Anda di halaman 1dari 5

DISKUSI 3 EKMA4434 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.

39

Nama: Tri Dharma Nur Patria


NIM: 041149165
UPBJJ: Bogor

Selamat malam, salam sejahtera untuk Tutor Mata Kuliah Sistem Informasi
Manajemen dan rekan - rekan mahasiswa lainnya.

Saya akan mencoba menanggapi diskusi kali ini.

Topik:
1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan analisis sistem (system analysis)
2. Apakah yang dimaksud dengan metodologi pengembangan sistem
(system developm ent methodology)
3. Teknik apa saja yang dapat digunakan dalam menjelaskan sist em?
Jelaskan!

Tanggapan:
1. Analisis Sistem (system analysis)
Analisis sistem adalah rangkaian kegiatan yang mempelajari, mengurai, dan
menyimpulkan sebuah sistem teknologi informasi (STI) yang kompleks dan
dalam pelaksanaanya dilakukan oleh seorang analis sistem (system analyst).
Analisis sistem (system analysis) adalah tahap awal dari metode SDLC.
Analis sistem (system analyst) adalah orang yang dididik khusus untuk
mengem bangkan sistemsecara profesional. Penggunaan analis sist em pada
metode SDL C beralasan bahwa metode ini digunakan untuk
mengem bangkan STI yang kompleks sehingga perlu dianalisis oleh oran g
yang ahli di bidangnya agar permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan
pemakai sistem dapat diidentifikasi dengan benar.
Tahap di analisis sistem terdiri atas kegiatan-kegiatan berikut.
a) Studi pendahuluan
Kegiat an awal dari analisis sistem adalah studi awal atau studi pendahuluan
tentang jenis, ruang lingkup dan pemahaman awal dari proyek
pengembangan STI ini. Dari studi pendahuluan ini, dapat diperoleh hasil
pemahaman sistem secara awal, perkiraan biaya yang dibutuhkan dan
waktu yang diperlukan untuk pen gembangan STI ini.

b) Studi kelayakan
Stu di kelayakan (feasibility study) terdiri at as lima macam kelayakan yang
disebut dengan TELOS, yaitu studi kelayakan teknologi, studi kelayakan
ekonomis, studi kelayakan legal, stu di kelayakan operasi dan studi
kelayakan sosial. Studi kelayakan ini dimaksudkan bahwa secara teknologi,
ekonomi, legal, operasi dan sosial, pen gembangan STI dapat dilakukan dan
layak. Pengem bangan STI layak secara teknologi jika teknologi yang
dibutuhkan dapat tersedia dan diperoleh . Pengembangan STI dikatakan
layak secara ekonomis jika manfaat yang diperolehnya lebih besar dari biaya
yang dikeluarkannya dan dana yang digunakan untuk membangunnya
tersedia. Pengembangan STI dikatakan layak secara legal jika tidak
melanggar peraturan dan hukum yang berlaku. Pengembangan STI
dikatakan layak secara operasi jika STI yang dihasilkan dapat dioperasikan
dan dijalankan. Pengembangan STI dikatakan layak secara sosial jika hasil
dari STI tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap lin gkungan sosialnya.
Kelayakan ekonomis diperoleh jika manfaat dari STI lebih besar dari biaya-
biayanya dan dana yang dibutuhkan tersedia. Manfaat yang diperoleh dari
STI dapat berbentuk manfaat-manfaat berwujud (tangible benefits) dan
manfaat -manfaat tidak berwujud (intangible benefits). Manfaat -manfaat
berwujud (tangible benefits) meru pakan manfaat-manfaat yang langsung
dapat diukur dengan nilai uang. Contohnya adalah manfaat penurunan biaya
persediaan, manfaat penurunan biaya operasi, manfaat penurunan biaya
alat tulis, danmanfaat peningkatan penjualan. Manfaat-manfaat tidak
berujud (intan gible benefits) merupakan manfaat-manfaat yang tidak
langsung dapat diukur dengan nilai uang. Contohnya adalah manfaat
peningkatan pen gambilan keputusan manajemen, manfaat peningkatan
kepuasan pelanggan, dan manfaat peningkatan moral pekerja. Oleh karena
kelayakan ekonomis diukur dengan satuan uang, manfaat-manfaat tidak
tampak harus din ilaiuangkan . Beberapa metode tersedia untuk menilai
uangkan manfaat -manfaat tidak tampak, seperti metode nilai ekspektasi
(expected value).
Metode nilai ekspekt asi (expected value) dilakukan dengan mengidentifikasi
kejadian-kejadian (outcomes) yang akan terjadi akibat manfaat tidak
berwujud dikalikan dengan probabilitas kemungkinan terjadinya. Misalnya,
manfaat tidak berwujud adalah kepuasan pelanggan . Kejadian akibat
kepuasan pelanggan adalah menaikkan penjualannya. Untuk menghitung
nilai ru piah kepuasan pelan ggan, yang pertama kali dilakukan adalah
mengidentifikasi kenaikan penjualan akibat tingkat kepuasan langganan.
Dimisalkan penjualan sebelumnya adalah Rp 20.000.000,00. Jika
pelanggan “sangat puas”, diasumsikan pen jualan akan meningkat sebesar
25% dari penjualan sebelumnya at au akan didapatkan kenaikan penjualan
sebesar 25% × Rp 20.000.000,00, yaitu sebesar Rp 5.000.000,00. Jika
pelanggan “puas”, diasumsikan penjualan akan meningkat sebesar 20% dari
penjualan sebelumnya atau akan didapat kan kenaikan penjualan sebesar
20% × Rp 20.000.000,00, yaitu sebesar Rp 4.000.000,00. Jika pelanggan
“cukup puas”, diasumsikan penjualan akan meningkat sebesar 10% dari
penjualan sebelumnya atau akan didapat kan kenaikan penjualan sebesar
10% × Rp 20.000.000,00, yaitu sebesar Rp 2.000.000,00. Untuk lebih
jelasnya silakan perhatikan tabel di bawah ini.
berupa perbaikan-perbaikan dalam bentuk informasi yang disediakan oleh
sistem yang baru. Supaya sistem yang baru berhasil, informasi-informasi
yang dih asilkan harus sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Menganalisis
kebutuhan informasi pemakai perlu dilakukan untuk menghasilkan informasi
yang relevan.

2. Metodologi Pengembangan Sistem (system development


methodology)
Metode SDLC hanya memberikan tahapan-tahapan (apa yang harus
dilaku kan) dalam mengembangkan sistem, tetapi tidak memberikan cara
(bagaimana mengem bangkannya) dan alat (apa yang harus digunakan )
untuk mengemban gkannya. Agar pengembang sistem dapat bekerja dengan
efisien dan efektif, metodologi pengembangan sist em perlu diketahui.
Metodologi pen gembangan sistem (system development methodology)
mem berikan cara dan alat pengembangan sistem tersebut.
Metodologi pen gembangan sistem yang populer dan banyak digunakan
adalah metodologi pengem bangan sistem terstruktur (structured approach).
Metodologi pen dekatan terstruktur (structured approach) memberikan
beberapa cara dan beberapa alat pengemban gan sistem.

3. Teknik yang dapat digunakan dalam mengembangkan Sistem


Metodologi pen dekatan terstruktur (structured approach) memberikan cara
top down dan cara dekomposisi dalam pengem bangan sistem informasi.

1) Cara Atas Turun


Cara pertama yang disarankan oleh pendekatan terstruktur adalah cara at as
turun. Cara atas turun (t op down) berlawanan den gan cara bawah naik
(bottom up). Cara atas turun (top down) dimulai dari at as, yaitu kebutuhan
informasi pemakai dan turun sampai ke dat a untuk memenuhi kebutuhan
ini. Jika dihubungkan dengan perancangan enam komponen sistem teknologi
informasi, cara atas turun dimulai dengan perancangan komponen output,
komponen model, komponen basis data, komponen input, kom ponen
teknologi dan komponen pengendalian.
Cara bawah naik (bottom up) dimulai dari bawah, yaitu dari ketersediaan
data naik hingga informasi yang dibutuhkan ke pemakai. Jika dihubungkan
dengan perancangan enam komponen sistem teknologi informasi, cara
bawah naik dimulai dengan perancangan komponen input, komponen basis
data, komponen output, komponen model, komponen teknologi dan
komponen pengen dalian.
Cara atas turun (top down) lebih disarankan dibandingkan dengan cara
bawah atas (bottom up). Alasannya adalah cara atas turun (top down)
dimulai dari kebutuhan informasi pemakai yang harus dipenuhi, sedangkan
cara bawah naik (bottom up) dimulai dari data yang tersedia sehingga
kebutuhan informasi pemakai belum tentu dapat dipenuhi jika data tidak
tersedia. Alasan lainnya adalah cara atas turun (top down) lebih didukung
oleh pemakai sistem karena berhubungan dengan kebutuhan mereka.

2) Cara Dekomposisi
Cara kedua yang disarankan oleh pendekatan terstruktur adalah cara
dekomposisi. Cara dekom posisi (decomposition approach) atau disebut juga
dengan cara moduler (modul air approach ) memecah sistem yang rumit
menjadi beberapa bagian sistem yang disebut dengan modul-modul yang
lebih sederhana. Modul-modul ini kemudian akan dirangkai kembali menjadi
sistem yang utuh.
Kebaikan cara ini adalah (a) membuat sistem yan g rumit menjadi mudah
dipah ami dalam bentuk-bentuk modul yang lebih sederhana, (b) dapat
dilaku kan pembagian kerja mengemban gkan sistem sesuai dengan modul-
modulnya, (c) sebagai dokumentasi yang baik untuk memahami sistem,
serta (d) menyediakan jejak audit (audit trail) dan proses menemukan
kesalahan sistem (debugging) yang baik jika sistem mempunyai beberapa
kesalahan yan g akan diperbaiki.

Demikian tanggapan dari saya, atas kesempat an yang diberikan saya


ucapkan terima kasih.

*Sumber:
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen, Modul 5

Anda mungkin juga menyukai