Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

 
 

 
 

Disusun oleh :

Nama             : Ripki Kurniawan


NIM               : 18020
Prodi               : Tekik Informatika
Kelas               :A
 
 
 
 
 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMENINFORMATIKA


DAN KOMPUTER

 
KATA PENGANTAR
 
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Perancang sistem informasi tentang Pengembangan Sistem Informasi.
Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuannya, baik secara materiil maupun moril dalam
penyusunan tugas ini. Dalam penyusunan tugas ini, penyusun menyadari
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang telah penyusun miliki, serta
kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan maupun kata-kata dalam makalah ini.
Oleh karena itu, penyusun menyambut baik semua saran dan kritik sebagai
perbaikan di masa yang akan datang.
Harapan penyusun adalah dengan segala kerendahan hati, semoga Allah SWT
membalas amal kebaikan pihak yang telah membantu penyusunan tugas ini,
termasuk juga pembaca. Dan semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penyusun khususnya.

Jambi,   01 April 2020

 
 

  Ripki Kurniawan
 
BAB I
PENDAHULUAN
 
 
1.1 Latar Belakang
Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara
penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi
Informasi) sudah ada sejak zaman dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak
bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti
sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama
internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan
pengembangan sistem informasi.

Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin
luas cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat
kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi
maka akan semakin cepat pula sistem informasi mengalami pengembangan.
Informasi yang disampaikan pun berkembang. Dari sekedar menggambarkan
keadaan sampai taktik bertempur.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana sejarah pengembangan sistem informasi?


2. Faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi?
3. Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sistem
informasi?
4. Bagaimana konsep pengembangan sistem informasi?
5. Pendekatan apa saja yang ada pada pengembangan sistem informasi?
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, diharapkan mahasiswa dapat memeroleh
informasi dalam makalah ini tentang Pengembangan Sisitem Informasi. Terutama
mahasiswa dapat:

1. Mengetahui sejarah yang terjadi dalam pengembangan sistem informasi


2. Mengetahui ada faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem
informasi
3. Dapat juga mengetahui faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencaan
sistem informasi
4. Mengetahui konsep-konsep pengembangan sistem informasi
5. Mengetahui pendekatan pengembangan sistem informasi
BAB II
LANDASAN TEORI
 
 
2.1 Pengembangan Sistem Informasi
2.1.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan
dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi diartikan sebagai
hasil pengolahan data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya
akan mendapat rangsangan untuk melakukan tindakan. Data adalah fakta yang jelas
lingkup, tempat dan waktu-nya. Data diperoleh dari sumber data primer atau
sekunder dalam bentuk berita tertulis atau sinyal elektronis.
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :
 Menurut (wiki, 2008) “Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang
berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang memiliki
pengertian bahwa sutatu sistem merupakan suatu kesatuan yang didalamnya
terdiri dari komponen atau elemen yang berhubungan satu dengan yang lainnya,
yang berfungsi untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah
ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi”.
 Menurut (Stoa, 2008) “Pengertian dari sistem merupakan gabungan dari
keseluruhan langit dan bumi yang saling bekerja sama yang  membentuk suatu
keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi,
maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem”.
 Menurut (Kerz, 2008) “Sistem yaitu gabungan dari sekelompok komponen
baik itu manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang saling mendukung
satu sama lain serta diatur menjadi sebuah kesatuan yang utuh untuk mencapai
suatu tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir”.
 Menurut (Hart, 2005) “Sistem mengandung dua pengertian utama yaitu: (a)
Pengertian sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu
sistem merupkan  komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling
berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing bagian tersebut dapat
bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau bersama-sama serta saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem
tersebut dapat tercapai secara keseluruhan (b) Definisi yang menekankan pada
prosedurnya yaitu merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelasaikan suatu sasaran tertentu”.
Terdapat berbagai  macam pengertian Sistem Informasi menurut beberapa ahli,
diantaranya :
 Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang
saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses,
menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan
keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer
dalam mengambil keputusan (Kent, 2008).
 Pengertian dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa Sistem
Informasi di Yogykarta memaparkan bahawa Sistem informasi adalah sebuah
aplikasi komputer yang digunakan untuk mendukung operasi dari suatu
organisasi serta merupakan aransemen dari orang, data dan proses yang terjadi
di dalamnya yang berinteraksi satu sama lain dalam menudukung dan
memperbaiki organisasi serta mendukung dalam pemecahan masalah dan
kebutuhan pembuat keputusan (KAMI, 2008).
Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal
datum atau data item. Terdapat beberapa definis mengenai data dari para ahli, yaitu:
 Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta
menggambarkan kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu, 2006).
 Data merupakan kumpulan objek-objek beserta atributnya yang menunjukan
karakteristik dari objek tersebut (Phil, 2006).
Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu
pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas.
Keakuratan data sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan
terbentuk.
Pengembangan sistem informasi sering disebut proses pengembangan sistem
(System Development). Terdapat beberapa definisi mengenai pengembangan sistem
informasi diantaranya adalah :
 Aktifitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis computer untuk
menyelesaikan permasalahan (problem) organisasi atau memanfaatkan
kesempatan (opportunities) yang timbul.
 Kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan pemakai yang
mengembangkan dan mengimlementasikan sistem informasi.
 Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
 Proses merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem
informasi dengan menggunakan metode, teknik, dan alat bantu pengembangan
tertentu.
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada. Sistem Informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpilan
komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan,
memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang
pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain menunjang
proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan, sistem informasi juga
dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan,
menggambarkan hal-hal yang rumit, dan menciptakan produk baru.
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari
pengembangan sistem, diantaranya :
1. Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu
proses pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)
2. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki
sistem yang sudah ada. (KAMI, 2008)
3. Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang
digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman
bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem
(algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan
sesuatu (dinu, 2008).
 
2.1.2 Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan bagian
dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan
memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah hal
(Okta, 2007), yaitu:
 Produktifitas. Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan
lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa
sistem yang berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk
mengembangkan sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan
sistem yang lebih baik (umumnya 50% s.d 70% sumber daya digunakan untuk
perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak, dan perangkat
pengembangan sistem yang terotomasi.
 Reliabilitas. Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum
menghabiskan 50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu
30 tahun sejumlah sistem yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami
kesalahan dan ironisnya tidak mungkin untuk diubah. Sebagai contoh kasus;
untuk setiap program yang dihasilkan dari IBM’s superprogramer project punya
tiga sampai lima kesalahan untuk setiap kesalahan untuk setiap sepuluh
statement pemrograman.
 Maintabilitas. Perawatan mencakup; (a) modifikasi sistem sesuai
perkembangan perangkat keras untuk meningkatkan
kecepatan pemrosesan (yang memegang peranan penting dalam pengoperasian
sistem), (b) modifikasi sistem sesuai perkembangan kebutuhan pemakai. Antara
50% sampai
80% pekerjaan yang dilakukan pada kebanyakan pengembangan sistem
dilakukan untuk revisi, modifikasi, konversi, peningkatan dan pelacakan
kesalahan
 
2.1.3 Kualitas Informasi
Kualitas informasi (quality of information), menurut Prabu, 2006, di antaranya
ditentukan oleh beberapa hal, yaitu:
Relevan (Relevancy), dalam hal ini informasi yang diterima harus memberikan
manfaat bagi pemakainya. Kadar relevancy informasi antara orang satu dengan yang
lainnya berbeda-beda tergantung kepada kebutuhan masing-masing pengguna
informasi tersebut. How is the message used for problem solving (decision
masking)?
Akurat (Accurate), yaitu berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan.
Selain itu informasi yang didapatkan tidak boleh bias atau menyesatkan bagi
penggunanya, serta harus dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi
tersebut. Ketidak akuratan data terjadi karena sumber dari informasi tersebut
mengalami gangguan dalam penyampaiannya baik hal itu dilakukan secara sengaja
maupun tidak sehingga menyebabkan data asli tersebut berubah atau rusak.
Komponen keakuratan suatu informasi di antaranya:
1. Completeness; Are necessary message items present? Hal ini dapat berarti
bahwa informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan
yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya
akan memengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan
secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk
mengontrol atau memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi
tersebut.
2. Correctness; Are message items correct?  maksudnya bahwa informasi
yang diterima kebenarannya tidak perlu diragukan lagi. Kebenaran dari informasi
tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan.
3. Security; Did the message reach all or only the intended systems users?
Informasi yang diterima harus terjamin keamanan datanya.
4. Time Lines (Tepat waktu); Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak
dalam hal penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang
usang, maka informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya
pun menjadi buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi tersebut
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, maka akan berakibat fatal
sehingga salah dalam pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut
mengakibatkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk
mendapatkan, mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.
5. Economy (Ekonomis); What level of resources is needed to move
information through the problem-solving cycle?.  Kualitas dari Informasi yang
digunakan dalam pengambilan keputusan juga  bergantung pada nilai ekonomi
yang terdapat di dalamnya.
6. Efficiency (Efisien); What level of resources is required for each unit of
information output?
7. Reliability (dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai
harus dapat dipercaya, hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta
dalam hal pengambilan keputusan setiap tingkatan manajemen.
 
2.1.4 Nilai Informasi
Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang
diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan
penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang
apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu untuk memperbaiki keputusan
yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat perlu dilakukan. Suatu
informasi memiliki nilai, karena informasi tersebut dapat menjadikan keputusan
yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai
informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang diperoleh dari
keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya
untuk mendapatkan informasi tersebut. Penghitungan atas informasi yang tepat
memberikan banyak manfaat di antaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya
yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan tersebut (Sofa, 2008).
Menurut Gordon B. Davis; “nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan
antara kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal
menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas”.
Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang
dapat menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut:
1. Kemudahan dalam memperoleh; Informasi memperoleh nilai yang lebih
sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan
sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
2. Sifat luas dan kelengkapannya; Informasi mempunyai nilai yang lebih
sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap.
Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat
digunakan secara baik.
3. Ketelitian (accuracy); Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna
apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak
bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan
keputusan.
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance); Informasi mempunyai nilai yang
lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi
berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan
penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
5. Ketepatan waktu; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila
dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan
penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima (usang), karena tidak
dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan.
6. Kejelasan (clarity); Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan
nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format
informasi.
7. Fleksibilitas/keluwesannya; Nilai informasi semakin sempurna apabila
memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para
manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan.
8. Dapat dibuktikan; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi
tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada
validitas data sumber yang diolah.
9. Tidak ada prasangka; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi
tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan
informasi.
10. Dapat diukur; Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat
diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna.
 
2.1.5 Prinsip Pengembangan Sistem
 Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
 Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal besar, maka setiap
investasi modal harusmempertimbangkan dua hal berikut ini:
1. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan

2. Investasi yang terbaik harus bernilai

 Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik


 Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses
pengembangan sistem
 Proses pengembangan sistem tidak harus urut
 Jangan takut membatalkan proyek
 Dokumentasi harus ada untuk  pedoman dalam pengembangan sistem
 
2.1. 6 Alasan diperlukan Pengembangan Sistem Informasi
1. Adanya masalah yang timbul dari sistem yang lama
2. Untuk meraih kesempatan – kesempatan dalam berbagai hal
3. Adanya instuksi dari pimpinan atau adanya peraturan dari pemerintah
 
2.1.7 Tim Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang
kompeten di bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari:
1. Manajer Analis Sistem
2. Ketua Analis Sistem
3. Analis Sistem Senior
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior
Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan
cukup besar. Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat
disesuaikan berdasarkan kebutuhan.
 
 
BAB III
PEMBAHASAN
 
 
3.1 Sejarah Perkembangan Sistem Informasi
Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara
penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi
Informasi) sudah ada sejak zaman dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak
bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti
sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama
internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan
pengembangan sistem informasi.
Pada tahun 1940 saat perang dunia ke 2 sistem informasi digunakan oleh militer
untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen. Pengiriman dan penerimaan
dokumen-dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape. Adapun sejarah
perkembangan sistem informasi dari waktu ke waktu adalah sebagai berikut:
 
3.1.1 Masa Pra-Sejarah (…s/d 3000 SM) atau Pra Mekanik
Pada generasi ini belum ada sistem operasi, sistem komputer diberi instruksi yang
harus dikerjakan secara langsung. Pada awalnya Teknologi Informasi yang
dikembangkan manusia pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan
bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka
dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Pada
masa ini mereka mulai melakukan pengidentifikasian benda-benda yang ada di
sekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-bentuk yang
kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal, karena
kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan
dan isyarat tangan sebagai bentuk awal komunikasi mereka pada masa ini.
Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang
menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk
binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.
3.1.2 Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
Pada masa ini Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita
kenal sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan
terbatas saja, digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal.
 3000 SM. Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria
dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf.
Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang
berbeda(penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat dan bahasa.
 2900 SM. Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno.
Hierogliph merupakan bahasa simbol di mana setiap ungkapan di wakili oleh
simbol yang berbeda, yang ketika digabungkan menjadi satu akan mempunyai
cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini
lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.
 500 SM. Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari
serat pohon papyrus yang tumbuh di sekitar sungai Niil ini menjadi media
menulis/media informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan
lempengan tanah liat yang sebelumnya digunakan sebagai media informasi.
 105 M. Bangsa Cina menemukan kertas. Kertas yang ditemukan oleh bangsa
Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari
serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci kemudian diratakan dan
dikeringkan, penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang
dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta
atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.
 

3.1.3 Masa Modern (1400-an M s/d sekarang)


 Tahun 1455. Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang terbuat dari
besi yang bisa diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan
untuk yang pertama kalinya oleh Johann Gutenberg.
 Tahun 1830. Augusta Lady Byron menulis program komputer yang pertama
di dunia berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-
nya. Yang didesain mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan
bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer
digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada
bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital pertama ENIAC I dibentuk.
 Tahun 1837. Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode
Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara
elektronik antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan
kedua tempat tersebut. Pengiriman dan penerimaan informasi ini mampu
dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan ini
memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas oleh
masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.
 Tahun 1861. Gambar bergerak yang peroyeksikan ke dalam sebuah layar
pertama kali digunakan sebagai cikal bakal film sekarang.
 Tahun 1876. Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan Desimal.
 Tahun 1877. (a) Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan
Telepon yang dipergunakan pertama kali secara umum. (b) Fotografi dengan
kecepatan tinggi ditemukan oleh Edweard Maybridge.
 Tahun 1899. Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita)
Magnetis yang pertama.
 Tahun 1923. Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama.
 Tahun 1940. Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang
Informasi pada masa Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk kepentingan
pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam
bentuk magnetic tape.
 Tahun 1945. Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean
menggunakan Hypertext.
 Tahun 1946. Komputer digital pertama di dunia ENIAC I dikembangkan.
 Tahun 1948. Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor.
 Tahun 1957. (a) Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi
ini memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor di
masukkan ke dalam sebuah keping kecil kristal silikon. (b) USSR (Rusia pada
saat itu) meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang
bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk Advance
Research Projects Agency (ARPA) di bawah kewenangan Departemen Pertahanan
Amerika untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi
dalam bidang Militer.
 Tahun 1962. Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk
mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu
mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang
Nuklir.
 Tahun 1969. Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan
menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford),
University California of Santa Barbara, dan University of Utah.dengan kekuatan
50 Kbps.
 Tahun 1972. Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama.
 Tahun 1973-1990. Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper
mengenai TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan
yang kemudian dikenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari
DARPA, 1981 National Science Foundation mengembangkan Backbone yang
disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam
pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server
yang berfungsi sebagai alat koordinasi di antaranya; DARPA, ARPANET, DDN
dan Internet Gateway.
 
3.1.4 Tahun Sekarang (1991-sekarang)
Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam
menanggulangi biaya operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. Pada
tahun 1992 pembentukan komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World
Wide Web oleh CERN. Tahun 1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan
jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database
(oleh AT&T), Jasa Registrasi (oleh Network Solution Inc,), dan jasa Informasi (oleh
General Atomics/CERFnet), pada tahun 1994 pertumbuhan Internet melaju dengan
sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tahun 1995, Perusahaan
umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di
Backbone, langkah ini memulai pengembangan Teknologi Informasi khususnya
Internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih
canggih.
 
3.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengembangan Sistem Informasi
1) Teknologi Eksternal
Sistem informasi eksternal adalah komponen-komponen teknologi di luar 
perusahaan/organisasi itu sendiri yang dalam hal ini sebagai penyedia informasi
yang dibutuhkan manajemen dalam melakukan aktivitas bisnis. Teknologi eksternal
memiliki faktor seperti ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam
lingkungan eksternal organisasi.
2) Bisnis Eksternal
 pasar (market)
 pelanggan
 perusahaan-perusahaan lain : (baik para pesaing atau rekanan perusahaan)
yang memiliki komponen bisnis dan sistem informasinya masing-masing.
 pemerintah (sebagai penyusun kebijakan-kebijakan/policy dan peraturan)
 perangkat hukum, dan lain sebagainya.
3) Teknologi Internal
Sistem informasi internal adalah komponen-komponen pendukung perusahaan yang
dalam hal ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan manajemen dalam
melakukan aktivitas bisnis sehari-hari. Meliputi:
 Software
 Hardware
 Aplikasi
 Infrastruk
4) Bisnis Internal
Bisnis internal memiliki komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan
perusahaan, seperti:
 struktur organisasi
 infrastruktur (asset)
 proses
 sumber daya manusia
 budaya perusahaan (corporate culture), dan lain sebagainya.
 
3.3 Faktor Pertimbangan dalam Perencanaan Sistem
Agar sistem informasi bekerja secara tepat, kita harus mengelola secara aktif,
menyesuaikan teknologi dengan situasi, dan menerima tanggung jawab baik untuk
sukses atau kegagalannya. Tidak ada formula tentang faktor-faktor organisasi yang
harus dipegang dan diyakini. Kita dapat memerinci faktor-faktor untuk
mempertimbangkan rencana-rencana sistem. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut (Husein dan Wibowo, 2002):
1. Lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi.
2. Struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi.
3. Budaya dan politik organisasi.
4. Tipe organisasi.
5. Kemampuan mendukung dan memahami top manajemen.
6. Level organisasi dimana sistem diadakan.
7. Kelompok kepentingan utama yang dipengaruhi sistem.
8. Jenis tugas dan keputusan dalam mana sistem informasi didesain.
9. Sentimen dan sikap karyawan dalam organisasi yang akan menggunakan
sistem informasi.
10. Riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah
dilakukan, skill yang dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya
manusia.
 
3.4 Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi
1. Pendekatan Konvensional
 Pemahaman masalah didasarkan pada pelaksanaan prosedur kerja.
 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan melihar alur dokumen dari satu
bagian organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses–
proses pengolahan datanya.
 Secara historis digunakan untuk mengembangkan sistem pengolahan
transaksi yang ada di sistem fisik.
 

2. Pendekatan Funsional
 Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara
hiraki, mulai dari konteks sampai proses–proses paling kecil (top down).
 Pengembangan dilaksanakan dengan melihat fungsi atau proses yang harus
dilaksanakan oleh sistem, data yang menjadi masukan dan keluaran, sumber dan
tujuan data, serta tempatpenyimpanan data.
 

3. Pendekatan Struktur Data


 Sudut pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen
masukan/keluaran yang digunakan alam sistem.
 Struktur tersebut kemudian dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan
konstruksisequence, selection, dan repetition sampai terlihat proses
pembetukannya.
 
4. Infromation Enginering
 Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise.
 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan proses perencaan strategis
informasi dan analisis wilayah bisnis.
 Cakupan pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide basis)
 Mengaplikasikan teknik tersturktur dan automated tools.
 
5. Pendekatan Objek
 Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek
yang ada dalam sistem.
 Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data)
dan operasi (layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.
 Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek
lainnya.
 Setiap objek dapat mempunyai kemampuan polimorfisme.
 
3.5 Tahap Pengembangan Sistem Informasi
 

Tahap Pengembangan Sistem Informasi

 
Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, di
mana masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap
sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan
mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik
yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan
organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3 – 5
tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
 Kebutuhan strategis organisasi
 Aspek legal pendukung organisasi
 Masukan kebutuhan dari pengguna
Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas
organisasi yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk
layanan/jasa dan kepuasan pelanggan/masyarakat yang dilayani.
 
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam
tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama
besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan
pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi, rencana membangun gedung
kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek
pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:
 Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit
organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam
pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan
perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.
 Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan
akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga
hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal.
 Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan
harus berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan
sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi
dan kebutuhan untuk efisiensi
 Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus
dipertegas sejak awal.
 
2. Tahap Analisis (Analysis)
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan
aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang
bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi
atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan
mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan
berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan
implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite
pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai
berikut:
1. Menetapkan rencana penelitian sistem
2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
5. Menyiapkan usulan rancangan sistem
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting
yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi
organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan
kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang
direkomendasikan.
 
3. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau
manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi
yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi
data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen
organisasi yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak
tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
 
4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung
pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus
diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih
detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan
waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus
diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun,
hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang
diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji
coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.
 
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna
kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai
pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam
implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
2. Mengumumkan rencana implementasi
3. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
4. Menyiapkan database
5. Menyiapkan fasilitas fisik
6. Memberikan pelatihan dan workshop
7. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)
8. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)
Pemberian pelatihan harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum
tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian
pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang
akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah
menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa
mendatang.
 
6. Tahap Pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya di akhiri setelah tahap implementasi
dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh
manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap
pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami
perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke
sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem
yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam
pemeliharaan sistem. Di sinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan
pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin
terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas
di mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau
modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis
yang dinamis.

BAB IV
KESIMPULAN
 
 
Setelah membaca uraian di atas maka dapat saya simpulkan, bahwa perkembangan
informasi sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi ketika dulu tidak semaju
seperti sekarang. Dulu penyampaian informasi dimulai dari gambar-gambar yang
tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk
prasasti. Bahkan pada tahun 1940 saat perang dunia ke 2 sistem informasi
digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen.
Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen ini disimpan dalam
bentuk magnetic tape.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari
intrenal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan
internal, serta bisnis eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut
tentang pasar, pelanggan, perusahaan, pemerintah, dan perangkat hukum.
Sedangkan bisnis internal meliputi struktur organisasi, infrastruktur atau aset,
proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan. Adapun teknologi eksternal
yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan
eksternal organisasi. Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi,
dan infrastruk.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan
dalam perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus
melakukan fungsi, struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi,
budaya dan politik organisasi, riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi
informasi yang telah dilakukan, skill yang dimiliki, program-program penting, dan
sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga ada pendekatan pengembangan sistem
informasi, serta tahap pengembangan sistem informasi.
Jadi kesimpulan yang saya ambil dari tugas makalah ini adalah perkembangan
sistem informasi sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti
sekarang ini. Majunya pengembangan sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya
teknologi yang semakin waktu kian pesat, serta tingginya kebutuhan masyarakat,
maka semakin cepat pula sistem informasi berkembang.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
 
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/hal-mendasar-dalam-
pengembangan-sistem/
http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html
http://fardian.mhs.uksw.edu/2012/11/pengembangan-sistem-informasi.html
http://cheesterzone.blogspot.com/2012/10/konsep-pengembangan-sistem-
informasi.html
http://ardhydownload.blogspot.com/2013/04/pengembangan-sistem-
informasi.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm
http://ismimiitsme.blogspot.com/2013/08/konsep-pengembangan-sistem-
informasi.html
 

Anda mungkin juga menyukai