Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Perancang sistem informasi tentang Pengembangan Sistem Informasi.
Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuannya, baik secara materiil maupun moril dalam
penyusunan tugas ini. Dalam penyusunan tugas ini, penyusun menyadari
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang telah penyusun miliki, serta
kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan maupun kata-kata dalam makalah ini.
Oleh karena itu, penyusun menyambut baik semua saran dan kritik sebagai
perbaikan di masa yang akan datang.
Harapan penyusun adalah dengan segala kerendahan hati, semoga Allah SWT
membalas amal kebaikan pihak yang telah membantu penyusunan tugas ini,
termasuk juga pembaca. Dan semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penyusun khususnya.
Ripki Kurniawan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara
penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi
Informasi) sudah ada sejak zaman dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak
bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti
sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama
internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan
pengembangan sistem informasi.
Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin
luas cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat
kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi
maka akan semakin cepat pula sistem informasi mengalami pengembangan.
Informasi yang disampaikan pun berkembang. Dari sekedar menggambarkan
keadaan sampai taktik bertempur.
2. Pendekatan Funsional
Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara
hiraki, mulai dari konteks sampai proses–proses paling kecil (top down).
Pengembangan dilaksanakan dengan melihat fungsi atau proses yang harus
dilaksanakan oleh sistem, data yang menjadi masukan dan keluaran, sumber dan
tujuan data, serta tempatpenyimpanan data.
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, di
mana masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap
sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan
mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik
yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan
organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3 – 5
tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
Kebutuhan strategis organisasi
Aspek legal pendukung organisasi
Masukan kebutuhan dari pengguna
Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas
organisasi yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk
layanan/jasa dan kepuasan pelanggan/masyarakat yang dilayani.
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam
tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama
besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan
pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi, rencana membangun gedung
kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek
pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:
Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit
organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam
pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan
perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.
Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan
akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga
hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal.
Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan
harus berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan
sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi
dan kebutuhan untuk efisiensi
Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus
dipertegas sejak awal.
2. Tahap Analisis (Analysis)
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan
aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang
bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi
atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan
mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan
berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan
implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite
pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai
berikut:
1. Menetapkan rencana penelitian sistem
2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
5. Menyiapkan usulan rancangan sistem
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting
yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi
organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan
kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang
direkomendasikan.
3. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau
manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi
yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi
data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen
organisasi yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak
tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung
pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus
diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih
detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan
waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus
diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun,
hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang
diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji
coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna
kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai
pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam
implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
2. Mengumumkan rencana implementasi
3. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
4. Menyiapkan database
5. Menyiapkan fasilitas fisik
6. Memberikan pelatihan dan workshop
7. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)
8. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)
Pemberian pelatihan harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum
tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian
pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang
akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah
menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa
mendatang.
6. Tahap Pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya di akhiri setelah tahap implementasi
dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh
manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap
pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami
perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke
sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem
yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam
pemeliharaan sistem. Di sinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan
pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin
terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas
di mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau
modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis
yang dinamis.
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah membaca uraian di atas maka dapat saya simpulkan, bahwa perkembangan
informasi sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi ketika dulu tidak semaju
seperti sekarang. Dulu penyampaian informasi dimulai dari gambar-gambar yang
tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk
prasasti. Bahkan pada tahun 1940 saat perang dunia ke 2 sistem informasi
digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen.
Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen ini disimpan dalam
bentuk magnetic tape.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari
intrenal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan
internal, serta bisnis eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut
tentang pasar, pelanggan, perusahaan, pemerintah, dan perangkat hukum.
Sedangkan bisnis internal meliputi struktur organisasi, infrastruktur atau aset,
proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan. Adapun teknologi eksternal
yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan
eksternal organisasi. Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi,
dan infrastruk.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan
dalam perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus
melakukan fungsi, struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi,
budaya dan politik organisasi, riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi
informasi yang telah dilakukan, skill yang dimiliki, program-program penting, dan
sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga ada pendekatan pengembangan sistem
informasi, serta tahap pengembangan sistem informasi.
Jadi kesimpulan yang saya ambil dari tugas makalah ini adalah perkembangan
sistem informasi sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti
sekarang ini. Majunya pengembangan sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya
teknologi yang semakin waktu kian pesat, serta tingginya kebutuhan masyarakat,
maka semakin cepat pula sistem informasi berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/hal-mendasar-dalam-
pengembangan-sistem/
http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html
http://fardian.mhs.uksw.edu/2012/11/pengembangan-sistem-informasi.html
http://cheesterzone.blogspot.com/2012/10/konsep-pengembangan-sistem-
informasi.html
http://ardhydownload.blogspot.com/2013/04/pengembangan-sistem-
informasi.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm
http://ismimiitsme.blogspot.com/2013/08/konsep-pengembangan-sistem-
informasi.html