PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Disusun oleh:
Nama: ARJUN SUCIPTO
NIM: 044970006
Prodi: SISTEM INFORMASI
UPBJJ: PANGKALPINANG
Tahapan kedua adalah tahap perancangan system di tahap ini ada dua tujuan pertama
memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi kepada pemakai system
secara logika kedua memberikan gambaran yang jelas dan lengkap kepada pemrogram
computer. Tujuan perancangan sistem yang pertama lebih dikenal dengan istilah perancanga
sistem secara logika (logical system design) atau perancangan sistem secara umum (general
system design). Tujuan perancangan sistem yang kedua lebih dikenal dengan istilah
perancangan sistem secara teperinci (detail system design).
a). Perancangan sistem secara umum Tujuan dari perancangan sistem secara umum
(general system design) atau perancangan sistem secara logika (logical system design) atau
perancangan sistem secara konsep (conceptual system design) adalah memberikan gambaran
secara umum kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru.
Perancangan sistem secara umum merupakan persiapan dari perancangan sistem secara
teperinci Jika STI langsung dirancang secara teperinci dan pemakai sistem tidak
menyetujuinya, hal itu akan sangat mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk
memperbaikinya. Supaya tidak mengubah terlalu perinci,untuk persetujuan dari pemakai
sistem, STI perlu dirancang secara umum terlebih dahulu. Perancangan sistem secara umum
lebih diarahkan kepada pemakai sistem untuk menyetujuinya ke perancangan sistem
selanjutnya, yaitu perancangan sistem secara teperinci. Sebelum pemakai sistem setuju
terhadap perancangan sistem secara umum, perancangan sistem secara teperinci tidak akan
dilakukan.
b). Perancangan sistem secara umum Tujuan dari perancangan sistem secara umum
(general system design) atau perancangan sistem secara logika (logical system design) atau
perancangan sistem secara konsep (conceptual system design) adalah memberikan gambaran
secara umum kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru.
Perancangan sistem secara umum merupakan persiapan dari perancangan sistem secara
teperinci Jika STI langsung dirancang secara teperinci dan pemakai sistem tidak
menyetujuinya, hal itu akan sangat mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk
memperbaikinya. Supaya tidak mengubah terlalu perinci,untuk persetujuan dari pemakai
sistem, STI perlu dirancang secara umum terlebih dahulu. Perancangan sistem secara umum
lebih diarahkan kepada pemakai sistem untuk menyetujuinya ke perancangan sistem
selanjutnya, yaitu perancangan sistem secara teperinci. Sebelum pemakai sistem setuju
terhadap perancangan sistem secara umum, perancangan sistem secara teperinci tidak akan
dilakukan.
Tahap ketiga adalah tahap implementasi system sebelum memasuki tahap ini kita
harus menyelesaikan tahap kedua yaitu tahap perancangan karena setelah system selesai
dirancang dan dibangun kita baru bisa mengimplementasikan system. Tahap ini terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu, Mempersiapkan rencana implementasi, Melakukan kegiatan
implementasi , dan menindaklanjuti implementasi. Implementasi sistem juga merupakan
proses mengganti atau meninggalkan sistem yang lama dengan sistem yang baru. Untuk
mengganti sistem yang lama dengan sistem yang baru, diperlukan suatu pendekatan atau
strategi supaya berhasil. Pendekatan atau strategi konversi yang ada sebagai berikut.
a). Konversi paralel
Pendekatan atau strategi konversi paralel (parallel conversion) dilakukan dengan
mengoperasikan sistem yang baru bersama-sama dengan sistem yang lama selama satu
periode waktu tertentu. Kedua sistem ini dioperasikan bersama-sama untuk meyakinkan
bahwa sistem yang baru telah benar-benar beroperasi dengan sukses sebelum sistem yang
lama dihentikan. Kebaikan sistem ini adalah risiko penerapan yang rendah, yaitu jika sistem
yang baru gagal, sistem yang lama masih tetap beroperasi. Kelemahan dari pendekatan ini
adalah biaya yang harus dikeluarkan. Oleh karena dua sistem berjalan bersama-sama, biaya
operasi sistem-sistemnya menjadi mahal. Pendekatan ini banyak digunakan untuk sistem
yang kompleks dan besar.
b). Konversi pilot
Pendekatan atau strategi konversi pilot (pilot conversion) atau pendekatan konversi lokasi
(location conversion) dilakukan bertahap pada suatu lokasi sebagai suatu percontohan dan
jika berhasil dilanjutkan ke lokasi yang lainnya. Pendekatan ini biasanya dilakukan apabila
suatu sistem yang sejenis akan diterapkan di banyak bagian atau lokasi atau departemen.
Kebaikan dari pendekatan ini adalah risiko kegagalan penerapan sistem sedang, yaitu
kegagalan sistem mungkin terjadi hanya terletak pada lokasi konversi yang awal karena
kesalahan pada lokasi sebelumnya dapat dibetulkan terlebih dahulu sehingga tidak terjadi
kesalahan pada lokasi berikutnya. Kelemahan dari pendekatan ini adalah waktu konversi
dapat menjadi lama karena dilakukan tidak langsung untuk seluruh lokasi, tetapi bertahap
untuk masing-masing lokasi.
c). Konversi bertahap
Pendekatan atau strategi konversi bertahap (phasing conversion, stepped conversion, staged
conversion, phase-inconversion atau phased cut-over conversion) dilakukan dengan
menerapkan masing-masing modul dari sistem secara bertahap dan urut. Pendekatan ini
dilakukan dengan menerapkan sebuah modul terlebih dahulu. Jika sukses,disusul oleh modul
lainnya sampai semua modul selesai diterapkan. Kebaikan dari pendekatan ini adalah risiko
kegagalan penerapan sistem sedang, yaitu kegagalan sistem mungkin terjadi hanya terletak
pada modul konversi yang awal karena kesalahan pada modul sebelumnya dapat dibetulkan
terlebih dahulu. Kelemahan dari pendekatan ini adalah waktu konversi dapat menjadi lama
karena dilakukan tidak langsung untuk seluruh modul, tetapi bertahap untuk masing-masing
model.
d). Konversi langsung
Pendekatan atau strategi konversi langsung (direct conversion, direct eutover, cold turkey
conversion, atau abrupt cutover) dilakukan dengan mengganti sistem yang lama langsung
dengan sistem yang baru. Kebaikan dari pendekatan ini terletak p biaya konversinya yang
tidak terlalu besar. Kelemahan dari pendekatan ini adalah risiko yang harus ditanggung besar
karena kegagalan sistem yang baru dapat berakibat fata! berhentinya kegiatan dari sistem
karena sistem yang lama juga sudah dihentikan
Dan terakhir adalah tahap operasi dan perawatan system Setelah sistem
diimplementasikan dengan berhasil, sistem akan dioperasikan dan dirawat. Tahap ini disebut
dengan operasi dan perawatan sistem (system operation and maintenance). Sistem perlu
dirawat karena beberapa hal berikut.
a). Sistem mengandung kesalahan yang dulunya belum terdeteksi sehingga kesalahan-
kesalahan sistem perlu diperbaiki.
b). Sistem mengalami perubahan-perubahan karena permintaan baru dari pemakai sistem.
c). Sistem mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar.
d). Sistem perlu ditingkatkan