Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI 1 EKONOMI MONETER 56

Nama: Tri Dharma Nur Patria


NIM: 041149165
UPBJJ: Bogor

Selamat malam, salam sejahtera untuk Tutor Mata Kuliah Ekonomi Moneter
dan rekan - rekan mahasiswa lainnya.

Saya akan mencoba menanggapi diskusi kali ini.

Topik:
Menurut pendapat anda, apakah dalam situasi pandemi Covid seperti
sekarang ini pemerintah perlu mencetak uang? apa konsekwensinya bagi
perekonomian?

Tanggapan:
Menurut pendapat saya, dalam situasi pandemi Covid seperti sekarang ini
pemerintah tidak perlu mencetak uang karena mempunyai beberapa
konsekuensi yang kurang baik bagi perekonomian, antara lain:

- Penurunan nilai uang


Mencetak uang dalam arti menambah kredibilitas, misalnya pemerintah
meningkatkan defisit anggaran atau perlu cetak uang sebanyak Rp 600
triliun, maka akan berdampak pada penurunan nilai uang. Hal ini terjadi
karena jumlah output dengan jumlah uang yang beredar itu tidak sama,
lebih banyak uang yang beredar, maka nilai uang akan turun.

- Inflasi
Jika nilai uang mengalami penurunan otomatis akan mendorong adanya
inflasi, sedangkan inflasi adalah salah satu indikator utama yang harus
dikawal oleh pemerintah untuk tetap menciptakan perekonomian yang
sehat atau menghindari kekacauan ekonomi negara. Jika inflasi terjadi
dalam waktu terus menerus maka dipastikan jumlah orang miskin akan
bertambah. Jika seperti itu maka negara gagal dalam menjalankan
fungsinya. Kita pernah mengalami penderitaan pahit itu, yakni pada 1998
angka inflasi mencapai 70% akibat pencetakan uang. Akibatnya krisis
moneter, kerusuhan terjadi di seluruh Indonesia, dan melemahnya nilai
tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Sedangkan jika jumlah
pencetakan uang mencapai nominal yang sangat tinggi, bisa juga memicu
adanya hyperinflasi di mana Indonesia sempat mengalami pada masa
Orde Lama.
- Orang cenderung tidak mencari rupiah
Dampak lain yang terjadi jika pemerintah dan BI mencetak uang dalam
jumlah besar, maka tidak akan ada orang yang akan menyimpan rupiah.
Hal ini dikarenakan, Indonesia bukanlah negara besar. Artinya, saat
terjadi krisis orang-orang cenderung lebih mencari dollar AS ketimbang
rupiah. Kalaupun pemerintah mencetak uang dalam jumlah banyak, maka
orang tidak akan mencari rupiah, justru orang akan melempar rupiah. Hal
ini menimbulkan kapital outplug, karena ketidakpercayaan pasar.

- Timbul masalah baru berkaitan dengan mekanisme dan regulasi


BI juga tidak bisa mencetak uang lalu dibagikan begitu saja ke
masyarakat atau dikenal dengan istilah helicopter money. Hal ini akan
menimbulkan masalah tersendiri untuk pendistribusiannya, seperti siapa
yang berhak menerima, berapa jumlahnya dan lain sebagainya.

Untuk solusi permasalahan moneter dalam situasi pandemi Covid 19 seperti


sekarang ini menurut saya pemerintah perlu merapkan kebijakan yang lebih
tepat daripada mencetak uang. Ada beberapa alternatif, yaitu:

- Subsidi listrik untuk mendorong UMKM agar lebih produktif.


Meski tergolong dari faktor ekonomi kecil, UMKM dapat efektif dari adanya
subsidi listrik yang juga berdampak pada cara bertahan hidup warga-
warganya.

- Membeli Surat Berharga Negara (SBN)


Bila negara membutuhkan peran bank sentral nasional untuk ikut
menanggung besarnya kebutuhan biaya penanganan dampak corona, hal
yang paling wajar dilakukan adalah membeli Surat Berharga Negara
(SBN) dari pemerintah di pasar perdana. Hal ini pun sudah bisa dilakukan
sejalan dengan persetujuan negara melalui Undang-Undang (UU) Nomor 2
Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem
Keuangan menjadi UU.

Demikian tanggapan dari saya, atas kesempatan yang diberikan saya


ucapkan terima kasih.

*Sumber:
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/08/083300865/pandemi-
corona-efektifkah-jika-pemerintah-lakukan-cetak-uang-baru-?page=all
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200709202022-78-
522987/pemerintah-buka-alasan-bi-tak-bisa-cetak-uang-sembarangan
- http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/05/FAQ-
Perppu-1-2020.pdf

Anda mungkin juga menyukai