Anda di halaman 1dari 10

Pengembangan Sistem Teknologi Informasi

Metode SDLC

Disusun oleh :
1. Vera Zuli Octaviana P 5170111071
2. Karina Rahmadani 5170111092
3. Jodhi Ramadhani 5170111

Fakultas Bisnis, Psikologi dan komunikasi


Universitas Teknologi dan Komunikasi
S1 Akuntansi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul” Pengembangan Sistem
Teknologi Informasi Metode SDLC” Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan informasi tentang beberapa aspek dalam pengembangan sistem teknologi informasi pada
metode SDLC. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak maka tantangan itupun dapat teratasi.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga atas bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang
Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Segala bentuk kritik, saran, usulan, dan lain sebagainya yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap karya tulis ini bisa memberikan tambahan
pengetahuan mengenai pengembangan sistem teknologi informasi metode SDLC
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengembangan sistem teknologi informasi (STI) dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Pengembangan STI konvensional menggunakan metode siklus hidup pengembangan sistem
atau menggunakan metode system development life cycle (SDLC). Istilah konvesional ini
bukan berarti kuno, tetapi lebih ke metode yang sudah ada sebelumnya. Metode yang baru
merupakan metode alternatif dari metode SDLC sehingga disebut juga sebagai metode metode
alternatif(alternatif metode). Terdapat beberapa metode alternatif yang tersedia untuk
mengembangkan STI adalah paket (packege), pembuatan prototip (prototyping),
pengembangan oleh pemakai akhir dan otsourching

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja tahapan pada siklus hidup pengembangan sistem?


2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pada metode SDLC?
3. Bagaimana metodologi pengembangan sistem terstruktur?
4. Apa saja alat alat komunikasi yang terdapat di tahap analisis?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui tentang tahapan pada siklus pengembangan sistem.


2. Untuk mengetahui tentang kelebihan dan kekurangan pada metode SDLC.
3. Untuk mengetahui tentang metodelogi pengembangan sistem terstruktur.
4. Untuk mengetahui alat alat komunikasi yang terdapat pada tahap analisis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM


Metode siklus hidup pengembangan sistem atau system development life cycle
(SDLC) mempunyai beberapa tahapan. Sesuai dengan namanya SDLC di mulai dari
satu tahapan sampai dengan tahapan terakhir dan kembali lagi ke tahapan awal
membentuk suatu siklus atau daur hidup

Tahapan tahapan dalam metode SDLC adalah sebagai berikut:


1. Analisis sistem
Analisis sistem adalah orang yang dididik khusus untuk mengembangkan
sistem secara profesional.alasan menggunakan analisis sistem di metode SDLC
adalah karena metode ini digunakan untuk mengembangkan sistem tekhnologi
informasi yang kompleks. Tahap ini di analisis sistem terdiri dari kegiatan
kegiatan sebagai berikut ini:
a. Studi pendahuluan
Dari studi pendahuluan ini dapat di peroleh hasil pemahaman sistem
secara awal, perkirakan biaya yang di butuhkan dan waktu yang di
perlukan untuk pengembangan STI ini.
b. Studi kelayakan
Studi kelayakan terdiri dari lima macam kelayakan yang disebut
dengan TELOS yaitu studi kelayakan teknologi, studi kelayakan
ekonomis, studi kelayakan legal, studi kelayakan operasi dan studi
kelayakan sosial. Studi kelayakan ini di maksudkan bahwa secara
teknologi, ekonomi, legal, operasi, dan sosial, pengembangan STI
dapat dilakukan dan layak. Pengembangan STI layak secara
teknologi jika teknologi yang dibutuhkan dapat tersedia dan di
peroleh. Pengembangan STI dikatakan layak secara ekonomis jika
manfaat yang diperoleh lebih besar biaya yang di keluarkanya dan
dana yang di gunakan untuk membangunya tersedia. Pembangunan
STI dikatakan layak secara legal jika tidak melanggar peraturan dan
hukum yang berlaku. Pengembangan STI dikatakan layak secara
operasi jika STI yang dihasilkan dapat di operasikan dan dijalankan.
Pengembangan STI dikatakan layak secara sosial jika hasil dari STI
tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap lingkungan
sosial.kelayakan ekonomiss diperoleh jika manfaat dari STI lebih
besar dari biaya biaya dan dana yang diutuhkan tersedia. Manfaat
yang di peroleh dapat berbentuk manfaat berwujud dan manfaat
tidak berwujud. Manfaat berwujud merupakan manfaat yang
langsung dapat diukur dengan nilai uang. Manfaat tidak berwujud
merupakan manfaat yang tidak langsung dapat diukur dengan uang.
c. Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan informasi pemakai.
mengidentifikasi masalah dilakukan dengan mengidentifikasi
penyebab masalahnya, penyebab masalah merupakan sumber dari
permasalahan yang harus di perbaiki. Langkah selanjutnya adalah
memahami sistem yang ada untuk mendapatkan data dan
menganalisis permasalahanya. Penelitian dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut
1. Menetukan jenis penelitianya apakah berupa wawancara ,
observasi, survai atau pengambilan server.
2. Merencanakan jadwal penelitian.
3. Membuat penugasan penelitian.
4. Melakukan hasil penelitian.
5. Mengumpul hasil penelitian.
d. Menganilisis hasil penelitian
Menganalisis hasil penelitian terdiri dari menganalisis
kelemahan kelemahan sistem yang lama dan menganalisis kebutuhan
informasi pemakai. Menganalisis sistem yang lama di maksud untuk
menemukan penyebab sebenarnya permasalahn-permasalahn yang
terjadi sehingga sistem yang lama tidak berfungsi. Permasalahan-
permasalahan sistem yang lama perlu di temukan dan di perbaiki dengan
sistem yang baru. Supaya sistem yang baru berhasil informasi informasi
yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
Menganalisis kebutuhan informasi pemakai perlu dilakukan untuk
menghasilkan informasi yang relevan.
2. Perancangan sistem
Tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama yaitu sebagai
berikut:
a. Memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi
kepada pemakaian sistem secara logaika.
b. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap
kepada pemrogaman komputer dan akhli akhli teknik lainya.

Tujuan perancangan yang pertama lebig dikenal dengan istilah

perancangan sistem secara logika(logika system disign) atau


perancangan sistem secara umum (general system disign). tujuan prancangan
sistem yang kedua lebih dikenak dengan istilah perancangan sistem secara
terinci(detail system desaign)
A. Perancangan sistem secara umum
Tujuan dari perancangan sistem secara umum ( general system design )
atau perancangan sistem secara logika (logika sysytem design) atau
perancangan sistem seacara konsep (conceptual system design) adalah untuk
memberikan gambaran secara umum kepada pemakain sistem tentang sistem
teknologi informasi yang baru jika STI langsung dirancang secara terinci dan
pemakaian sistem tidak menyetujuinya maka akan sangat mahal dan
membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaikinya. Yang dirancang di
tahap perancangan sistem secara umum adalah menggambarkan bentuk dari
sistem teknologi informasinya secara logika atau secara konsep dan
mengidentifikasikan komponen komponen dari sitem teknologi informasi
B. Perancangan sistem terinci
Prancangan sistem terinci (detailed system design) atau perancangan
sistem fisik ( physical system design ) di maksud untuk menggambarkan bentuk
secara fisik dari komponen komponen STI akan dibangun oleh pemograman
dan akhli teknik lainya.
3. Implementasi sistem
Implemantisi sitem (system implementation) adalah tahap meletakkan sistem
supaya siap dioperasikan. Tahap implementasi sistem terdiri dari beberapa kegiatan
sebagai berikut ini.
a. Mempersiapkan rencana implementasi
b. Melakukan kegiatan implementasi
1. Memilih dan melatih personil
2. Memilih dan mempersiapkan tempat dan lokasi sistem
3. Mengetes sistem
4. Melakuakn konversi sistem
c. Menunjak lanjuti implementasi

2.2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE SDLC


Metode SDLC mempunyai beberpa kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut:

Kelebihan kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman


mengembangkan sistem
2. Akan memberikan hasil sistem yang lebih baik karena sistem dianalisis dan
dirancang keseluruhan sebelum di implemetasikan

Disamping kelebihan kelebihan metode SDLC juga mempunyai beberapa kekurangan.


Kekurangan kekurangan dari metode ini adalah :

1. Hanya menyediakan tahapan tahapan saja tetapi tidak menyediakan


metodologi (cara dan alat alat ) untuk mengembangkan sistem, sehingga harus
digabungkan dengan metodelogi yang ada yaitu misalnya metodologi
pengembangan sistem terstruktur
2. Hasil dari SDLC sangat tergantung dari hasil di tahap analisis, sehingga jika
terdapat kesalahan analisis akan terbawa terus dengan hasil sistem yang
kurang memuaskan
3. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkan karena sistem harus
dikembangkan sampai selesai semua terlebih dahulu
4. Dibutuhkan biaya yang relatip lebih besar dibandingakan dengan metode
lainya
5. Hasil dari sistem tidak luwea untuk di modifikasi karena perlu dilakukan
analisis kembali.
2.3 METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM TERSTRUKTUR
Metode sdlc hanya memberikan tahapan-tahapan (apa yang harus di lakukan)
dalam mengembangkan sistem tetapi tidak memberikan (bagaimana
mengembangkannya) dan alat (apa yang harus di gunakan) untuk mengembangkannya.
Supaya pengembang sistem dapat bekerja dengan efisien dan efektif,maka metodologi
pengembangan sistem perlu di ketahui. Metodologi pengembangan sistem memberikan
cara dan alat pengembangan sistem tersebut.
Metodologi pengembangan yang populer dan banyak di gunakan adalah
metodologi pengembangan sistem terstruktur. Metodologi terstruktur memberikan cara
top down dan cara dekomposisi dan beberapa alat pengembangan sistem.
Cara pertama yang di sarankan dari pendekatan metodologi terstruktur adalah
cara atas turun. Cara atas turun berlawanan dengan cara bawah naik. Cara atas nturun
di mulai dari atas yaitu kebutuhan informasi pemakai dan turun sampai ke data untuk
memenuhi kebutuha ini. Jika di hubungkan dengan perancangan enam komponen
sistem teknologi informasi di bab 2. Maka cara atas turun naik dimuali dari perancangan
komponen output,komponen model,komponen basis data,komponen input, komponen
teknologi dan komponen pengendalian.
Cara bawah naik dimulai dari bawah yaitu dari ketersediaan data naik sampai
ke informasi yang di butuhkan ke pemakai. Jika di hubungkan dengan perancangan
enam komponen sistem teknologi informasi,maka cara bawah naik di mulai dengan
perancangan komponen input,komponen basis data,komponen output, komponen
model,komponen teknologi dan komponen pengendalian.
Cara atas turun lebih di sarankan di bandigkan dengan cara bawah atas .
alasannya adalah cara atas turun di mulai dari kebutuhan informasi pemakai yang harus
di penuhi sedang cara bawah naik di mulai darai data yang tersedia, sehingga kebutuhan
informasi pemakai belum tentu dapat di penuhi jika data tidak tersedia. Alasan lainnya
adalah cara atas turun lebih di dukung oleh pemakai sistem karena berhubugan dengan
kebutuhan mereka.
Cara kedua yang di sarankan oleh pendekatan terstruktur adalah cara
dekomposisi. Cara dekomposisi atau di sebut juga dengan cara moduler,memcah sistem
yang rumit menjadi beberapa bagian sistem yang di sebut dengan modul-modul yang
lebih sederhana modul-modul ini kemudian akan di rangkai kembali menjadi sistem
yang utuh. Kebaikan cara ini adalah
1. Membuat sistem rumit menjadi mudah di pamahi
2. Dapa di lakukan pembagian kerja mengembangkan sistem
sesuai dengan modul-modulnya
3. Sebagai dokumentasi yang baik untuk memahami sistem
4. Manyediakan jejak audit dan proses menemukan kesalahan
sistem yang baik jika sistem mempunyai beberapa kesalahan
yang akan di perbaiki
Beberaapa alat(tools) yang di butuhkan untuk metodologi pengembangna
sistem terstruktur. Alat-alat yang tersedia untuk pendekatan ini di antaranya
adalah.
1. Diagram arus data
2. Kamus data
3. Bagan alir
4. Bagan terstruktur
5. Tabel keputusan
Alat alat ini akan di gunakan analis sistem untuk berkomukasi dengan pemakai
sistem dan teknisi sistem pemograman dan teknisi lainnya. Alat alat yang di
gunakan oleh analis sistem untuk berkomunikasi dengan pemakai adalah
diagram arus data (DAD), kamus data (KD) dan bagan alir sistem. Sedang alat-
alat yang di gunakan oleh analis sistem adalah diagram arus data (DAD), kamus
data (KD) bagan alir program, tabel keputusan.

DIAGRAM ARUS DATA

Pengertian DFD

Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang
menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya
sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas. DFD merupakan
alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan DFD ini sering disebut juga dengan nama
Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
Latar belakang DAD

Suatu yang lazim bahwa ketika menggambarkan sebuah sistem kontekstual data flow
diagram yang akan pertama kali muncul adalah interaksi antara sistem dan entitas luar. DFD
didisain untuk menunjukkan sebuah sistem yang terbagi-bagi menjadi suatu bagian sub-sistem
yang lebih kecil adan untuk menggarisbawahi arus data antara kedua hal yang tersebut diatas.
Diagram ini lalu “dikembangkan” untuk melihat lebih rinci sehingga dapat terlihat model-
model yang terdapat di dalamnya.

Tujuan DFD
Tujuan DFD adalah :
1. Memberikan indikasi mengenai bagaimana data ditransformasi pada saat data bergerak
melalui sistem
2. Menggambarkan fungsi-fungsi(dan sub fungsi) yang mentransformasi aliran data
Manfaat DFD
Manfaat DFD adalah :
I. Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan
profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses
fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual
maupun komputerisasi.
II. DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,khususnya bila
fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data
yang dimanipulasi oleh sistem.Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model
yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem.
III. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan
konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan
sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun
pembuat program.

KAMUS DATA

Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan definisi yang tetap
dan sesuai dengan sistem, sehingga pengguna dan analis sistem mempunyau pengertian yang
sama tentang input, output dan komponen data store.

Kamus data adalah referensi terkait dengan data (metadata). Salah satu tujuan penting dari
kamus data adalah untuk menjaga konsistensi data, misalnya untuk jenis kelamin L untuk pria
dan W untuk wanita, sehingga aturan ini berlaku untuk semua aplikasi yang berinteraksi
dengan sistem

Kamus data digunakan untuk validasi kelengkapan dan keakuratan dari DFD, pembuatan
logic untuk proses pada DFD, sebagai titik awal untuk pembuatn screen dan report dan untuk
menentukan struktur penyimpanan maupun XML.

Kamus data juga dapat berfungsi sebagai berikut:

1. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan data dalam DFD.


2. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran. ( misal: nama
dapat diuraikan menjadi nama depan dan nama belakang).
3. Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data.
4. Mendeskripsikan hubungan detail antar media penyimpanan.
5. Menyajikan spesifikasi nilai dan satuan yang relevan bagi media penyimpanan dan
aliran

BAGAN ALIR SISTEM

Pengertian Flowchart / Bagan Alir


Pengertian Flowchart ( Bagan Alir ) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di
dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir (flowchart) digunakan terutama
untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.

Jenis Jenis Flowchart / Bagan Alir


1. Ada beberapa jenis - Jenis flowchart diantaranya:
2. Bagan alir sistem (systems flowchart).
3. Bagan alir dokumen (document flowchart).
4. Bagan alir skematik (schematic flowchart).
5. Bagan alir program (program flowchart).
6. Bagan alir proses (process flowchart).

Anda mungkin juga menyukai