SISTEM INFORMASI
Disusun Oleh :
DIANA OCTAVIA
43216120156
Dosen Pengampu :
YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan artikel yang berjudul “Pengguna dan Pengembang Sistem
Informasi File”. Penulisan artikel ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas dari Bapak
Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen.
Terlepas dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, maka saya mohon kritik dan sarannya
untuk perbaikan artikel ini.
Saya berharap semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Akhir kata saya ucapkan terima
kasih atas kesediannya untuk membaca artikel ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk
prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama
internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu mengalami perubahan dan
pengembangan sistem informasi. Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju,
semakin modern dan semakin luas cakupan informasinya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah yang ada, yaitu:
Tujuan Penulisan
3. Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengembangan sistem informasi dengan
menggunakan pendekatan insourcing atau outsourcing di perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengembangan sistem informasi adalah kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang,
dan pemakai yang mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.
Pengambangan sistem informasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan selama
pembangunan sistem informasi..
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
2. Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses pengembangan sistem yang formal
dan presisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas, metode, best practices dan tools yang
terautomasi bagi para pengembang dan manager proyek dalam rangka mengembangkan dan
merawat sebagai keseluruhan sistem informasi atau software.
Macam-Macam Metodologi Pengembangan Sistem
Metode ini adalah metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali
digunakan makanya disebut dengan metode tradisional atau metode klasik. Metode ini
digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi.
b. Model Waterfall
c. Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement
diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus
diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototipe juga bisa dibangun
melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
e. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat
lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan
aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku
yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih
lengkap secara bertahap.
O’Brien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan yang menyebabkan
sukses atau tidaknya suatu organisasi/perusahaan dalam menerapkan sistem informasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem informasi, antara lain adanya
dukungan dari unit manajemen atau pimpinan perusahaan, keterlibatan end user (pemakai
akhir), penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang, dan harapan
perusahaan yang nyata. Sementara alasan kegagalan penerapan sistem informasi antara lain
karena kurangnya dukungan pimpinan manajemen dan input dari end-user, pernyataan
kebutuhan dan spesifikasi yang tidak lengkap dan selalu berubah-ubah, serta inkompetensi
terhadap teknologi. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Dukungan dari semua pihak atau level manajemen terhadap suatu proyek system
informasi membuat proyek tersebut akan mendapat pemahaman yang sama dan persepsi
yang positif dari semua pengguna termasuk tenaga teknis atau staf teknis informasi.
Dukungan ini dapat ditunjukkan melalui apresiasi terhadap waktu dan tenaga yang telah
diinvestasikan dalam pembuatan proyek system informasi, selain bahwa proyek akan
membutuhkan atau memerlukan dana, serta harus siap bila dibutuhkan adanya perubahan
dalam organisasi perusahaan sebagai akibat dari system yang sedang dikembangkan.
Persepsi yang sama dari semua pengguna terhadap sistem informasi akan sangat
menentukan berhasil atau tidaknya penerapan sistem informasi yang dikembangkan.
Dukungan yang positif dalam bentuk kompetensi dari semua pemakai (user), serta
hubungan yang baik antara user dengan teknisi atau staf teknologi informasi merupakan
faktor sikap yang menentukan keberhasilan dan sangat penting bagi berhasilnya
penerapan sistem informasi.
Penerapan sebuah sietem imformasi tidak ada yang langsung sempurna penerapannya.
Penerapan system informasi ini dilaksanakan secara bertahap, dan dalam setiap tahap
diperlukan monitoring dan evaluasi sehingga para pengguna akan semakin terbiasa.
Monitoring dapat dilakukan terhadap para user, system informasi serta teknologi
informasi yang dipakai. Khusus dengan teknologi informasi yang terus berkembang,
maka perusahaan harus menyesuaikan agar system yang dikembangkan tetap up to date
dengan teknologi informasi yang ada sehingga tujuan perusahaan dalam membangun
system informasi dapat tercapai dengan baik.
Investasi perusahaan untuk membangun sistem Teknologi Informasi (TI) sangat besar
namun dalam penerapannya bisa saja low utilization atau idle. Proyeksi kelayakan
pemanfaatan TI tidak dapat lebih dari lima tahun, karena siklus hidup peralatan TI
cenderung makin pendek karena pesatnya perkembangan teknologi informasi. Adanaya
maintenance yang baik terhadap perangkat system imformasi software dan hardware
dapat menjamin berfungsinya TI dengan baik dan bisa memperpanjang jangka waktu
pemakaian sebelum diremajakan. Apabila telah lewat jangka waktu pemakaian sebuah
hardware, sebaiknya diambil tindakan peremajaan agar system dapat berjalan dengan
baik.
c. Kurangnya Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan
berhasil atau tidaknya penerapan sistem informasi. Jika suatu pengembangan dan
penerapan sistem informasi tidak didukung dengan perencanaan yang memadai,
maka dapat menyebabkan tidak terpenuhinya keinginan dan kepentingan berbagai
pihak di perusahaan. Bila tidak didukung dengan perancanaan yang memadai
penerapan sistem informasi dapat menjadi hal yang sia-sia.
b. Pertumbuhan organisasi
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu
sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah
disusun untuk meraih kesempatandan peluang pasar, sehingga teknologi
informasiperlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar
dapatmendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksiinstruksi dari
atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.
1. Keluhan pelanggan
2. Pengiriman barang yang sering tertunda
8. Ketidakberesan kas
4. Kontrol (pengendalian).
5. Efisiensi.
6. Pelayanan.
Bila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan-
permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem, maka perlu
dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke proses
yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem. Siklus Hidup
Pengembangan Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan
oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi. Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat
ini terbagi atas 6 (enam) fase, yaitu:
1. Perencanaan sistem.
2. Analisis sistem.
Outsourcing (alih daya) pengembangan sistem informasi adalah keputusan yang diambil
organisasi untuk mengontrakkan, menjual sebagian, atau seluruh aset TI, manusia dan
aktivitas kepada pihak ketiga, yang sebagai gantinya, menyediakan dan mengelola aset
dan layanan dengan biaya atau rencana keuangan dalam kurun waktu yang telah disetujui
(Andika Arif Sukrawan, 2013).
Berdasarkan Azwil Nazir, 2013 perihal yang menjadi penyebab perusahaan memutuskan
untuk meng-alihdayakan (meng-outsourcingkan) pengembangan sistem informasinya
antara lain:
3. Adanya dorongan regulasi dari otoritas sektoral yang menuntut perusahaan untuk
menggunakan jasa teknologi yang berkualitas.
Berdasarkan Azwil Nazir, 2013 terdapat beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan
sebelum manajemen perusahaan memilih rekanan (vendor) penyedia jasa pengembangan
sistem informasi antara lain:
5. Sanksi yang dapat perusahaan berikan kepada penyedia jasa alih daya jika
komitmen layanannya (service level) tidak terpenuhi.
Berdasarkan Hnindito, 2009 keuntungan yang akan diperoleh perusahaan bila meng-
alihdayakan pengembangan sistem informasinya, antara lain:
4. Profil cash flow yang lebih leluasa. Dengan melakukan subskripsi pada penyedia
layanan alih daya, perusahaan hanya membayar service teknologi informasi
sesuai dengan yang digunakan, tanpa harus memikirkan biaya investasi diawal
ataupun biaya pemeliharaan.
6. Aplikasi yang dapat diakses secara global. Aplikasi dapat diakses melalui internet
sehingga tidak terdapat lagi batasan geografis dan juga dapat diakses melalui web
browser ataupun peralatan telepon genggam. Hal ini merupakan nilai tambah
yang bisa didapat dengan menggunakan layanan alih daya. Keuntungan dari
aplikasi layanan melalui internet tidak semata disebabkan oleh layanan alih daya,
tetapi juga karena penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dalam
penggunaan computer. Model teknologi ini adalah On Demand, utility computing
dan grid computing.
b. Insourcing
Insourcing dalam hal pengembangan informasi berdasarkan Affan Hilman, 2010 adalah
pengembangan dan penerapan sistim informasi manajemen dilakukan oleh internal
perusahaan yang dilakukan oleh pegawai perusahaan itu sendiri dan biasanya terdapat
divisi atau departemen informasi dan teknologi komunikasi yang bertugas untuk
mengurus hal ini.
Menurut Rita Anggraeni, 2012 terdapat kekuatan dan kelemahan apabila perusahaan
menggunakan sumberdaya internal atau yang lebih dikenal dengan insourcing untuk
melalukan pengembangan sistem informasi, antara lain:
1. Kekuatan.
Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan apabila terdapat
kerusakan dapat segera dilakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.
Sistem informasi yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan
dokumentasi yang disertakan lebih lengkap.
Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.
Lebih mudah melakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih
terjamin karena hanya melibatkan pihak perusahaan.
Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan lebih mudah dan lebih baik
terhadap sistem yang sudah ada.
2. Kelemahan
Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan
mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang
digunakan kurang canggih (tidak up to date).
Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada
konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Metodologi
pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk
melaksanakan seluruh langkah yang di perlukan untuk menganalisa, merancang,
mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi. Ada macam-macam metodologi
pengembangan sistem, antara lain metode SDLC, metode Waterfall, metode Prototyping,
metode metode RAD, metode Spiral, metode Object Oriented Technology, dan metode EUD.
Dari setiap metode terdapat beberapa tahapan yang berpengaruh terhadap jalannya proses
pengembangan sistem informasi. Setiap metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing
CONTOH KASUS
Semua perusahaan mempunyai aliran informasi. Aliran informasi ini diatur dan diarahkan
dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi berperan dalam proses pengambilan
keputusan operasional harian sampai perencanaan jangka panjang. Oleh karena itu, faktor
teknologi informasi sangat diyakini oleh manajemen untuk menunjang kesuksesan suatu
usaha dalam memenangkan suatu persaingan.
Seiring dengan berjalannya waktu dan persaingan yang begitu ketat didunia usaha,
manajemen perusahaan sering dihadapkan pada masalah dalam mengambil suatu keputusan
secara tepat dan cepat. Keputusan tersebut harus didasarkan atas informasi yang akurat,
dimana informasi yang akurat harus ditunjang oleh sistem informasi yang selalu up to date.
Oleh karena itu, sistem informasi disuatu perusahaan haruslah selalu dikembangkan agar
dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen suatu perusahaan.
Namun, dalam hal pengembangan sistem informasi di suatu perusahaan bukanlah hal yang
mudah untuk diterapkan. Hal itu karena perusahaan diwajibkan untuk menginvestasikan dana
yang cukup besar dalam hal pengembangan sistem informasi, belum lagi manajemen
dihadapkan pada pilihan, apakah akan menggunakan sumberdaya insourcing atau outsourcing
dalam mengembangkan sistem informasinya tersebut.
Sebagai contoh kasus pada tahun 2003, Bank Artha Graha telah berinvestasi sebesar Rp. 11,5
milyar dengan menggunakan jasa outsourcing dalam mengembangkan sistem informasinya
dengan menunjuk Polaris Software Lab. Ltd. sebuah perusahaan TI asal India. Seiring
berjalannya waktu, manajemen Bank Artha Graha merasa tidak puas terhadap kinerja aplikasi
yang dikerjakan oleh Polaris tersebut. Selain itu, manajemen Bank Artha Graha menilai
pengerjaan nya pun memakan waktu lama bahkan menganggap aplikasi itu tak layak pakai.
Sehingga, memaksa eksekutif puncak dari eksekutif puncak harus mendekam di bui. harus
mendekam di bui (SWA, 02/XIX/23 Januari – 05 Februari 2003).
DAFTAR PUSAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen : Pengguna dan
Pengembang Sistem Informasi. FEB – Universitas Mercu Buana : Jakarta.
https://riodezaneru.wordpress.com/2016/05/17/pengembangan-sistem-informasi/
https://naufalhilmiii.blogspot.com/2017/12/pengembangan-sistem-informasi-secara.html
http://reza54e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2015/01/07/pengembangan-sistem-informasi-di-
perusahaan/