Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGEMBANGAN

SISTEM INFORMASI

DISUSUN OLEH :

Muhammad Rifqi Hidayat

F1E122214

R-007

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan
Teknologi Informasi tentang Pengembangan Sistem Informasi.

Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya, baik secara materi maupun moril dalam penyusunan tugas ini. Dalam
penyusunan tugas ini, penyusun menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang telah
penyusun miliki, serta kekurangan dan kesalahan dalam pengetikan maupun kata-kata dalam
makalah ini. Oleh karena itu, penyusun menyambut baik semua saran dan kritik sebagai
perbaikan di masa yang akan datang.

Harapan penyusun adalah dengan segala kerendahan hati, semoga Allah SWT membalas amal
kebaikan pihak yang telah membantu penyusunan tugas ini, termasuk juga pembaca. Dan
semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penyusun khususnya.

Jambi, 30 September 2023


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian


informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi) sudah ada sejak zaman
dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan
tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang
kemudian dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu
mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi.

Dari tahun ke tahun sistem informasi semakin maju, semakin modern dan semakin luas
cakupan informasinya. Pengembangan sistem informasi dimulai dari tingkat kebutuhan
masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan informasi maka akan semakin cepat
pula sistem informasi mengalami pengembangan. Informasi yang disampaikan pun berkembang.
Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik bertempur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah pengembangan sistem informasi?


2. Faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi?
3. Apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sistem informasi?
4. Bagaimana konsep pengembangan sistem informasi?
5. Pendekatan apa saja yang ada pada pengembangan sistem informasi?

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, diharapkan mahasiswa dapat memeroleh informasi


dalam makalah ini tentang Pengembangan Sisitem Informasi. Terutama mahasiswa dapat:

1. Mengetahui sejarah yang terjadi dalam pengembangan sistem informasi


2. Mengetahui ada faktor apa saja yang memengaruhi pengembangan sistem informasi
3. Dapat juga mengetahui faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencaan sistem informasi
4. Mengetahui konsep-konsep pengembangan sistem informasi
5. Mengetahui pendekatan pengembangan sistem informasi
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengembangan Sistem Informasi

2.1.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan dan


dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi diartikan sebagai hasil pengolahan
data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga penerimanya akan mendapat rangsangan
untuk melakukan tindakan. Data adalah fakta yang jelas lingkup, tempat dan waktu-nya. Data
diperoleh dari sumber data primer atau sekunder dalam bentuk berita tertulis atau sinyal
elektronis.

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :

 Menurut (wiki, 2008) “Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang berasal dari
bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang memiliki pengertian bahwa sutatu
sistem merupakan suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari komponen atau elemen yang
berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk memudahkan aliran informasi,
materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas
yang berinteraksi”.
 Menurut (Stoa, 2008) “Pengertian dari sistem merupakan gabungan dari keseluruhan langit
dan bumi yang saling bekerja sama yang membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah
satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak
dapat lagi kita sebut suatu sistem”.
 Menurut (Kerz, 2008) “Sistem yaitu gabungan dari sekelompok komponen baik itu manusia
dan/atau bukan manusia (non-human) yang saling mendukung satu sama lain serta diatur
menjadi sebuah kesatuan yang utuh untuk mencapai suatu tujuan, sasaran bersama atau hasil
akhir”.
 Menurut (Hart, 2005) “Sistem mengandung dua pengertian utama yaitu: (a) Pengertian
sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu sistem merupkan
komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berinteraksi satu sama lain,
dimana masing-masing bagian tersebut dapat bekerja secara sendiri-sendiri (independent)
atau bersama-sama serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau
sasaran sistem tersebut dapat tercapai secara keseluruhan (b) Definisi yang menekankan pada
prosedurnya yaitu merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelasaikan
suatu sasaran tertentu”.

Terdapat berbagai macam pengertian Sistem Informasi menurut beberapa ahli, diantaranya :
 Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam
suatu organisasi serta membantu manajer dalam mengambil keputusan (Kent, 2008).
 Pengertian dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa Sistem Informasi di
Yogykarta memaparkan bahawa Sistem informasi adalah sebuah aplikasi komputer yang
digunakan untuk mendukung operasi dari suatu organisasi serta merupakan aransemen dari
orang, data dan proses yang terjadi di dalamnya yang berinteraksi satu sama lain dalam
menudukung dan memperbaiki organisasi serta mendukung dalam pemecahan masalah dan
kebutuhan pembuat keputusan (KAMI, 2008).

Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau
data item. Terdapat beberapa definis mengenai data dari para ahli, yaitu:

 Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta menggambarkan
kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu, 2006).
 Data merupakan kumpulan objek-objek beserta atributnya yang menunjukan karakteristik
dari objek tersebut (Phil, 2006).

Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu pentingnya
peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data sangat
mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan terbentuk.

Pengembangan sistem informasi sering disebut proses pengembangan sistem (System


Development). Terdapat beberapa definisi mengenai pengembangan sistem informasi
diantaranya adalah :
 Aktifitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis computer untuk menyelesaikan
permasalahan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang
timbul.
 Kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan pemakai yang mengembangkan dan
mengimlementasikan sistem informasi.
 Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
 Proses merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi dengan
menggunakan metode, teknik, dan alat bantu pengembangan tertentu.

Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem Informasi
secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpilan komponen yang saling berhubungan,
mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi
untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain
menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan, sistem informasi juga
dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan hal-hal
yang rumit, dan menciptakan produk baru.
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem,
diantaranya :
1. Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu proses
pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)
2. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem
yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada. (KAMI, 2008)
3. Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk
mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus
dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik
sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).

2.1.2 Hal Mendasar Dalam Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan bagian dari tim
yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi
kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan dipengaruhi sejumlah hal (Okta, 2007), yaitu:

 Produktifitas. Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat. Hal
ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas, kondisi
kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengembangkan sendiri, bahasa pemrograman yang
lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik (umumnya 50% s.d 70% sumber daya
digunakan untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak, dan
perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
 Reliabilitas. Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan 50%
dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah sistem yang
digunakan diberbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya tidak mungkin untuk
diubah. Sebagai contoh kasus; untuk setiap program yang dihasilkan dari IBM’s
superprogramer project punya tiga sampai lima kesalahan untuk setiap kesalahan untuk
setiap sepuluh statement pemrograman.
 Maintabilitas. Perawatan mencakup; (a) modifikasi sistem sesuai perkembangan perangkat
keras untuk meningkatkan kecepatan pemrosesan (yang memegang peranan penting dalam
pengoperasian sistem), (b) modifikasi sistem sesuai perkembangan kebutuhan pemakai.
Antara 50% sampai 80% pekerjaan yang dilakukan pada kebanyakan pengembangan sistem
dilakukan untuk revisi, modifikasi, konversi, peningkatan dan pelacakan kesalahan

2.1.3 Kualitas Informasi

Kualitas informasi (quality of information), menurut Prabu, 2006, di antaranya ditentukan


oleh beberapa hal, yaitu:

Relevan (Relevancy), dalam hal ini informasi yang diterima harus memberikan manfaat bagi
pemakainya. Kadar relevancy informasi antara orang satu dengan yang lainnya berbeda-beda
tergantung kepada kebutuhan masing-masing pengguna informasi tersebut. How is the message
used for problem solving (decision masking)?
Akurat (Accurate), yaitu berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan. Selain itu
informasi yang didapatkan tidak boleh bias atau menyesatkan bagi penggunanya, serta harus
dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi tersebut. Ketidak akuratan data terjadi
karena sumber dari informasi tersebut mengalami gangguan dalam penyampaiannya baik hal itu
dilakukan secara sengaja maupun tidak sehingga menyebabkan data asli tersebut berubah atau
rusak.

Komponen keakuratan suatu informasi di antaranya:

1. Completeness; Are necessary message items present? Hal ini dapat berarti bahwa informasi
yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila
informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan memengaruhi dalam
pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan
berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah
yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut.
2. Correctness; Are message items correct? maksudnya bahwa informasi yang diterima
kebenarannya tidak perlu diragukan lagi. Kebenaran dari informasi tersebut harus dapat
dipertanggung jawabkan.
3. Security; Did the message reach all or only the intended systems users? Informasi yang
diterima harus terjamin keamanan datanya.
4. Time Lines (Tepat waktu); Informasi yang dibutuhkan oleh si pemakai tidak dalam hal
penyampaiannya tidak boleh terlambat (usang) karena informasi yang usang, maka informasi
tersebut tidak mempunyai nilai yang baik dan kualitasnya pun menjadi buruk sehingga tidak
berguna lagi. Jika informasi tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, maka
akan berakibat fatal sehingga salah dalam pengambilan keputusan tersebut. Kondisi tersebut
mengakibatkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan,
mengolah serta mengirimnya memerlukan teknologi terbaru.
5. Economy (Ekonomis); What level of resources is needed to move information through the
problem-solving cycle?. Kualitas dari Informasi yang digunakan dalam pengambilan
keputusan juga bergantung pada nilai ekonomi yang terdapat di dalamnya.
6. Efficiency (Efisien); What level of resources is required for each unit of information output?
7. Reliability (dapat dipercaya); Informasi yang didapatkan oleh pemakai harus dapat
dipercaya, hal ini menentukan terhadap kualitas informasi serta dalam hal pengambilan
keputusan setiap tingkatan manajemen.

2.1.4 Nilai Informasi

Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan terkadang diperlukan dengan
proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu mengakibatkan penggunaan informasi hanya
berdasarkan perkiraan-perkiraan serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakukan seperti ini
mengakibatkan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang lebih tepat
perlu dilakukan. Suatu informasi memiliki nilai, karena informasi tersebut dapat menjadikan
keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki nilai informasi yang tepat). Besarnya nilai
informasi yang tepat dapat didapatkan dari perbedaan hasil yang diperoleh dari keputusan yang
baru dengan hasil keputusan yang lama dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan informasi
tersebut. Penghitungan atas informasi yang tepat memberikan banyak manfaat di antaranya untuk
menghilangkan pemborosan biaya yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tersebut (Sofa, 2008).

Menurut Gordon B. Davis; “nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara
kebijakan optimal, tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan
informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas”.

Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat
menentukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut:

1. Kemudahan dalam memperoleh; Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila
dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak
bernilai jika sulit diperoleh.
2. Sifat luas dan kelengkapannya; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila
mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak
lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3. Ketelitian (accuracy); Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai
ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan
mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance); Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna
apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi
tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.
5. Ketepatan waktu; Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima
oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai
jika terlambat diterima (usang), karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan
keputusan.
6. Kejelasan (clarity); Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi.
Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7. Fleksibilitas/keluwesannya; Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas
tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan
keputusan.
8. Dapat dibuktikan; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat
dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang
diolah.
9. Tidak ada prasangka; Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak
menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10. Dapat diukur; Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat
mencapai nilai yang sempurna.
2.1.5 Prinsip Pengembangan Sistem

 Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.


 Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal besar, maka setiap investasi modal
harusmempertimbangkan dua hal berikut ini:
1. Semua alternatif yang ada harus diinvestigasikan
2. Investasi yang terbaik harus bernilai

 Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik


 Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem
 Proses pengembangan sistem tidak harus urut
 Jangan takut membatalkan proyek
 Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem

2.1. 6 Alasan diperlukan Pengembangan Sistem Informasi

1. Adanya masalah yang timbul dari sistem yang lama


2. Untuk meraih kesempatan – kesempatan dalam berbagai hal
3. Adanya instuksi dari pimpinan atau adanya peraturan dari pemerintah

2.1.7 Tim Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal-personal yang kompeten di


bidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari:

1. Manajer Analis Sistem


2. Ketua Analis Sistem
3. Analis Sistem Senior
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior

Jumlah personil Tim di atas diperlukan apabila sistem yang akan dikembangkan cukup besar.
Apabila sistem yang akan dikembangkan kecil, maka personilnya dapat disesuaikan berdasarkan
kebutuhan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perkembangan Sistem Informasi

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian


informasi (yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi) sudah ada sejak zaman
dahulu. Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan
tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang
kemudian dikenal dengan nama internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan selalu
mengalami perubahan dan pengembangan sistem informasi.

Pada tahun 1940 saat perang dunia ke 2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk
pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen. Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen
ini disimpan dalam bentuk magnetic tape. Adapun sejarah perkembangan sistem informasi dari
waktu ke waktu adalah sebagai berikut:

3.1.1 Masa Pra-Sejarah (…s/d 3000 SM) atau Pra Mekanik

Pada generasi ini belum ada sistem operasi, sistem komputer diberi instruksi yang harus
dikerjakan secara langsung. Pada awalnya Teknologi Informasi yang dikembangkan manusia
pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal,
mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang
berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini mereka mulai melakukan pengidentifikasian
benda-benda yang ada di sekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-
bentuk yang kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal, karena
kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat
tangan sebagai bentuk awal komunikasi mereka pada masa ini.

Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan


bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap
sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.

3.1.2 Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)

Pada masa ini Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal
sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja,
digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal.

 3000 SM. Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria dengan
menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf. Simbol atau huruf-
huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga mampu
menjadi kata, kalimat dan bahasa.
 2900 SM. Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno. Hierogliph merupakan
bahasa simbol di mana setiap ungkapan di wakili oleh simbol yang berbeda, yang ketika
digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk
tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.
 500 SM. Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon
papyrus yang tumbuh di sekitar sungai Niil ini menjadi media menulis/media informasi yang
lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya
digunakan sebagai media informasi.
 105 M. Bangsa Cina menemukan kertas. Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa
ini adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari serat bambu yang
dihaluskan, disaring, dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga
memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang
ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.

3.1.3 Masa Modern (1400-an M s/d sekarang)

 Tahun 1455. Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang terbuat dari besi yang bisa
diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan untuk yang pertama kalinya
oleh Johann Gutenberg.
 Tahun 1830. Augusta Lady Byron menulis program komputer yang pertama di dunia
berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang didesain
mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah
kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara
kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital
pertama ENIAC I dibentuk.
 Tahun 1837. Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse bersama Sir
William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik antara 2 tempat
yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan
penerimaan informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan
waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara
luas oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.
 Tahun 1861. Gambar bergerak yang peroyeksikan ke dalam sebuah layar pertama kali
digunakan sebagai cikal bakal film sekarang.
 Tahun 1876. Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan Desimal.
 Tahun 1877. (a) Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon yang
dipergunakan pertama kali secara umum. (b) Fotografi dengan kecepatan tinggi ditemukan
oleh Edweard Maybridge.
 Tahun 1899. Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita) Magnetis yang pertama.
 Tahun 1923. Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama.
 Tahun 1940. Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi pada
masa Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan
dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.
 Tahun 1945. Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan Hypertext.
 Tahun 1946. Komputer digital pertama di dunia ENIAC I dikembangkan.
 Tahun 1948. Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor.
 Tahun 1957. (a) Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini
memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor di masukkan ke dalam
sebuah keping kecil kristal silikon. (b) USSR (Rusia pada saat itu) meluncurkan sputnik
sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai
balasannya Amerika membentuk Advance Research Projects Agency (ARPA) di bawah
kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Informasi dalam bidang Militer.
 Tahun 1962. Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk mengembangkan
suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan
peluncuran peluru kendali dalam perang Nuklir.
 Tahun 1969. Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik),
antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan
University of Utah.dengan kekuatan 50 Kbps.
 Tahun 1972. Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama.
 Tahun 1973-1990. Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP
kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian dikenal dengan
nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981 National Science
Foundation mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps
untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan
sebuah Server yang berfungsi sebagai alat koordinasi di antaranya; DARPA, ARPANET,
DDN dan Internet Gateway.

3.1.4 Tahun Sekarang (1991-sekarang)

Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya
operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. Pada tahun 1992 pembentukan
komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN. Tahun 1993,
NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan
penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi (oleh Network Solution Inc,), dan
jasa Informasi (oleh General Atomics/CERFnet), pada tahun 1994 pertumbuhan Internet melaju
dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Tahun 1995, Perusahaan umum mulai
diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini memulai
pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan penelitian-penelitian untuk
mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.

3.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengembangan Sistem Informasi

1) Teknologi Eksternal

Sistem informasi eksternal adalah komponen-komponen teknologi di luar


perusahaan/organisasi itu sendiri yang dalam hal ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan
manajemen dalam melakukan aktivitas bisnis. Teknologi eksternal memiliki faktor seperti ilmu
pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal organisasi.
2) Bisnis Eksternal

 pasar (market)
 pelanggan
 perusahaan-perusahaan lain : (baik para pesaing atau rekanan perusahaan) yang memiliki
komponen bisnis dan sistem informasinya masing-masing.
 pemerintah (sebagai penyusun kebijakan-kebijakan/policy dan peraturan)
 perangkat hukum, dan lain sebagainya.

3) Teknologi Internal

Sistem informasi internal adalah komponen-komponen pendukung perusahaan yang dalam hal
ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan manajemen dalam melakukan aktivitas bisnis
sehari-hari. Meliputi:
 Software
 Hardware
 Aplikasi
 Infrastruk

4) Bisnis Internal

Bisnis internal memiliki komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan,


seperti:
 struktur organisasi
 infrastruktur (asset)
 proses
 sumber daya manusia
 budaya perusahaan (corporate culture), dan lain sebagainya.

3.3 Faktor Pertimbangan dalam Perencanaan Sistem

Agar sistem informasi bekerja secara tepat, kita harus mengelola secara aktif, menyesuaikan
teknologi dengan situasi, dan menerima tanggung jawab baik untuk sukses atau kegagalannya.
Tidak ada formula tentang faktor-faktor organisasi yang harus dipegang dan diyakini. Kita dapat
memerinci faktor-faktor untuk mempertimbangkan rencana-rencana sistem. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut (Husein dan Wibowo, 2002):

1. Lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi.


2. Struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi.
3. Budaya dan politik organisasi.
4. Tipe organisasi.
5. Kemampuan mendukung dan memahami top manajemen.
6. Level organisasi dimana sistem diadakan.
7. Kelompok kepentingan utama yang dipengaruhi sistem.
8. Jenis tugas dan keputusan dalam mana sistem informasi didesain.
9. Sentimen dan sikap karyawan dalam organisasi yang akan menggunakan sistem informasi.
10. Riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan, skill
yang dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia.

3.4 Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi

1. Pendekatan Konvensional

 Pemahaman masalah didasarkan pada pelaksanaan prosedur kerja.


 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan melihar alur dokumen dari satu bagian
organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses–proses pengolahan
datanya.
 Secara historis digunakan untuk mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang ada
di sistem fisik.

2. Pendekatan Funsional

 Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hiraki,


mulai dari konteks sampai proses–proses paling kecil (top down).
 Pengembangan dilaksanakan dengan melihat fungsi atau proses yang harus dilaksanakan oleh
sistem, data yang menjadi masukan dan keluaran, sumber dan tujuan data, serta
tempatpenyimpanan data.

3. Pendekatan Struktur Data

 Sudut pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen masukan/keluaran


yang digunakan alam sistem.
 Struktur tersebut kemudian dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan
konstruksisequence, selection, dan repetition sampai terlihat proses pembetukannya.

4. Infromation Enginering

 Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise.


 Pelaksanaan pengembangan diawali dengan proses perencaan strategis informasi dan
analisis wilayah bisnis.
 Cakupan pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide basis)
 Mengaplikasikan teknik tersturktur dan automated tools.

5. Pendekatan Objek

 Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam
sistem.
 Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data) dan
operasi (layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lain.
 Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek lainnya.
 Setiap objek dapat mempunyai kemampuan polimorfisme.

3.5 Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, di mana


masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal
dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari
sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana
stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode
3 – 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:

 Kebutuhan strategis organisasi


 Aspek legal pendukung organisasi
 Masukan kebutuhan dari pengguna

Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas organisasi
yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa dan kepuasan
pelanggan/masyarakat yang dilayani.

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi
informasi, rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang
diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:
 Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan
ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang
tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang
diperlukan.
 Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan
menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian
dapat dicegah sejak awal.
 Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan
secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini
diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi
 Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.

2. Tahap Analisis (Analysis)

Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek
teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan
dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang
paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-
aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi.

Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
1. Menetapkan rencana penelitian sistem
2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
5. Menyiapkan usulan rancangan sistem
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system

Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

3. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis
data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.

Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi
yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi.

4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan
tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu
konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.

Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu.
Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar
penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak
terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari
tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.

5. Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem
informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi
sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-
hal sebagai berikut:

1. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi


2. Mengumumkan rencana implementasi
3. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
4. Menyiapkan database
5. Menyiapkan fasilitas fisik
6. Memberikan pelatihan dan workshop
7. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)
8. Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem)

Pemberian pelatihan harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap
implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga
berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan
cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.

6. Tahap Pasca Implementasi


Pengembangan sistem informasi biasanya di akhiri setelah tahap implementasi dilakukan.
Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap
pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana
pemeliharaan sistem akan dikelola.

Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak
akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari
kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah diperlukan
dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke
pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.

Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana
harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem
informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.
BAB IV
KESIMPULAN

Setelah membaca uraian di atas maka dapat saya simpulkan, bahwa perkembangan informasi
sudah ada sejak zaman dahulu. Akan tetapi ketika dulu tidak semaju seperti sekarang. Dulu
penyampaian informasi dimulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua,
peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti. Bahkan pada tahun 1940 saat perang dunia ke
2 sistem informasi digunakan oleh militer untuk pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen.
Pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen ini disimpan dalam bentuk magnetic tape.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pengembangan sistem informasi baik dari intrenal
maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut yaitu teknologi eksternal dan internal, serta bisnis
eksternal maupun internal. Bisnis eksternal menyangkut tentang pasar, pelanggan, perusahaan,
pemerintah, dan perangkat hukum. Sedangkan bisnis internal meliputi struktur organisasi,
infrastruktur atau aset, proses, sumber daya manusia, serta budaya perusahaan. Adapun teknologi
eksternal yaitu ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal
organisasi. Dan teknologi internal meliputi software, hardware, aplikasi, dan infrastruk.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, ada pula faktor pertimbangan dalam
perencanaan sistem. Di antaranya yaitu lingkungan di mana organisasi harus melakukan fungsi,
struktur organisasi hirarki, spesialisasi, standar prosedur operasi, budaya dan politik organisasi,
riwayat organisasi: investasi dalam bidang teknologi informasi yang telah dilakukan, skill yang
dimiliki, program-program penting, dan sumberdaya manusia, dan lain-lain. Juga ada pendekatan
pengembangan sistem informasi, serta tahap pengembangan sistem informasi.

Jadi kesimpulan yang saya ambil dari tugas makalah ini adalah perkembangan sistem
informasi sudah ada sejak zaman dahulu, namun tidak sepesat seperti sekarang ini. Majunya
pengembangan sistem informasi dipengaruhi oleh canggihnya teknologi yang semakin waktu
kian pesat, serta tingginya kebutuhan masyarakat, maka semakin cepat pula sistem informasi
berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/hal-mendasar-dalam-pengembangan-
sistem/

http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html

http://fardian.mhs.uksw.edu/2012/11/pengembangan-sistem-informasi.html

http://cheesterzone.blogspot.com/2012/10/konsep-pengembangan-sistem-
informasi.html

http://ardhydownload.blogspot.com/2013/04/pengembangan-sistem-informasi.html

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm

http://ismimiitsme.blogspot.com/2013/08/konsep-pengembangan-sistem-
informasi.html

Anda mungkin juga menyukai