kemampuan untuk Mereview laporan keuangan untuk
dipahami – Informasi keuangan menentukan apakah aktiva (asset)
disajikan dan digambarkan dengan diklasifikasikan dengan benar
tepat serta pengungkapannya antara kategori lancer dan tidak
diekspresikan dengan jelas. lancer. Baca catatan kaki untuk
penjelasannya.
Keakuratan dan penilaian – Merekonsiliasikan jumlah yang
Informasi keuangan dan informasi dimasukkan dalam catatan kaki
lainnya diungkapkan secara wajar untang jangka panjang dengan
pada jumlah yang benar. informasi yang diperiksa dan
didukung dalam kertas kerja audit
utang jangka panjang auditor.

Penyelesaian Audit

melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan

mereview kewajiban kntijen

mereview peristiwa kemudian

mengumpulkan bukti akhir

mengevaluasi hasil

menerbitkan laporan audit

berkomunikasi dengan komite audit dan managemen

Ditahap yang ke 4 ini, auditor akan mengevaluasi bukti yang


diperoleh selama 3 tahap sebelumnya untuk menilai apakah diperlukan
bukti tambahan bagi tujuan penyajian dan pengungkapan. Hal ini
mencakup, mengenai apakah laporan keuangan individual merefleksikan
klasifikasi dan deskripsi akun yang tepat konsisten dengan persyaratan dan

3
informasi disajikan dalam bentuk yang tepat serta dengan terminology
yang tepat sebagaimana dituntut oleh standar akuntansi.
Salah satu kekhawatiran utama auditor berkaitan dengan tujuan
penyajian dan pengungkapan adalah menentukan apakah managemen telah
mengungkapkan semua informasi yang diperlukan (tujuan kelengkapan
penyajian dan pengungkapan). Akibat sifat unik pengungkapan yang
berhubungan dengan kewajiban kontijen dan peristiwa kemudian, auditor
acapkali menilai risiko sebagai tinggi dan semua informasi yang
diperlukan mungkin tidak sepenuhnya diungkapkan pada catatan kaki.
Karena itu, auditor merancang dan melaksanakan prosedur di setiap audit
untuk dapat mereview kewajiban kontinjen serta peristiwa kemudian.

2.2 Review kewajiban kontinjen dan komitmen.


Kewajiban kontinjen (contingent liability) adalah potensi
kewajiban dimasa mendatang kepada pihak luar sebesar jumlah yang tidak
diketahui dari aktivitas yang telah terjadi. Kewajiban kontinjen harus
diungkap dalam catatan kaki. Perlu ada 3 kondisi agar kewajiban kontinjen
ada :
1. Terdapat potensi pembayaran di masa depan ke pihak luar atau
kerusakan asset (aktiva) yang diakibatkan oleh kondisi yang ada.
2. Terdapat ketidakpastian mengenai jumlah pembayaran atau kerusakan
dimasa mendatang.
3. Hasil akan dipecahkn oleh satu atau beberapa kejadian dimasa
mendatang.
Dalam standar akuntansi, menggunakan dua pendekatan utama
dalam kaitannya dengan ketidakpastian kontijensi kerugian. Ukuran
kontijensi pertama adalah dengan menggunakan nilai wajar. Kemudian,
pendekatan yang kedua menggunakan ambang probabilitas. Ambang
probabilitas tersebut, menggambarkan tiga tingkatan kemungkinan
keterjadian dan perlakuan laporan keuangan. Yang bertujuan untuk
mengevaluasi apakah klien telah menerapkan pendekatan dan perlakuan
yang tepat.
Catatan kaki kontijensi harus menggambarkan sifat kontijensi
sejauh yang diketahui, juga opini dari penasehat hukum atau managemen
terhadap hasil yang diharapkan. Adapun catatan kaki kewajiban kontijensi
untuk tuntutan yang ditunda dan garansi perusahaan terhadap utang yang
diperhitungkan dengan pendekatan ambang probabilitas. Auditor
mencurahkan perhatiannya pada beberapa kewajiban kontijen :
1. Tuntutan tertunda [pending] untuk pelanggaran paten,
kewajiban produk, atau tindakan lainnya
2. Perselisihan pajak penghasilan
3. Garansi produk
4. Diskonto wesel tagih
5. Jaminan untuk kewajiban orang lain
6. Saldo letter of credit yang beredar yang tidak digunakan.

4
Kemungkinan Keterjadian dan Perlakuan Laporan Keuangan
Kemungkinan Keterjadian Perlakuan Laporan Keuangan
Peristiwa
Remote (kecil kemungkinan) Tidak dilakukan pengungkapan
Reasonably possible (lebih besar Diperlukan pengungkapan catatan
dari remote, tetapi lebih kecil dari kaki
probable)
Probable (mungkin terjadi) - Jika jumlah dapat diestimasi
secara masuk akal, akun-
akun laporan keuangan
disesuaikan.
- Jika jumlah tidak dapat
diestimasi secara masuk akal,
diperlukan pengungkapan
catatan kaki.

Standar auditing (SA 700) dengan jelas menyatakan bahwa


managemen, bukan auditor, yang bertanggungjawab mengidentifikasi dan
memutuskan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban kontijensi.
Tujuan auditor yang utama dalam memverifikasi kewajiban kontijen
adalah :
a. Mengevaluasi perlakuan akuntansi kewajiban kontijen yang diketahui
untuk menentukan apakah managemen telah mengklasifikasikan
dengan benar kntijensi tersebut (tujuan klasifikasi penyajian dan
pengungkapan).
b. Mengidentifikasi seberapa praktis setiap kontijensi yang belum
diidentifikasikan oleh managemen (tujuan kelengkapan penyajian dan
pengungkapan)

Keterkaitan SA 700 tentang Perumusan suatu Pendapat dan


Pelaporan atas Laporan Keuangan adalah auditor bertanggung jawab
penuh untuk melakukan identifikasi dan memutuskan perlakuan atas
temuan yang berkaitan dengan kewajiban kontijen. hal ini dimaksudkan,
agar dalam memverifikasi temuan tersebut, verifikasi kewajiban kontijen
dapat memenuhi tujuan dari setiap temuan dalam situasi yg ada.
Hal yang berhubungan erat dengan kewajiban kontijensi adalah
komitmen. Karakteristik komitmen yang paling penting adalah
kesepakatan perusahaan untuk berkomitmen menetapkan kondisi yang
tetap dimasa mendatang, tanpa memandang apa yang terjadi dengan laba
atau ekonomi secara keseluruhan. Biasanya perusahaan
menggambarkannya semua komitmennya baik dalam catatan kaki yang
terpisah atau menggabungkannya dengan catatan kaki yang berkaitan
dengan kontijensi.
Langkah pertama dalam mengaudit kontijensi adalah menentukan
ada tidaknya kontijensi (tujuan keterjadian penyajian dan pengungkapan).

5
Berikut ini, adalah beberapa prosedur yang sering digunakan auditor
dalam mencari kewajiban kontijen. Namun, tidak semua diterapkan dalam
semua audit :
a. Mengajukan pertanyaan pada managemen (secara lisan maupun
tertulis)
b. Mereview laporan agen pendapatan internal tahun berjalan dan
tahun sebelumnya untuk menyelesaikan pajak penghasilan.
c. Mereview notulen rapat direksi dan pemegang saham untuk
menunjukkan adanya tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.
d. Menganalisis beban hukum selama periode audit dan mereview
faktur serta laporan dari penasehat hukum untuk indikasi
kewajiban kontijensi terutama tuntutan hukum dan penundaan
penilaian pajak.
e. Memperoleh surat dari setiap pengacara utama yang
memberikan jasa hukum untuk kliennya dalam status
penundaan tuntutan atau kewajiban kontijen.
f. Mereview dokumentasi audit atas setiap informasi yang
mungkin menunjukkan potensi kontijensi
g. Memeriksa letter of credit yang berlaku pada tanggal neraca
dan memperoleh konfirmasi menyangkut saldo yang digunakan
dan tidak digunakan.
Evaluasi kewajiban kontijen yang diketahui, perlu dilakukan jika
menyimpulkan bahwa ada kewajiban kontijen, auditor harus mengevaluasi
signifikan kewajiban yang potensial itu dan sifat pengungkapan yang
diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti mengenai
tujuan keterjadian dan hak serta kewajiban penyajian dan pengungkapan.
Prosedur audit untuk menemukan komitmen biasanya dilakukan dengan
memverifikasi setiap bagian dari audit atas setiap bidang audit.
Mengajukan pertanyaan kepada pengacara klien merupakan
prosedur utama yang diandalkan auditor untuk mengevaluasi tuntutan
hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan mengidentifikasi
tuntutan tambahan. Berikut ini adalah pertanyaan standar kepada pengacar
klien, yang disiapkan di kertas surat berkop perusahaan klien dan
ditandatangani oleh pejabat perusahaan :
a. Suatu daftar yang mencantumkan
1. Penundaan tuntutan hukum yang mungkin diajukan
2. Klaim yang terlah diasersi atau belum diasersi atau
penilaian dimana keterlibatan pengacara sangat signifikan
b. Permintaan bahwa pengacara akan memberikan informasi atau
komentator mengenai kemajuan setiap item yang terdaftar.
c. Permintaan biro hukum untuk mrngidentifikasi setiap
penundaan yang tidak disebutkan atau tindakan atau pernyataan
hukum yang mungkin diajukan bahwa daftar klien sudah
lengkap

6
d. Pernyataan yang memberitahukan pengacara tentang
tanggungjawab pengacara untuk memberitahukan managemen
tentang persoalan hukum yang memerlukan pengungkapan
dalam laporan keuangan untuk merespons secara langsung
kepada auditor.
Pada tahun-tahun belakangan ini, pengacara enggan menyediakan
informasi tertentu kepada auditor karena exposure mereka sendiri akan
kewajiban hukum jika menyediakan informasi yang tidak benar atau
rahasia. Sifat penolakan oleh pengacara untuk menyediakan informasi
yang lengkap mengenai kewajiban kontijen kepda auditor berada dalam
dua kategori.
a. Pengacara menolak merespon karena kurangnya pengetahuan
mengenai persoalan yang melibatkan kewajiban kontijen.
b. Pengacara menolak mengungkapkan informasi yang mereka
anggap rahasia.
Sebagai contoh, pengacara mungkin sadar akan pelanggaran atas
kesepakatan paten yang dapat menimbulkan kerugian yang signifikan
kepada klien jika pelanggaran itu diketahui (klaim yang belum disersi).
Seperti contoh yang berada dikategori dua. Dimasukkannya informasi
dalam catatan kaki dapat menyebabkan tuntutan hukum sehingga berakibat
buruk bagi klien. Jika pengacara menolak menyediakan auditor informasi
mengenai tuntutan hukum yang ada yang material (klaim yang diasersi)
atau klaim yang belum diasersi.
Auditor harus memodifikasi laporan auditnya untuk merefleksikan
kurangnya bukti yang tersedia (keterbatasan ruang lingkup yang
mengharuskan auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
atau menolak memberi pendapat). Persyaratan yang terdapat dalam standar
auditing (SA 706) ini memiliki dampak mengharuskan managemen untuk
memberikan pengacaranya ijin menyediakan informasi kewajiban kontijen
kepada auditor dan mendorong pengacara untuk bekerja sama dengan
auditor dalam memperoleh informasi mengenai kontijensi.

Keterkaitan SA 705 (Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan


Auditor Independen) dan SA 706 (Paragraf Penekanan Suatu Hal
dan Paragraf Lain dalam Laporan Auditor Independen) yang mana
ketika auditor merasa adanya indikasi kekurangan bukti, maka auditor
harus mengeluarkan opini wajar dengan pengecualian atau menolak
berpendapat akibat kurangnya bukti yg disediakan dan keterbatasan ruang
lingkup. dalam hal ini, auditor menekankan kepada pihak managemen
untuk turut memberikan izin kepada pengacara agar dapat membantu
memberikan informasinya yg berkaitan dengan identifikasi kewajiban
kontijen

7
2.3 Review Terhadap Peristiwa Kemudian (review for subsequent events)
Berdasarkan pernyataan SA 560 (PSA No 46) Laporan auditor
independen umumnya diterbitkan dalam hubungannya dengan laporan
keuangan historis yang dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan
pada tanggal tertentu dan hasil usaha, perubahan ekuitas, serta arus kas
untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut. Namun, ada peristiwa
atau transaksi yang kadang-kadang terjadi sesudah tanggal tersebut tetapi
sebelum diterbitkannya laporan keuangan dan laporan audit, yang mempunyai
akibat material terhadap laporan keuangan sehingga memerlukan
penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan-laporan tersebut. Kejadian
ini untuk selanjutnya disebut "peristiwa kemudian (subsequent events)."
terdapat dua tipe peristiwa kemudian yang membutuhkan perhatian
manajemen dan memerlukan evaluasi auditor.

1. Tipe pertama meliputi peristiwa yang memberikan tambahan bukti


yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca
dan berdampak terhadap taksiran yang melekat dalam proses
penyusunan laporan keuangan. Semua informasi yang tersedia
sebelum penerbitan laporan keuangan harus digunakan oleh
manajemen dalam mengevaluasi kondisi yang digunakan sebagai
dasar estimasi. Laporan keuangan harus disesuaikan untuk setiap
perubahan estimasi sebagai akibat dari penggunaan bukti tersebut.
Pengidentifikasian peristiwa-peristiwa yang memerlukan
penyesuaian laporan keuangan menurut kriteria di atas
membutuhkan penerapan kebijakan dan pengetahuan tentang
fakta-fakta dan kondisi yang ada. Contohnya yaitu :
a) kerugian sebagai akibat piutang tidak tertagih yang
disebabkan oleh adanya pelanggan yang mengalami
kesulitan keuangan dan menuju ke kebangkrutan sesudah
tanggal neraca merupakan indikasi keadaan yang ada
pada tanggal neraca, oleh karena itu membutuhkan
penyesuaian terhadap laporan keuangan sebelum diterbitkan.
Di lain pihak, kerugian yang sama namun sebagai akibat
adanya pelanggan yang mengalami kebangkrutan karena
kebakaran atau banjir sesudah tanggal neraca, bukan
merupakan indikasi kondisi yang ada pada tanggal neraca,
sehingga penyesuaian laporan keuangan bukan merupakan
tindakan yang semestinya dilakukan.
b) Penyelesaian tuntutan hukum yang jumlahnya berbeda
dengan jumlah utang yang sudah dicatat membutuhkan
penyesuaian laporan keuangan jika peristiwa yang
menyebabkan timbulnya tuntutan tersebut (seperti

8
pelanggaran hak paten) telah terjadi atau ada sebelum tanggal
neraca.
2. Tipe kedua meliputi peristiwa-peristiwa yang menyediakan tambahan
bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak pada tanggal
neraca yang dilaporkan, namun kondisi tersebut ada sesudah
tanggal neraca.
Peristiwa-peristiwa ini tidak memerlukan penyesuaian terhadap
laporan keuangan. Namun, beberapa peristiwa mungkin
memerlukan pengungkapan agar laporan keuangan tidak
menyesatkan pembacanya. Kadang-kadang peristiwa tersebut
sedemikian signifikan sehingga pengungkapannya yang terbaik
dapat dilakukan dengan menambahkan data keuangan proforma
terhadap laporan keuangan historis yang menjelaskan dampak
adanya peristiwa tersebut seandainya peristiwa tersebut terjadi
pada tanggal neraca. Hal ini mungkin membutuhkan penyajian
laporan proforma, biasanya hanya neraca proforma, dalam bentuk
kolom yang disajikan bersamaan dengan laporan keuangan
historis.
Contoh peristiwa yang dikelompokkan ke dalam tipe kedua, yaitu
peristiwa yang memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan
(tetapi tidak memerlukan penyesuaian), adalah:
a) Penjualan obligasi atau penerbitan saham baru.
b) Pembelian bisnis.
c) Terjadinya tuntutan hukum yang disebabkan oleh peristiwa yang
terjadi sesudah tanggal neraca.
d) Kerugian aktiva tetap atau sediaan yang diakibatkan oleh kebakaran,
atau
e) Kerugian piutang yang diakibatkan oleh kondisi (seperti
penyebab utama kebangkrutan pelanggan)

Terdapat 2 kategori prosedur audit untuk mereview peristiwa


kemudian:

1. Prosedur yang biasanya diintegrasikan sebagai bagian dari verifikasi


saldo akun akhir tahun.
Kategori ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian
yang dilakukan sebagai bagian dari pengujian rincian saldo. Misalnya
auditor memeriksa transaksi penjualan dan pembelian setelah tanggal
neraca untuk menentukan apakah pisah batasnya akurat. Auditor juga
menguji tertagihnya piutang dagang dengan menelaah penerimaan kas
periode setelah tanggal neraca untuk mengevaluasi penilaian
penyisihan piutang tidak tertagih.

9
2. Prosedur yang dilaksanakan terutama untuk tujuan mengungkapkan
peristiwa atau transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa
selanjutnya.
Kategori ini pengujian dilaksanakan secara khusus untuk
memperoleh informasi yang akan dimasukkan kedalam saldo akun
tahun berjalan atau catatan kaki sebagai pengujian dari tujuan
kelengkapan penyajian dan pengungkapan pengujian tersebut
mencakup hal berikut:
1. Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca
Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan
keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan
dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak diperbaharui, auditor harus
mereview dokumen yang akan digunakan untuk membuat jurnal.
2. Mereview laporan internal yang disiapkan pada tanggal neraca
Auditor seharusnya menekankan perubahan dalam bisnis
dibandingkan dengan hasil untuk periode yang sama ditahun yang
diaudit dan perubahan setelah akhir tahun. Auditor harus membahas
laporan interim dengan manajemen untuk menentukan apakah laporan
itu disiapkan atas dasar yang sama dengan laporan periode berjalan,
dan juga mengajukan pertanyaan mengenai perubahan hasil operasi
yang signifikan.
3. Memeriksa notulen yang diterbitkan pada tanggal neraca
Auditor harus memeriksa notulen rapat pemegang saham dan direktur
setelah tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang mempengaruhi
laporan keuangan periode berjalan.
4. Berkorespondensi dengan pengacara
Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari
pencarian kewajiban kontijen
5. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen
Pengajuan pertanyaan biasanya berkaitan dengan potensi kewajiban
atau komitmen kontinjen, perubahan signifikan dalam aktiva atau
struktur modal perusahaan.
6. Memperoleh letter of representation
Ditulis oleh manajemen klien kepada auditor mengesahkan laporan
yang dibuat manajemen mengenai persoalan yang berbeda sepanjang
audit berlangsung, termasuk diskusi mengenai peristiwa kemudian.

Keterkaitan dengan SA 560


Ketika laporan keuangan auditor dimasukkan dalam dokumen lain setelah
penerbitan laporan keuangan, auditor mungin memiliki tanggungjawab
tambahan yang berhubungan dengan peristiwa kemudian yang perlu
dipertimbangkan oleh auditor, seperti ketentuan peraturan perundang-

10
undangan yang melibatkan penawaran atas sekuritas untuk publik dalam
yurisdiksi tempat ditawarkannya sekuritas tersebut.

Penetapan Tanggal Ganda


PSA 43 (SA 530) mensyaratkan auditor untuk memperluas
pengujian audit pada peristiwa setelah tanggal neraca yang baru ditemukan
untuk memastikan hal itu telah diungkapkan. Auditor memiliki dua pilihan
atas perluasan pengujian peristiwa setelah tanggal neraca, yaitu :

1. Memperluas semua pengujian peristiwa kemudian hingga ke tanggal


yang baru.
2. Membatasi review peristiwa kemudian pada persoalan yang
berhubungan dengan peristiwa kemudian yang baru.

Untuk pilihan pertama auditor hanya mengubah tanggal laporan audit


ke tanggal yang baru. Sedangkan untuk pilhan kedua, auditor menerbitkan
laporan audit dengan tanggal ganda (dual-dated audit report) yang berarti
laporan audit tersebut memasukan dua tanggal: tanggal yang pertama pada
saat pekerjaan lapangan selesai, kecuali pengecualian tertentu, dan tanggal
kedua, selalu lebih lambat, untuk pengecualian.

2.4 Akumulasi Bukti Akhir

Auditor memiliki beberapa tanggungjawab akumulasi akhir yang


dapat ditetapkan untuk seluruh siklus lain disamping penelitian atas
kewajiban kontinjensi dan menelaah peristiwa kemudian. Pengumpulan bukti
akhir dapat dilakukan melalui 5 jenis berikut, diantaranya:
1. Melaksanakan prosedur analitik akhir

Berdasarkan SA 520 prosedur analitik berarti evaluasi inormasi


keuangan melalui analisis hubungan yang masuk akal antara data
keuangan dan non keuangan. Prosedur analitis juga mencakup
penyelidikan seperti yang diperlukan dari fluktuasi yang teridentifikasi
atau hubungan yang tidak konsisten dengan informasi relevan lainnya atau
yang berbeda dari nilai yang diharapkan dengan jumlah yang signifikan.
(Ref: Para. A1-A3).
Prosedur analitik diadakan selama penyelesaian audit bermanfaat
sebagai review akhir untuk salah saji material atau masalah keuangan yang
tidak ditemukan selama pengujian lain dan untuk membantu auditor
mengambil pandangan objektif akhir tehadap laporan keuangan. Ketika
melaksanakan prosedur analitik selama tahap review akhir yang diharus

11
kan standar audit, partner pada umumnya membaca laporan keuangan
termasuk catatan kaki dan mempertimbangkan:
a. Kecukupan dari bukti yang dikumpulkan mengenai saldo akun yang
tidak biasa atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak
teridentifikasi selama perencanaan atau ketika melaksanakan audit.
b. Saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharpkan atau hubungnnya
yang sebelumnya tidak teridentifikasi.

Keterkaitan dengan SA 520 (Prosedur analitis yang membantu dalam


membentuk kesimpulan keseluruhan (Ref: Para 6)
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil prosedur analitis yang dirancang dan
dilaksanakan sesuai dengan paragraf 6 dimaksudkan untuk menguatkan
kesimpulan yang dapat dibuat selama audit laporan keuangan individual
komponen atau unsur-unsur laporan keuangan. Hal ini emmbantu auditor
untuk membentuk kesimpulan yang layak sebagai dasar bagi opini auditor.

2. Mengevaluasi Asumsi Going-Concern

PSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi apakah


terdapat keraguan substansial mengenai kemampuan klien umtuk terus
berjalan sebagai Going-Concern untuk setidaknya satu tahun setelah
tanggal neraca. Penilaian akhir dari status going concern perusahaan
dilakukan setelah semua bukti telah dikumpulkan dan penyesuain audit
yang disusulkan kedalam laporan keuangan.

3. Memperoleh surat representasi manajemen

PSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat


representasi yang mendokumentasikan representasi penting bagi
manajemen yang dibuat selama audit. Penolakan klien untuk membuat dan
menandatangani surat tersebut berakibat pada munculnya opini dan
pengecualian. Ada tiga tujuan surat representasi klien tersebut, yaitu:

1. Untuk menekankan kepada manajemen tanggungjawabnya atas asersi


dalam laporan keuangan.
2. Untuk megingatkan manajemen potensi salah saji atau penghapusan
dalam laporan keuangan.
3. Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk mengajukan
pertanyaan mengenai berbagai aspek dari audit.

SA 333 menyebutkan empat kategori penting yang perlu dimasukkan.


Keempat kategori tersebut adalah sebagai berikut:

1. Laporan keuangan

12
a. Pengakuan manajemen atas tanggungjawab untuk penyajian
yang wajar dari laporan keuangan
b. Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima
secara umum
2. Kelengkapan informasi
a. Ketersediaan dari semua catatan keuangan dan data terkait
b. Kelengkapan dan ketersediaan dari semua notulen rapat
pemegang saham
3. Pengakuan, pengukuran dan pengungkapan
a. Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan
keuangan yang tidak diperbaiki adalah tidak material terhadap
laporan keuangan
b. Informasi berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen,
karyawan, orang lain dimana kecurangan memiliki dampak
material terhadap laporan keuangan.
c. Klaim yang belum dinilai menurut pengacara perusahaan adalah
asersi yang mungkin harus diungkapkan sesuai FASB statement
No 5.

4. Peristiwa kemudian
a. Kebangkrutan dari pelanggan utama yang masih memiliki saldo
piutang usaha pada tanggal neraca
b. Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca

4. Mempertimbangkan informasi yang menyertai laporan keuangan dasar

Auditor harus membedakan dengan jelas tanggungjawab auditnya


dan tanggungjawab pelaporan untuk laporan keuangn utama dan untuk
informasi tambahan. Biasanya auditor tidak melaksanakan audit yang cukup
rinci untuk memberikan pendapat terhadap informasi tambahan, akan tetapi
dalam beberapa kejadian, auditor cukup yakin bahwa informasi disajikan
secara wajar. Ketika auditor mengeluarkan pendapat atas informasi
tambahan yang menyertai laporan keuangan, materialitas sama seperti yang
digunakan untuk membentuk pendapat atas laporan keuangan dasar.

5. Membaca informasi lain dalam laporan tahunan

PSA 44 (SA 550) mengharuskan auditor untuk membaca informasi


lain yang dimasukkan dalam laporan tahunan yang berhubungan langsung

13
dalam laporan tahunan. SA 550 hanya berkaitan dengan informasi yang
bukan bagian dari laporan keuangan, tetapi diterbitkan bersama dengan
laporan ini. Misalnya: asumsikan surat presiden direktur dalam laporan
tahuanan merujuk peningkatan laba persaham 2,60 dolar menjadi 2,93 dolar.
Auditor harus membandingkan informasi tersebut dengan laporan keuangan
untuk memastikan bahwa data tersebut sama.

Auditor harus mendapatkan bukti tentang:

1. Adanya suatu kondisi, situasi, atau sejumlah keadaan yang


mengindikasikan ketidakpastian tentang kemungkinan kerugian
terhadap perusahaan yang berasal dari tuntutan hukum, klaim, atau
keputusan pengadilan.
2. Periode terjadinya penyebab tindakan hukum.
3. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan.
4. Jumlah atau perkiraan kerugian potensial.

Berhubung tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan


berada dalam pengetahuan langsung manajemen, maka manajemen
merupakan sumber informasi dalam hal ini. Oleh karena itu, auditor harus:

1. Mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan dengan manajemen


tentang cara untuk mengidentifikasikan tuntutan hukum, klaim, dan
keputusan pengadilan.
2. Mendapatkan deskripsi dan evaluasi dari manajemen tentang tuntutan
hukum, klaim, dan keputusan pengadilan yang ada pada tanggal
neraca.
3. Mendapatkan jaminan dari manajemen mengenai keberadaan klaim
yang belum ada keputusannya.

Keterkaitan dengan SA 550 (Pengendalian entitas terhadap hubungan


dan transaksi pihak berelasi) Ref: Para 14.

Personel lain dalam entitas adalah individu yang mungkin dianggap


memiliki pengetahuan tentang hubungan dan transaksi pihak berelasi
entitas, dan pengendalian entitas terhadap hubungan dan transaksi tersebut.
Personel tersebut dapat mecakup, sepanjang mereka bukan bagian dari
manajemen: Pihak yang bertanggungjawab atas kelola, personel yang
menduduki suatu posisi untuk memulai, mengolah, atau mencatat baik
transaksi signifikan, Auditor internal, Penasihat hukum internal, dan
Direktur etika atau individu yang setara.

2.5 Mengevaluasi Hasil

14
Setelah melaksanakan semua prosedur audit dalam setiap bidang
termasuk mereview kontijensi dan peristiwa kemudian serta mengumpulkan
bukti akhir maka auditor harus mengintegrasikan hasil dari prosedur audit
tersebut menjadi satu kesimpulan yang menyeluruh mengenai laporan
keuangan. Sesuai dengan standar audit (SA) 500 tentang bukti audit, auditor
perlu mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat dari pelaksanakan
prosedur audit. Kecukupan dan ketepatan bukti audit saling berkaitan satu
sama lainnya, kecukupan adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuantitas bukti
audit dipengaruhi oleh penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian
material (semakin tinggi risiko audit semakin banyak bukti audit yang
dibutuhkan) dan kualitas audit (semakin baik kualitas audit, semakin sedikit
bukti audit yang diperlukan), namun pemerolehan bukti audit yang semakin
banyak tidak dapat mengompensasi buruknya kualitas bukti audit tersebut.
Dan ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti audit yang mencakup
relevansi dan keandalan bukti audit yang akan mendukung auditor untuk
merumuskan opininya. Keandalan bukti audit dipengaruhi oleh sumber dan
sifatnya serta bergantung pada masing-masing kondisi bukti audit yang
diperoleh. Standar audit (SA) 330 mewajibkan auditor untuk menyimpulkan
apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh, kecukupan dan
ketepatan bukti audit yang telah diperoleh untuk menurunkan resiko audit
sampai pada tingkat yang dapat diterima dan dengan demikian
memungkinkan auditor untuk mengambil kesimpulan yang memadai sebagai
basis bagi opini auditor, merupakan suatu pertimbangan professional. Selain
itu auditor perusahaan publik juga perlu membuat kesimpulan secara
keseluruhan mengenai keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan .

Untuk membantu memutuskan apakah bukti audit telah


mencukupi, auditor sering kali menggunakan penyelesaian daftar
pemeriksaaan audit (completing the audit checklist) yang merupakan sisa
item yang mungkin telah terabaikan. Jika auditor menyimpulkan bahwa bukti
yang diperoleh belum mencukupi untuk memutuskan apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar maka auditor memiliki dua pilihan :
 Mengumpulkan bukti tambahan, atau
 Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menolak memberikan pendapat.

15
Penyelesaian Daftar Pemeriksaan Audit
1. Pemeriksaan dokumentasi audit tahun sebelumnya YA TIDAK
a. Apakah file audit tahun terakhir diperiksa pada
bidang-bidang yang akan ditekankan dalam audit
tahun berjalan?
b. Apakah file permanen direview untuk item-item
yang berpengaruh pada tahun berjalan?
2. Pengendalian Internal
a. Apakah pengendalian internal telah dipahami secara
memadai?
b. Apakah lingkup audit yang memadai menyoroti
penilaian resiko pengendalian?
c. Apakah semua defisiensi yang signifikan dan
kelemahan yang material yang telah dilaporkan
secara tertulis kepada semua pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan?
3. Dokumen Umum
a. Apakah semua notulen dan resolusi tahun berjalan
telah direview, diabstraksi dan ditindaklanjuti?
b. Apakah file permanen telah diperbarui?
c. Apakah semua kontrak dan perjanjian penting telah
direview serta diabstraksi, disalin atau diunduh
untuk memastikan bahwa klien menaati semua
persyaratan umum yang ada?

Salah satu bagian yang penting ketika mengevaluasi apakah


laporan keuangan dinyatakan wajar atau tidak yaitu review auditor terhadap
ikhtisar salah saji yang ditemukan dalam audit sehingga auditor dapat
memperoleh keyakinan memadai tentang laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari kesalahan penyejian material baik yang disebabkan
oleh kecurangan maupun kesalahan. Untuk memperoleh keyakianan yang
nantinya akan digunakan untuk membuat kesimpulan ada beberapa hal yang
perlu diperhitungkan :
a. Kesimpulan auditor, berdasarkan standar audit (SA) 330, apakah
bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh
b. Kesimpulan auditor, berdasarkan standar audit (SA) 450, apakah
kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi adalah material baik
secara individual maupun kolektif
c. Keterkaitan dengan SA
d. Dan kecukupan serta ketepatan bukti saling berkaitan satu dengan
yang lainnya kecukupan bukti berkaitan dengan ukuran kuantitas
bukti audit dan hal tersebut dipengaruhi oleh penilaian auditor atas
resiko kesalahan penyajian material yang mana semakin tinggi

16
resiko yang ada maka semakin banyak pula bukti audit yang
diperlukan. Dan ketepatan bukti merupakan kualitas bukti audit
yang mencakup relevansi atau keterkaitan dan keandalan bukti audit
yang akan mendukung opini auditor, keandalan bukti ini
dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya serta bergantung pada
masing-masing kondisi bukti audit yang diperoleh. Auditor diminta
untuk menyimpulkan apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah
diperoleh guna menurunkan resiko audit sampai pada tingkat yang
dapat diterima dan demikian memungkinkan auditor untuk
mengambil kesimpulan yang memadai sebagai basis bagi opini
auditor.

Jika terdapat salah satu salah sajinya material, auditor harus mengusulkan
agar klien memperbaiki laporan keuangan tersebut. Selain terdapat salah saji
yang material seringkali terdapat beberapa salah saji yang tidak material
yang belum disesuaikan oleh klien, auditor harus menggabungkan setiap
salah saji yang tidak material tersebut untuk mengevaluasi apakah jumlah
gabungannya material atau tidak. Salah satu cara yang banyak digunakan
oleh auditor untuk menyimpan catatan salah saji dan menggabungkannya
yaitu menggunakan skedul audit salah saji yang belum disesuaikan
(unadjusted misstatement audit schedule) atau ikhtisar salah saji yang
mungkin. Auditor juga harus mempertimbangakan dampak salah saji yang
telah diidentifikasi pada tahun sebelumnya yang belum dikoreksi terhadap
laporan keuangan tahun berjalan.

17
Sebelum menyelesaikan audit, serorang auditor harus melakukan evaluasi
akhir apakah pengungkapan dalam laporan keuangan telah memenuhi
semua tujuan penyajian dan pengungkapan. Hal tersebut merupakan
bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan keuangan,
banyak kantor akuntan publik yang mengharuskan penyelesaian daftar
pemeriksaan pengungkapan laporan keuangan atas audit. Adanya
kuesioner tersebut untuk mengingatkan auditor akan masalah
pengungkapan umum dan memfasilitasi review akhir atas keseluruhan
audit oleh partner yang independen
Daftar Pemeriksaan Pengungkapan Laporan Keuangan : Property,
Pabrik Dan Peralatan
1. Apakah pengungkapan berikut dimasukkan dalam laporan
keuangan atau catatan :
a. Saldo kelas aset yang dapat disusutkan yang utama (tanah,
bangunan, perlatan, dan sebagainya) pada tanggal neraca?
b. Penyisihan penyusutan, per kelas atau dalam total, pada tanggal
neraca?
c. Deskripsi umum metode penyusutan atas kelas PP&E yang
utama?
d. Total penyusutan yang dikenakan kebeban pada setiap laporan
laba rugi yang disajikan?
e. Dasar evaluasi?
2. Apakah jumlah tercatat property yang digadaikan dan masih
terutang diungkapkan?
3. Apakah rincian transaksi penjualan dan leaseback selama periode
berjalan diungkapkan?
4. Apakah jumlah properti yang bukan merupakan bagian dari
pengoperasian pabrik, sebagai contoh menganggur atau disimpan
untuk investasi atau dijual dipisahkan?
5. Apakah pertimbangan yang diberikan untuk mengungkapkan aset
modal yang telah sepenuhnya disusutkan yang masih digunakan
dan aset modal yang saat ini tidak digunakan?

Ada tiga alasan mengapa anggota kantor akuntan publik yang


berpengalaman harus meneliti dengan seksama review dokumentasi audit
pada tahap penyelesaian audit :
1. Untuk mengevaluasi kinerja personil yang belum berpengalaman
Sebagian besar audit dilaksanakan oleh auditor yang memiliki
pengalaman kerja empat atau lima tahun, meskipun sudah mendapat
pelatihan teknis untuk melakukan audit tetapi kurangnya pengalaman
akan mempengaruhi kemampuan untuk memberikan pertimbangan
professional dalam situasi yang kompleks.
2. Untuk memastikan bahwa audit memenuhi standar kinerja kantor
akuntan publik

18
Review yang cermat oleh personil puncak akan membantu dalam
mempertahankan kualitas audit yang seragam.
3. Untuk mengatasi bias yang sering kali merecoki pertimbangan auditor
Auditor harus selalu bersikap objektif namun tidak memungkiri bahwa
auditor dapat kehilangan persfektif yang sebenarnya pada audit yang
panjang ketika masalah yang kompleks harus dipecahkan.
Review dokumentasi audit harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki
pengetahuan tentang klien dan situasi dalam audit. Oleh karena itu perlu
adanya review oleh auditor lain yang berpengalaman, sebagai contoh
pekerjaan auditor yang belum berpengalaman direview oleh auditor senior,
pekerjaan auditor senior direview oleh supervisor atau manajer serta
sekilas mereview skedul auditor yang belum berpengalaman, dan terakhir
para partner yang bertanggung jawab atas audit harus mereview
dokumentasi yang dibuat oleh supervisor atau manajer secara lebih
menyeluruh.
Dalam penyelesaian audit yang lebih besar maka perlu adanya review atas
laporan keuangan dan file audit oleh reviewer independen yang tidak
berpartisipasi dalam audit namun merupakan anggota kantor akuntan
publik. Adanya review independen atau review mutu penugasan ini
diwajibkan oleh SEC, termasuk review informasi keuangan interim dan
audit atas pengendalian internal. Tim audit harus dapat menjustifikasi
bukti yang telah dikumpulkan dan membuat kesimpulan berdasarkan
situasi audit.

Mengevaluasi Hasil Dan Mencapai Kesimpulan Atas Dasar Bukti

Mengevaluasi
Bukti audit Mengevaluasi
laporan keuangan
aktual (menurut hasil (menurut
secara
siklus, akun dan akun dan
keseluruhan
tujuan) siklus)
Estimasi salah
Prosedur audit Estimasi salah
saji (laporan
Ukuran sampel saji (menurut
secara
Item yang akan akun Memastikan
keseluruhan)
dipilih Resiko audit laporan audit
Resiko audit
Penetapan yang dicapai
yang dicapai
waktu (menurut akun
(lapora secara
dan siklus)
keseluruhan)

Dengan melakukan pengitisaran dan pengevaluasian apakah ada bukti


yang tepat dan mencukupi serta apakah bukti tersebut mendukung
pendapat atas laporan keuangan, hal tersebut menunjukkan bahwa auditor

19
mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti dengan pertama kali
mengevaluasi resiko audit yang dicapai, menurut akun dan siklus serta
selanjutnya melakukan evaluasi yang sama atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Auditor harus mengevaluasi bukti audit mengestimasi
apakah bukti tersebut mendukung pendapat audit dengan mengestimasi
salah saji dalam setiap akun dan kemudian atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Berdasarkan evaluasi tersebut maka diterbitkan laporan audit
atas laporan keuangan.
2.6 Menerbitkan Laporan Audit

Secara khusus berdasarkan standar audit (SA) 700 auditor harus


mengevaluasi apakah dari sudut pandang ketentuan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku :
a. Laporan keuangan mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan
yang dipilih dan diterapkan secara memadai
b. Kebijakan akuntansi yang diplilih dan diterapkan konsisten dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan sudah tepat
c. Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar
d. Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
relevan, dapat diandalkan, dapat diperbandingkan dan dapat dipahami
e. Laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk
memungkinkan pengguna laporan keuangan yang dituju memahami
pengaruh transaksi dan peristiwa material terhadap informasi yang
disampaikan dalam laporan keuangan
f. Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan termasuk judul
setiap laporan keuangan sudah tepat.

Setelah semua bukti terkumpul dan telah dilakukan evaluasi termasuk


semua langkah penyelesaian maka hal yang perlu dilakukan oleh auditor
sesuai dengan standar audit (SA) 700 yaitu merumuskan suatu opini atas
laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas kesimpulan yang ditarik
dari bukti audit yang diperoleh, apakah
1) Laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan;
2) Laporan keuangan disusun dalam semua hal yang material sesuai
dengan ketentuan dalam kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.

Sangat penting bagi auditor untuk menerbitkan laporan audit yang benar
karena laporan audit tersebut berperan penting bagi perusahaan klien dan
pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan klien selain itu

20
konsekuensi yang berat juga menjadi pertimbangan untuk auditor harus
menerbitkan laporan audit yang benar.
Keterkaitan dengan SA
Setelah melaksanakan semua prosedur audit dan mendapatkan bukti audit
yang dirasa cukup dna tepat maka auditor harus merumuskan suatu opini
dalam laporan auditor berdasarkan evaluasi atas kesimpulan yang ditarik
dan bukti yang telah diperoleh. Auditor harus mengevaluasi apakah
laporan keuangan telah disusun dalam semua hal yang material bebas dari
kecurangan maupun kesalahan sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku serta mencakup pertimbangan atas aspek kualitatif
praktik akuntansi entitas termasuk indikator kemungkinan penyimpangan
dalam pertimbanagn manajemen.
Hal ini sesuai dengan SA 700 Para 10 “Auditor harus merumuskan suatu
opini tentang apakah laporan keuangan disusun dalam semua hal yang
material sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasi apabila laporan
keuangan disusun dalam semua hal yang material sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. Namun, berdasarkan standar audit (SA)
705 jika auditor menyimpulkan bahwa dari bukti audit yang diperoleh
laporan keuangan tidak bebas dari kesalahan penyajian material atau tidak
dapat memperoleh bukti audit yang tepat untuk menyimpulkan bahwa
laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material maka auditor
harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor.
Jika kantor akuntan publik memutuskan bahwa laporan wajar tanpa
pengecualian itu tidak tepat untuk laporan keuangan klien maka akan ada
pembahasan ekstensif diantara para partner pada kantor akuntan publik
dan seringkali dengan personil klien, kantor akuntan publik sendiri
memiliki petunjuk manual pelaporan audit yang komprehensif untuk
membantu dalam memilih kata-kata yang tepat dalam laporan yang akan
diterbitkan.

2.7 Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen


Setelah audit selesai, beberapa komunikasi yang potensial dari auditor
dapat dikirim kan kepada komite komite audit atau pihak lain yang berhak,
termasuk komunikasi tentang kecurangan dan tindakan ilegal yang
terdeteksi, defisiensi pengendalian internal, komunikasi lain dengan komite
audit dan surat manajemen. Tiga komunikasi yang pertama diwajibkan oleh
standar auditing untuk memastikan bahwa pihak yang berhak, yang
seringkali adalah komite audit dan manajemen senior, diberi informasi
temuan audit dan rekomendasi auditor. Item keempat, surat manajemen,
sering kali dikomunikasikan kepada manajemen kepada manajemen.
Operasi.

21
SAS 99 (AU 316) dan SAS 54 (AU 317) mengharuskan auditor untuk
mengomunikasi kan semua kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite
audit atau kelompok yang ditunjuk, tanpa memandang materialitas.
Tujuannya adalah membantu komite audit dalam melaksanakan perannya
sebagai pengawas atas laporan keuangan yang dapat diandalkan.
SAS 114 (AU 380) mengharuskan auditor untuk mengomunikasikan
informasi tambahan tertentu yang diperoleh selama audit kepada pihak yang
berha, yang umumnya adalah komite audit. Tujuan dari komunikasi yang
diwajibkan ini adalah untuk mempertahankan komite audit atau pihak yang
berhak tetap memperoleh informasi yang relevan dan signifikan guna
mengawasi proses pelaporan keuangan serta menyediakan kesempatan bagi
komite audit untuk mengomunikasikan persoalan penting kepada auditor.
Ada empat tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan ini:
1. Untuk mengomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas
laporan keuangan.
Komunikasi ini meliputi diskusi dengan auditor bahwa audit atas
laporan keungan dirancang untuk memperoleh asuransi yang masuk
akal, dan bukan absolute mengenai salah saji material dalam laporan
keuangan serta mengindikasi bahwa auditor tidak memberikan
pendapat tentang keefektifan pengendalian internal, disamping
keterbatasan lainnya dari audit atas laporan keuangan.
2. Untuk menyediakan tinjuan mengenai lingkup dan penetapan waktu
audit.
Tujuan dari komunikasi yang diwajibkan adalah menyediakan
tinjauan tingkat tinggi.
3. Untuk menyediakan pihak yang berhak temuan yang signifikan yang
diperoleh selama audit.
Komunikasi mungkin mencakup diskusi mengenai materi, salah saji
yang yang diperbaiki yang terdeteksi selama audit.
4. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak
yang berhak atau yang terlibat dalam tata kelola.
Komite audit atau pihak lainnya, seperti dewak direksi atau pihak
yang berhak lainnya seperti dewan direksi
Komunikasi mengenai temuan yang signifikan yang diperoleh selama
audit umumnya akan dilakukan secara tertulis. Komunikasi mengenai
persoalan lainnya dapat dilakukan secara lisan atau tertulis, dengan
komunikasi lisan disokumnetasikan dalam file audit. Komunikasi harus
dilakukan secara tepat waktu agar kemungkinan pihak yang berhak
mengambil tindakan yang tepat.
Surat manajemen ditujukan untuk memberi tahu personil klien
mengenai rekomendasi akuntan publik untuk memperbaiki setiap bagian
bisnis klien. Banyak kantor akuntan publik menulis surat manajemen bahwa

22
kantor tersebut telah menambah nilai bagi bisnis diluar dari jasa yang
disediakan. Tujuannya adalah untuk mendorong hubungan yang lebih baik
dengan manajemen dan menyarankan pajak tambahan dan jasa manajemen
yang dapat disediakan oleh KAP.
Setiap surat manajemen harus dikembangkan untuk memenuhi gaya
dan preferensi KAP serta kebutuhan klien. Auditor memadukan surat
manajemen dengan surat mengenai defisiensi yang signifikan dan
kelemahan yang material. Pada audit yang lebih kecil sudah umum bagi
auditor untuk mengomunikasikan saran tentang operasi secara lisan dan
bukan melalui surat manajemen.

Keterkaitan dengan SA 260


Komunikasi ini sangat diharuskan karena untuk mengkomunikasikan
informasi tembahan kepada komite audit.
Hal hal yang perlu diinformasikan :
1. Bagaimana auditor mengusulkan untuk menangani risiko signifikan atas
kesalahan penyajian material yang disebabkan kecurangan maupun
kesalahan
2. Pendekatan auditor terhadap pengendalian internal yang relevan
terhadap audit
3. Penerapan konsep materialitas dalam konteks dengan suatu audit.

Keterkaitan dengan SA 240


Dalam SA 240, persoalan yang diharuskan untuk dilaporkan kepada komite
audit untuk selanjutnya disebut dengan
kondisi yang dapat dilaporkan.
Secara khusus, ini adalah persoalan yang menarik perhatian auditor, yang
menurut pertimbangannya, harus dikomunikasikan kepada komite audit,
karena merupakan kekurangan material dalam desain atau operasi
pengendalian intern, yang berakibat buruk terhadap kemampuan organisasi
tersebut dalam mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan data
keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Auditor mungkin juga mengidentifikasi persoalan yang menurut
pertimbangannya, bukan merupakan kondisi yang dapat dilaporkan sebagai
yang didefinisikan. Namun, auditor mungkin memutuskan untuk
mengkomunikasikan persoalan demikian bagi kepentingan manajemen (dan
bagi penerima semestinya laporan audit lainnya). Sedangkan, komunikasi
dengan manajemen dilakukan melalui surat manajemen.

23
2.8 Penemuan Fakta-Fakta Lebih Lanjut
Setelah auditor menerbitkan laporan audit dan menyelesaikan semua
komunikasi dengan manajemen serta komite audit, audit dianggap telah
selesai. Biasanya, kontak penting berikutnya antara auditor dan klien terjadi
ketika proses perencanaan audit untuk tahun berikutnya dimulai.
Penemuan fakta-fakta lebih lanjut ini terjadi, auditor berkewajiban
untuk memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan
keuangan diberi tahu mengenai salah saji tersebut. Walaupun penemuan
fakta-fakta lebih lanjut bukan meruapakan bagian dari penyelesaian audit.
Jika auditor menemukan bahwa lapoaran ternyata menyesatkan
setelah diterbitkan, tindakan yang harus ditempuh adalah meminta klien
untuk segera menerbitkan laporan keuangan yang telah direvisi yang
mencantumkan penjelasan mengenai alasan revisi tersebut. Auditor
bertanggung jawab memastikan bahwa klien telah mengambil langkah yang
tepat untuk memberi tahu para pemakai tentang laporan yang mengandung
salah saji.
Jika klien menolak mengungkapkan laporan mengandung salah saji ,
auditor harus memberitahu dewan direksi. Auditor juga harus memberitahu
agen regulator yang memiliki jurisdiksi terhadap klien bahwa laporan tidak
lagi dinyatakan secara wajar, praktis, setiap orang yang mengandalkan
laporan keuangan.
Penemuan fakta-fakta lebih lanjut yang memerlukan penarikan
kembali atau penerbitan kembali laporan keuangan hanya berasal dari
peristiwa bisnis yang terjadi sebelum tanggal laporan audit.
Tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa kemudian akan
berakhir pada tanggal penyelesain pekerjaan lapangan. Auditor tidak lagi
bertanggungjawab mencari fakta-fakta lebih lanjut, tetapi jika menemukan
bahwa laporan keuangan yang diterbitkan dinyatakan secara salah, mereka
harus mengoreksinya. Dalam bagian kasus besar penemuan fakta-fakta lebih
lanjut terjadi ketika auditor menemukan salah saji yang material dalam
laporan keuangan yang ditebitkan selama audit tahun selanjutnya atau ketika
klien melaporkan salah saji kepada auditor.

2.9 Ikhtisar
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk
memastikan audit yang berkualitas. Di tahap ini auditor melaksanakan
pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan, termasuk mereview
kontijensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga mereview kecukupan bukti
audit dan keputusan yang diambil untuk menentukan apakah hal itu
mendukung pendapat audit. Kemudian auditor berkomunikasi dengan

24
komite audit dan manajemen mengenai temuan audit yang penting dan
persoalan lainnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses audit:

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV


Merencanakan Melaksanakan Melaksanakan Menyelesaikan
dan merancang pengujian prosedur analitis audit dan
pendekatan audit pengendalian dan dan pengujian atas menerbitkan
pengujian substantif rincian saldo laporan audit
atas transaksi
Penyelesaian audit dilakukan beberapa tahap:
1. Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan
pengungkapan
2. Mereview kewajiban kontinjen
3. Mereview peristiwa kemudian
4. Mengumpulkan bukti akhir
5. Mengevaluasi hasil
6. Menerbitkan laporan audit
7. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen

25
3.2 Saran dan Kritik
Kami tahu dalam penulisan makalah “penyelesaian audit” masih
banyak kekurangan, maka dari itu kami mohon kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan sarannya. Sehingga makalah penyelesaian audit ini
bisa semakin lebih baik, dan memberikan manfaat bagi pembaca maupun bagi
yang membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A.A., Elder, R.J., dan Beasley, M. S. 2014. Auditing & Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 2.Jakarta: Erlangga, 2006.
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362.

26

Anda mungkin juga menyukai