Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Topik Khusus Sistem Informasi

Dosen Pengampu: Ifan Wicaksana Siregar SE., M.Ak

Disusun Oleh:

Kelompok 1:

1. Achmad Arief Munawar (5211171152)


2. Yoga Mochamad Berkah (5211171170)
3. Eka Prasetia (5211171174)
4. Gian Fahrur Rodzi (5211171176)

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

CIMAHI

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘ Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi
Rabbi Atas Curahan Rahmat Dan Karunia-Nya, Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan Makalah
Dibuat Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Topik Khusus Sistem
Informasi.

Dalam Makalah Ini Penulis Membahas Tentang Sejarah Perkembangan Sistem Informasi,
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi, Faktor Pertimbangan
Dalam Perencanaan Sistem, Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi Dan Tahap
Pengembangan Sistem Informasi.

Berkat Bantuan dan dukungan dari banyak pihak selama proses penulisan dan
penyusunan Makalah ini sehingga dapat penulis selesaikan.

Demikianlah semoga adanya penulisan ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi dunia
Sistem Informasi khusunya Pengembangan Sistem Informasi dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya serta menerapkan ilmunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Makalah ini tidak terlepas dari
kekurangan, untuk itu penulis sangat berterima kasih atas saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Cimahi, 14 Januari 2021


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. … … … .. … .. … … … .. … … . … . … . . … … .. ……... i

DAFTAR ISI. … … … .. … .. … … … .. … … . … . … . . … … .. … … ………… ii

BAB I PENDAHULUAN. … … … .. … .. …… .. … … . … . … . . … … .. … … .. 1

1.1.Latar Belakang. … … … .. … .. . … . … . . … … .. … … .. … . …… 1
1.2.Rumusan Masalah. … … … .. … .. … … … .. … … . … . … . . …… 1
1.3.Identifikasi Masalah . … … … .. … .. … … … .. … … . … . ………. 1

BAB II LANDASAN TEORI. … … … .. … .. … … … .. … … . … . … . . … … .. 2

2.1.Pengembangan Sistem Informasi. … … … .. … .. … … … .. … … . … . 2


2.1.1. Definisi Sistem Informasi . … … … .. … .. … … … .. … … . 2
2.1.2. Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem . … … … .. … .. 4
2.1.3. Kualitas Informasi. … … … .. … .. … … … .. … … ……….. 5
2.1.4. Nilai Informasi. … … … .. … .. … … … .. … … . … . …….. 6

BAB III PEMBAHASAN. … … … .. … .. … … … .. … … . … . … . . ………….. 8

3.1.Sejarah Perkembangan Sistem Informasi. … … … .. … .. … … ……….. 8


3.1.1. Masa Pra-Sejarah (… /s.d 3000 SM) Atau Pra Mekanik. …… 8
3.1.2. Masa Sejarah (3000 SM s.d 1400-an M) . … … … ………… 8
3.1.3. Masa Modern (1400-am M s.d Sekarang) . … … … ……….. 9
3.1.4. Tahun Sekarang (1991-Sekarang) . … … … .. … .. ............... 11
3.2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi. … 11
3.3.Faktor Pertimbangan Dalam Perencanaan Sistem. … … … .. … ………. 12
3.4.Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi. … … … .. … …………... 13
3.5.Tahap Pengembangan Sistem Informasi. … … … .. … ………………… 14

BAB IV KESIMPULAN. … … … .. … .. … … … .. … … . … . … . ……………. 18

DAFTAR PUSTAKA. … … … .. … .. … … … .. … … . … . … . . … … ……….. 19


ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian informasi


(yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi) sudah ada sejak zaman dahulu.
Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak
sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian
dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu mengalami
perubahan dan pengembangan sistem informasi.

Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin luas
cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat kebutuhan
masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi maka akan semakin cepat
pula sistem informasi mengalami pengembangan. Informasi yang disampaikan pun berkembang.
Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah pengembangan sistem informasi?


2. Faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi?
3. Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sistem informasi?
4. Bagaimana konsep pengembangan sistem informasi?
5. Pendekatan apa saja yang ada pada pengembangan sistem informasi?

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, diharapkan mahasiswa dapat memeroleh informasi dalam
makalah ini tentang Pengembangan Sisitem Informasi. Terutama mahasiswa dapat:

1. Mengetahui sejarah yang terjadi dalam pengembangan sistem informasi


2. Mengetahui ada faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi
3. Dapat juga mengetahui faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencaan sistem
informasi
4. Mengetahui konsep-konsep pengembangan sistem informasi
5. Mengetahui pendekatan pengembangan sistem informasi

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengembangan Sistem Informasi


2.1.1. Definisi Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan


dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi diartikan sebagai hasil pengolahan
data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat rangsangan
untuk melakukan tindakan. Data adalah fakta yang jelas lingkup, tempat dan waktu-nya. Data
diperoleh dari sumber data primer atau sekunder dalam bentuk berita tertulis atau sinyal
elektronis.

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :

Menurut (wiki, 2008) “Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang berasal dari
bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang memiliki pengertian bahwa sutatu
sistem merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari komponen atau elemen yang
berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk memudahkan aliran informasi,
materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi”.

Menurut (Stoa, 2008) “Pengertian dari sistem merupakan gabungan dari keseluruhan langit dan
bumi yang saling bekerja sama yang membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur
tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita
sebut suatu sistem”.

Menurut (Kerz, 2008) “Sistem yaitu gabungan dari sekelompok komponen baik itu manusia
dan/atau bukan manusia (non-human) yang saling mendukung satu sama lain serta diatur
menjadi sebuah kesatuan yang utuh untuk mencapai suatu tujuan, sasaran bersama atau hasil
akhir”.

Menurut (Hart, 2005) “Sistem mengandung dua pengertian utama yaitu: (a) Pengertian sistem
yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu sistem merupkan komponen-komponen
atau subsistem-subsistem yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing bagian
tersebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau bersama-sama serta saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat
tercapai secara keseluruhan (b) Definisi yang menekankan pada prosedurnya yaitu merupakan
suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelasaikan suatu sasaran tertentu”.

Terdapat berbagai macam pengertian Sistem Informasi menurut beberapa ahli, diantaranya :

Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang saling


berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan
informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi
serta membantu manajer dalam mengambil keputusan (Kent, 2008).

Pengertian dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa Sistem Informasi di


Yogykarta memaparkan bahawa Sistem informasi adalah sebuah aplikasi komputer yang
digunakan untuk mendukung operasi dari suatu organisasi serta merupakan aransemen dari
orang, data dan proses yang terjadi di dalamnya yang berinteraksi satu sama lain dalam
menudukung dan memperbaiki organisasi serta mendukung dalam pemecahan masalah dan
kebutuhan pembuat keputusan (KAMI, 2008).

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau
data item. Terdapat beberapa definis mengenai data dari para ahli, yaitu:

Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta menggambarkan kesatuan
nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu, 2006).Data merupakan kumpulan objek-objek
beserta atributnya yang menunjukan karakteristik dari objek tersebut (Phil, 2006).Informasi
tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu pentingnya peranan data
dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat mempengaruhi
terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk.

Pengembangan sistem informasi sering disebut proses pengembangan sistem (System


Development). Terdapat beberapa definisi mengenai pengembangan sistem informasi
diantaranya adalah :

Aktifitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis computer untuk menyelesaikan


permasalahan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang
timbul.Kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan pemakai yang mengembangkan
dan mengimlementasikan sistem informasi.Tahapan kegiatan yang dilakukan selama
pembangunan sistem informasi. Proses merencanakan, mengembangkan, dan
mengimplementasikan sistem informasi dengan menggunakan metode, teknik, dan alat bantu
pengembangan tertentu.

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem Informasi
secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpilan komponen yang saling berhubungan,
mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi
untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain
menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan, sistem informasi juga
dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan hal-hal
yang rumit, dan menciptakan produk baru.

Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem,
diantaranya :

Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses
pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008) Pengembangan sistem dapat
berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan
atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada. (KAMI, 2008) Pengembangan sistem adalah
metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi
atau pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem
(algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu,
2008).

2.1.2. Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan bagian dari tim
yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi
kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah hal (Okta, 2007), yaitu:

● Produktifitas. Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat.
Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas,
kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan sendiri, bahasa
pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik (umumnya 50% s.d 70%
sumber daya digunakan untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat
lunak, dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
● Reliabilitas. Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan
50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah
sistem yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya tidak
mungkin untuk diubah. Sebagai contoh kasus; untuk setiap program yang dihasilkan dari
IBM’s superprogramer project punya tiga sampai lima kesalahan untuk setiap kesalahan
untuk setiap sepuluh statement pemrograman.

4
● Maintabilitas. Perawatan mencakup; (a) modifikasi sistem sesuai perkembangan
perangkat keras untuk meningkatkankecepatan pemrosesan (yang memegang peranan
penting dalam pengoperasian sistem), (b) modifikasi sistem sesuai perkembangan
kebutuhan pemakai. Antara 50% sampai80% pekerjaan yang dilakukan pada kebanyakan
pengembangan sistem dilakukan untuk revisi, modifikasi, konversi, peningkatan dan
pelacakan kesalahan

2.1.3. Kualitas Informasi


● Kualitas informasi (quality of information), menurut Prabu, 2006, di antaranya ditentukan
oleh beberapa hal, yaitu:
● Relevan (Relevancy), dalam hal ini informasi yang diterima harus memberikan manfaat
bagi pemakainya. Kadar relevancy informasi antara orang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda tergantung kepada kebutuhan masing-masing pengguna informasi tersebut.
How is the message used for problem solving (decision masking)?
● Akurat (Accurate), yaitu berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Selain
itu informasi yang didapatkan tidak boleh bias atau menyesatkan bagi penggunanya, serta
harus dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi tersebut. Ketidak
akuratan data terjadi karena sumber dari informasi tersebut mengalami gangguan dalam
penyampaiannya baik hal itu dilakukan secara sengaja maupun tidak sehingga
menyebabkan data asli tersebut berubah atau rusak.

Komponen keakuratan suatu informasi di antaranya:

● Completeness; Are necessary message items present? Hal ini dapat berarti bahwa
informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena
bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan memengaruhi dalam
pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan
berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah
yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
● Correctness; Are message items correct? maksudnya bahwa informasi yang diterima
kebenarannya tidak perlu diragukan lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus dapat
dipertanggung jawabkan.
● Security; Did the message reach all or only the intended systems users? Informasi yang
diterima harus terjamin keamanan datanya.

● Time Lines (Tepat waktu); Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak dalam hal
penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang, maka
informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun menjadi buruk
sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan, maka akan berakibat fatal sehingga salah dalam pengambilan
keputusan tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan mahalnya nilai suatu informasi,
sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah serta mengirimnya memerlukan
teknologi terbaru.
● Economy (Ekonomis); What level of resources is needed to move information through
the problem-solving cycle?. Kualitas dari Informasi yang digunakan dalam pengambilan
keputusan juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat di dalamnya.
● Efficiency (Efisien); What level of resources is required for each unit of information
output?
● Reliability (dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat
dipercaya, hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan
keputusan setiap tingkatan manajemen.

2.1.4. Nilai Informasi

Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan


dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya
berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini
mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat
perlu dilakukan. Suatu informasi memiliki nilai, karena informasi tersebut dapat menjadikan
keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Penghitungan
atas informasi yang tepat memberikan banyak manfaat di antaranya untuk menghilangkan
pemborosan biaya yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan tersebut (Sofa, 2008).
Menurut Gordon B. Davis; “nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara
kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan
informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas”.

Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat
menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut:

● Kemudahan dalam memperoleh; Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna


apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan
menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.Sifat luas dan kelengkapannya; Informasi
mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang
luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena
tidak dapat digunakan secara baik.
● Ketelitian (accuracy); Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila
mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak
akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
● Kecocokan dengan pengguna (relevance); Informasi mempunyai nilai yang lebih
sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting
menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak
dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
● Ketepatan waktu; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima
oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak
bernilai jika terlambat diterima (usang), karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat
pengambilan keputusan.
● Kejelasan (clarity); Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai
informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
● Fleksibilitas/keluwesannya; Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki
fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada
saat pengambilan keputusan.
● Dapat dibuktikan; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat
dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber
yang diolah.
● Tidak ada prasangka; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak
menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
● Dapat diukur; Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar
dapat mencapai nilai yang sempurna.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1.Sejarah Perkembangan Sistem Informasi

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian informasi


(yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi) sudah ada sejak zaman dahulu.
Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak
sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian
dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu mengalami
perubahan dan pengembangan sistem informasi.Pada tahun 1940 saat perang dunia ke 2 sistem
informasi digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen.
Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape.
Adapun sejarah perkembangan sistem informasi dari waktu ke waktu adalah sebagai berikut:

3.1.1. Masa Pra-Sejarah (…s/d 3000 SM) atau Pra Mekanik

Pada generasi ini belum ada sistem operasi, sistem komputer diberi instruksi yang harus
dikerjakan secara langsung. Pada awalnya Teknologi Informasi yang dikembangkan manusia
pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal,
mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang
berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini mereka mulai melakukan pengidentifikasian
benda-benda yang ada di sekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan
bentuk-bentuk yang kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal, karena
kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat
tangan sebagai bentuk awal komunikasi mereka pada masa ini.
Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan
bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap
sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.

3.1.2. Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)

Pada masa ini Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal
sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja,
digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal.

3000 SM. Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria dengan
menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf. Simbol atau
huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga mampu
menjadi kata, kalimat dan bahasa.

2900 SM. Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno. Hierogliph merupakan
bahasa simbol di mana setiap ungkapan di wakili oleh simbol yang berbeda, yang ketika
digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk
tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.

500 SM. Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus
yang tumbuh di sekitar sungai Niil ini menjadi media menulis/media informasi yang lebih kuat
dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya digunakan sebagai
media informasi.

105 M. Bangsa Cina menemukan kertas. Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini
adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan,
disaring, dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga memungkinkan sistem
pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta
atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.

3.1.3. Masa Modern (1400-an M s/d sekarang)

Tahun 1455. Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang terbuat dari besi yang bisa
diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan untuk yang pertama kalinya
oleh Johann Gutenberg.

Tahun 1830. Augusta Lady Byron menulis program komputer yang pertama di dunia
berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang didesain
mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu.
Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih
bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital pertama ENIAC I
dibentuk.

Tahun 1837. Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse bersama Sir
William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik antara 2 tempat yang
berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan
penerimaan informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan
waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas
oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.

Tahun 1861. Gambar bergerak yang peroyeksikan ke dalam sebuah layar pertama kali digunakan
sebagai cikal bakal film sekarang.

Tahun 1876. Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan Desimal.

Tahun 1877. (a) Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon yang
dipergunakan pertama kali secara umum. (b) Fotografi dengan kecepatan tinggi ditemukan oleh
Edweard Maybridge.

Tahun 1899. Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita) Magnetis yang pertama.

Tahun 1923. Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama.

Tahun 1940. Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi pada masa
Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan
dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.

Tahun 1945. Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan Hypertext.

Tahun 1946. Komputer digital pertama di dunia ENIAC I dikembangkan.

Tahun 1948. Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor.

Tahun 1957. (a) Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini memungkinkan
pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor di masukkan ke dalam sebuah keping kecil
kristal silikon. (b) USSR (Rusia pada saat itu) meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan
yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk
Advance Research Projects Agency (ARPA) di bawah kewenangan Departemen Pertahanan
Amerika untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi dalam bidang
Militer.
Tahun 1962. Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk mengembangkan
suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan
peluncuran peluru kendali dalam perang Nuklir.

Tahun 1969. Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik),
antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan
University of Utah.dengan kekuatan 50 Kbps.

Tahun 1972. Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama.

Tahun 1973-1990. Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP
kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian dikenal dengan
nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981 National Science Foundation
mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap
institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server
yang berfungsi sebagai alat koordinasi di antaranya; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet
Gateway.

10

3.1.4. Tahun Sekarang (1991-sekarang)

Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya
operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. Pada tahun 1992 pembentukan
komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN. Tahun 1993,
NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan
penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi (oleh Network Solution Inc,), dan
jasa Informasi (oleh General Atomics/CERFnet), pada tahun 1994 pertumbuhan Internet melaju
dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tahun 1995, Perusahaan umum mulai
diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini memulai
pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan penelitian-penelitian untuk
mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.

3.2.Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengembangan Sistem Informasi

1) Teknologi Eksternal

Sistem informasi eksternal adalah komponen-komponen teknologi di luar perusahaan/organisasi


itu sendiri yang dalam hal ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan manajemen dalam
melakukan aktivitas bisnis. Teknologi eksternal memiliki faktor seperti ilmu pengetahuan, dan
teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal organisasi.
2) Bisnis Eksternal

pasar (market)

pelanggan

perusahaan-perusahaan lain : (baik para pesaing atau rekanan perusahaan) yang memiliki
komponen bisnis dan sistem informasinya masing-masing.

pemerintah (sebagai penyusun kebijakan-kebijakan/policy dan peraturan)

perangkat hukum, dan lain sebagainya.

11

3) Teknologi Internal

Sistem informasi internal adalah komponen-komponen pendukung perusahaan yang dalam hal
ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan manajemen dalam melakukan aktivitas bisnis
sehari-hari. Meliputi:

● Software
● Hardware
● Aplikasi
● Infrastruk

4) Bisnis Internal

Bisnis internal memiliki komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan,


seperti:

● struktur organisasi
● infrastruktur (asset)
● proses
● sumber daya manusia
● budaya perusahaan (corporate culture), dan lain sebagainya.
3.3.Faktor Pertimbangan dalam Perencanaan Sistem

Agar sistem informasi bekerja secara tepat, kita harus mengelola secara aktif, menyesuaikan
teknologi dengan situasi, dan menerima tanggung jawab baik untuk sukses atau kegagalannya.
Tidak ada formula tentang faktor-faktor organisasi yang harus dipegang dan diyakini. Kita dapat
memerinci faktor-faktor untuk mempertimbangkan rencana-rencana sistem. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut (Husein dan Wibowo, 2002):

● Lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi.


● Struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi.
● Budaya dan politik organisasi.
● Tipe organisasi.
● Kemampuan mendukung dan memahami top manajemen.
● Level organisasi dimana sistem diadakan.
● Kelompok kepentingan utama yang dipengaruhi sistem.
● Jenis tugas dan keputusan dalam mana sistem informasi didesain.
● Sentimen dan sikap karyawan dalam organisasi yang akan menggunakan sistem
informasi.

12

● Riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan,
skill yang dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia.

3.4.Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi

Pendekatan Konvensional

Pemahaman masalah didasarkan pada pelaksanaan prosedur kerja.

Pelaksanaan pengembangan diawali dengan melihar alur dokumen dari satu bagian organisasi ke
bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses–proses pengolahan datanya.

Secara historis digunakan untuk mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang ada di
sistem fisik.

Pendekatan Funsional

Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hiraki, mulai dari
konteks sampai proses–proses paling kecil (top down).

Pengembangan dilaksanakan dengan melihat fungsi atau proses yang harus dilaksanakan oleh
sistem, data yang menjadi masukan dan keluaran, sumber dan tujuan data, serta
tempatpenyimpanan data.
Pendekatan Struktur Data

Sudut pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen masukan/keluaran yang
digunakan alam sistem.

Struktur tersebut kemudian dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan konstruksisequence,


selection, dan repetition sampai terlihat proses pembetukannya.

Infromation Enginering

Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise.

Pelaksanaan pengembangan diawali dengan proses perencaan strategis informasi dan analisis
wilayah bisnis.

Cakupan pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide basis)

Mengaplikasikan teknik tersturktur dan automated tools.

Pendekatan Objek

Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam sistem.

13

Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data) dan operasi (layanan)
yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.

Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek lainnya.

Setiap objek dapat mempunyai kemampuan polimorfisme.

3.5.Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Tahapan 3

Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, di mana


masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal
dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari
sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana
stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode
3 – 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:

Kebutuhan strategis organisasi


Aspek legal pendukung organisasi

Masukan kebutuhan dari pengguna

Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas organisasi
yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa dan kepuasan
pelanggan/masyarakat yang dilayani.

Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi
informasi, rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang
diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:

Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan ataun
sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang tidak
dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.

14

Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan


hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian dapat dicegah
sejak awal.

Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan secara
bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam
urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi

Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.

Tahap Analisis (Analysis)

Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek
teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan
dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang
paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan
aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:

Menetapkan rencana penelitian sistem

Mengorganisasikan tim proyek

Mendefinisikan kebutuhan informasi

Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

Menyiapkan usulan rancangan sistem

Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem

Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

15

Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis
data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.

Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi
informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait,
seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain,
konstruksi, dan implementasi.

Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang sesungguhnya
(secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini,
mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi
teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.

Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan
sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian
terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber
daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan
proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi
biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.

Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem
informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi
sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup
hal-hal sebagai berikut:

Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi

Mengumumkan rencana implementasi

Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak

Menyiapkan database

Menyiapkan fasilitas fisik

Memberikan pelatihan dan workshop

16

Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)

Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)

Pemberian pelatihan harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap
implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga
berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan
cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.

Tahap Pasca Implementasi

Pengembangan sistem informasi biasanya di akhiri setelah tahap implementasi dilakukan.


Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap
pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana
pemeliharaan sistem akan dikelola.

Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak
akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari
kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah diperlukan
dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke
pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.

Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana
harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem
informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.

17

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah membaca uraian di atas maka dapat saya simpulkan, bahwa perkembangan informasi
sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi ketika dulu tidak semaju seperti sekarang. Dulu
penyampaian informasi dimulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua,
peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti. Bahkan pada tahun 1940 saat perang dunia ke
2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen.
Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari intrenal
maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan internal, serta bisnis
eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut tentang pasar, pelanggan, perusahaan,
pemerintah, dan perangkat hukum. Sedangkan bisnis internal meliputi struktur organisasi,
infrastruktur atau aset, proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan. Adapun teknologi
eksternal yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal
organisasi. Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi, dan infrastruk.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan dalam
perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi,
struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi, budaya dan politik organisasi,
riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan, skill yang
dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga ada pendekatan
pengembangan sistem informasi, serta tahap pengembangan sistem informasi.

Jadi kesimpulan yang saya ambil dari tugas makalah ini adalah perkembangan sistem informasi
sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya
pengembangan sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu
kian pesat, serta tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi
berkembang.

18

DAFTAR PUSTAKA

http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html

http://ardhydownload.blogspot.com/2013/04/pengembangan-sistem-informasi.html

http://cheesterzone.blogspot.com/2012/10/konsep-pengembangan-sistem-informasi.html

http://fardian.mhs.uksw.edu/2012/11/pengembangan-sistem-informasi.html
http://ismimiitsme.blogspot.com/2013/08/konsep-pengembangan-sistem-informasi.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/hal-mendasar-dalam-pengembangan-sistem/

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm

19

Anda mungkin juga menyukai