Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Disusun oleh :

Nama : Dika Tasya Oktaviani

NIM : 43218010173

Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian


informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi) sudah ada sejak
zaman dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua,
peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus
informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari setiap zaman
akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi.

Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin luas
cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat kebutuhan
masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi maka akan semakin
cepat pula sistem informasi mengalami pengembangan. Informasi yang disampaikan pun
berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah pengembangan sistem informasi?


2. Faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi?
3. Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sistem informasi?
4. Bagaimana konsep pengembangan sistem informasi?
5. Pendekatan apa saja yang ada pada pengembangan sistem informasi?

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, diharapkan mahasiswa dapat memeroleh informasi


dalam makalah ini tentang Pengembangan Sisitem Informasi. Terutama mahasiswa dapat:

1. Mengetahui sejarah yang terjadi dalam pengembangan sistem informasi


2. Mengetahui ada faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi
3. Dapat juga mengetahui faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencaan sistem
informasi
4. Mengetahui konsep-konsep pengembangan sistem informasi
5. Mengetahui pendekatan pengembangan sistem informasi
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengembangan Sistem Informasi

2.1.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan


dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi diartikan sebagai hasil
pengolahan data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan
mendapat rangsangan untuk melakukan tindakan. Data adalah fakta yang jelas lingkup,
tempat dan waktu-nya. Data diperoleh dari sumber data primer atau sekunder dalam bentuk
berita tertulis atau sinyal elektronis.

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :

 Menurut (wiki, 2008) “Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang berasal
dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang memiliki pengertian
bahwa sutatu sistem merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari
komponen atau elemen yang berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering
dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi”.
 Menurut (Stoa, 2008) “Pengertian dari sistem merupakan gabungan dari keseluruhan
langit dan bumi yang saling bekerja sama yang membentuk suatu keseluruhan dan
apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan
keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem”.
 Menurut (Kerz, 2008) “Sistem yaitu gabungan dari sekelompok komponen baik itu
manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang saling mendukung satu sama lain
serta diatur menjadi sebuah kesatuan yang utuh untuk mencapai suatu tujuan, sasaran
bersama atau hasil akhir”.
 Menurut (Hart, 2005) “Sistem mengandung dua pengertian utama yaitu: (a)
Pengertian sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu sistem
merupkan komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berinteraksi
satu sama lain, dimana masing-masing bagian tersebut dapat bekerja secara sendiri-
sendiri (independent) atau bersama-sama serta saling berhubungan membentuk satu
kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai secara
keseluruhan (b) Definisi yang menekankan pada prosedurnya yaitu merupakan suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelasaikan suatu sasaran tertentu”.

Terdapat berbagai macam pengertian Sistem Informasi menurut beberapa ahli, diantaranya :

 Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang saling


berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan
pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer dalam mengambil
keputusan (Kent, 2008).
 Pengertian dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa Sistem Informasi di
Yogykarta memaparkan bahawa Sistem informasi adalah sebuah aplikasi komputer
yang digunakan untuk mendukung operasi dari suatu organisasi serta merupakan
aransemen dari orang, data dan proses yang terjadi di dalamnya yang berinteraksi satu
sama lain dalam menudukung dan memperbaiki organisasi serta mendukung dalam
pemecahan masalah dan kebutuhan pembuat keputusan (KAMI, 2008).

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau
data item. Terdapat beberapa definis mengenai data dari para ahli, yaitu:

 Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta menggambarkan
kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu, 2006).
 Data merupakan kumpulan objek-objek beserta atributnya yang menunjukan
karakteristik dari objek tersebut (Phil, 2006).

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu pentingnya
peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat
mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk.

Pengembangan sistem informasi sering disebut proses pengembangan sistem (System


Development). Terdapat beberapa definisi mengenai pengembangan sistem informasi
diantaranya adalah :

 Aktifitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis computer untuk


menyelesaikan permasalahan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan
(opportunities) yang timbul.
 Kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan pemakai yang
mengembangkan dan mengimlementasikan sistem informasi.
 Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
 Proses merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi
dengan menggunakan metode, teknik, dan alat bantu pengembangan tertentu.

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem
Informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpilan komponen yang saling
berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan, dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam
suatu organisasi. Selain menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan
pengawasan, sistem informasi juga dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis
permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit, dan menciptakan produk baru.

Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem,
diantaranya :

1. Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses
pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)
2. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada.
(KAMI, 2008)
3. Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus
dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara,
teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).

2.1.2 Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan bagian dari tim
yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi
kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah hal (Okta, 2007), yaitu:

 Produktifitas. Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih
cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang
berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan sendiri,
bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik (umumnya
50% s.d 70% sumber daya digunakan untuk perawatan sistem), disiplin teknis
pemakaian perangkat lunak, dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
 Reliabilitas. Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan
50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah
sistem yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya
tidak mungkin untuk diubah. Sebagai contoh kasus; untuk setiap program yang
dihasilkan dari IBM’s superprogramer project punya tiga sampai lima kesalahan
untuk setiap kesalahan untuk setiap sepuluh statement pemrograman.
 Maintabilitas. Perawatan mencakup; (a) modifikasi sistem sesuai perkembangan
perangkat keras untuk meningkatkan
kecepatan pemrosesan (yang memegang peranan penting dalam pengoperasian
sistem), (b) modifikasi sistem sesuai perkembangan kebutuhan pemakai. Antara 50%
sampai
80% pekerjaan yang dilakukan pada kebanyakan pengembangan sistem dilakukan
untuk revisi, modifikasi, konversi, peningkatan dan pelacakan kesalahan

2.1.3 Kualitas Informasi

Kualitas informasi (quality of information), menurut Prabu, 2006, di antaranya ditentukan


oleh beberapa hal, yaitu:

Relevan (Relevancy), dalam hal ini informasi yang diterima harus memberikan manfaat bagi
pemakainya. Kadar relevancy informasi antara orang satu dengan yang lainnya berbeda-beda
tergantung kepada kebutuhan masing-masing pengguna informasi tersebut. How is the
message used for problem solving (decision masking)?

Akurat (Accurate), yaitu berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Selain itu
informasi yang didapatkan tidak boleh bias atau menyesatkan bagi penggunanya, serta harus
dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi tersebut. Ketidak akuratan data
terjadi karena sumber dari informasi tersebut mengalami gangguan dalam penyampaiannya
baik hal itu dilakukan secara sengaja maupun tidak sehingga menyebabkan data asli tersebut
berubah atau rusak.

Komponen keakuratan suatu informasi di antaranya:

1. Completeness; Are necessary message items present? Hal ini dapat berarti bahwa
informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik,
karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan memengaruhi
dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan,
sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau
memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
2. Correctness; Are message items correct? maksudnya bahwa informasi yang diterima
kebenarannya tidak perlu diragukan lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus
dapat dipertanggung jawabkan.
3. Security; Did the message reach all or only the intended systems users? Informasi
yang diterima harus terjamin keamanan datanya.
4. Time Lines (Tepat waktu); Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak dalam
hal penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang,
maka informasi tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun
menjadi buruk sehingga tidak berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan, maka akan berakibat fatal sehingga salah dalam
pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan mahalnya nilai
suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah serta
mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.
5. Economy (Ekonomis); What level of resources is needed to move information
through the problem-solving cycle?. Kualitas dari Informasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat di
dalamnya.
6. Efficiency (Efisien); What level of resources is required for each unit of information
output?
7. Reliability (dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat
dipercaya, hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal
pengambilan keputusan setiap tingkatan manajemen.

2.1.4 Nilai Informasi

Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan


dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi
hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan
seperti ini mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh
karena itu untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang
lebih tepat perlu dilakukan. Suatu informasi memiliki nilai, karena informasi tersebut dapat
menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat).
Besarnya nilai informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang diperoleh dari
keputusan yang baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk
mendapatkan informasi tersebut. Penghitungan atas informasi yang tepat memberikan banyak
manfaat di antaranya untuk menghilangkan pemborosan biaya yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tersebut (Sofa,
2008).

Menurut Gordon B. Davis; “nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara
kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan
informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas”.

Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat
menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut:

1. Kemudahan dalam memperoleh; Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna


apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan
menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh.
2. Sifat luas dan kelengkapannya; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna
apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong
dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3. Ketelitian (accuracy); Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila
mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak
akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance); Informasi mempunyai nilai yang lebih
sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan
penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya,
karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
5. Ketepatan waktu; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat
diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi
tidak bernilai jika terlambat diterima (usang), karena tidak dapat dimanfaatkan pada
saat pengambilan keputusan.
6. Kejelasan (clarity); Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai
informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7. Fleksibilitas/keluwesannya; Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki
fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan
pada saat pengambilan keputusan.
8. Dapat dibuktikan; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat
dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data
sumber yang diolah.
9. Tidak ada prasangka; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut
tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10. Dapat diukur; Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar
dapat mencapai nilai yang sempurna.

2.1.5 Prinsip Pengembangan Sistem

 Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.


 Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal besar, maka setiap investasi modal
harusmempertimbangkan dua hal berikut ini:

1. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan


2. Investasi yang terbaik harus bernilai

 Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik


 Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan
sistem
 Proses pengembangan sistem tidak harus urut
 Jangan takut membatalkan proyek
 Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem

2.1. 6 Alasan diperlukan Pengembangan Sistem Informasi

1. Adanya masalah yang timbul dari sistem yang lama


2. Untuk meraih kesempatan – kesempatan dalam berbagai hal
3. Adanya instuksi dari pimpinan atau adanya peraturan dari pemerintah

2.1.7 Tim Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di


bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari:

1. Manajer Analis Sistem


2. Ketua Analis Sistem
3. Analis Sistem Senior
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior

Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar.
Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan
berdasarkan kebutuhan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perkembangan Sistem Informasi

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian


informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi) sudah ada sejak
zaman dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua,
peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus
informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari setiap zaman
akan selalu mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi.

Pada tahun 1940 saat perang dunia ke 2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk
pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen. Pengiriman dan penerimaan dokumen-
dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape. Adapun sejarah perkembangan sistem
informasi dari waktu ke waktu adalah sebagai berikut:

3.1.1 Masa Pra-Sejarah (…s/d 3000 SM) atau Pra Mekanik

Pada generasi ini belum ada sistem operasi, sistem komputer diberi instruksi yang harus
dikerjakan secara langsung. Pada awalnya Teknologi Informasi yang dikembangkan manusia
pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal,
mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang
berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini mereka mulai melakukan pengidentifikasian
benda-benda yang ada di sekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-
bentuk yang kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal, karena
kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat
tangan sebagai bentuk awal komunikasi mereka pada masa ini.

Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan


bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap
sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.

3.1.2 Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)

Pada masa ini Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal
sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja,
digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal.

 3000 SM. Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria dengan
menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf. Simbol atau
huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga
mampu menjadi kata, kalimat dan bahasa.
 2900 SM. Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno. Hierogliph
merupakan bahasa simbol di mana setiap ungkapan di wakili oleh simbol yang
berbeda, yang ketika digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan
dan arti yang berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju
dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.
 500 SM. Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon
papyrus yang tumbuh di sekitar sungai Niil ini menjadi media menulis/media
informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat
yang sebelumnya digunakan sebagai media informasi.
 105 M. Bangsa Cina menemukan kertas. Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina
pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari serat
bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan,
penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan
menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal
sekarang dengan sistem Cap.

3.1.3 Masa Modern (1400-an M s/d sekarang)

 Tahun 1455. Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang terbuat dari besi yang
bisa diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan untuk yang
pertama kalinya oleh Johann Gutenberg.
 Tahun 1830. Augusta Lady Byron menulis program komputer yang pertama di dunia
berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang
didesain mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran
dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama
walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun
sebelum komputer digital pertama ENIAC I dibentuk.
 Tahun 1837. Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse
bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik
antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat
tersebut. Pengiriman dan penerimaan informasi ini mampu dikirim dan diterima pada
saat yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat
diterima dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan
waktu.
 Tahun 1861. Gambar bergerak yang peroyeksikan ke dalam sebuah layar pertama
kali digunakan sebagai cikal bakal film sekarang.
 Tahun 1876. Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan Desimal.
 Tahun 1877. (a) Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon
yang dipergunakan pertama kali secara umum. (b) Fotografi dengan kecepatan tinggi
ditemukan oleh Edweard Maybridge.
 Tahun 1899. Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita) Magnetis yang
pertama.
 Tahun 1923. Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama.
 Tahun 1940. Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi
pada masa Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan
penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.
 Tahun 1945. Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan
Hypertext.
 Tahun 1946. Komputer digital pertama di dunia ENIAC I dikembangkan.
 Tahun 1948. Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor.
 Tahun 1957. (a) Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini
memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor di masukkan ke
dalam sebuah keping kecil kristal silikon. (b) USSR (Rusia pada saat itu)
meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai
mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk Advance Research Projects
Agency (ARPA) di bawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk
mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi dalam bidang Militer.
 Tahun 1962. Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk
mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan
sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang Nuklir.
 Tahun 1969. Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4
nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of
Santa Barbara, dan University of Utah.dengan kekuatan 50 Kbps.
 Tahun 1972. Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama.
 Tahun 1973-1990. Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai
TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian
dikenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981
National Science Foundation mengembangkan Backbone yang disebut CSNET
dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada
tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server yang berfungsi sebagai alat
koordinasi di antaranya; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway.

3.1.4 Tahun Sekarang (1991-sekarang)

Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya
operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. Pada tahun 1992 pembentukan
komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN. Tahun 1993,
NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori
dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi (oleh Network Solution
Inc,), dan jasa Informasi (oleh General Atomics/CERFnet), pada tahun 1994 pertumbuhan
Internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan
manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tahun 1995,
Perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di
Backbone, langkah ini memulai pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan
penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.

3.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengembangan Sistem Informasi

1) Teknologi Eksternal

Sistem informasi eksternal adalah komponen-komponen teknologi di luar


perusahaan/organisasi itu sendiri yang dalam hal ini sebagai penyedia informasi yang
dibutuhkan manajemen dalam melakukan aktivitas bisnis. Teknologi eksternal memiliki
faktor seperti ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal
organisasi.

2) Bisnis Eksternal

 pasar (market)
 pelanggan
 perusahaan-perusahaan lain : (baik para pesaing atau rekanan perusahaan) yang
memiliki komponen bisnis dan sistem informasinya masing-masing.
 pemerintah (sebagai penyusun kebijakan-kebijakan/policy dan peraturan)
 perangkat hukum, dan lain sebagainya.

3) Teknologi Internal

Sistem informasi internal adalah komponen-komponen pendukung perusahaan yang dalam


hal ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan manajemen dalam melakukan aktivitas
bisnis sehari-hari. Meliputi:

 Software
 Hardware
 Aplikasi
 Infrastruk

4) Bisnis Internal

Bisnis internal memiliki komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan


perusahaan, seperti:

 struktur organisasi
 infrastruktur (asset)
 proses
 sumber daya manusia
 budaya perusahaan (corporate culture), dan lain sebagainya.

3.3 Faktor Pertimbangan dalam Perencanaan Sistem

Agar sistem informasi bekerja secara tepat, kita harus mengelola secara aktif, menyesuaikan
teknologi dengan situasi, dan menerima tanggung jawab baik untuk sukses atau
kegagalannya. Tidak ada formula tentang faktor-faktor organisasi yang harus dipegang dan
diyakini. Kita dapat memerinci faktor-faktor untuk mempertimbangkan rencana-rencana
sistem. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut (Husein dan Wibowo, 2002):

1. Lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi.


2. Struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi.
3. Budaya dan politik organisasi.
4. Tipe organisasi.
5. Kemampuan mendukung dan memahami top manajemen.
6. Level organisasi dimana sistem diadakan.
7. Kelompok kepentingan utama yang dipengaruhi sistem.
8. Jenis tugas dan keputusan dalam mana sistem informasi didesain.
9. Sentimen dan sikap karyawan dalam organisasi yang akan menggunakan sistem
informasi.
10. Riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan,
skill yang dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia.

3.4 Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi

1. Pendekatan Konvensional

 Pemahaman masalah didasarkan pada pelaksanaan prosedur kerja.


 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan melihar alur dokumen dari satu bagian
organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses–proses
pengolahan datanya.
 Secara historis digunakan untuk mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang
ada di sistem fisik.

2. Pendekatan Funsional

 Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hiraki,


mulai dari konteks sampai proses–proses paling kecil (top down).
 Pengembangan dilaksanakan dengan melihat fungsi atau proses yang harus
dilaksanakan oleh sistem, data yang menjadi masukan dan keluaran, sumber dan
tujuan data, serta tempatpenyimpanan data.

3. Pendekatan Struktur Data

 Sudut pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen masukan/keluaran


yang digunakan alam sistem.
 Struktur tersebut kemudian dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan
konstruksisequence, selection, dan repetition sampai terlihat proses pembetukannya.

4. Infromation Enginering

 Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise.


 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan proses perencaan strategis informasi dan
analisis wilayah bisnis.
 Cakupan pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide basis)
 Mengaplikasikan teknik tersturktur dan automated tools.
5. Pendekatan Objek

 Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada


dalam sistem.
 Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data) dan
operasi (layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.
 Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek lainnya.
 Setiap objek dapat mempunyai kemampuan polimorfisme.

3.5 Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, di mana


masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap
awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan
pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan
penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang,
lazimnya untuk periode 3 – 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini
mencakup:

 Kebutuhan strategis organisasi


 Aspek legal pendukung organisasi
 Masukan kebutuhan dari pengguna

Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas


organisasi yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa
dan kepuasan pelanggan/masyarakat yang dilayani.
1. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan
merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat
jaringan teknologi informasi, rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-
keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara
matang, mencakup:

 Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi,
kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit
mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya
sumber daya yang diperlukan.
 Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal
demikian dapat dicegah sejak awal.
 Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus
berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem.
Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan
kebutuhan untuk efisiensi
 Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak
awal.

2. Tahap Analisis (Analysis)

Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek
teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan.
Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi
informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi
manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak
tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.

Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:

1. Menetapkan rencana penelitian sistem


2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
5. Menyiapkan usulan rancangan sistem
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem

Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

3. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem
basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.

Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi
yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi.

4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan
tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu
konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.

Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu.
Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar
penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak
terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir
dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru
dikembangkan.

5. Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem
informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk
implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem
biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi


2. Mengumumkan rencana implementasi
3. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
4. Menyiapkan database
5. Menyiapkan fasilitas fisik
6. Memberikan pelatihan dan workshop
7. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)
8. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)

Pemberian pelatihan harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap
implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga
berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan.
Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.

6. Tahap Pasca Implementasi

Pengembangan sistem informasi biasanya di akhiri setelah tahap implementasi dilakukan.


Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu
tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah
bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.

Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak
akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari
kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah diperlukan
dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke
pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.

Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana
harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap
sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah membaca uraian di atas maka dapat saya simpulkan, bahwa perkembangan informasi
sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi ketika dulu tidak semaju seperti sekarang. Dulu
penyampaian informasi dimulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding
gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti. Bahkan pada tahun 1940 saat perang
dunia ke 2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan
dokumen-dokumen. Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen ini disimpan dalam
bentuk magnetic tape.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari intrenal
maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan internal, serta bisnis
eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut tentang pasar, pelanggan,
perusahaan, pemerintah, dan perangkat hukum. Sedangkan bisnis internal meliputi struktur
organisasi, infrastruktur atau aset, proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan.
Adapun teknologi eksternal yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam
lingkungan eksternal organisasi. Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi,
dan infrastruk.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan dalam
perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus melakukan
fungsi, struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi, budaya dan politik
organisasi, riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah
dilakukan, skill yang dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia, dan lain-
lain. Juga ada pendekatan pengembangan sistem informasi, serta tahap pengembangan sistem
informasi.

Jadi kesimpulan yang saya ambil dari tugas makalah ini adalah perkembangan sistem
informasi sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya
pengembangan sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu
kian pesat, serta tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi
berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Putra, Y. M., (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem


Informasi Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
2. http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html
3. http://fardian.mhs.uksw.edu/2012/11/pengembangan-sistem-informasi.html
4. http://cheesterzone.blogspot.com/2012/10/konsep-pengembangan-sistem-
informasi.html

Anda mungkin juga menyukai