Anda di halaman 1dari 12

FAIR VALUE (PSAK 68)

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Topik Khusus Akuntansi Keuangan

Disusun Oleh:
Ardian Nugraha (5211171144)
M. Bayu Saputra (5211171150)
Achmad Arief Munawar (5211171152)

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami tim penulis kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Topik Khusus Akuntansi
Keuangan berjudul FAIR VALUE (PSAK 68)

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Cimahi, 06 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Nilai Wajar......................................................................................................... 2
2.2 PENGUKURAN NILAI WAJAR ........................................................................................ 2
A. PENGUKURAN PADA ASET NON KEUANGAN .............................................................. 2
B. PENGUKURAN PADA LIABILITAS DAN INSTRUMEN EKUITAS MILIK ENTITAS
SENDIRI. ........................................................................................................................................... 3
C. PENGUKURAN PADA ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN
DENGAN POSISI SALING HAPUS DALAM RISIKO PASAR ATAU RISIKO KREDIT
PIHAK LAWAN ............................................................................................................................... 4
NILAI WAJAR SAAT PENGAKUAN AWAL .............................................................................. 5
TEKNIK PENILAIAN PENGUKURAN........................................................................................ 5
2.3 PENGUNGKAPAN NILAI WAJAR .................................................................................. 7
BAB III................................................................................................................................................... 8
PENUTUP.............................................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 8
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 9
ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PSAK 68 mendefinsikan nilai wajar (fair value) adalah sebagai “ harga yang akan
diterima untuk menjual suatu aset dan harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran”.
Nilai wajar adalah pengukuran berbasis pasar, bukan pengukuran berbasis entitas.
Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau liabilitas tertentu yang berdiri sendiri
maupun berkelompok.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka ketika pengukuran nilai wajar , entitas
mengasumsikan karakteristik aset atau liabilitas (seperti kondisi dan lokasi, dan
pembatasan) diperhitungkan jika karakteristik tersebut dipertimbangkan oleh pelaku
pasar (market participants) pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi saat ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Nilai Wajar (Fair Value) PSAK 68 ?


2. Bagaimana cara Pengukuran terhadap Nilai Wajar dapat ditujukan untuk aset
dan liabilitas dalam suatu transaksi pada tanggal tertentu ?
3. Mengapa didalam sebuah level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan perlengkapan ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui tentang Nilai Wajar (Fair Value) PSAK 68.


2. Untuk memahami tentang cara Pengukuran terhadap Nilai Wajar dapat
ditujukan untuk aset dan liabilitas dalam suatu transaksi pada tanggal tertentu.
3. Untuk mencermati tentang didalam sebuah level detil yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan perlengkapan.
1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nilai Wajar


Nilai Wajar (Fair Value) adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Dari definisi tersebvut kita dapat mencatat beberapa
unsur /elemen nilai wajar, yaitu harga, aset atau liabilitas, transaksi dan pelaku pasar.
Berdasarkan definisi diatas, PSAK 68 menganut exit price dalam menentukan nilai wajar,
yaitu harga untuk melepaskan suatu aset atau liabilitas, bukan harga untuk memperoleh suatu
aset atau liabilitas (entry price).
Aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari aset atau liabilitas yang
berdiri sendiri (misalnya instrumen keuangan atau aset non keuangan) atau sekelompok aset,
sekelompok liabilitas atau sekelompok aset dan liabilitas (misalnya suatu unit penghasil kas
atau bisnis)
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi penjualan aset atau pengalihan
liabilitas terjadi di pasar utama (principal market) atau pasar yang paling menguntungkan
(most advantageous market)
2.2 PENGUKURAN NILAI WAJAR
Ditujukan untuk aset dan liabilitas dalam suatu transaksi pada tanggal tertentu dengan asumsi
bahwa pelaku pasar bertindak dengan kepentingan ekonomi terbaik ketika menentukan harga.
Kenapa aset dan liabilitas menjadi subjek pengukuran nilai wajar ?
Ketika hendak menjual aset atau mengalihkan liabilitas tersebut entitas tidak dirugikan
karena nilainya yang terlalu rendah atau malah merugikan pelaku pasar jika nilainya terlalu
tinggi.
Asumsi pengukuran nilai wajar adalah bahwa transaksi terjadi di pasar utama atau di pasar
yang paling menguntungkan. Pasar utama yaitu pasar dengan volume dan tingkat aktivitas
paling tinggi untuk aset tersebut. Pasar yang paling menguntungkan adalah pasar yang
memaksimalkan nilai yang akan diterima untuk menjual aset tersebut, setelah
memperhitungkan biaya transaksi dan biaya transport yaitu nilai neto.
Pelaku pasar adalah pembeli dan penjual di pasar. Harga diperoleh dari observasi langsung
atau diestimasi menggunakan penilaian lain.
A. PENGUKURAN PADA ASET NON KEUANGAN
Aset Non Keuangan adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang dapat berubah
seiring berjalannya waktu. Contohnya adalah persediaan, fasilitas fisik pabrik,
goodwill.
Penggunaan asset non keuangan memperhatikan yang secara :
fisik dimungkinkan, menentukan harga berdasarkan keadaan asset.
2

Hukum diizinkan, memperhatikan batasan hukum atas penentuan harga


layak secara keuangan: jika telah memenuhi 2 hal diatas yang kemudian apakah aset
sesuai dengan kemampuannya menghasilkan pendapatan sebagai timbal balik.

Premis Penilaian Aset Nonkeuangan


Premis penilaian adalah sesuatu yang dianggap benar untuk menilai aset.
Penggunaan Aset/liabilitas secara maksimal dapat memberikan kontribusi /timbal
balik yang maksimal pula ketika digunakan secara kombinasi dengan aset/liabilitas
lain.
Penggunaan aset nonkeuangan secara maksimal dapat menyediakan nilai
maksimum kepada pelaku pasar secara terpisah.

Hasil penilaian yang dapat terjadi


a. Nilai wajar sama, baik ketika digunakan secar terpisah/kombinasi.
b. Nilai wajar dapat berupa harga aset dan biaya tambahan ex: biaya pasang
c. Nilai wajar senilai barang jadi, sedangkan barang yang sesungguhnya masih
dalam proses pengerjaan
d. Nilai wajar diperoleh dari kontribusi dari setiap aset pelengkap dalam hal
menggunakan metode multi-period ecess earning.
e. Nilai Wajar dapat diperoleh dari gabungkan atas seluruh kelompok aset.

B. PENGUKURAN PADA LIABILITAS DAN INSTRUMEN EKUITAS MILIK


ENTITAS SENDIRI.
1. liabilitas/instrumen keuangan dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal
pengukuran.
Pengalihan tersebut juga mengasumsikan:
a. Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima
pengalihan bersedia memenuhi kewajiban tersebut.
b. Instrumen ekuitas akan tetap beredar dan pihak yang menerima
pengalihan mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait
dengan instrument tersebut.
2. Ketika harga koutasian (quoted price) untuk pengalihan liabilitas/instrument
ekiutas tidak tersedia sedangkan ternyata item yang dimaksud dimiliki oleh
pihak lain, nilai wajar diukur dari pihak lain tersebut.
3. Ketika harga koutasian tidak tersedia dan item yang identik juga tidak dimiliki
oleh pihak lain, nilai wajar diukur menggunakan teknik penilaian dari
prespektif pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau telah menerbitkan klaim
atas ekuitas.
4. Nilai Wajar mencerminkan resiko wanprestasi, dan nilainya sama ketika
sebelum dan sesudah pengalihan, sehingga ketika melakukan pengukuran
harus mempertimbangkan dampak resiko kredit dan faktor lain yang mungkin
membuat kewajiban tidak akan terpenuhi.
3

5. Adanya batasan untuk mencegah pengalihan. Beberapa Input tidak boleh


dimasukkan dalam pengukuran nilai wajar agar tidak mempengaruhi nilai
akhir dari suatu liabilitas/instrument ekuitas.
6. Nilai Wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-
waktu (demand feature) (contohnya giro adalah tidak kurang dari jumlah yang
terutang pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah
tersebut dapat disyaratkan untuk bayar.

C. PENGUKURAN PADA ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN


DENGAN POSISI SALING HAPUS DALAM RISIKO PASAR ATAU RISIKO
KREDIT PIHAK LAWAN
Contoh Posisi Saling Hapus:
Entitas syariah memiliki Piutang Murabahah di sisi asetnya dan juga mempunyai
Utang Murabahah di sisi kewajibannya, maka antara Piutang Murabahah dan Utang
Murabahah tidak diperbolehkan untuk saling hapus. Misal, Piutang Murabahah Rp
10.000.000,-- sedangkan Utang Murabahah Rp 6.000.000,- maka Piutang Murabahah
neto =Rp 4.000.000,--. Saling hapus seperti ini tidak diperbolehkan oleh PSAK ini
karena informasinya akan menyesatkan pembaca laporan keuangan entitas syariah
tersebut.
Dengan saling hapus ini pembaca akan dapat memperoleh pemahaman bahwa Piutang
Murabahah entitas tersebut adalah Rp 4.000.000,- sementara entitas tidak memiliki
Utang Murabahah. Jadi, di sini terjadi kehilangan informasi penting, yaitu entitas
tidak memiliki Utang Murabahah padahal pada kenyataannya entitas memiliki Utang
Murabahah Rp 6.000.000,--. Asset yang dilaporkan sebesar nilai, setelah dikurangi
dengan penyisihan, tidak termasuk kategori saling hapus.
a. resiko pasar terdiri atas tiga jenis risiko:
- risiko mata uang adalah fluktuasi nilai instrumen keuangan yang
disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing
- risiko suku bunga atas nilai wajar adalah risiko fluktuasi nilai instrumen
keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar.
- Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai
akibat perubahan harga pasar, terlepas dari apakah perubahan tersebut
disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau
penerbitnya atau faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh instrumen yang
diperdagangkan dipasar. Risiko pasar tidak hanya mencakup potensi
kerugian tapi juga potensi keuntungan.
b. risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan
akan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami
kerugian keuangan.
4

Jika Entitas mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan


berdasarkan eksposur neto terhadap resiko pasar/kredit maka entitas diizinkan
untuk mengukur nilai wajar berdasarkan
- harga yang akan diterima pada posisi net long, ketika menjual aset
- harga yang akan dibayar pada posisi net short, ketika mengalihkan
liabilitas
Hal tersebut diperbolehkan hanya jika entitas melakukan seluruh hal
berikut:
a. mengelola kelompok aset dan liabilitas keuangan berdasarkan eksposur
neto entitas terhadap risiko pasar atau risiko kredit dari pihak lawan
sesuai dengan risiko manajemen atau strategi investasi entitas yang
terdokumentasi;
b. menyediakan informasi atas dasar tersebut, mengenai kelompok aset
keuangan dan liabilitas keuangan kepada anggota manajemen kunci
entitas, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-
pihak Berelasi; dan
c. disyaratkan atau telah menentukan untuk mengukur aset keuangan dan
liabilitas keuangan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan pada
setiap akhir periode pelaporan.
Eksposur adalah objek yang rentan terhadap resiko dan apabila resiko yang
diprediksikan benar-benar terjadi maka akan mempengaruhi kinerja keuangan.
Eksposur terhadap risiko pasar
a. Untuk mengukur nilai wajar entitas menerapkan harga dalam bid-ask spread
yang paling merepresentasikan nilai wajar.
bid-ask spread adalah presentase selisih antar bid price dengan ask price
b. Entitas memastikan bahwa risiko pasar kelompok aset keuangan dan liabilitas
keuangan secara substansial adalah sama
Eksposur terhadap risiko kredit pihak lawan tertentu
Ketika mengukur nilai wajar ini, entitas harus memperhitungkan dampak perjanjian
atas risiko kredit, yaitu jika terjadi gagal bayar, baik jika pihak lawan yang mengalami
ataupun entitas sendiri yang mengalami gagal bayar.
NILAI WAJAR SAAT PENGAKUAN AWAL
Nilai wajar ketika menjual aset *menjual liabilitas tidak harus sama dengan nilai
ketika memperoleh aset/liabilitas. Namun kadangkala nilai wajar juga bisa sama dengan
harga perolehan.
TEKNIK PENILAIAN PENGUKURAN
PRINSIP UMUMNYA adalah
a. sesuai keadaan atasa data yang memadai
b. memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobeservasi
c. dan meminimalkan input yang tidak dapat diobservasi
5

Tiga teknik penilaian


1. Pendekatan Pasar
Dalam pendekatan ini, nilai wajar diukur berdasarkan harga pasar atau informasi
relevan lain yang dihasilkan dari transaksi di pasar. Hal ini termasuk harga aset
(liabilitas) sejenis yang ada di pasar, dan metode penilaian lain yang konsisten
dengan pendekatan pasar.Urutan yang digunakan jika nilai wajar menggunakan
pendekatan pasar adalah, pertama harga pasar aset (liabilitas) pada saat pelaporan,
jika tidak terdapat harga pasar aset (liabilitas) maka menggunakan harga pasar
aset (liabilitas) sejenis, jika tidak terdapat harga pasar aset (liabilitas) sejenis maka
menggunakan model yang konsisten dengan pendekatan pasar (contohnya model
matrix pricing, dll).
5
2. Pendekatan Penghasilan
Pendekatan ini menggunakan teknik penilaian untuk mengubah nilai masa depan
(contohnya aliran kas atau laba ) ke nilai kininya terdiskonto (discounted).
Pengukuran nilai wajar dalam pendekatan ini menggunakan dasar nilai yang
dilihat dari harapan pasar kini atas nilai aset (liabilitas) masa depan. Pendekatan
ini termasuk menggunakan nilai kini (present value, option pricing).
3. Pendekatan Kos
Pendekatan ini mencerminkan jumlah yang akan dibutuhkan saat ini untuk
menggantikan kapasitas manfaat aset (sering disebut sebagai biaya pengganti saat
ini).
Input terhadap teknik penilaian
Prinsip umum Teknik penilaian mengukur nilai wajar adalah memaksimalkan
Penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input
yang tidak dapat diobservasi.
Input berdasarkan harga bid dan ask
Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki harga bid dan harga
ask (contohnya input dari pasar dealer), harga yang digunakan adalah bid-ask spread yang
paling merepresentasikan nilai wajar
Dealer spread, selisih antara di bid (harga beli) dengan harga ask (harga jual) yang
menyebabkan individu dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktiva sendiri
Hirarki “tingkatan” nilai wajar
Untuk meningkatkan konsistensi dan keterbandingan dalam pengukuran nilai
wajar hirarki diterapkan dalam 3 level yaitu
1. Input Level 1 adalah harga koutasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk
aset atau liabilitas yang identik yang diakses entitas pada tanggal pengukuran.
2. Input Level 2 adalah input selain harga koutasian yang termasuk dalam Level 1
yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak
langsung.

6
3. Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.

2.3 PENGUNGKAPAN NILAI WAJAR


Tujuannya adalah membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai:
a. aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang/ tidak berulang dalam
laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal, dan mengetahui teknik penilaian
dan input yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.
b. Pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input Level 3, berkaitan
dengan dampak terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain untuk periode
tersebut.
Untuk memenuhi tujuan pengungkapan, entitas mempertimbangkan seluruh hal sebagai
berikut:
a. level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pengungkapan;
b. berapa banyak penekanan yang ditetapkan pada setiap persyaratan;
c. berapa banyak penggabungan atau pemisahan yang perlu dilaksanakan dan;
d. apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi tambahan untuk
mengevaluasi informasi kuantitatif yang diungkapkan.
Hal-hal umum yang diungkapkan:
a. alasan pengukuran
b. level hirarki dimana nilai wajar dikategorikan
c. jumlah perpindahan antar level, alasan perpindahan dan kebijakan entitas menentukan
kapan perpindahan dapat terjadi
d. Nilai wajar yang dikategorikan input level 2 dan 3 diberi penjelasan mengenai teknik
penilaian dan input yang digunakan.
7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Maka secara keseluruhan bahwa Nilai Wajar (Fair Value) PSAK 68 itu harus
mengerti tentang harga-harga yang diterima untuk menjual suatu aset atau harga-
harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur
antara pelaku pasar pada tanggal perolehan namun dapat dipahami tentang cara
pengukuran terhadap nilai wajar yang dapat ditujukan untuk aset dan liabilitas dalam
suatu transaksi pada tanggal tertentu dengan asumsi bahwa pasar bertindak dengan
kepentingan ekonomi terbaik untuk menentukan harga walaupun mudah dicermati
didalam sebuah level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
pengungkapan.

3.2 Saran
Seharusnya kita dapat dipelajari oleh kalangan mahasiswa itu dapat mudah di baca
dan ditulis didalam Nilai Wajar (Fair Value) PSAK 68 itu dapat dimiliki tentang
harga-harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal perolehan sehingga bisa dimengerti lagi tentang dalam cara pengukuran
terhadap nilai wajar yang dapat ditujukan untuk aset dan liabilitas dalam suatu
transaksi pada tanggal tertentu dengan asumsi bahwa pasar bertindak dengan
kepentingan ekonomi terbaik untuk menentukan harga tetapi kita harus lebih
menguasai lagi didalam sebuah level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan pengungkapan.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://nandibas.blogspot.com/2016/12/ringkasan-psak-68-pengukuran-nilai-wajar.html?m=1
http://srimulyanil.blogspot.com/2015/01/resume-psak-68-pengukuran-nilai-wajar.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/nasikhudinisme.com/2017/12/24/psak-68-pengukuran-nilai-
wajar/amp/

Anda mungkin juga menyukai