Anda di halaman 1dari 49

PT Indofarma Tbk

 
Oleh:
Nika Octovia N (7211418014)
Aurora Putri Pi (7211418082)
Dini Kurnasih (7211418154)
 
01
Analisis
Rasio
Rasio Lancar (Current Ratio)
Tahun
2017 2016

Rasio Lancar 1,042 1,249

Dari hasil perbandingan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan PT Indofarma Tbk untuk menutupi utang
jangka pendeknya mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan PT Indofarma Tbk pada
tahun 2016 sampai tahun 2017 mengalami penurunan sebanyak 0,207%. Walaupun rasionya berada di atas 1
atau di atas 100%, namun kemampuan PT Indofarma Tbk untuk menutupi utang jangka pendeknya lebih
bagus ditahun pertama dimana setiap Rp.1,00 utang jangka pendek dijamin oleh Rp.1,249 aktiva lancar.
Rasio Cepat (Quick ratio)

Tahun 2017 2016

Rasio Cepat 0,757 0,834

Dari hasil perbandingan Rasio cepat tahun 2016 dan 2017 menunjukkan bahwa kemampuan PT
Indofarma Tbk dalam kecepatan melunasi utang lancarnya dianggap kurang baik. Karena hasil
perhitungan menunjukkan angka dibawah 1,5, selain itu kemampuan kecepatanhya pun menurun
sebanyak 0,077% selama tahun terkait.
RASIO SOLVABILITAS
DAR 0,656 0,572

DER 1,906 1,400

Dari hasil perbandingan DAR tahun 2016 dan 2017 menunjukkan bahwa kemampuan PT Indofarma Tbk terhadap pentingnya
pendanaan dengan jalan menunjukkan presentase aktiva perusahaan yang didukung oleh utang mengalami peningkatan
sebesar 0,084% dari tahun 2016 sampai 2017. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan PT Indofarma Tbk dalam
mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor lebih baik
ditahun kedua dari pada di tahun pertama.

Tabel tersebut menunjukkan perbandingan DER PT Indofarma Tbk tahun 2016-2017. Dari hasil tersebut rasio pada tahun
kedua lebih tinggi dibandingkan rasio pada tahun pertama yaitu sebesar 1,906%. Hal ini menujukkan bahwa PT Indofarma
Tbk memiliki modal yang relative sedikit dibandingkan dengan total utangnya pada tahun kedua, karena rasio tersebut
mengalami peningkatan sebesar 0,506% selama tahun terkait.
RASIO AKTIVITAS

01 02 03 04
Rasio Perputaran Rasio Umur Piutang Rasio Perputaran Rasio Perputaran Total
Piutang Aktiva Tetap Aktiva

Rasio Perputaran Piutang 9,029 7,787

Rasio Umur Piutang 3296 2842

Perputaran Aktiva Tetap 2,724 3,171

Perputaran Total Aktiva 1,066 1,189


Profit Margin, ROA, ROE
Profit Margin -0,028 -0,010
ROA -0,037 -0,013
ROE -0,037 -0,033

Dari perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa PT.Indofarma Tbk mengalami defisit
perusahaan yang terus meningkat dari tahun 2016 sampai 2017. Peningkatan yang terjadi
sebesar 0,018% sehingga persentase menjadi -0.028% pada tahun 2017.

Tabel perbandingan tersebut menunjukkan ROA PT Indofarma mengalami peningkatan dari


tahun 2016 sampai 2017. Persentase yang semula -0,013% menjadi -0,037 dengan selisih
0,024%. Namun, keadaan ROA perusahaan PT Indofarma Tbk berada pada keadaan defisit.

Perbandingan ROE dari tahun 2016 sampai 2017 mengalami peningkatan sebesar 0,003%
yaitu pada tahun 2016 sekitar 0,033% menjadi 0,037%. Keadaan ROE PT Infofarma Tbk
berada pada keadaan defisit.
RASIO PASAR

XTahun

PER
2017

0,235

Rasio pasar PT Indofarma Tbk dari tahun 206 sampai 2017 mengalami
peningkatan sebesar 0,08%. Persentase di tahun 206 sekitar 0,227 %
2016

0,227

Y
dan meningkat meingkat menjadi 0,235%. Hal tersebut akibat harga
saham yang beredar mengalami peningkatan dari tahun terkait.
Dari hasil perbandingan ananlisis rasio PT
Indofarma Tbk dari tahun 2016 sampai 2017
mengalami peningkatan di berbagai
perbandingan jenis rasio. Peningkatan
tersebut bisa memberikan keuntungan
ataupun kerugian bagi perusahaan. Namun,
jika dilihat dari rasio keuntungan PT
Indofarma mengalami defisit.
02
Analisis Du
Pont
Analisis Du Pont (ROE)
Tahun ROE ROA Financial Leverage
2013 -9,18% -4,19% 2,19
2014 1,25% 0,59% 2,11
2015 2,39% 0,92% 2,59
2016 -3,02% -1,25% 2,40
2017 -8,79% -3,02% 2,91

Dari hasil analisis du pont (ROE) PT. Indofarma (Persero) Tbk selama tahun 2013 – 2017 mengalami kenaikan pada tahun 2014,
kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016. Pada tahun 2013 sebesar -9,18%, pada tahun 2014 mengalami kenaikan
signifikan menjadi 1,25% dan tahun 2015 juga mengalami kenaikan menjadi 2,39% namun pada tahun 2016 mengalami
penurunan sebesar -3,02% dengan ROA -1,25% dan financial leverage 2,40, begitu pula pada tahun 2017 juga mengalami
penurunan sebesar -8,79% dengan ROA -3,02% dan financial leverage 2,91.

Dapat disimpulkan bahwa PT. Indofarma (Persero) Tbk meningkatkan ROE dengan meningkatkan ROA dan financial leverage
secara bersamaan. Seperti pada tahun 2015, ROE meningkat dari tahun 2014, dari 1,25% menjadi 2,39%. Hal ini disebabkan
pada tahun 2015 ROA menjadi 0,92% dan financial leverage menjadi 2,59.
Analisis Du Pont System (ROI)
Perputaran
Tahun Profit Margin ROI
Total Aset
2013 -4,05% 1,03 kali -4,17%
2014 0,08% 1,11 kali 0,09%
2015 0,40% 1,06 kali 0,42%
2016 -1,04% 0 kali 0,00%
2017 -2,84% 0 kali 0,00%

Dari hasil analisis du pont system (ROI), tingkat du pont system (ROI) PT. Indofarma (Persero) Tbk selama tahun 2013 – 2017 mengalami
kenaikan pada tahun 2014, selanjutnya di tahun 2016 mengalami penurunan. Pada tahun 2013 sebesar -4,17%, pada tahun 2014
mengalami kenaikan yang cukup tinggi menjadi 0,09% dan tahun 2015 juga mengalami kenaikan menjadi 0,42% namun pada tahun 2016
mengalami penurunan dengan profit margin -1,04% dan perputaran total aset 0 kali, begitu pula pada tahun 2017 masih sama dengan 2016
(tidak mengalami kenaikan maupun penurunan) dengan profit margin -2,84% dan perputaran total aset 0 kali. Penurunan terjadi karena
terjadi rugi pada periode tersebut dan perputaran total aset berjumlah 0 kali.

Jika ditinjau dari du pont system (ROI) PT. Indofarma (Persero) Tbk, dari tahun 2013 – 2015 mengalami kenaikan tetapi tahun 2016 –
2017 mengalami penurunan, maka hal ini menandakan perusahaan belum mampu menggunakan aktivanya secara efisien.
03
Analisis
Common-Size
PT INDOFARMA (Persero) Tbk
Neraca Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2016 dan 2017
(Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun Common Size (%) Tahun Common Size (%)


NERACA NERACA
2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017
ASET         LIABILITAS        
ASET LANCAR         LIABILITAS JANGKA PENDEK        
Kas dan setara kas Rp 56,233,906,214 Rp 182,587,624,895 4.07 11.93 Pinjaman bank jangka pendek Rp 372,085,423,699 Rp 404,985,461,609 26.93 26.47

Piutang usaha         Bagian utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Rp 4,652,707,799 Rp - 0.34 0.00

pihak berelasi Rp 7,354,242,008 Rp 5,967,519,299 0.53 0.39 Bagian surat berharga yang diterbitkan jatuh tempo dalam satu tahun Rp - Rp 44,832,543,965 0.00 2.93

pihak ketiga Rp 207,705,027,953 Rp 174,712,215,906 15.03 11.42 Utang usaha        

Piutang lain-lain Rp 14,144,137,668 Rp 6,434,668,829 1.02 0.42 pihak berelasi Rp 18,526,908,878 Rp 8,492,910,380 1.34 0.56

Persediaan Rp 292,411,114,993 Rp 254,678,984,656 21.16 16.65 pihak ketiga Rp 266,281,459,403 Rp 376,648,899,346 19.27 24.62

Pajak dibayar dimuka Rp 247,616,363,919 Rp 276,192,874,965 17.92 18.05 Utang muka penjualan Rp 5,943,965,835 Rp 2,482,425,267 0.43 0.16

Uang muka dan biaya dibayar dimuka Rp 28,041,671,045 Rp 30,408,333,570 2.03 1.99 Utang pajak Rp 14,370,461,409 Rp 29,563,618,421 1.04 1.93

Jumlah Aset Lancar Rp 853,506,463,800 Rp 930,982,222,120 61.78 60.85 Biaya yang masih harus dibayar Rp 17,476,744,644 Rp 20,614,308,897 1.26 1.35

          Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Rp 5,592,044,244 Rp 5,668,859,542 0.40 0.37

ASET TIDAK LANCAR         Jumlah liabilitas Jangka Pendek Rp 704,929,715,911 Rp 893,289,027,427 51.02 58.39

Aset keuangan tersedia untuk dijual Rp 155,585,955 Rp 155,585,955 0.01 0.01          

Investasi pada entitas asosiasi Rp 430,149,801 Rp 428,049,700 0.03 0.03 LIABILITAS JANGKA PANJANG        

Aset pajak tangguhan Rp 37,556,471,134 Rp 49,585,464,833 2.72 3.24 Pinjaman bank jangka panjang Rp - Rp 44,718,791,500 0.00 2.92

Aset tetap Rp 425,706,696,909 Rp 487,333,743,682 30.81 31.85 Surat berharga yang diterbitkan jangka panjang Rp 44,734,542,699 Rp - 3.24 0.00

Properti investasi Rp 14,111,479,882 Rp 13,931,012,342 1.02 0.91 Kewajiban imbalan pasca kerja Rp 56,211,981,879 Rp 65,457,065,659 4.07 4.28

Aset tidak lancar yang akan ditinggalkan Rp 3,052,540,400 Rp 2,504,120,765 0.22 0.16 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Rp 100,946,524,578 Rp 110,175,857,159 7.31 7.20

Aset tak berwujud Rp 39,355,450,337 Rp 37,862,803,120 2.85 2.47 JUMLAH LIABILITAS Rp 805,876,240,489 Rp 1,003,464,884,586 58.33 65.59

Aset tidak lancar lainnya Rp 7,758,482,902 Rp 7,091,779,773 0.56 0.46          

Jumlah Aset Tidak Lancar Rp 528,126,857,320 Rp 598,892,560,170 38.22 39.15 EKUITAS        

          EKUITAS YANG DAPAT DIDISTRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK        

          Modal saham Rp 309,926,750,000 Rp 309,926,750,000 22.43 20.26

          Tambahan modal disetor Rp 81,120,060,644 Rp 81,120,060,644 5.87 5.30


          Saldo laba     0.00 0.00
          Ditentukan penggunaannya Rp 1,271,553,449 Rp 1,271,553,449 0.09 0.08

          Belum ditentukan penggunaannya Rp 183,385,041,971 Rp 134,039,681,864 13.27 8.76

          Keuntungan belum direalisasi atas aset keuangan tersedia untuk dijual Rp 50,585,449 Rp 50,585,449 0.00 0.00

          Total ekuitas yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 575,753,991,513 Rp 526,408,631,406 41.67 34.41

          Kepentingan Non Pengendali Rp 3,089,118 Rp 1,266,298 0.00 0.00

          JUMLAH EKUITAS Rp 575,757,080,631 Rp 526,409,897,704 41.67 34.41

JUMLAH ASET Rp 1,381,633,321,120 Rp 1,529,874,782,290 100.00 100.00 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS Rp 1,381,633,321,120 Rp 1,529,874,782,290 100.00 100.00
Dari hasil analisis pada laporan neraca menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase aktiva lancar. Piutang
mengalami penurunan, begitu pula persediaan mengalami penurunan sedangkan kas mengalami kenaikan. Penurunan
piutang ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menagih piutang dari konsumen sehingga kas perusahaan menjadi
bertambah.

Pada laporan neraca juga menunjukkan bahwa terjadi kenaikan persentase liabilitas. Kenaikan ini terjadi karena utang
usaha dan pinjaman bank jangka panjang mengalami kenaikan, sedangkan pada persentase ekuitas mengalami
penurunan. Kenaikan utang usaha dan pinjaman bank jangka panjang serta penurunan ekuitas saling berhubungan,
karena apabila modal perusahaan kurang maka perusahaan akan menambah utang usaha dan pinjaman bank jangka
panjang.
PT INDOFARMA (Persero) Tbk
Laporan Laba Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2016 dan 2017
(Dalam Jutaan Rupiah)

Tahun Common Size (%)


LABA RUGI
2016 2017 2016 2017
Penjualan bersih Rp 1.674.702.722.328 Rp 1.631.317.499.096 100,00 100,00

Beban Pokok Penjualan Rp 1.337.793.754.317 Rp 1.348.504.215.451 79,88 82,66


Dari hasil analisis laporan laba rugi menunjukkan beban pokok
LABA BRUTO Rp 336.908.968.011 Rp 282.813.283.645 20,12 17,34
penjualan mengalami kenaikan dari 79,88% pada tahun 2016
         
Beban penjualan Rp 183.945.697.526 Rp 172.834.983.820 10,98 10,59
menjadi 82,66% pada tahun 2017. Selain itu, persentase laba
Beban umum dan administrasi Rp 107.446.121.628 Rp 98.959.268.387 6,42 6,07

Kerugian (keuntungan) lain-lain Neto Rp 11.966.415.823 Rp 15.301.713.928 0,71 0,94


kotor mengalami penurunan dari 20,12% pada tahun 2016

LABA (RUGI) USAHA Rp 33.550.733.034 Rp (4.282.682.490) 2,00 -0,26 menjadi 17,34% pada tahun 2017. Dari persentase laba kotor
          yang mengalami penurunan maka dapat disimpulkan bahwa
Beban keuangan Rp 52.431.466.752 Rp 52.532.186.533 3,13 3,22
Bagian rugi (laba) dari entitas asosiasi Rp (74.007.943) Rp 2.100.101 0,00 0,00 perusahaan tidak mampu menjalankan produksinya secara
RUGI SEBELUM PAJAK Rp (18.806.725.775) Rp (56.816.969.124) -1,12 -3,48 efisien sehingga beban pokok penjualan mengalami kenaikan.
         
Beban Pajak Penghasilan        

Pajak nihil Rp (6.192.599.838) Rp (475.976.000) -0,37 -0,03

Pajak tangguhan Rp 7.631.926.401 Rp 11.008.185.823 0,46 0,67

Jumlah Penghasilan Pajak-neto Rp 1.439.326.563 Rp 10.532.209.823 0,09 0,65

         
RUGI TAHUN BERJALAN Rp (17.367.399.212) Rp (46.284.759.301) -1,04 -2,84
04
Analisis Cross
Section
No Perusahaan ROA ROE Profit Margin Current Ratio
1. PT Indofarma (Persero) Tbk -0,03% -8,79% -2,84% 104,20%
2. PT Kalbe Farma Tbk 14,47% 17,30% 11,91% 450,94%
3. PT Kimia Farma (Persero) Tbk 5,36% 13,70% 5,41% 1,55%
4. PT Biofarma (Persero) 8,62% 12,97% 17,44% 338,90%
5. PT Darya Varia Laboratoria Tbk 9,90% 14,50% 10,30% 2,66%

Dari hasil analisis cross section dari kelima perusahaan, perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan paling besar dari penggunaan
aset adalah PT Kalbe Farma Tbk, pemegang saham yang mendapat tambahan nilai ekuitas paling banyak dari perusahaan adalah PT Kalbe
Farma Tbk, perusahaan yang menghasilkan keuntungan paling besar dari penjualan adalah PT Biofarma (Persero), dan perusahaan yang
memiliki tingkat likuiditas atau kemampuan membayar utangnya paling baik adalah PT Kalbe Farma Tbk.

PT Indofarma (Persero) Tbk adalah satu-satunya perusahaan yang mengalami kerugian di antara lima perusahaan yang dianalisis,
meskipun mengalami kerugian PT Indofarma (Persero) Tbk memiliki tingkat likuiditas atau kemampuan untuk membayar utangnya
dengan baik.
05
Analisis Time
Series and
Forecasting
Penjualan
Prediksi Penjualan
Nama Perusahaan 2016 2017
tahun 2018
PT Indofarma (Persero) Tbk Rp 1.674.702.722.328 Rp 1.631.317.499.096 Rp 1.589.056.223.159
PT Kalbe Farma Tbk Rp 19.374.230.957.505 Rp 20.182.120.166.616 Rp 21.023.697.679.311
PT Kimia Farma (Persero) Tbk Rp 5.811.502.656.431 Rp 6.127.479.369.403 Rp 6.460.636.025.161
PT Biofarma (Persero) Rp 2.315.759.014.122 Rp 3.011.570.730.344 Rp 3.916.451.672.457
PT Darya Varia Laboratoria Tbk Rp 1.451.356.680 Rp 1.575.647.308 Rp 1.710.581.881
Dari hasil analisis time series pada lima perusahaan menunjukkan bahwa keempat perusahaan yaitu PT
Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Biofarma (Persero), dan PT Darya Varia Laboratoria
Tbk mengalami kenaikan penjualan dari tahun sebelumnya, hanya PT. Indofarma (Persero) Tbk yang
mengalami penurunan penjualan. Penjualan PT. Indofarma (Persero) Tbk tahun 2016 sebesar Rp
1.674.702.722.328 menurun menjadi Rp 1.631.317.499.096 pada tahun 2017. Keempat perusahaan yang
mengalami kenaikan penjualan, diprediksi pada tahun 2018 juga akan mengalami peningkatan dalam
penjualannya.

Ditinjau dari penurunan penjualan PT. Indofarma (Persero) Tbk dari tahun sebelumnya dan peningkatan
penjualan beberapa perusahaan pesaingnya, PT. Indofarma (Persero) Tbk diprediksi akan tetap mengalami
penurunan penjualan pada tahun 2018. Sehingga sebisa mungkin PT. Indofarma (Persero) Tbk harus
memaksimalkan kinerjanya agar penjualan meningkat dan tidak tertinggal dengan perusahaan-perusahaan
pesaingnya serta agar memperoleh keuntungan pada tahun berikutnya.
06
Analisis Modal
Kerja
Modal Kerja Kuantitatif
Tahun
Selisih
  2016 2017
Kas dan setara kas Rp 56.233.906.214 Rp 182.587.624.895 Rp 126.353.718.681
Piutang usaha      
pihak berelasi Rp 7.354.242.008 Rp 5.967.519.299 Rp (1.386.722.709)
pihak ketiga Rp 207.705.027.953 Rp 174.712.215.906 Rp (32.992.812.047)
Piutang lain-lain Rp 14.144.137.668 Rp 6.434.668.829 Rp (7.709.468.839)
Persediaan Rp 292.411.114.993 Rp 254.678.984.656 Rp (37.732.130.337)
Pajak dibayar dimuka Rp 247.616.363.919 Rp 276.192.874.965 Rp 28.576.511.046
Uang muka dan biaya Rp 28.041.671.045 Rp 30.408.333.570 Rp 2.366.662.525
dibayar dimuka
Jumlah modal kerja Rp 853.506.463.800 Rp 930.982.222.120 Rp 77.475.758.320

Dari hasil analisis modal kerja kuantitatif menunjukkan bahwa modal kerja PT Indofarma Tbk mengalami kenaikan sebesar Rp
77.475.758.320, kenaikan ini terjadi karena pada tahun 2016 modal kerja PT Indofarma Tbk sebesar Rp 853.506.463.800
kemudian menjadi Rp 930.982.222.120 pada tahun 2017. Kenaikan modal kerja pada tahun 2017 disebabkan naiknya jumlah kas
dan setara kas, pajak dibayar dimuka, serta uang muka dan biaya dibayar dimuka. Jumlah modal kerja sebesar Rp
930.982.222.120 digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang sifatnya rutin pada tahun 2017.
Modal Kerja Kualitatif
Tahun
Selisih
  2016 2017
Kas dan setara kas Rp 56.233.906.214 Rp 182.587.624.895 Rp 126.353.718.681
Piutang usaha      
pihak berelasi Rp 7.354.242.008 Rp 5.967.519.299 Rp (1.386.722.709)
pihak ketiga Rp 207.705.027.953 Rp 174.712.215.906 Rp (32.992.812.047) Dari hasil analisis modal kerja kualitatif menunjukkan
Piutang lain-lain Rp 14.144.137.668 Rp 6.434.668.829 Rp (7.709.468.839)
Persediaan Rp 292.411.114.993 Rp 254.678.984.656 Rp (37.732.130.337) bahwa modal kerja mengalami penurunan sebesar (Rp
Pajak dibayar dimuka Rp 247.616.363.919 Rp 276.192.874.965 Rp 28.576.511.046
Uang muka dan biaya Rp 28.041.671.045 Rp 30.408.333.570 Rp 2.366.662.525 110.883.553.196), pada tahun 2016 sebesar Rp
dibayar dimuka
Jumlah aset lancar Rp 853.506.463.800 Rp 930.982.222.120 Rp 77.475.758.320
       
148.576.747.889 kemudian menurun pada tahun 2017
Pinjaman bank jangka Rp 372.085.423.699 Rp 404.985.461.609 Rp 32.900.037.910
pendek menjadi Rp 37.693.194.693. Penurunan ini disebabkan
Bagian utang bank jangka Rp 4.652.707.799 Rp - Rp (4.652.707.799)
panjang yang jatuh tempo karena menurunnya jumlah piutang, persediaan, bagian
dalam satu tahun
utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu
Bagian surat berharga Rp - Rp 44.832.543.965 Rp 44.832.543.965
yang diterbitkan jatuh
tempo dalam satu tahun
tahun, dan utang usaha pihak berelasi. Meskipun
Utang usaha      
pihak berelasi Rp 18.526.908.878 Rp 8.492.910.380 Rp (10.033.998.498)
mengalami penurunan modal kerja, PT Indofarma Tbk
pihak ketiga Rp 266.281.459.403 Rp 376.648.899.346 Rp 110.367.439.943
Utang muka penjualan Rp 5.943.965.835 Rp 2.482.425.267 Rp (3.461.540.568)
masih menunjukkan modal kerja positif artinya PT
Utang pajak Rp 14.370.461.409 Rp 29.563.618.421 Rp 15.193.157.012
Biaya yang masih harus Rp 17.476.744.644 Rp 20.614.308.897 Rp 3.137.564.253 Indofarma Tbk mampu untuk membayar utang-utangnya.
dibayar
Liabilitas imbalan kerja Rp 5.592.044.244 Rp 5.668.859.542 Rp 76.815.298
jangka pendek
Jumlah likuiditas jangka Rp 704.929.715.911 Rp 893.289.027.427 Rp 188.359.311.516
pendek
Jumlah modal kerja Rp 148.576.747.889 Rp 37.693.194.693 Rp (110.883.553.196)
Modal Kerja Fungsional
Tahun
Selisih
  2016 2017
Kas dan setara kas Rp 56.233.906.214 Rp 182.587.624.895 Rp 126.353.718.681
Dari hasil analisis modal kerja fungsional
Piutang usaha      
pihak berelasi Rp 7.354.242.008 Rp 5.967.519.299 Rp (1.386.722.709) menunjukkan bahwa modal kerja PT Indofarma Tbk
pihak ketiga Rp 207.705.027.953 Rp 174.712.215.906 Rp (32.992.812.047)
mengalami kenaikan sebesar Rp 92.293.135.956,
Piutang lain-lain Rp 14.144.137.668 Rp 6.434.668.829 Rp (7.709.468.839)
pada tahun 2016 modal kerjanya sebesar Rp
Persediaan Rp 292.411.114.993 Rp 254.678.984.656 Rp (37.732.130.337)
1,005,026,738,053 kemudian meningkat pada tahun
Pajak dibayar dimuka Rp 247.616.363.919 Rp 276.192.874.965 Rp 28.576.511.046
Uang muka dan biaya Rp 28.041.671.045 Rp 30.408.333.570 Rp 2.366.662.525 2017 menjadi Rp 1,097,319,874,009. Peningkatan
dibayar dimuka
Jumlah aset lancar Rp 853.506.463.800 Rp 930.982.222.120 Rp 77.475.758.320 modal kerja disebabkan karena meningkatnya
       
Bangunan & prasarana Rp 36.738.509.666 Rp 39.784.474.146 Rp 3.045.964.480 jumlah kas dan setara kas, pajak dibayar dimuka,
Instalasi Rp 23.643.717.830 Rp 26.522.415.096 Rp 2.878.697.266 uang muka dan biaya dibayar dimuka serta beberapa
Mesin Rp 39.429.439.644 Rp 42.752.991.152 Rp 3.323.551.508
Peralatan pabrik Rp 23.723.488.134 Rp 26.587.180.802 Rp 2.863.692.668 depresiasi aset kecuali kendaraan. Jumlah modal
Perlengkapan & alat Rp 26.489.600.209 Rp 30.452.444.134 Rp 3.962.843.925
kantor kerja sebesar Rp 1,097,319,874,009 digunakan
Kendaraan Rp 1.495.518.770 Rp 238.146.559 Rp (1.257.372.211)
untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha
Jumlah depresiasi aset Rp 151.520.274.253 Rp 166.337.651.889 Rp 14.817.377.636

Jumlah modal kerja Rp1.005.026.738.053 Rp1.097.319.874.009 Rp 92.293.135.956


pokok perusahaan.
07
Analisis
Arus Kas
X KETERANGAN

SUMBER KAS
Aktivitas Operasi
Aktivitas Investasi
 
ANALISIS ARUS KAS
ARUS KAS

1.782.046.604.498
1.374.736.751
2017

 
%

68,35
0,05
 
ARUS KAS
2016

1.760.874.354.891
699.766.728
 
%

60,82
0,02
 
TOTAL
RATA-
RATA
(%)

Y
64,59
0,04
 
TOTAL RATA-RATA

1.771.460.479.695
1.037.251.740
Aktivitas pendanaan 823.840.410.734 31,60 1.133.424.881.895 39 35 978.632.646.315
Total Sumber Kas 2.607.261.751.983 100 2.894.999.003.514 100 100 2.751.130.377.750

Z
             
PENGGUNAAN KAS            

X
Aktivitas Operasi 1.643.862.156.649 62,70 2.078.836.898.552 71,81 67,26 1.861.349.527.601
Aktivitas Investasi 94.873.994.009 3,64 59.643.621.656 2,06 2,85 77.254.307.833
Aktivitas pendanaan 750.873.891.516 28,80 1.013.268.370.735 35 31,90 882.071.131.126

Total Penggunaan Kas 2.480.610.042.174 95,14 3.151.739.890.943 109 102,01 2.816.174.966.559

Saldo kas 126.651.709.809 4,86 (256.740.887.429) (9) (2,01) (65.044.588.809)


Analisis Sumber Kas
● Berdasarkan tabel sumber dan penggunaan kas selama dua tahun dari tahun 2016 sampai 2017
dapat dilihat bahwa sumber kas terbesar yang diperoleh PT. Indofarma (Persero) Tbk. berasal dari
aktivitas operasi yang memiliki rata-rata persentase 68,35% atau senilai Rp. 1.782.046.604.498 .
Hal ini dikarenakan penerimaan kas dari pelanggan pada tahun 2017 lebih besar dibandingkan
dengan tahun 2016.
● Sumber kas dari aktivitas investasi pada tahun 2016 sampai 2017 terus mengalami peningkatan.
Bahkan sumber kas investasi terbesar diperoleh pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 1.374.736.751
atau sekitar 0,05% dibandingkan di tahun 2016 yang hanyanmemberi persentase 0,02% atau setara
dengan Rp. 699.766.728.
● Sumber kas terbesar dari aktivitas pendanaan terjadi pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp.
1.133.424.881.895 atau dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar Rp. 823.840.410.734. Analisis ini
menunjukkkan bahwa PT. Indofarma (Persero) Tbk sudah menggunakan kasnya sesuai dengan
kepentingan perusahaan. Bahwa perusahaan sudah tergantung pada aktivitas operasi dalam
menjalankan aktivitas perusahaannya.
Analisis Penggunaan Kas

XJika dilihat dari analisis selama dua tahun sumber dan penggunaan kas dari tahun 2016


sampai tahun 2017 sudah terlihat gambaran posisi kas perusahaan memiliki defisit
yang cukup besar yaitu dengan rata-rata persentase -2,01 % atau sekitar –Rp
65.044.588.809.
Pada tahun 2016 PT. Indofarma (Persero), Tbk menggambarkan posisi keuangan yang
defisit lebih besar. Hal ini dikarenakan pada tahun 2016 perusahaan terlalu besar
menggunakan dananya untuk aktivitas operasi.

Y
• Pada tahun 2017 PT. Indofarma (Persero), Tbk menggambarkan posisi keuangan yang
surplus sebesar Rp. 126.651.709.809 atau sekitar 4,86 %. Hal ini dikarenakan pada
tahun 2017 perusahaan mengurangi aktivitas operasinya yaitu pembayran kas kepada
pemasok dan karyawan.
Untuk mengatasi defisit perusahaan di tahun 2016, perusahaan masih memiliki kas di awal
periode untuk defisit tahun 2016 dapat ditutupi sehingga di akhir periode tahun 2016
kas yang diperoleh PT. Indofarma (Persero) Tbk menjadi surplus atau sebesar Rp.
56.233.906.214.
08
Analisis
Break Even
Point (BEP)
Keterangan Rp 2.017 Rp 2.016
Beban umum dan administrasi:
Gaji dan tunjangan Rp 54.971.312.229 Rp 58.146.426.368
Beban kantor Rp 22.009.146.685 Rp 29.258.485.948
Manfaat karyawan Rp 6.575.944.691 Rp 6.798.730.258
Jaminan social Rp 5.759.655.712 Rp 5.798.605.210
Penyusutan aset tetap Rp 2.455.373.346 Rp 573.230.286
Perjalanan dinas Rp 2.414.174.595 Rp 1.602.005.752
Pengembangan manajemen Rp 1.638.000.000 Rp 1.589.100.000
Pengembangan SDM Rp 594.509.775 Rp 696.128.619
Pemeliharaan aset tetap Rp 430.479.649 Rp 573.230.286
Lainnya Rp 2.110.671.705 Rp 2.213.683.975
Jumlah beban umum dan administrasi Rp 98.959.268.387 Rp 107.249.626.702
Beban penjualan:
Gaji dan tunjangan Rp 79.632.114.215 Rp 82.619.715.677
Pemasaran dan distribusi Rp 40.987.128.668 Rp 56.306.697.166
Beban kantor Rp 21.156.344.620 Rp 23.219.265.203
Amortisasi aset tak berwujud Rp 18.341.224.633 Rp 9.841.509.702
Penyusutan aset tetap Rp 4.181.746.655 Rp 1.980.239.209
Jaminan sosial Rp 3.560.009.963 Rp 5.051.060.347
Perjalanan dinas Rp 2.314.354.506 Rp 2.490.874.866
Manfaat karyawan Rp 1.835.093.863 Rp 1.561.796.453
Pemeliharaan aset tetap Rp 818.966.697 Rp 866.407.085
Pendidikan dan pelatihan Rp 8.000.000 Rp 8.131.818
Jumlah beban penjualan Rp 172.834.983.820 Rp 183.945.697.526
TOTAL BIAYA TETAP (FIXED COST) Rp 271.794.252.207 Rp 291.195.324.228
Analisis BEP
Dari tabel perbandingan biaya tetap PT Indofarma Tbk dari tahun 2016 dan 2017
didapat informasi tahun 2016 memiliki total biaya tetap Rp 291.195.324.228 yang
lebih tinggi dari biaya tetap 2017 yang dinyatakan dengan angka Rp
271.794.252.207 dengan selisih sebesar Rp 19.401.072.021.
Perbandingan biaya variabel PT Indofarma 2016 dan 2017

Keterangan 2017 2016


Beban pokok penjualan:
Bahan baku yang digunakan Rp149.464.448.158 Rp194.166.376.335
Tenaga kerja langsung Rp35.599.841.820 Rp33.448.680.868
Biaya pabrikasi Rp98.990.768.497 Rp100.641.691.105
Persediaan barang dalam proses awal Rp82.645.162.227 Rp65.374.427.765
Persediaan barang dalam proses akhir (Rp45.763.430.536) (Rp82.645.162.227)
Persediaan barang jadi awal Rp176.702.677.469 Rp191.136.159.378
Persediaan barang jadi pembelian Rp1.019.673.230.124 Rp1.001.220.908.820
Kerugian penurunan nilai persediaan Rp4.607.132.035 Rp14.052.785.621
Akhir tahun (Rp173.415.614.325) (Rp179.602.113.348)
Beban pokok penjualan Rp1.348.504.215.469 Rp1.337.793.754.317
Analisis BEP
Dari data beban pokok penjualan PT Indofarma yang membandingkan tahun 2017
dengan 2016 diperoleh pengertian bahwa pada tahun 2016 beban pokok penjualan lebih
sedikit daripada tahun 2017 dengan selisih sebesar Rp. 10.710.461.152.

Berikut merupakan tabel ringkasan:


Tahun Biaya Tetap Biaya Variabel Penjualan
2016 Rp291.195.324.228 Rp1.337.793.754.317 Rp1.674.702.722.328
2017 Rp271.794.252.207 Rp1.348.504.215.469 Rp1.631.317.499.096
Analisis BEP
Setelah mendapatkan informasi mengenai biaya tetap, biaya variabel serta penjualan
tahun 2016 dan 2017 maka kita dapat melakukan analisis Break Even Point (BEP) PT.
Indofarma Tbk untuk setiap tahunnya.

RUMUS BEP :
Analisis BEP
Dari perhitungan tersebut diperoleh ringkasan:

Keterangan 2016 2017


BEP (Rp) Rp1.447.469.935.552 Rp1.567.757.759.087
Selisih Rp120.287.823.535

Dari hasil ini berarti BEP perusahaan lebih besar didapat ketika tahun 2017 dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang hanya Rp 1.447.469.935.552. Selisih BEP tahun 2016 dan
2017 adalah sebesar Rp 120.287.823.535 . Namun ketinggian BEP belum tentu memberikan
kontribusi laba yang tinggi pula untuk perusahaan, maka dari itu ada baiknya setelah
mengetahui BEP dalam rupiah juga dilakukan perhitungan untuk Margin Kontribusi
Analisis BEP

Margin Kontribusi = Total Penjualan-(total biaya tetap+total biaya variabel)


Perhitungan :
Margin Kontribusi 2016 = 1.674.702.722.328 - ( 291.195.324.228 + 1.337.793.754.317)
= 1.674.702.722.328 - 1.628.989.078.545
= 45.713.643.783
Margin Kontribusi 2017 = 1.631.317.499.096 – (271.794.252.207+1.348.504.215.469)
= 1.631.317.499.096 -1.620.298.467.676
= 11.019.031.420
Dari margin kontribusi yang dihitung di atas maka diperoleh informasi bahwa tahun
2016 lebih banyak memberikan kontribusi terhadap laba yaitu sebesar Rp.
45.713.643.783.
08
Analisis
Kebangkrutan
Analisis Kebangkrutan
Untuk menganalisis kebangkrutan digunakan model multivariate yang
dikembangkan oleh Altman dengan rumus Z-score.
Rumus :
Z-score = 1,2X1 + 1,4X2 +3,3X3 + 0,6X4 +1,0X5
Keterangan :
X1 = (aktiva lancar-utang lancar) / total aktiva
X2 = laba ditahan / total aset
X3 = laba sebelum bunga dan pajak / total aset
X4 = nilai pasar saham biasa dan preferen / nilai buku total utang
X5 = penjualan / total asset
Analisis Kebangkrutan
Dalam laporan keuangan PT Indofarma tahun 2017 didapatkan informasi:
Aktiva lancar : 930.982.222.120
Utang lancar : 893.289.027.427
Total Aktiva : 1.529.874.782.290
Laba ditahan : 134.039.681.864
Rugi sebelum pajak : (56.816.969.124)
Nilai pasar saham : 3.126.000.000.000
Nilai buku utang : 1.003.464.884.586
Penjualan : 1.631.317.499.096
Analisis Kebangkrutan
Perhitungan masing-masing nilai X:

X1 = (aktiva lancar-utang lancar) / total aktiva


= (930.982.222.120 - 893.289.027.427)/ 1.529.874.782.290
= 1,04
X2 = laba ditahan / total aset
= 134.039.681.864/1.529.874.782.290
= 0,09
X3 = laba(rugi) sebelum bunga dan pajak / total aset
= (56.816.969.124) / 1.529.874.782.290
= (0,04)
Analisis Kebangkrutan
X4 = nilai pasar saham biasa dan preferen / nilai buku total utang
= 3.126.000.000.000 / 1.003.464.884.586
= 3,12
X5 = penjualan / total aset
= 1.631.317.499.096 / 1.529.874.782.290
= 1,07
1. Working capital to total asset ratio (X1) digunakan untuk mengukur
likuiditas terhadap total kapitalisasinya atau untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Berarti rasio X1
PT Indofarma yang menunjukkan angka 1,04 atau positif memiliki
pengertian PT Indofarma memiliki jumlah likuiditas yang bagus karena
jumlah aktiva masih lebih banyak daripada jumlah utang.
Analisis Kebangkrutan
2. Retained earning to total asset ratio (X2) digunakan untuk mengukur
profitabilitas kumulatif. Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio
tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi memungkinkan
untuk memperlancar akumulasi laba ditahan. PT Indofarma memiliki
nilai X2 sebesar 0,09 yang berarti masih normal.
3. Earning before interest and taxes ratio (X3) mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.
Semakin kecil tingkat profitabilitas berarti semakin tidak efisien dan
tidak efektif perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva di dalam
menghasilkan laba usaha begitu juga sebaliknya. Diketahui PT
Indofarma memiiki rugi sebesar Rp. 56.816.969.124, meskipun demikian
nilai X3 masih positif berarti perusahaan masih bisa dikatakan efektif
dan efisien dalam penggunaan aktiva dalam menghasilkan laba.
Analisis Kebangkrutan
4. Market value equity to book value total debt ratio (X4) digunakan untuk
mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dapat turun nilainya
sebelum jumlah hutang lebih besar daripada aktivanya dan perusahaan
menjadi bangkrut. Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai pasar
dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan hutang mencakup
hutang lancar hutang jangka panjang. Nilai X4 pada PT Indofarma
sebesar 3,12 yang berarti kemungkinan ini mengindikasikan bahwa PT
Indofarma mengakumulasikan lebih banyak hutang daripada modal
sendiri.
5. Sales to total asset ratio (X5) mengukur kemampuan manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Dengan hasil X5
sebesar 1,07 seharusnya perusahaan masih bisa untuk meningkatkan
kemampuannya untuk memaksimalkan penggunaan aktiva untuk
menghasilkan nilai penjualan.
Analisis Kebangkrutan
Perhitungan menggunakan Z-score :

Z-score = 1,2X1 + 1,4X2 +3,3X3 + 0,6X4 +1,0X5


= (1,2 x 1,04) + (1,4 x 0,09) + (3,3 x -0,04) + (0,6 x 3,12) + (1,0 x 1,07)
= 4,19
Hasil dari analisis menggunakan Z-score dari Altman diketahui sebesar
4,19. Dengan rentang nilai yang telah ditentukan yaitu:
Nilai Z-score<1,81 memiliki kemungkinan bangkrut tinggi
Nilai Z-score>2,99 memiliki kemungkinan bangkrut rendah
Nilai 1,81 < Z-score<2,99 memiliki kemungkinan yang abu-abu atau
keadaan ambigu.
Analisis Kebangkrutan
Penjabaran nilainya adalah Altman menyatakan bahwa jika perusahaan
memiliki indeks kebangkrutan 2,99 atau diatasnya maka perusahaan
tidak termasuk perusahaan yang dikategorikan akan mengalami
kebangkrutan. Sedangkan perusahaan yang memiliki indeks
kebangkrutan 1,81 atau dibawahnya maka perusahaan termasuk
kategori bangkrut. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat ketepatan
prediksi kebangkrutan dengan model Altman sebesar 94% Jadi PT
Indofarma masih dalam keadaan jauh dari kebangkrutan dengan nilai 4,9
meskipun diketahui bahwa tahun 2017 memiliki rugi penjualan sebesar
Rp 56.816.969.124.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai