Anda di halaman 1dari 9

1.1.

Unsur-Unsur dalam Laporan Keuangan


Unsur laporan keuangan dalam pengukuran posisi keuangan yang
terdiri dari asset, liabilitas, dan ekuitas sedangkan pengukuran kinerja
dalam laporan laba rugi adalah revenue dan expenses. Unsur-unsur dalam
laporan keuangan diterangkan sebagai berikut:
1.1.1 Harta atau Aktiva
Harta merupakan kekayaan yang dimiliki
perusahaan untuk menjalankan usahanya. Atau sumber
daya ekonomi perusahaan yang meliputi biaya yang terjadi
akibat transaksi sebelumnya dan mempunyai manfaat
dimasa yang akan datang Harta dapat digolongkan menjadi:
a. Harta Lancar

Harta lancar adalah harta yang berupa uang kas/bank


dan harta yang sangat mudah dijadikan uang atau umur
pemakaian kurang dari satu tahun. Harta lancar terdiri
dari:
1) Kas yaitu uang tunai yang siap digunakan dan bebas
digunakan setiap saat baik yang ada dalam
perusahaan maupun saldo rekening giro perusahaan
yang terdapat dalam bank.
2) Surat-surat berharga (efek) yaitu surat-surat
berharga yang dimiliki perusahaan dan dapat
diperjualbelikan. Yang berguna untuk
memanfaatkan dana kas/bank yang tidak dipakai.
Contohnya Saham.
3) Wesel tagih yaitu piutang yang dikuatkan dengan
janji (promes).
4) Piutang yaitu tagihan kepada pihak lain baik
perorangan maupun badan usaha, Piutang dapat
digolongkan menjadi piutang usaha yaitu tagihan
karena penyerahan jasa dan piutang dagang yaitu
tagihan penyerahan barang di perusahaan dagang.
Piutang yang terjadi karena diluar kegiatan usaha
disebut piutang karyawan.
5) Persediaan yaitu barang dagangan yang tersedia
untuk dijual dalam perusahaan dagangan dan
manufaktur.
6) Perlengkapan yaitu barang digunakan untuk
kegiatan perusahaan dan diperkirakan habis dipakai
dalam setahun. Misalnya perlengkapan kantor,
perlengkapan toko. Perlengkapan bisa disebut
dengan bahan habis pakai.
7) Beban dibayar di muka yaitu biaya yang telah
dibayar tetapi manfaat pembayaran belum
diperoleh. Misalnya asuransi dibayar dimuka, sewa
dibayar dimuka dan iklan dibayar dimuka.

b. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang merupakan investasi yang


berbentuk saham, obligasi atau surat berharga lainnya.
Yang mana mempunyai tujuan memperoleh keuntungan
masa yang akan datang. Dan memiliki tujuan yang
menguasai perusahaan lainnya misalnya mempunyai
investasi di perusahaan lain dalam memiliki saham dan
obligasi.

c. Harta Tetap

Harta tetap merupakan harta berwujud yang digunakan


dalam kegiatan usaha perusahaan, dan mempunyai
umur ekonomis atau masa manfaat lebih dari 1 tahun
Harta tetap terdiri dari:
1) Tanah yaitu tempat berdirinya gedung kantor dan
gedung pabrik.
2) Gedung yaitu tempat usaha dilaksanakan, misalnya
gedung kantor maupun gedung pabrik.
3) Mesin yaitu mesin untuk kegiatan operasional
usaha.
4) Kendaraan yaitu kendaraan untuk kegiatan
operasional usaha.
5) Peralatan yaitu peralatan yang digunakan dalam
kegiatan operasional usaha misalnya peralatan
kantor dan peralatan toko.

d. Harta tidak berwujud


Harta tidak berwujud merupakan harta yang tidak
mempunyai wujud fisik tetapi mempunyai nilai uang.
Dimana harta ini mempunyai hak istimewa atau hak
hukum jangka panjang. Harta tidak berwujud terdiri
dari:
1) Hak paten, hak istimewa atas suatu barang yang
diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan atau
badan usaha.
2) Hak cipta, hak karena menciptakan sesuatu yang
diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan atau
badan usaha.
3) Franchise, hak istimewa yang diberikan perusahaan
kepada perusahaan lain karena barang tersebut
mempunyai keistimewaan khusus.
4) Goodwill, nama baik perusahaan yang melekat pada
perusahaan itu sendiri. Sehingga dengan goodwill
maka barang yang diproduksi dipercaya dan akan
dibeli oleh masyarakat.

e. Harta lain-lain

Harta lain-lain merupakan harta yang tidak termasuk


harta yang diterangkan diatas, misalnya mesin yang
tidak digunakan lagi dan bangunan yang sedang
dikerjakan.

1.1.2 Kewajiban atau Utang

Kewajiban merupakan pengorbanan


ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan
pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk
masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan
usaha. Kewajiban atau utang dibedakan atas utang
lancar dan utang jangka Panjang:
a. Utang lancar yaitu kewajiban yang harus
dilunasi kurang dari setahun.
Utang lancar terdiri dari:
1) Wesel bayar yaitu utang disertai promes
(janji).
2) Utang usaha yaitu utang dagang yaitu
kewajiban yang timbul karena pembelian
jasa atau persediaan barang secara kredit.
3) Biaya yang masih harus dibayar yaitu beban
yang sudah terjadi tetapi belum dibayar
misalnya utang sewa, utang gaji dan utang
bunga.
4) Pendapatan diterima di muka yaitu
kewajiban disebabkan perusahaan menerima
lebih dahulu uang sedangkan pembayaran
jasa atau barang belum dilaksanakan.

b. Utang jangka panjang yaitu kewajiban jangka


waktu pelunasannya lebih dari 1 tahun. Utang
timbul karena pelunasan adanya transaksi jual
beli aktiva tetap seperti peralatan dan mesin
Utang jangka panjang terdiri dari:
1) Utang bank yaitu pinjaman modal kerja dari
bank untuk pelunasan usaha.
2) Utang hipotik yaitu pinjaman dari bank
dengan jaminan harta tetap.
3) Utang obligasi yaitu utang yang disebabkan
perusahaan menerbitkan dan menjual surat-
surat obligasi.

c. Utang lain-lain yaitu utang yang tidak termasuk


utang lancar maupun utang jangka panjang.
Misalnya utang kepada direksi dan utang kepada
pemegang saham.

1.1.3 Modal

Modal merupakan selisih antara harta


dengan hutang dan merupakan hak pemilik
perusahaan atas sebagian harta Perusahaan.
Perusahaan berbentuk perseroan terbatas dapat
disebut modal saham.

1.1.4 Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil usaha dari
kegiatan yang dijalankan perusahaan.
Pendapatan terdiri dari:
a. Pendapatan usaha yaitu pendapatan
yang berhubungan langsung dari
kegiatan usaha.
b. Pendapatan diluar usaha yaitu
pendapatan yang tidak berhubungan
dengan kegiatan usaha misalnya
pendapatan sewa, pendapatan bunga, dan
pendapatan komisi.

1.1.5 Beban

Beban merupakan pengorbanan yang terjadi


selama melaksanakan kegiatan usaha untuk
memperoleh pendapatan Beban terdiri dari:
a. Beban usaha yaitu pengorbanan
langsung yang berhubungan dengan
kegiatan usaha.
b. Beban lain-lain yaitu pengorbanan
yang tidak langsung berhubungan
dengan kegiatan pokok usaha,, misalnya
beban bunga dan beban sewa.

2.1 Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat oleh bagian accounting secara


periodik, biasanya telah mengikuti standar yang ditetapkan oleh Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan berlaku secara umum. Artinya, setiap
perusahaan wajib mengikuti kaidah/aturan. Namun demikian, bagi
perusahaan publik, laporan keuangan ini harus diaudit oleh akuntan publik
untuk menjamin konsistensi sistem yang digunakan sehingga
perkembangan kinerja perusahaan relatif lebih mencerminkan kondisi
sebenarnya, Menurut Alma (2005).
Tetapi terkadang penyusunan laporan keuangan disesuaikan juga
dengan kondisi perubahan kebutuhan perusahaan, Menurut Kasmir (2012).
Dalam artian bahwa jika tidak ada perubahan dalam laporan tersebut, tidak
perlu dibuat sebagai contoh laporan perubahan modal atau laporan catatan
atas laporan keuangan. Dapat pula laporan keuangan dibuat hanya
sekedar tambahan, untuk memperkuat laporan yang sudah dibuat. Dalam
praktiknya, terdapat banyak laporan keuangan yang dikeluarkan
perusahaan, tetapi yang umum digunakan yaitu antara lain:

2.1.1 Laporan Laba Rugi

Sesuai dengan namanya, Jenis laporan


keuangan ini berfungsi untuk membantu untuk
mengetahui apakah bisnis berada dalam posisi laba
rugi? Apabila pendapatan perusahaan lebih besar
daripada beban atau biayanya, maka bisnis
memperoleh laba. Sebaiknya, jika pendapatan
cenderung lebih kecil dari beban atau biayanya,
maka kemungkinan besar bisnis mengalami
kerugian. Pada umumnya, ada dua cara yang
digunakan untuk menyusun laporan laba rugi, yaitu
single step (cara langsung) dan multiple step (cara
bertahap).

Metode single step relative lebih mudah


dibandingkan multiple step, hanya perlu
menjumlahkan seluruh pendapatan dari atas sampai
bawah menjadi satu kelompok, kemudian
mengurangi dengan total beban atau biaya dalam
periode yang berlaku. Sedangkan, pada metode
multiple step, pendapatan dipisah menjadi dua
kategori, yaitu pendapatan operasional (yang berasal
dari kegiatan pokok) perusahaan dan pendapatan
non operasional (berasal dari luar kegiatan pokok)
perusahaan. Pembagian kategori tersebut juga
berlaku pada beban atau biaya.

2.1.2 Laporan Perubahan Modal

Dalam menjalankan operasional perusahaan,


tentunya modal awal yang ditanam akan mengalami
perubahan. Perubahan ini terjadi karena modal
harus digunakan dalam menjalankan roda
perusahaan, juga karena adanya penambahan dari
laba yang didapat, penggunaan modal untuk
kepentingan pemilik perusahaan, atau hal lainnya
Laporan perubahan modal (capital statement) dalam
istilah akuntansi merupakan jenis laporan keuangan
yang memberikan informasi mengenai perubahan
modal perusahaan dalam periode tertentu. Laporan
perubahan modal ini berfungsi untuk menunjukkan
seberapa besar perubahan modal yang terjadi dan
apa yang menyebabkan perubahan tersebut terjadi,
Menurut Fahmi (2013).

2.1.3 Neraca

Neraca merupakan jenis laporan keuangan


yang menyajikan akun aktiva, kewajiban, dan modal
dalam satu periode. Neraca biasanya terdiri dari dua
bentuk, yaitu bentuk skontro/horizontal (account
form) dan bentuk vertikal/stafel (report form). Nilai
modal dalam pada neraca merupakan nilai yang
tercatat pada laporan perubahan modal.
Keseimbangan pada neraca dapat tercapai, karena
pada laporan perubahan modal sudah terdiri dari
pendapatan dan biaya yang tercatat pada laporan
laba-rugi. Komponen dalam neraca, yaitu antara
lain:
 Aktiva; harta yang dimiliki perusahaan dengan
nilai manfaat di masa depan (future economic
benefit). Contohnya seperti truk, mobil kargo,
dan mobil pengangkat barang, untuk
perusahaan ekspedisi. Aktiva terdiri dari aktiva
lancar (current assets) dan aktiva tetap
berwujud (tangiable fixed assets).
 Kewajiban; terdiri dari utang lancar (current
liabilities) dan utang jangka panjang (long term
liabilities).
 Modal; harta kekayaan perusahaan yang
dimiliki oleh pemilik perusahaan. Modal akan
bertambah jika pemilik perusahaan
menambahkan investasinya ke dalam
perusahaan dan jika perusahaan memperoleh
keuntungan. Sebaliknya, modal akan berkurang
jika pemilik perusahaan akan mengambil dana
investasinya (prive) dan mengalami kerugian.
Modal pada perusahaan perseorangan hanya
berupa modal pribadi, sedangkan dalam
perusahaan yang telah go public, modalnya
terdiri dari modal saham, laba ditahan, dan
cadangan.

2.1.4 Laporan Arus Kas

Jenis laporan keuangan ini sangat penting


untuk mengetahui perputaran arus dana yang berada
diperusahaan (kas masuk atau keluar). Hal ini
supaya perusahaan dapat mengontrol dana atau kas
perusahaan yang dimiliki selama ini. Laporan arus
kas atau cash flow berfungsi untuk memberikan
informasi mengenai arus kas masuk dan keluar.
Laporan mengenai arus kas masuk dapat dilihat dari
beberapa sumber, yaitu hasil dari kegiatan
operasional dan kas yang diperoleh dari pendanaan
atau pinjaman. Sedangkan, arus kas keluar dapat
dilihat dari berapa banyak beban biaya yang
dikeluarkan perusahaan, baik untuk kegiatan
operasional atau investasi pada bisnis lain, Menurut
Fahmi (2013).
2.1.5 Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan ini merupakan laporan yang


memberikan informasi apabila terdapat laporan
keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.
Dalam artian bahwa terkadang terdapat komponen
atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi
penjelasan terlebih dahulu sehingga jelas. Hal ini
perlu dilakukan agar pihak-pihak yang
berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.
Nur, Sri Wahyuni, 2020, Akuntansi Dasar, Teori & Teknik Penyusunan Laporan
Keuangan, Makassar: Cendikia Publisher.
Septiana, Aldila, 2019, Analisis Laporan Keuangan – Konsep Dasar dan
Deskripsi Laporan Keuangan, Cetakan Ke-1 , Pamekasan: Duta Media
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai