Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
Akuntansi Perpajakan”.Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
Dalam penyusunan tugas akhir ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materiil maupun imateriil
Pamulang
i
7. Ibu Effriyanti. S.E., Akt., M.Si,. C.A. selaku Ketua Program Studi
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAAN................................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
BAB I AUDIT PAJAK
1.5.1 Pengertian Audit Pajak.......................................................................2
1.5.2 Tujuan Audit Pajak.............................................................................3
1.5.3 Ruang Lingkup Audit Pajak...............................................................4
1.5.4 Hak dan Kewajiban Pajak Dalam Audit Pajak...................................4
viii
1.5.5 Metode dan Teknik Dalam Audit Pajak.............................................6
1.5.6 Tahapan Pemeriksaan Pajak...............................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................10
KESIMPULAN.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB II AKUNTANSI PERPAJAKAN
2.5.1 Pengertian Akuntansi..........................................................................17
2.5.2 Pengertian dan Fungsi Pajak...............................................................17
2.5.3 Pengertian Akuntunsi Perpajakan.......................................................18
2.5.4 Sejarah Perkembangan Akuntansi Pajak............................................19
2.5.5 Prinsip Dasar Akuntansi Perpajakan .................................................20
2.5.6 Proses Akuntansi Perpajakan..............................................................22
PEMBAHASAN....................................................................................................24
KESIMPULAN.....................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
ix
BAB I
AUDIT PAJAK
1.1 Latar Belakang
Penegakan hukum dalam self assesment system merupakan hal yang
penting. Seperti diketahui bahwa dalam sistem perpajakan ini dipentingkan
adanya voluntary compliance dari wajib pajak. Karena tuntutan peran aktif dari
Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, maka kepatuhan Wajib
Pajak menjadi sangatlah penting. Kepatuhan Wajib Pajak perlu ditegakkan salah
satu caranya adalah dengan tax law enforcement.
Penegakan hukum dibidang perpajakan adalah tindakan yang dilakukan oleh
DJP untuk menjamin supaya Wajib Pajak dan Calon Wajib Pajak memenuhi
ketentuan Undang-Undang Perpajakan seperti menyampaikan SPT, pembukuan
dan informasi lain yang relavan serta membayar pajak pada waktunya, sarana
melakukan penegakan hukum dapat meliputi sanksi atas keterlambatan
pembayaran dan dakwaan pidana dalam hal ini terjadi penyelundupan pajak.
Salah satu cara upaya pencegahan tax evasion adalah dengan
mengngunakan cara pemeriksaan pajak (tax audit). Tax audit yang dilakukan
secara profesional oleh aparat pajak dalam rangka self assessmet system
merupakan bentuk penegakan hukum perpajakan.
Pemeriksaan pajak merupakan suatu mekanisme pengawasan dalam
penerapan sistem self assesment perpajakan di Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Disamping itu pemeriksaan pajak juga
merupakan sarana untuk meningkatkan penerimaan negara dan menciptakan
keadilan bagi wajib pajak.
Untuk melaksanakan upaya pengekan hukum tersebut salah satunya
denganperiksanaa pajak. Pelaksanaan pemeriksaan diatur dalam serangkaiaan
peraturan mengenai kebijakan pemeriksaan yang bertujuan untuk menjaga
kualitas pemeriksaan dan memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan bagi
wajib pajak. Salah satu prosedur pemeriksaan tersebut adalah perlunya disiapkan
audit pajak. Pada dasarnya setiap pemeriksaan pajak selalu melakukan persiapan
audit pemeriksaan. Namun demikian tingkat perencanaan audit tergantung pada
1
masing-masing pemeriksa pajak. Ada pemeriksa pajak yang menganggap
perencanaan audit merupakan suatu hal yang sangat perlu, namun ada juga
pemeriksa pajak yang menganggap perencanaan tersebut cukup dilakukan
seperlunya saja.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari audit pajak?
2. Apa tujuan pemeriksaan pajak?
3. Apa saja ruang lingkup dari audit pajak?
4. Apa saja hak dan kewajiban wajib pajak dalam audit pajak?
5. Apa saja metode dan teknik dalam audit pajak?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian audit pajak
2. Untuk mengetahui fungsi dari audit pajak
3. Untuk mengetahui ruang lingkup audit pajak
4. Untuk mengetahui hak dan kewajiban wajib pajak dalam audit pajak
5. Untuk mengetahui metode dan teknik dalam audit pajak.
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Manfaat penelitian ini bagi penulis yakni sebagai syarat untuk mendapat
gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Pamulang.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini memberikan informasi mengenai pengertian audit pajak,
fungsi, ruang lingkup audit pajak serta metode dan teknik dalam audit
pajak.
3
2. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, meliputi yang dilakukan dalam
rangka :
a. Pemberian NPWP secara jabatan
b. Penghapusan NPWP Wajib Pajak
c. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP
d. Wajib Pajak mengajukan keberatan
e. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma penghitungan
penghasilan netto
f. Pencocokan data dan/atau alat keterangan
g. Penetuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
i. Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
untuk tujuan lain selain huruf a sampai dengan huruf h
4
dilakukan saat pemeriksaan pajak. Nah, berikut ini kewajiban wajib pajak
dalam pemeriksaan pajak.
1. Memenuhi panggilan dengan datang menghadiri pemeriksaan pajak
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Biasanya, jadwal dibuat
untuk jenis ruang lingkup pemeriksaan kantor.
2. Mampu memperlihatkan atau meminjamkan buku, catatan, dan
dokumen yang akan menjadi dasar pemeriksaan, serta dokumen-
dokumen lain termasuk data yang Anda kelola secara elektronik yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek yang terutang pajak.
3. Untuk pemeriksaan lapangan, wajib pajak memiliki kewajiban
memberi kesempatan untuk mengakses data dengan mengunduh data-
data yang dikelola secara elektronik.
4. Memberikan kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki ruang
yang dirasa perlu untuk diperiksa dan memberi bantuan-bantuan lain
guna kelancaran pemeriksaan pajak.
5. Memberikan tanggapan secara tertulis atas SPHP.
6. Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh akuntan
publik khususnya untuk jenis ruang lingkup pemeriksaan pajak
kantor.
7. Berkenan memberikan keterangan lainnya baik secara lisan maupun
tulisan yang diperlukan.
Selain kewajiban yang perlu diperhatikan wajib pajak saat
pemeriksaan pajak akan dilakukan atau bahkan berlangsung, wajib pajak
juga memiliki hak-hak saat pemeriksaan pajak. Mari simak hak-hak apa saja
yang wajib pajak miliki ketika pemeriksaan pajak.
1. Wajib pajak berhak meminta surat perintah pemeriksaan pajak.
2. Wajib pajak berhak melihat tanda pengenal dari para pemeriksa yang
ditugaskan.
3. Mendapatkan penjelasan secara rinci tentang maksud dan tujuan dari
pemeriksaan pajak.
5
4. Jika ada perbedaan dalam hasil pemeriksaan dan SPT, wajib pajak
berhak meminta rincian perbedaan tersebut.
5. Wajib pajak berhak hadir dalam pembahasan akhir hasil dari
pemeriksaan pajak dalam batas waktu yang sudah ditentukan.
1.6 Pembahasan
Adanya suatu kasus yang menyangkut sengketa pajak terjadi pada
tahun 2007, dimana PT. MONAGRO KIMIA merupakan perusahaan asing
atau swasta, yang begerak dalam bidang pupuk dan pangan ternak, dalam
kegiatan usahanya tersebut setelah mengkaji atau menghitung kembali
10
pajaknya, merasa PT. MONAGRO KIMIA pembayaran pajak yang
dilakukan tahun 2006 menunjukan posisi lebih bayar sebesar Rp
8,738,888,746. terbilang (Delapan Miliar Tujuh Ratus Tiga Puluh Delapan
Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Delapan Ribu Tujuh Ratus Empat Puluh
Enam Rupiah). Dengan alasan terebut maka pihak PT. MONAGRO KIMIA
mengajukan SPT Tahunan PPh Badan tersebut kepada Kantor Pelayanan
Pajak Penanaman Modal Asing Satu (KPP PMA I) pada tanggal 13 Juli
2007 dan diterima oleh kantor KKP PMA I.
Sebelumnya KPP PMA I menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan
Pajak (SP3) No. PRINT-PSL- 330/WPJ.07/KP.02052007 tertanggal 30 Mei
2007 dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan Tahun Pajak 2006 yang meliputi semua jenis pajak. Pada tanggal
11 Agustus 2008 hasil yang dilakukan oleh fiskus/pegawai pajak yang
datang untuk memeriksa sebagaimana kepatuhan wajib pajak, menyatakan
dengan surat Nomor: 00042/201/06/052/08 tanggal 11 Juli 2008.
Bahwasanya PT. MONAGRO KIMIA memiliki perbedaan atau selisih
dalam penghitungan PPh 21nya pada tahun pajak 2006.
Hasil Keterangan Pajak Kurang Bayar PPh Pasal 21 PT MONAGRO
KIMIA Nomor: 00042/201/06/052/08 tanggal 11 Juli 2008. Berikut
perincian atas pajak kurang bayar yang di layangkan KKP PMA I:
No Uraian Jumlah Menurut Koreksi
11
dibayar/lebih bayar./Nihil
1.7 Kesimpulan
Fungsi dan tujuan pemeriksaan pajak secara keseluruhan adalah
supaya Wajib Pajak melaporkan kegiatan usahanya dengan benar. Benar
karena Wajib Pajak melaporkan kegiatan usahanya sesuai keadaan
sebenarnya. Tidak ada yang ditutupi, tidak ada yang disembunyikan dan
terbuka. Benar karena Wajib Pajak telah menghitung pajak terutang sesuai
dengan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku.
Ada banyak ketentuan dalam melakukan pemeriksaan pajak, secara
garis besar diantaranya yaitu :
1. Ruang Lingkup pemeriksaan
2. Kriteria Pemeriksaan
3. Jenis Pemeriksaan
4. Jangka Waktu Pemeriksaan
5. Jangka Waktu RestitusiPajak
6. Penyelesaian Pemeriksaan
7. Pertemuan dengan Wajib Pajak
8. Peminjaman Dokumen dan Penyegelan
12
9. Permintaan Keterangan
10. SPHP dan Closing Conference
Setiap dilakukan pemeriksaan pajak oleh kantor pajak, Wajib pajak
mempunyai kewajiban dan haknya yang telah ditentukan oleh perundang-
undangan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
BAB II
AKUNTANSI PERPAJAKAN
15
ketentuan akuntansi dengan ketentuan perpajakan untuk keperluan pelaporan dan
pembayaran pajak, makan undang-undang perpajakan memiliki prioritas untuk
dipatuhi agar tidak menimbulkan karugian material bagi WP yang bersangkutan.
UU Perpajakan di Indonesia yang menganut self assesment, dimana dalam
sistem ini WP diberikan keleluasan dan kepercayaan untuk menghitung, membayar
dan malaporkan pajaknya sendiri atas transaksi yang dilakukannya. Apabila WP
sedang dilakukan pemeriksaan pajak maka WP harus dapat membuktikan kepada
aparat pajak bahwa WP telah menghitung dan membayar pajaknya sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang berlaku.
2.2 Rumusan Masalah
2.2.1 Apa pengertian Akuntansi ?
2.2.2 Apa pengertian dan fungsi pajak?
2.2.3 Apa pengertian Akuntansi Perpajakan?
2.2.4 Apa Prinsip Dasar Akuntansi Perpajakan?
2.2.5 Bagaimana Proses Akuntansi Perpajakan
2.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini antara lain :
2.3.1 Untuk mengetahui perngertian akuntansi
2.3.2 Untuk mengetahui pengertian dan fungsi pajak
2.3.3 Untuk mengetahui pengertian Akuntansi Perpajakan
2.3.4 Untuk Prinsip Dasar Akuntansi Perpajakan
2.3.5 Untuk mengetahui Proses Akuntansi Perpajakan
2.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Manfaat penelitian ini bagi penulis yaitu sebagai syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Pamulang.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan wawasan tentang akuntansi
perpajakan dan konsepnya yang berjalan di Indonesia.
2.5 Landasan Teori
2.5.1 Pengertian Akuntansi
16
Menurut Martani dkk (2017: 4) akuntansi merupakan bahasa bisnis karena
akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas
dalam suatu periode tertentu. Informasi tersebut sangat berguna bagi pihak yang
berkepentingan untuk memprediksi kinerja entitas di masa mendatang, sehingga
dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan entitas.
Menurut Wild & kwok (2011;4-7) akuntansi adalah sistem infomasi yang
menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi mengarah pada 3 (tiga)
aktivitas dasar yaitu mengidentifikasi,merekam dan mengomonikasikan kejadian
ekonomi yang terjadi pada organisasi untk kepentingan pihak pengguna.
Adapula salah satu pengertian yang dirumuskan oleh Accounting
Principles Board (APB) dan American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) pada tahun 1970 yang menjelaskan akuntansi sebagai suatu aktivitas
atau kegiatan pelayanan, yang fungsinya terutama untuk memberikan informasi
kuantitatif terutama bersifat keuangan, dari suatu entitas ekonomi dengan
maksud berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi, dalam memilih secara
bijak diantara alternatif tindakan (Kartikahadi dkk, 2016: 3).
17
Menurut S.I Djajadiningrat, pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan
sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian,
dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai
hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk
memelihara kesejahteraan secara umum. (Sudirman dan Amiruddin, 2016: 2)
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pajak
merupakan suatu kewajiban bagi pribadi atau perusahaan untuk memberikan
kontribusi atas kekayaan atau penghasilan kepada negara yang digunakan untuk
kesejahteraan umum.
2.5.2.2 Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak menurut Mardiasmo (2018:4) fungsi pajak antara
lain:
1. Fungsi Anggaran (budgetair) yaitu pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi mengatur (regulerend) yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
18
laporan keuangan fiskal sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan yang
terkait sebagai dasar pembuatan SPT. Akuntansi pajak berfungsi sebagai
Pengolah data secara kuantitatif yang dipergunakan untuk menyajikan sebuah
laporan keuangan dengan memuat jumlah perhitungan perpajakan. Prinsip-
prinsip yang diakui dalam akuntansi perpajakan meliputi kesatuan akuntansi,
kesinambungan, harga pertukaran yang objektif, konsistensi, konservatif.
19
Sejak tahun 1983, berlaku UU Nomor 6 Tahun 1983, UU Nomor 7 Tahun
1983, dan UU Nomor 8 Tahun 1983. Dalam undang-undang perpajakan yang
baru berlaku asas perpajakan Indonesia, yaitu:
20
3. Prinsip pemadanan (Matching Principle) menjelaskan mengenai masalah
pembebanan biaya pada periode yang sama dengan periode pengakuan hasil
sehingga pengakuan hasil diakui pada saat periode pengakuan hasil
sedangkan pembebanan biaya diakui pada periode tersebut.
4. Masalah objektivitas (Objectivity Principle) memiliki penafsiran berbeda.
Objektivitas dapat dianggap sebagai hasil konsesus kelompok yang mengukur
atau objektivitas diukur dengan batasan tertentu.
5. Consistency Principle, Prosedur dan prinsip akuntansi yang sama dilaporkan
pada periode yang bersangkutan sehingga peristiwa yang sama dicatat dan
dilaporkan secara komsisten.
6. Disclosure Principle, Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure)
mengharusakn laporan akuntansi dibentuk dan disajikan berdasarkan
peristiwa yang mempengaruhi perusahaan dalam periode tersebut. Laporan
keuangan diharapkan jujur (fair), lengkap (full), dan memadai (adequate)
agar piahk internal maupun ekternal dapat mengambil manfaat dari informasi
yang disajikan oleh laporan keuangan .
7. Conservatism Principle,Prinsip konservatisme atau pengecualian umumnya
digunakan untuk hal yang tidak menentu atau dalam kondisi ketidakpastian.
Prinsip konservatisme kurang penekanannya karena semakin banyak pihak
yang mengutamakan jujur (fair) dan dapat diandalkan.(reliable) pada setiap
laporan keuangan yang disajikan.
8. Materiality Principle, Menurut APB Statement No 4 , prinsip materialitas
mengandung arti bahwa laporan keuangan hanyan menyangkut informasi
yang dianggap penting (material) dalam mempengaruhi penilaian.
9. Uniformity and Comparability Principle, Prinsip ini menekankan pada
keseragaman dan dapat dibandingkan, yang merupakan salah satu tujuan
yang akan dicapai dalam penyusunan prinsip akuntansi.
21
Transaksi ini kaitannya dengan informasi keuangan yang dapat dinilai dengan
uang, bukan informasi non-keuangan. Lalu transaksi ini akan dicatat pada suatu
Jurnal, kemudian di posting, lalu dimasukan ke dalam neraca lajur dan diakhiri
dengan pembuatan laporan keuangan. Laporan keuagan ini dapat dibuat secara
bulanan atau tahunan. Proses akuntansi secara detail dan juga ilustrasinya dapat
dilihat pada gambar 1 mengenai siklus akuntansi dibawah ini.
22
ke kas perusahaan. Jurnal Pengeluaran Kas: Digunakan untuk mencatat
transaksi kaitannya dengan penjualan secara kredit.
2. Buku Besar Pembantu. Buku Pembantu ini terdiri dari Buku Pembantu
Piutang Dagang, Buku Pembantu Hutang Dagang, & Buku Pembantu
Persediaan. Buku ini digunakan untuk membantu bagian akuntansi dalam
memonitoring besarnya mutasi hutang/piutang/persediaan untuk masing-
masing suplier/pelanggan/barang.
3. Neraca Lajur adalah kertas berisi kolom-kolom untuk mencatat keuangan
secara manual. Neraca lajur dibuat untuk mempermudah kita membuat
laporan keuangan. Pada posisi ini kita harus memasukan semua akun yang
ada beserta saldo akhirnya. Pada neraca lajur ini juga kita bisa memasukan
jurnal penyesuaian yang telah kita buat.
4. Laporan keuangan komersial yaitu laporan keuangan yang dibuat
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan pada prinsip-pinsip akuntansi
yang bersifat tidak memihak atau disebut juga netral.
5. Laporan fiskal merupakan laporan keuangan yang tercantum informasi
akuntansi yang dirancang untuk kepentingan perpajakan, pengutaraannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perUU perpajakan yang berlaku.
6. Rekonsiliasi fiskal dapat didefinisikan sebagai salah satu cara untuk
mencocokkan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan komersial
yang disusun berdasarkan sistem keuangan akuntansi dengan laporan
keuangan yang disusun berdasarkan sistem fiskal.
2.5.7 Akun – akun akuntasi perpajakan
Nama-nama akun pada laporan keuangan yang bekaitan dengan akuntasi
perpajakan adalah sebagai berikut :
1. Neraca
a. Sisi asset, terdapat nama nama akun sebagai berikut :
Pajak di bayar di muka (Prepaid Tax). Pajak di bayar di muka disajikan sebagai
biaya di bayar di muka (Prepaid Expense) dalam asset lancar. Pajak di bayar di
23
muka terdiri dari PPh 22, PPh 23, PPh 24 PPh 25 dan PPh 28A (bila ada), PPh
atas pengalihan ha katas tanah dan bangunan, Pajak masukan.
b. Sisi kewajiban terdapat nama-nama akun sebagai berikut.
Utang pajak (Tax Payable). Utang pajak terdiri atas PPh 21, PPh 23, PPh 26,
PPh 29 dan Pajak Keluaran
2. Laporan Laba Rugi
a. Beban Pajak Penghasilan (income tax expense)
b. PBB, Pajak masukan yang tidak dapat di kreditkan, dan Bea Materai di catat
sebagai beban operasional (operational expense)
2.6 Pembahasan
Contoh Kasus
Andi bekerja pada perusahaan PT ABC dengan memperoleh Gaji sebulan
Rp. 9.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 175.000,00 perbulan.
Andi menikah tetapi belum mempunyai anak. Penghitungan PPh Pasal 21-nya
adalah sebagai berikut:
Gaji sebulan Rp.9.000.000
Pengurang
1. Biaya Jabatan
12 X Rp.8.325.000 Rp.100.500.000
PTKP Setahun
24
- untuk WP sendiri Rp. 54.000.000
Kasus di atas diasumsikan Andi telah bekerja di PT. ABC telah melebihi tahun
takwim atau tahun pajak, sehingga jika gaji yang dihitung diatas adalah gaji untuk
bulan Januari 2018 maka besarnya gaji netto yang diterima si Andi pada tanggal 31
Januari 2018 adalah Rp 9,000,000 – Rp.175.000 = Rp.8.825.000,-. Maka untuk kasus
diatas maka perusahaan telah memungut PPh Pasal 21 dari penghasilan si Andi pada
bulan Januari 2018 sebesar Rp. 175.000,-. Jika PPh Pasal 21 tersebut dibayar pada
tanggal 8 Februari 2018, untuk itu perusahaan ataupun si Andi (Jika si Andi dalam
pelaporan pajaknya menggunakan Istilah Pembukuan) perlu mencatat transaksi di
atas adalah sebagai berikut:
25
Kas Rp. 8.825.000
31/1/2018 PPh pasal 21 dibayar Rp. 175.000
dimuka
Pendapatan Gaji Rp. 9.000.000
Bagi Andi PPh Pasal 21 ini dapat menjadi kredit pajak ketika akan melaporkan
SPT Tahunan Orang Pribadi. Andi sendiri dan penghasilan ini dapat digabung dengan
penghasilan lain yang diterima Andi pada tahun pajak yang sama. Namun Bagi PT.
ABC PPh Pasal 21 ini tidak dapat menjadi kredit pajak atau biaya pengurang
penghasilan, kecuali jika PPh Pasal 21 dibayar oleh perusahaan atau dianggap
sebagai tunjangan pajak.
2.7 Kesimpulan
Akuntasi perpajakan sangat di butuhkan setiap perusahaan hal ini bertujuan
untuk memberikan laporan besaran jumlah pajak yang harus disetor kepada
pemerintah sehingga tidak ada kesalahan dalam perhitungan jumlah pajak pada saaat
di lakukan pemeriksaan pajak perusahaan oleh pihak pajak/fiskus. Perusahaan perlu
melakukan perhitungan secara telit dan juga hurus update tentang peraturan
perpajakan terbaru, maka dari itu ketika ada transaksi kaitannya dengan pemotongan/
pemungutan PPh Pasal 21, pembayaran PPh Pasal 21 dan juga pembayaran gaji/upah
karyawan maka perlu ada pencatatan akunatnsi yang sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku.
26
DAFTAR PUSTAKA
27