Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh:
Nama: ARJUN SUCIPTO
NIM: 044970006
Prodi: SISTEM INFORMASI
UPBJJ: PANGKALPINANG

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PRODI SISTEM INFOMASI
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
Dalam sebuah system development life cycle (SLDC) mempunyai beberapa tahapan.
Sesuai dengan Namanya, SLDC dimulai dari suatu tahapan sampai tahapan terakhir dan
Kembali lagi ke tahapan awal untuk membentuk suatu siklus atau daur hidup.
Tahapan pertama adalah tahap analisis system tahap ini dilakukan dengan orang yang
dididik khusus untuk mengembangkan system secara professional sehingga orang tersebut
dapat menyelesaikan permasalahan dan kebutuhan pemakai system. Pada tahap analisis
terdiri dari kegiatan-kegiatan yaitu :
a). studi pendahuluan
dalam analisis system harus ada pendahuluan karena kita bisa memperoleh data system secara
awal, perkiraan biaya dan waktu yang diperlukan untuk pengembangan SISTEM
b). studi kelayakan
Setelah studi pendahuluan dilakukan, langkah berikutnya yang diperlukan oleh analisis
sistem adalah melakukan studi kelayakan (feasibility study). Studi kelayakan (feasibility
study) terdiri atas lima macam kelayakan yang disebut dengan TELOS, yaitu studi kelayakan
teknologi, studi kelayakan ekonomis, studi kelayakan legal, studi kelayakan operasi dan studi
kelayakan sosial. Studi kelayakan ini dimaksudkan bahwa secara teknologi, ekonomi, legal,
operasi dan sosial, pengembangan STI dapat dilakukan dan layak. Pengembangan STI layak
secara teknologi jika teknologi yang dibutuhkan dapat tersedia dan diperoleh. Pengembangan
STI dikatakan layak secara ekonomis jika manfaat yang diperolehnya lebih besar dari biaya
yang dikeluarkannya dan dana yang digunakan untuk membangunnya tersedia.
Pengembangan STI dikatakan layak
Manfaat yang diperoleh dari STI dapat berbentuk manfaat-manfaat berwujud (tangible
benefits) dan manfaat-manfaat tidak berwujud (intangible benefits). Manfaat-manfaat
berwujud (tangible benefits) merupakan manfaat-manfaat yang langsung dapat diukur dengan
nilai uang. Contoh manfaat-manfaat ini adalah manfaat penurunan biaya persediaan, manfaat
penurunan biaya operasi, manfaat penurunan biaya alat tulis, danmanfaat peningkatan
penjualan Manfaat-manfaat tidak berujud (intangible benefits) merupakan manfaat-manfaat
tidak langsung dapat diukur dengan nilai uang. Contoh manfaat-manfaat ini adalah manfaat
peningkatan pengambilan keputusan manajemen, manfaat peningkatan kepuasan pelanggan,
dan manfaat peningkatan moral pekerja. Oleh karena kelayakan ekonomis diukur dengan
satuan uang, manfaat-manfaat tidak tampak harus dinilaiuangkan Beberapa metode tersedia
untuk menilai uangkan manfaat-manfaat tidak tampak, seperti metode nilai ekspektasi.

Metode nilai ekspektasi (expected value) dilakukan dengan mengidentifikasi


kejadian-kejadian (outcomes) yang akan terjadi akibat manfaat tidak berwujud dikalikan
dengan probabilitas kemungkinan terjadinya. Misalnya, manfaat tidak berwujud adalah
kepuasan pelanggan. Kejadian akibat kepuasan pelanggan adalah menaikkan penjualannya.
Untuk menghitung nilai rupiah kepuasan pelanggan, yang pertama kali dilakukan adalah
mengidentifikasi kenaikan penjualan akibat tingkat kepuasan langganan. Dimisalkan
penjualan sebelumnya adalah Rp 20.000.000,00, Jika pelanggan "sangat puas", diasumsikan
penjualan akan meningkat sebesar 25% dari penjualan sebelumnya atau akan didapatkan
kenaikan penjualan sebesar 25% Rp 20.000.000,00, yaitu sebesar Rp 5.000.000,00. Jika
pelanggan "puas", diasumsika penjualan akan meningkat sebesar 20% dari penjualan
sebelumnya atau akan didapatkan kenaikan penjualan sebesar 20% × Rp 20.000.000,00, yaitu
sebesar Rp 4.000.000,00 Jika pelanggan "cukup puas", diasumsikan penjualan akan
meningkat sebesar 10 dari penjualan sebelumnya atau akan didapatkan kenaikan penjualan
sebesar 10% Rp 20.000.000,00, yaitu sebesar Rp 2.000.000,00.
c). Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan informasi
Langkah selanjutnya jika STI layak dikembangkan adalah mengidentifikasi masalah di sistem
lama supaya dapat diperbaiki di sistem yang baru. Mengidentifikasi masalah dilakukan
dengan mengidentifikasi penyebab masalahnya. Penyebab masalah merupakan sumber dari
permasalahan yang harus diperbaiki. Setelah diketahui sumber dan tempat permasalahannya,
langkah selanjutnya adalah memahami sistem yang ada untuk mendapatkan data dan
menganalisis permasalahannya. Memahami sistem yang ada dapat dilakukan dengan
melakukan penelitian untuk mendapatkan data tentang sistem yang ada.
d). Menganalisis hasil penelitian Setelah penelitian dilakukan dan hasil penelitian
dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil penelitian ini. Menganalisis
hasil penelitian terdiri atas menganalisis kelemahan sistem yang lama dan menganalisis
kebutuhan informasi pemakai. Menganalisis kelemahan sistem yang lama dimaksudkan untuk
menemukan penyebab sebenarnya permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga sistem
yang lama tidak berfungsi. Sistem yang lama akan diganti dengan sistem yang baru.
Permasalahan permasalahan di sistem yang lama perlu ditemukan dan diperbaiki dengan
sistem yang baru. Jika sistem yang baru merupakan sistem teknologi informasi, perbaikan
dari sistem yang lama berupa perbaikan-perbaikan dalam bentuk informasi yang disediakan
oleh sistem yang baru. Supaya sistem yang baru berhasil, informasi-informasi yang
dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Menganalisis kebutuhan informasi
pemakai perlu dilakukan untuk menghasilkan informasi yang relevan.

Tahapan kedua adalah tahap perancangan system di tahap ini ada dua tujuan pertama
memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi kepada pemakai system
secara logika kedua memberikan gambaran yang jelas dan lengkap kepada pemrogram
computer. Tujuan perancangan sistem yang pertama lebih dikenal dengan istilah perancanga
sistem secara logika (logical system design) atau perancangan sistem secara umum (general
system design). Tujuan perancangan sistem yang kedua lebih dikenal dengan istilah
perancangan sistem secara teperinci (detail system design).
a). Perancangan sistem secara umum Tujuan dari perancangan sistem secara umum
(general system design) atau perancangan sistem secara logika (logical system design) atau
perancangan sistem secara konsep (conceptual system design) adalah memberikan gambaran
secara umum kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru.
Perancangan sistem secara umum merupakan persiapan dari perancangan sistem secara
teperinci Jika STI langsung dirancang secara teperinci dan pemakai sistem tidak
menyetujuinya, hal itu akan sangat mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk
memperbaikinya. Supaya tidak mengubah terlalu perinci,untuk persetujuan dari pemakai
sistem, STI perlu dirancang secara umum terlebih dahulu. Perancangan sistem secara umum
lebih diarahkan kepada pemakai sistem untuk menyetujuinya ke perancangan sistem
selanjutnya, yaitu perancangan sistem secara teperinci. Sebelum pemakai sistem setuju
terhadap perancangan sistem secara umum, perancangan sistem secara teperinci tidak akan
dilakukan.
b). Perancangan sistem secara umum Tujuan dari perancangan sistem secara umum
(general system design) atau perancangan sistem secara logika (logical system design) atau
perancangan sistem secara konsep (conceptual system design) adalah memberikan gambaran
secara umum kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru.
Perancangan sistem secara umum merupakan persiapan dari perancangan sistem secara
teperinci Jika STI langsung dirancang secara teperinci dan pemakai sistem tidak
menyetujuinya, hal itu akan sangat mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk
memperbaikinya. Supaya tidak mengubah terlalu perinci,untuk persetujuan dari pemakai
sistem, STI perlu dirancang secara umum terlebih dahulu. Perancangan sistem secara umum
lebih diarahkan kepada pemakai sistem untuk menyetujuinya ke perancangan sistem
selanjutnya, yaitu perancangan sistem secara teperinci. Sebelum pemakai sistem setuju
terhadap perancangan sistem secara umum, perancangan sistem secara teperinci tidak akan
dilakukan.
Tahap ketiga adalah tahap implementasi system sebelum memasuki tahap ini kita
harus menyelesaikan tahap kedua yaitu tahap perancangan karena setelah system selesai
dirancang dan dibangun kita baru bisa mengimplementasikan system. Tahap ini terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu, Mempersiapkan rencana implementasi, Melakukan kegiatan
implementasi , dan menindaklanjuti implementasi. Implementasi sistem juga merupakan
proses mengganti atau meninggalkan sistem yang lama dengan sistem yang baru. Untuk
mengganti sistem yang lama dengan sistem yang baru, diperlukan suatu pendekatan atau
strategi supaya berhasil. Pendekatan atau strategi konversi yang ada sebagai berikut.
a). Konversi paralel
Pendekatan atau strategi konversi paralel (parallel conversion) dilakukan dengan
mengoperasikan sistem yang baru bersama-sama dengan sistem yang lama selama satu
periode waktu tertentu. Kedua sistem ini dioperasikan bersama-sama untuk meyakinkan
bahwa sistem yang baru telah benar-benar beroperasi dengan sukses sebelum sistem yang
lama dihentikan. Kebaikan sistem ini adalah risiko penerapan yang rendah, yaitu jika sistem
yang baru gagal, sistem yang lama masih tetap beroperasi. Kelemahan dari pendekatan ini
adalah biaya yang harus dikeluarkan. Oleh karena dua sistem berjalan bersama-sama, biaya
operasi sistem-sistemnya menjadi mahal. Pendekatan ini banyak digunakan untuk sistem
yang kompleks dan besar.
b). Konversi pilot
Pendekatan atau strategi konversi pilot (pilot conversion) atau pendekatan konversi lokasi
(location conversion) dilakukan bertahap pada suatu lokasi sebagai suatu percontohan dan
jika berhasil dilanjutkan ke lokasi yang lainnya. Pendekatan ini biasanya dilakukan apabila
suatu sistem yang sejenis akan diterapkan di banyak bagian atau lokasi atau departemen.
Kebaikan dari pendekatan ini adalah risiko kegagalan penerapan sistem sedang, yaitu
kegagalan sistem mungkin terjadi hanya terletak pada lokasi konversi yang awal karena
kesalahan pada lokasi sebelumnya dapat dibetulkan terlebih dahulu sehingga tidak terjadi
kesalahan pada lokasi berikutnya. Kelemahan dari pendekatan ini adalah waktu konversi
dapat menjadi lama karena dilakukan tidak langsung untuk seluruh lokasi, tetapi bertahap
untuk masing-masing lokasi.
c). Konversi bertahap
Pendekatan atau strategi konversi bertahap (phasing conversion, stepped conversion, staged
conversion, phase-inconversion atau phased cut-over conversion) dilakukan dengan
menerapkan masing-masing modul dari sistem secara bertahap dan urut. Pendekatan ini
dilakukan dengan menerapkan sebuah modul terlebih dahulu. Jika sukses,disusul oleh modul
lainnya sampai semua modul selesai diterapkan. Kebaikan dari pendekatan ini adalah risiko
kegagalan penerapan sistem sedang, yaitu kegagalan sistem mungkin terjadi hanya terletak
pada modul konversi yang awal karena kesalahan pada modul sebelumnya dapat dibetulkan
terlebih dahulu. Kelemahan dari pendekatan ini adalah waktu konversi dapat menjadi lama
karena dilakukan tidak langsung untuk seluruh modul, tetapi bertahap untuk masing-masing
model.
d). Konversi langsung
Pendekatan atau strategi konversi langsung (direct conversion, direct eutover, cold turkey
conversion, atau abrupt cutover) dilakukan dengan mengganti sistem yang lama langsung
dengan sistem yang baru. Kebaikan dari pendekatan ini terletak p biaya konversinya yang
tidak terlalu besar. Kelemahan dari pendekatan ini adalah risiko yang harus ditanggung besar
karena kegagalan sistem yang baru dapat berakibat fata! berhentinya kegiatan dari sistem
karena sistem yang lama juga sudah dihentikan

Dan terakhir adalah tahap operasi dan perawatan system Setelah sistem
diimplementasikan dengan berhasil, sistem akan dioperasikan dan dirawat. Tahap ini disebut
dengan operasi dan perawatan sistem (system operation and maintenance). Sistem perlu
dirawat karena beberapa hal berikut.
a). Sistem mengandung kesalahan yang dulunya belum terdeteksi sehingga kesalahan-
kesalahan sistem perlu diperbaiki.
b). Sistem mengalami perubahan-perubahan karena permintaan baru dari pemakai sistem.
c). Sistem mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar.
d). Sistem perlu ditingkatkan

Dalam tahapan SLDC mempunyai kelemahan dan kelebihan nya masing


Kelemahan dalam system sebagai berikut :
1. Hanya menyediakan tahapan-tahapan, tetapi tidak menyediakan metodologi (cara dan alat-
alat) untuk mengembangkan sistem sehingga harus digabungkan dengan
2. Hasil dari SDLC sangat tergantung dari hasil di tahap analisis sehingga jika terdapat
kesalahan analisis, akan terbawa terus dengan hasil sistem yang kurang memuaskan.
3. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkannya karena sistem harus
dikembangkan sampai selesai semua terlebih dahulu.
4. Dibutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibandingkan dengan metode lainnya.
5. Hasil dari sistem tidak luwes untuk dimodifikasi karena perlu dilakukan analisis kembali.

Dan kelebihan tahap SLDC adalah sebagai berikut:


1. Menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman mengembangkan system.
2. Memberikan hasil sistem yang lebih baik karena sistem dianalisis dan dirancang secara
keseluruhan sebelum diimplementasikan.

Anda mungkin juga menyukai