57
Selamat malam, salam sejahtera untuk Tutor Mata Kuliah Hukum Bisnis dan
rekan - rekan mahasiswa lainnya.
Topik:
Jelaskan tentang larangan yang berhubungan dengan barang dan atau jasa
yang diperdagangkan (Larangan point 1 yang diatur dalam pasal 8 – 18 UU
No.8 Tahun 1999) dan berikan satu contoh kasus yang pernah terjadi di
Indone sia.
Tanggapan:
Untuk melindungi pihak konsumen dari ketidakadilan, peraturan perundang-
undangan memberikan larangan-larangan tertentu kepada pelaku usaha dalam
hubungan dengan kegiatannya sebagai pelaku usaha. Larangan-larangan
tersebut diatur dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 18 Undang-Undang No. 8
Tahun 1999 dan dapat dikategorikan sebagai berikut.
1. Larangan yang berhubungan dengan barang dan atau jasa yang
diperdagangkan.
2. Larangan yang berhubungan dengan promosi/iklan yang menyesatkan.
3. Larangan dalam hubungan dengan penjualan barang secara obral atau
lelang yang menyesatkan.
4. Larangan yang berhubungan dengan waktu dan jumlah yang tida k
diinginkan.
5. Larangan terhadap tawaran dengan iming-iming hadiah.
6. Larangan terhadap tawaran dengan paksaan.
7. Larangan terhadap tawaran dalam hubungan dengan pembelian melalui
pesanan.
8. Larangan yang berhubungan dengan pelaku usaha periklanan.
Berikut ini penjelasannya bagi larangan yang berhubungan dengan barang dan
atau jasa yang diperdagangkan (Larangan point 1), yaitu sebagai berikut.
1. Larangan yang berhubungan dengan barang dan atau jasa yang
diperdagangkan.
Oleh perundang-undangan yang berlaku, kepada produsen atau pelaku
usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan atau
jasa dan wajib menarik dari peredaran barang yang:
a) tida k sesuai dengan standar yang dipersyaratkan;
b) tida k sesuai dengan berat bersih, isi bersih (neto) dan jumlah dalam
hitungan seperti tercantum dalam label;
c) tida k sesuai dengan ukuran, takaran dan timbangan;
d) tida k sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau
kemanjuran seperti tertera dalam label;
e) tida k sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan,
gaya, mode, atau penggunaan tertentu sebagaimana tertera dalam
label;
f) tida k sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket atau iklan
atau promosi penjualan;
g) tida k mencantumkan kadaluwarsa atas barang tertentu;
h) tida k mengikuti ketentuan berproduksi secara halal jika dalam label
dicantumkan kata “halal”;
i) tida k memasang label atau memuat penjelasan tentang barang
tersebut.
j) tida k mencantumkan informasi dan atau petunjuk penggunaan
barang dalam bahasa Indonesia;
k) memperdagangkan barang yang rusak, cacat, tercemar atau barang
bekas tanpa pemberian informasi yang lengkap;
l) memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat,
tercemar atau bekas tanpa pemberian informasi yang lengkap.
Demikian ta nggapan dari saya, atas kesempatan yang diberikan saya ucapkan
terima kasih.
*Sumber:
- BMP EKMA4316 Hukum Bisnis, Modul 6
- https://bisnis.tempo.co/read/477326/ylki-smartfren-diduga-langgar-uu-
konsumen