Oleh :
Kelas : EKA446 C4
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Ketut Muliartha RM, M.M.,Ak.,CA.,CPA
Tujuan pengauditan atas siklus pembelian dan pembayaran adalah untuk menilai
apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh pembelian barang dan jasa serta
pengeluaran kas untuk pembelian tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan
standar akuntansi keuangan. Gambar 15-1 melukiskan bagaimana aliran informasi
akuntansi melalui berbagai akun di dalam siklus pembelian dan pembayaran. Ada
tiga kelompok transaksi yang tercakup dalam siklus ini, yaitu:
Check Pembayaran
File transaksi kas
Bukti audit untuk suatu perikatan audit akan bervariasi tergantung pada
pengendalian internal serta keadaan lainnya. Efisiensi audit yang signifikan akan
tercapai dalam audit apabila pengendalian beroperasi secara efektif. Empat dari enam
tujuan audit golongan transaksi pantas untuk mendapatkan perhatian khusus oleh
karena itu akan dibahas lebih dalam dibawah ini.
a. Misalkan klien memiliki pengendalian internal yang efektif atas catatan dan
pembayaran untuk pembelian. Penerimaan barang didokumentasi melalui
penggunaan laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak, voucher
bernomor urut tercetak dibuat dengan tepat dan efisien dan dicatat dalam file
transaksi pembelian dan master file utang usaha. Pengeluaran kas dilakukan
tepat pada tanggal jatuhnya dan dicatat dalam file transaksi pembayaran dan
master file utang usaha. Saldo utang usaha individual dalam master file
direkonsiliasi secara bulanan dengan laporan dari pemasok, dan computer
secara otomatis merekonsiliasi total master file dengan buku besar. Verifikasi
atas utang usaha tersebut hanya membutuhkan sedikit usaha dari auditor,
karena auditor berkesimpulan bahwa pengendalian internal telah beroperasi
dengan efektif.
b. Misalkan perusahaan tidak menggunakan laporan penerimaan barang, klien
menunda pencatatan pembelian hingga dilakukan pembayaran kas dan karena
kekuranan kas, tagihan dari pemasok sering dibayar beberapa bulan setelah
tanggal jatuhnya. Dalam situasi ini diperlukan pengujian rinci yang ekstensif
untuk memastikan apakah utang usaha telah ditetapkan dengan tepat pada
tangal neraca.
Auditor harus membandingkan total beban tahun ini dengan tahun sebelumnya
untuk menemukan kesalahan penyajian dalam utang usaha maupun dalam akun
beban. Karena penggunaan pembukuan berpasangan (double entry accounting), suatu
kesalahan penyajian dalam akun beban biasanya juga akan berakibat kesalahan
penyajian yang sama pada akun utang usaha. Oleh karena itu, pembandingan beban-
beban tahun ini misalnya sewa, listrik, dan beban-beban terjadwal dengan regular
dengan tahun sebelumnya merupakan prosedur yang efektif dalam menganalisis
utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun relatif stabil.
4.5 Merancang Dan Melaksanakan Pengujian Rinci Saldo Akun Utang Usaha
(Tahap III)
Tujuan keseluruhan audit utang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo
utang usaha telah disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan tepat. Dalam audit
utang usaha diterapkan keberadaan, kelengkapan, penggolongan, pisah batas,
kecocokan saldo, dan hak serta kewajiban. Nilai bersih bisa direalisasi tidak bisa
diterapkan pada utang usaha. Ada perbedaan penting dalam penekanan audit atas
liabilitas dan aset.
Luasnya pengujian untuk menemukan utang yang tidak dicatat, sangat tergantung
pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo potensial dalam akun
bersangkutan. Prosedur audit yang sama yang digunakan untuk mencari utang tidak
dicatat diterapkan pula untuk tujuan ketelitian. Berikut ini prosedur yang sering
digunakan:
Pengujian pisah batas utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi
yang dibukukan beberapa hari sebelum dan beberapa hari sesudah tanggal neraca
telah dibukukan pada periode yang tepat. Lima pengujian audit liabilitas yang telah
dikemukakan di atas semau merupakan pengujian pisah batas untuk pembelian, tetapi
semuanva ditekankan untuk menemukan kurang saji. Tiga prosedur pertama juga
bermanfaat untuk memeriksa dokumen pendukung sebagai pengujian untuk lebih saji
utang usaha.
Auditor harus memahami keandalan relatif tiga tipe utama bukti yang biasa
digunakan untuk memeriksa utang usaha, yaitu: faktur penjual, laporan dari penjual
(pemasok), dan konfirmasi
4.6.1 Perbedaan antara Faktur dari Penjual dengan Laporan dari Penjual
Auditor harus bisa membedakan antara faktur dari penjual dengan laporan dari
penjual dalam melakukan verifikasi atas jumlah yang terutang kepada pemasok.
Auditor mendapat bukti tentang transaksi individual dengan keandalan tinggi ketika
ia memeriksa faktur dari penjual beserta dokumen pendukungnya, seperti laporan
penerimaan barang dan order pembelian. Berbeda dengan faktur penjualan, laporan
dari penjual tidak begitu diperlukan untuk memeriksa transaksi individual, karena
laporan dari penjual hanya mercakup jumlan total transaksi. Jumlah unit yang dibeli,
harga biaya angkut, dan data lain tidak tercantum dalam laporan itu. Laporan dari
penjual lebih baik untuk memeriksa utang usaha karena didalamnya ditunjukkan
saldo akhir. Auditor dapat membandingkan faktur penjual yang ada dengan daftar
utang usaha yang dibuat klien, tapi tetap kehilangan sesuatu yang merupakan hal
utama dalam utang usaha. Faktur dari penjual lebih baik untuk memeriksa transaksi
karena auditor memeriksa transaksi individual dan faktur menunjukkan rincian
pembelian.
Pembahasan tentang pengujian rinci atas saldo utang usaha di atas dititikberatkan
pada prosedur-prosedur audit yang lazim dilakukan dokumen dan catatan yang
diperiksa, serta saat pengujian. Auditor harus juga mempertimbangkan ukuran sampel
dalam audit atas utang usaha Ukuran sampel dalam pengujian utang usaha sangat
bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti misalnya: materialitas utana usaha,
jumlah akun yang ada, hasil penilaian risiko pengendalian, dan hasil audit tahun yang
lalu. Apabila pengendalian internal klien lemah, yang tidak jarang dijumpai pada
utang usaha, hampir seluruh populasi harus diperiksa. Dalam situasi yang lain hanya
sebagian kecil dipandang perlu untuk diperiksa. Sampling statistikal kurang lazim
digunakan untuk pengauditan utang usaha dibandingkan dengan untuk piutang usaha.
Perumusan populasi dan penentuan ukuran populasi sering lebih sulit untuk utang
usaha. Karena tekanan audit adalah pada utang usaha yang tidak dicatat, auditor harus
mencoba agar populasi mencakup semua kewajiban potensial.
DAFTAR PUSTAKA
Al. Haryono Jusup. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2. Yogyakarta :
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu YKPN