PENYELESAIAN AUDIT
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing 2
Dosen Pengampu :
1. Dhini Suryandari, S.E., M. Si.
2. Atta Putra Harjanto, S.E., M. Ak.
Disusun Oleh:
Maryati (7211418011)
Salimatul Maula Fitriyani (7211418077)
Siti Munawaroh (7211418087)
Nanda Rizqi Akbari (7211418155)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
Alhamdulilah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah pengauditan yang berjudul “Penyelesaian Audit”.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah pengauditan ini, terimakasih
kepada Ibu Dhini Suryandari, S.E., M.Si. dan Bapak Atta Putra Harjanto, S.E.,
M.Ak. selaku dosen pembimbing mata kuliah Auditing 2.
Makalah Auditing yang berjudul “Penyelesaian Audit” kami buat sebagai
tugas mata kuliah Auditing 2, kami tahu dalam penyusunannya masih banyak
kesalahan oleh karena itu kami mohon pada pembaca untuk memberikan kritik
dan saran untuk membangun ke arah yang lebih baik lagi. Atas kritik dan saran
yang diberikan pembaca, kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 1
1.2 1
1.3 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian dan Pengungkapan........2
2.2 4
2.3 7
2.4 11
2.5 13
2.6 18
2.7 20
2.8 21
2.9 22
BAB III PENUTUP
3.1 23
3.2 23
Daftar Pustaka........................................................................................................24
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
peristiwa dan transaksi yang terjadi digadaikan sebagai jaminan.
serta terkait dengan entitas.
Kelengkapan – Semua Menggunakan daftar pengungkapan
pengungkapan yang harus untuk menentukan apakah laporan
dimasukan dalam laporan keuangan keuangan sudah memuat semua
telah dimasukkan. pengungkapan yang diwajibkan
oleh standar akuntansi.
Klasifikasi dan kemampuan untuk Mereview laporan keuangan untuk
dipahami – Informasi keuangan menentukan apakah aktiva (asset)
disajikan dan digambarkan dengan diklasifikasikan dengan benar
tepat serta pengungkapannya antara kategori lancer dan tidak
diekspresikan dengan jelas. lancer. Baca catatan kaki untuk
penjelasannya.
Keakuratan dan penilaian – Merekonsiliasikan jumlah yang
Informasi keuangan dan informasi dimasukkan dalam catatan kaki
lainnya diungkapkan secara wajar untang jangka panjang dengan
pada jumlah yang benar. informasi yang diperiksa dan
didukung dalam kertas kerja audit
utang jangka panjang auditor.
Penyelesaian Audit
mengevaluasi hasil
3
informasi disajikan dalam bentuk yang tepat serta dengan terminology
yang tepat sebagaimana dituntut oleh standar akuntansi.
Salah satu kekhawatiran utama auditor berkaitan dengan tujuan
penyajian dan pengungkapan adalah menentukan apakah managemen telah
mengungkapkan semua informasi yang diperlukan (tujuan kelengkapan
penyajian dan pengungkapan). Akibat sifat unik pengungkapan yang
berhubungan dengan kewajiban kontijen dan peristiwa kemudian, auditor
acapkali menilai risiko sebagai tinggi dan semua informasi yang
diperlukan mungkin tidak sepenuhnya diungkapkan pada catatan kaki.
Karena itu, auditor merancang dan melaksanakan prosedur di setiap audit
untuk dapat mereview kewajiban kontinjen serta peristiwa kemudian.
4
Kemungkinan Keterjadian dan Perlakuan Laporan Keuangan
Kemungkinan Keterjadian Perlakuan Laporan Keuangan
Peristiwa
Remote (kecil kemungkinan) Tidak dilakukan pengungkapan
Reasonably possible (lebih besar Diperlukan pengungkapan catatan
dari remote, tetapi lebih kecil dari kaki
probable)
Probable (mungkin terjadi) - Jika jumlah dapat diestimasi
secara masuk akal, akun-
akun laporan keuangan
disesuaikan.
- Jika jumlah tidak dapat
diestimasi secara masuk akal,
diperlukan pengungkapan
catatan kaki.
5
Berikut ini, adalah beberapa prosedur yang sering digunakan auditor
dalam mencari kewajiban kontijen. Namun, tidak semua diterapkan dalam
semua audit :
a. Mengajukan pertanyaan pada managemen (secara lisan maupun
tertulis)
b. Mereview laporan agen pendapatan internal tahun berjalan dan
tahun sebelumnya untuk menyelesaikan pajak penghasilan.
c. Mereview notulen rapat direksi dan pemegang saham untuk
menunjukkan adanya tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.
d. Menganalisis beban hukum selama periode audit dan mereview
faktur serta laporan dari penasehat hukum untuk indikasi
kewajiban kontijensi terutama tuntutan hukum dan penundaan
penilaian pajak.
e. Memperoleh surat dari setiap pengacara utama yang
memberikan jasa hukum untuk kliennya dalam status
penundaan tuntutan atau kewajiban kontijen.
f. Mereview dokumentasi audit atas setiap informasi yang
mungkin menunjukkan potensi kontijensi
g. Memeriksa letter of credit yang berlaku pada tanggal neraca
dan memperoleh konfirmasi menyangkut saldo yang digunakan
dan tidak digunakan.
Evaluasi kewajiban kontijen yang diketahui, perlu dilakukan jika
menyimpulkan bahwa ada kewajiban kontijen, auditor harus mengevaluasi
signifikan kewajiban yang potensial itu dan sifat pengungkapan yang
diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti mengenai
tujuan keterjadian dan hak serta kewajiban penyajian dan pengungkapan.
Prosedur audit untuk menemukan komitmen biasanya dilakukan dengan
memverifikasi setiap bagian dari audit atas setiap bidang audit.
Mengajukan pertanyaan kepada pengacara klien merupakan
prosedur utama yang diandalkan auditor untuk mengevaluasi tuntutan
hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan mengidentifikasi
tuntutan tambahan. Berikut ini adalah pertanyaan standar kepada pengacar
klien, yang disiapkan di kertas surat berkop perusahaan klien dan
ditandatangani oleh pejabat perusahaan :
a. Suatu daftar yang mencantumkan
1. Penundaan tuntutan hukum yang mungkin diajukan
2. Klaim yang terlah diasersi atau belum diasersi atau
penilaian dimana keterlibatan pengacara sangat signifikan
b. Permintaan bahwa pengacara akan memberikan informasi atau
komentator mengenai kemajuan setiap item yang terdaftar.
c. Permintaan biro hukum untuk mrngidentifikasi setiap
penundaan yang tidak disebutkan atau tindakan atau pernyataan
hukum yang mungkin diajukan bahwa daftar klien sudah
lengkap
6
d. Pernyataan yang memberitahukan pengacara tentang
tanggungjawab pengacara untuk memberitahukan managemen
tentang persoalan hukum yang memerlukan pengungkapan
dalam laporan keuangan untuk merespons secara langsung
kepada auditor.
Pada tahun-tahun belakangan ini, pengacara enggan menyediakan
informasi tertentu kepada auditor karena exposure mereka sendiri akan
kewajiban hukum jika menyediakan informasi yang tidak benar atau
rahasia. Sifat penolakan oleh pengacara untuk menyediakan informasi
yang lengkap mengenai kewajiban kontijen kepda auditor berada dalam
dua kategori.
a. Pengacara menolak merespon karena kurangnya pengetahuan
mengenai persoalan yang melibatkan kewajiban kontijen.
b. Pengacara menolak mengungkapkan informasi yang mereka
anggap rahasia.
Sebagai contoh, pengacara mungkin sadar akan pelanggaran atas
kesepakatan paten yang dapat menimbulkan kerugian yang signifikan
kepada klien jika pelanggaran itu diketahui (klaim yang belum disersi).
Seperti contoh yang berada dikategori dua. Dimasukkannya informasi
dalam catatan kaki dapat menyebabkan tuntutan hukum sehingga berakibat
buruk bagi klien. Jika pengacara menolak menyediakan auditor informasi
mengenai tuntutan hukum yang ada yang material (klaim yang diasersi)
atau klaim yang belum diasersi.
Auditor harus memodifikasi laporan auditnya untuk merefleksikan
kurangnya bukti yang tersedia (keterbatasan ruang lingkup yang
mengharuskan auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
atau menolak memberi pendapat). Persyaratan yang terdapat dalam standar
auditing (SA 706) ini memiliki dampak mengharuskan managemen untuk
memberikan pengacaranya ijin menyediakan informasi kewajiban kontijen
kepada auditor dan mendorong pengacara untuk bekerja sama dengan
auditor dalam memperoleh informasi mengenai kontijensi.
7
2.3 Review Terhadap Peristiwa Kemudian (review for subsequent events)
Berdasarkan pernyataan SA 560 (PSA No 46) Laporan auditor
independen umumnya diterbitkan dalam hubungannya dengan laporan
keuangan historis yang dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan
pada tanggal tertentu dan hasil usaha, perubahan ekuitas, serta arus kas
untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut. Namun, ada peristiwa
atau transaksi yang kadang-kadang terjadi sesudah tanggal tersebut tetapi
sebelum diterbitkannya laporan keuangan dan laporan audit, yang mempunyai
akibat material terhadap laporan keuangan sehingga memerlukan
penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan-laporan tersebut. Kejadian
ini untuk selanjutnya disebut "peristiwa kemudian (subsequent events)."
terdapat dua tipe peristiwa kemudian yang membutuhkan perhatian
manajemen dan memerlukan evaluasi auditor.
8
pelanggaran hak paten) telah terjadi atau ada sebelum tanggal
neraca.
2. Tipe kedua meliputi peristiwa-peristiwa yang menyediakan tambahan
bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak pada tanggal
neraca yang dilaporkan, namun kondisi tersebut ada sesudah
tanggal neraca.
Peristiwa-peristiwa ini tidak memerlukan penyesuaian terhadap
laporan keuangan. Namun, beberapa peristiwa mungkin
memerlukan pengungkapan agar laporan keuangan tidak
menyesatkan pembacanya. Kadang-kadang peristiwa tersebut
sedemikian signifikan sehingga pengungkapannya yang terbaik
dapat dilakukan dengan menambahkan data keuangan proforma
terhadap laporan keuangan historis yang menjelaskan dampak
adanya peristiwa tersebut seandainya peristiwa tersebut terjadi
pada tanggal neraca. Hal ini mungkin membutuhkan penyajian
laporan proforma, biasanya hanya neraca proforma, dalam bentuk
kolom yang disajikan bersamaan dengan laporan keuangan
historis.
Contoh peristiwa yang dikelompokkan ke dalam tipe kedua, yaitu
peristiwa yang memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan
(tetapi tidak memerlukan penyesuaian), adalah:
a) Penjualan obligasi atau penerbitan saham baru.
b) Pembelian bisnis.
c) Terjadinya tuntutan hukum yang disebabkan oleh peristiwa yang
terjadi sesudah tanggal neraca.
d) Kerugian aktiva tetap atau sediaan yang diakibatkan oleh kebakaran,
atau
e) Kerugian piutang yang diakibatkan oleh kondisi (seperti
penyebab utama kebangkrutan pelanggan)
9
2. Prosedur yang dilaksanakan terutama untuk tujuan mengungkapkan
peristiwa atau transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa
selanjutnya.
Kategori ini pengujian dilaksanakan secara khusus untuk
memperoleh informasi yang akan dimasukkan kedalam saldo akun
tahun berjalan atau catatan kaki sebagai pengujian dari tujuan
kelengkapan penyajian dan pengungkapan pengujian tersebut
mencakup hal berikut:
1. Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca
Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan
keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan
dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak diperbaharui, auditor harus
mereview dokumen yang akan digunakan untuk membuat jurnal.
2. Mereview laporan internal yang disiapkan pada tanggal neraca
Auditor seharusnya menekankan perubahan dalam bisnis
dibandingkan dengan hasil untuk periode yang sama ditahun yang
diaudit dan perubahan setelah akhir tahun. Auditor harus membahas
laporan interim dengan manajemen untuk menentukan apakah laporan
itu disiapkan atas dasar yang sama dengan laporan periode berjalan,
dan juga mengajukan pertanyaan mengenai perubahan hasil operasi
yang signifikan.
3. Memeriksa notulen yang diterbitkan pada tanggal neraca
Auditor harus memeriksa notulen rapat pemegang saham dan direktur
setelah tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang mempengaruhi
laporan keuangan periode berjalan.
4. Berkorespondensi dengan pengacara
Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari
pencarian kewajiban kontijen
5. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen
Pengajuan pertanyaan biasanya berkaitan dengan potensi kewajiban
atau komitmen kontinjen, perubahan signifikan dalam aktiva atau
struktur modal perusahaan.
6. Memperoleh letter of representation
Ditulis oleh manajemen klien kepada auditor mengesahkan laporan
yang dibuat manajemen mengenai persoalan yang berbeda sepanjang
audit berlangsung, termasuk diskusi mengenai peristiwa kemudian.
10
undangan yang melibatkan penawaran atas sekuritas untuk publik dalam
yurisdiksi tempat ditawarkannya sekuritas tersebut.
11
kan standar audit, partner pada umumnya membaca laporan keuangan
termasuk catatan kaki dan mempertimbangkan:
a. Kecukupan dari bukti yang dikumpulkan mengenai saldo akun yang
tidak biasa atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak
teridentifikasi selama perencanaan atau ketika melaksanakan audit.
b. Saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharpkan atau hubungnnya
yang sebelumnya tidak teridentifikasi.
1. Laporan keuangan
12
a. Pengakuan manajemen atas tanggungjawab untuk penyajian
yang wajar dari laporan keuangan
b. Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima
secara umum
2. Kelengkapan informasi
a. Ketersediaan dari semua catatan keuangan dan data terkait
b. Kelengkapan dan ketersediaan dari semua notulen rapat
pemegang saham
3. Pengakuan, pengukuran dan pengungkapan
a. Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan
keuangan yang tidak diperbaiki adalah tidak material terhadap
laporan keuangan
b. Informasi berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen,
karyawan, orang lain dimana kecurangan memiliki dampak
material terhadap laporan keuangan.
c. Klaim yang belum dinilai menurut pengacara perusahaan adalah
asersi yang mungkin harus diungkapkan sesuai FASB statement
No 5.
4. Peristiwa kemudian
a. Kebangkrutan dari pelanggan utama yang masih memiliki saldo
piutang usaha pada tanggal neraca
b. Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca
13
dalam laporan tahunan. SA 550 hanya berkaitan dengan informasi yang
bukan bagian dari laporan keuangan, tetapi diterbitkan bersama dengan
laporan ini. Misalnya: asumsikan surat presiden direktur dalam laporan
tahuanan merujuk peningkatan laba persaham 2,60 dolar menjadi 2,93 dolar.
Auditor harus membandingkan informasi tersebut dengan laporan keuangan
untuk memastikan bahwa data tersebut sama.
14
Setelah melaksanakan semua prosedur audit dalam setiap bidang
termasuk mereview kontijensi dan peristiwa kemudian serta mengumpulkan
bukti akhir maka auditor harus mengintegrasikan hasil dari prosedur audit
tersebut menjadi satu kesimpulan yang menyeluruh mengenai laporan
keuangan. Sesuai dengan standar audit (SA) 500 tentang bukti audit, auditor
perlu mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat dari pelaksanakan
prosedur audit. Kecukupan dan ketepatan bukti audit saling berkaitan satu
sama lainnya, kecukupan adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuantitas bukti
audit dipengaruhi oleh penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian
material (semakin tinggi risiko audit semakin banyak bukti audit yang
dibutuhkan) dan kualitas audit (semakin baik kualitas audit, semakin sedikit
bukti audit yang diperlukan), namun pemerolehan bukti audit yang semakin
banyak tidak dapat mengompensasi buruknya kualitas bukti audit tersebut.
Dan ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti audit yang mencakup
relevansi dan keandalan bukti audit yang akan mendukung auditor untuk
merumuskan opininya. Keandalan bukti audit dipengaruhi oleh sumber dan
sifatnya serta bergantung pada masing-masing kondisi bukti audit yang
diperoleh. Standar audit (SA) 330 mewajibkan auditor untuk menyimpulkan
apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh, kecukupan dan
ketepatan bukti audit yang telah diperoleh untuk menurunkan resiko audit
sampai pada tingkat yang dapat diterima dan dengan demikian
memungkinkan auditor untuk mengambil kesimpulan yang memadai sebagai
basis bagi opini auditor, merupakan suatu pertimbangan professional. Selain
itu auditor perusahaan publik juga perlu membuat kesimpulan secara
keseluruhan mengenai keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan .
15
Penyelesaian Daftar Pemeriksaan Audit
1. Pemeriksaan dokumentasi audit tahun sebelumnya YA TIDAK
a. Apakah file audit tahun terakhir diperiksa pada
bidang-bidang yang akan ditekankan dalam audit
tahun berjalan?
b. Apakah file permanen direview untuk item-item
yang berpengaruh pada tahun berjalan?
2. Pengendalian Internal
a. Apakah pengendalian internal telah dipahami secara
memadai?
b. Apakah lingkup audit yang memadai menyoroti
penilaian resiko pengendalian?
c. Apakah semua defisiensi yang signifikan dan
kelemahan yang material yang telah dilaporkan
secara tertulis kepada semua pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan?
3. Dokumen Umum
a. Apakah semua notulen dan resolusi tahun berjalan
telah direview, diabstraksi dan ditindaklanjuti?
b. Apakah file permanen telah diperbarui?
c. Apakah semua kontrak dan perjanjian penting telah
direview serta diabstraksi, disalin atau diunduh
untuk memastikan bahwa klien menaati semua
persyaratan umum yang ada?
16
resiko yang ada maka semakin banyak pula bukti audit yang
diperlukan. Dan ketepatan bukti merupakan kualitas bukti audit
yang mencakup relevansi atau keterkaitan dan keandalan bukti audit
yang akan mendukung opini auditor, keandalan bukti ini
dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya serta bergantung pada
masing-masing kondisi bukti audit yang diperoleh. Auditor diminta
untuk menyimpulkan apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah
diperoleh guna menurunkan resiko audit sampai pada tingkat yang
dapat diterima dan demikian memungkinkan auditor untuk
mengambil kesimpulan yang memadai sebagai basis bagi opini
auditor.
Jika terdapat salah satu salah sajinya material, auditor harus mengusulkan
agar klien memperbaiki laporan keuangan tersebut. Selain terdapat salah saji
yang material seringkali terdapat beberapa salah saji yang tidak material
yang belum disesuaikan oleh klien, auditor harus menggabungkan setiap
salah saji yang tidak material tersebut untuk mengevaluasi apakah jumlah
gabungannya material atau tidak. Salah satu cara yang banyak digunakan
oleh auditor untuk menyimpan catatan salah saji dan menggabungkannya
yaitu menggunakan skedul audit salah saji yang belum disesuaikan
(unadjusted misstatement audit schedule) atau ikhtisar salah saji yang
mungkin. Auditor juga harus mempertimbangakan dampak salah saji yang
telah diidentifikasi pada tahun sebelumnya yang belum dikoreksi terhadap
laporan keuangan tahun berjalan.
17
Sebelum menyelesaikan audit, serorang auditor harus melakukan evaluasi
akhir apakah pengungkapan dalam laporan keuangan telah memenuhi
semua tujuan penyajian dan pengungkapan. Hal tersebut merupakan
bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan keuangan,
banyak kantor akuntan publik yang mengharuskan penyelesaian daftar
pemeriksaan pengungkapan laporan keuangan atas audit. Adanya
kuesioner tersebut untuk mengingatkan auditor akan masalah
pengungkapan umum dan memfasilitasi review akhir atas keseluruhan
audit oleh partner yang independen
Daftar Pemeriksaan Pengungkapan Laporan Keuangan : Property,
Pabrik Dan Peralatan
1. Apakah pengungkapan berikut dimasukkan dalam laporan
keuangan atau catatan :
a. Saldo kelas aset yang dapat disusutkan yang utama (tanah,
bangunan, perlatan, dan sebagainya) pada tanggal neraca?
b. Penyisihan penyusutan, per kelas atau dalam total, pada tanggal
neraca?
c. Deskripsi umum metode penyusutan atas kelas PP&E yang
utama?
d. Total penyusutan yang dikenakan kebeban pada setiap laporan
laba rugi yang disajikan?
e. Dasar evaluasi?
2. Apakah jumlah tercatat property yang digadaikan dan masih
terutang diungkapkan?
3. Apakah rincian transaksi penjualan dan leaseback selama periode
berjalan diungkapkan?
4. Apakah jumlah properti yang bukan merupakan bagian dari
pengoperasian pabrik, sebagai contoh menganggur atau disimpan
untuk investasi atau dijual dipisahkan?
5. Apakah pertimbangan yang diberikan untuk mengungkapkan aset
modal yang telah sepenuhnya disusutkan yang masih digunakan
dan aset modal yang saat ini tidak digunakan?
18
Review yang cermat oleh personil puncak akan membantu dalam
mempertahankan kualitas audit yang seragam.
3. Untuk mengatasi bias yang sering kali merecoki pertimbangan auditor
Auditor harus selalu bersikap objektif namun tidak memungkiri bahwa
auditor dapat kehilangan persfektif yang sebenarnya pada audit yang
panjang ketika masalah yang kompleks harus dipecahkan.
Review dokumentasi audit harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki
pengetahuan tentang klien dan situasi dalam audit. Oleh karena itu perlu
adanya review oleh auditor lain yang berpengalaman, sebagai contoh
pekerjaan auditor yang belum berpengalaman direview oleh auditor senior,
pekerjaan auditor senior direview oleh supervisor atau manajer serta
sekilas mereview skedul auditor yang belum berpengalaman, dan terakhir
para partner yang bertanggung jawab atas audit harus mereview
dokumentasi yang dibuat oleh supervisor atau manajer secara lebih
menyeluruh.
Dalam penyelesaian audit yang lebih besar maka perlu adanya review atas
laporan keuangan dan file audit oleh reviewer independen yang tidak
berpartisipasi dalam audit namun merupakan anggota kantor akuntan
publik. Adanya review independen atau review mutu penugasan ini
diwajibkan oleh SEC, termasuk review informasi keuangan interim dan
audit atas pengendalian internal. Tim audit harus dapat menjustifikasi
bukti yang telah dikumpulkan dan membuat kesimpulan berdasarkan
situasi audit.
Mengevaluasi
Bukti audit Mengevaluasi
laporan keuangan
aktual (menurut hasil (menurut
secara
siklus, akun dan akun dan
keseluruhan
tujuan) siklus)
Estimasi salah
Prosedur audit Estimasi salah
saji (laporan
Ukuran sampel saji (menurut
secara
Item yang akan akun Memastikan
keseluruhan)
dipilih Resiko audit laporan audit
Resiko audit
Penetapan yang dicapai
yang dicapai
waktu (menurut akun
(lapora secara
dan siklus)
keseluruhan)
19
mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti dengan pertama kali
mengevaluasi resiko audit yang dicapai, menurut akun dan siklus serta
selanjutnya melakukan evaluasi yang sama atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Auditor harus mengevaluasi bukti audit mengestimasi
apakah bukti tersebut mendukung pendapat audit dengan mengestimasi
salah saji dalam setiap akun dan kemudian atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Berdasarkan evaluasi tersebut maka diterbitkan laporan audit
atas laporan keuangan.
2.6 Menerbitkan Laporan Audit
Sangat penting bagi auditor untuk menerbitkan laporan audit yang benar
karena laporan audit tersebut berperan penting bagi perusahaan klien dan
pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan klien selain itu
20
konsekuensi yang berat juga menjadi pertimbangan untuk auditor harus
menerbitkan laporan audit yang benar.
Keterkaitan dengan SA
Setelah melaksanakan semua prosedur audit dan mendapatkan bukti audit
yang dirasa cukup dna tepat maka auditor harus merumuskan suatu opini
dalam laporan auditor berdasarkan evaluasi atas kesimpulan yang ditarik
dan bukti yang telah diperoleh. Auditor harus mengevaluasi apakah
laporan keuangan telah disusun dalam semua hal yang material bebas dari
kecurangan maupun kesalahan sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku serta mencakup pertimbangan atas aspek kualitatif
praktik akuntansi entitas termasuk indikator kemungkinan penyimpangan
dalam pertimbanagn manajemen.
Hal ini sesuai dengan SA 700 Para 10 “Auditor harus merumuskan suatu
opini tentang apakah laporan keuangan disusun dalam semua hal yang
material sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasi apabila laporan
keuangan disusun dalam semua hal yang material sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. Namun, berdasarkan standar audit (SA)
705 jika auditor menyimpulkan bahwa dari bukti audit yang diperoleh
laporan keuangan tidak bebas dari kesalahan penyajian material atau tidak
dapat memperoleh bukti audit yang tepat untuk menyimpulkan bahwa
laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material maka auditor
harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor.
Jika kantor akuntan publik memutuskan bahwa laporan wajar tanpa
pengecualian itu tidak tepat untuk laporan keuangan klien maka akan ada
pembahasan ekstensif diantara para partner pada kantor akuntan publik
dan seringkali dengan personil klien, kantor akuntan publik sendiri
memiliki petunjuk manual pelaporan audit yang komprehensif untuk
membantu dalam memilih kata-kata yang tepat dalam laporan yang akan
diterbitkan.
21
SAS 99 (AU 316) dan SAS 54 (AU 317) mengharuskan auditor untuk
mengomunikasi kan semua kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite
audit atau kelompok yang ditunjuk, tanpa memandang materialitas.
Tujuannya adalah membantu komite audit dalam melaksanakan perannya
sebagai pengawas atas laporan keuangan yang dapat diandalkan.
SAS 114 (AU 380) mengharuskan auditor untuk mengomunikasikan
informasi tambahan tertentu yang diperoleh selama audit kepada pihak yang
berha, yang umumnya adalah komite audit. Tujuan dari komunikasi yang
diwajibkan ini adalah untuk mempertahankan komite audit atau pihak yang
berhak tetap memperoleh informasi yang relevan dan signifikan guna
mengawasi proses pelaporan keuangan serta menyediakan kesempatan bagi
komite audit untuk mengomunikasikan persoalan penting kepada auditor.
Ada empat tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan ini:
1. Untuk mengomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas
laporan keuangan.
Komunikasi ini meliputi diskusi dengan auditor bahwa audit atas
laporan keungan dirancang untuk memperoleh asuransi yang masuk
akal, dan bukan absolute mengenai salah saji material dalam laporan
keuangan serta mengindikasi bahwa auditor tidak memberikan
pendapat tentang keefektifan pengendalian internal, disamping
keterbatasan lainnya dari audit atas laporan keuangan.
2. Untuk menyediakan tinjuan mengenai lingkup dan penetapan waktu
audit.
Tujuan dari komunikasi yang diwajibkan adalah menyediakan
tinjauan tingkat tinggi.
3. Untuk menyediakan pihak yang berhak temuan yang signifikan yang
diperoleh selama audit.
Komunikasi mungkin mencakup diskusi mengenai materi, salah saji
yang yang diperbaiki yang terdeteksi selama audit.
4. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak
yang berhak atau yang terlibat dalam tata kelola.
Komite audit atau pihak lainnya, seperti dewak direksi atau pihak
yang berhak lainnya seperti dewan direksi
Komunikasi mengenai temuan yang signifikan yang diperoleh selama
audit umumnya akan dilakukan secara tertulis. Komunikasi mengenai
persoalan lainnya dapat dilakukan secara lisan atau tertulis, dengan
komunikasi lisan disokumnetasikan dalam file audit. Komunikasi harus
dilakukan secara tepat waktu agar kemungkinan pihak yang berhak
mengambil tindakan yang tepat.
Surat manajemen ditujukan untuk memberi tahu personil klien
mengenai rekomendasi akuntan publik untuk memperbaiki setiap bagian
bisnis klien. Banyak kantor akuntan publik menulis surat manajemen bahwa
22
kantor tersebut telah menambah nilai bagi bisnis diluar dari jasa yang
disediakan. Tujuannya adalah untuk mendorong hubungan yang lebih baik
dengan manajemen dan menyarankan pajak tambahan dan jasa manajemen
yang dapat disediakan oleh KAP.
Setiap surat manajemen harus dikembangkan untuk memenuhi gaya
dan preferensi KAP serta kebutuhan klien. Auditor memadukan surat
manajemen dengan surat mengenai defisiensi yang signifikan dan
kelemahan yang material. Pada audit yang lebih kecil sudah umum bagi
auditor untuk mengomunikasikan saran tentang operasi secara lisan dan
bukan melalui surat manajemen.
23
2.8 Penemuan Fakta-Fakta Lebih Lanjut
Setelah auditor menerbitkan laporan audit dan menyelesaikan semua
komunikasi dengan manajemen serta komite audit, audit dianggap telah
selesai. Biasanya, kontak penting berikutnya antara auditor dan klien terjadi
ketika proses perencanaan audit untuk tahun berikutnya dimulai.
Penemuan fakta-fakta lebih lanjut ini terjadi, auditor berkewajiban
untuk memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan
keuangan diberi tahu mengenai salah saji tersebut. Walaupun penemuan
fakta-fakta lebih lanjut bukan meruapakan bagian dari penyelesaian audit.
Jika auditor menemukan bahwa lapoaran ternyata menyesatkan
setelah diterbitkan, tindakan yang harus ditempuh adalah meminta klien
untuk segera menerbitkan laporan keuangan yang telah direvisi yang
mencantumkan penjelasan mengenai alasan revisi tersebut. Auditor
bertanggung jawab memastikan bahwa klien telah mengambil langkah yang
tepat untuk memberi tahu para pemakai tentang laporan yang mengandung
salah saji.
Jika klien menolak mengungkapkan laporan mengandung salah saji ,
auditor harus memberitahu dewan direksi. Auditor juga harus memberitahu
agen regulator yang memiliki jurisdiksi terhadap klien bahwa laporan tidak
lagi dinyatakan secara wajar, praktis, setiap orang yang mengandalkan
laporan keuangan.
Penemuan fakta-fakta lebih lanjut yang memerlukan penarikan
kembali atau penerbitan kembali laporan keuangan hanya berasal dari
peristiwa bisnis yang terjadi sebelum tanggal laporan audit.
Tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa kemudian akan
berakhir pada tanggal penyelesain pekerjaan lapangan. Auditor tidak lagi
bertanggungjawab mencari fakta-fakta lebih lanjut, tetapi jika menemukan
bahwa laporan keuangan yang diterbitkan dinyatakan secara salah, mereka
harus mengoreksinya. Dalam bagian kasus besar penemuan fakta-fakta lebih
lanjut terjadi ketika auditor menemukan salah saji yang material dalam
laporan keuangan yang ditebitkan selama audit tahun selanjutnya atau ketika
klien melaporkan salah saji kepada auditor.
2.9 Ikhtisar
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk
memastikan audit yang berkualitas. Di tahap ini auditor melaksanakan
pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan, termasuk mereview
kontijensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga mereview kecukupan bukti
audit dan keputusan yang diambil untuk menentukan apakah hal itu
mendukung pendapat audit. Kemudian auditor berkomunikasi dengan
24
komite audit dan manajemen mengenai temuan audit yang penting dan
persoalan lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses audit:
25
3.2 Saran dan Kritik
Kami tahu dalam penulisan makalah “penyelesaian audit” masih
banyak kekurangan, maka dari itu kami mohon kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan sarannya. Sehingga makalah penyelesaian audit ini
bisa semakin lebih baik, dan memberikan manfaat bagi pembaca maupun bagi
yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A.A., Elder, R.J., dan Beasley, M. S. 2014. Auditing & Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 2.Jakarta: Erlangga, 2006.
https://iapi.or.id/Iapi/detail/362.
26