PENUGASAN
Sari Rusmita
TRANSPORTASI
MODEL TRANSPORTASI
Metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang
menyediakan produk yang sama, ke tempat-
tempat yang membutuhkan secara optimal.
Metode transportasi digunakan untuk
memecahkan masalah bisnis, pembelanjaan
modal, alokasi dana untuk investasi, analisis
lokasi, keseimbangan lini perakitan dan
perencanaan serta scheduling produksi.
Tujuan
1. Suatu proses pengaturan distribusi barang
dari tempat yang memiliki atau
menghasilkan barang tersebut dengan
kapasitas tertentu ke tempat yang
membutuhkan barang tersebut dengan
jumlah kebutuhan tertentu agar biaya
distribusi dapat ditekan seminimal
mungkin
Lanjutan
2. Berguna untuk memecahkan
permasalahan distribusi (alokasi)
3. Memecahkan permasalahan bisnis
lainnya, seperti masalah-masalah yang
meliputi pengiklanan, pembelanjaan modal
(capital financing) dan alokasi dana untuk
investasi, analisis lokasi, keseimbangan
lini perakitan dan perencanaan scheduling
produksi
Ciri-ciri Penggunaan Metode Transportasi
Keterangan:
Ai = Daerah asal sejumlah i
Si = Supply, Ketersediaan barang yang diangkut di i daerah asal
Tj = Tempat tujuan sejumlah j
dj = Permintaan (demand) barang di sejumlah j tujuan
xij = Jumlah barang yang akan diangkut dari Ai ke Tj
cij = Besarnya biaya transport untuk 1 unit barang dari Ai ke Tj
Biaya transport = cij . xi
Jumlah permintaan = Jumlah ketersediaan
METODE NWC (North West Corner)
P1 50 80 60 60 30 800
400 400 0 0 0
P2 40 70 70 60 50 600
0 0 500 100 0
P3 80 40 60 60 40 1100
0 0 0 300 800
d 400 400 500 400 800
Biaya total:
Z = (50) 400 + (80) 400 + (70) 500 + (60) 100 + (60) 300 +
(40) 800
= 1.430.000
Metode Inpeksi (Matrik Minimum)
Merupakan metode untuk menyusun tabel awal
dengan cara pengalokasian distribusi barang dari
sumber ke tujuan mulai dari sel yang memiliki biaya
distribusi terkecil
Aturannya
1. Pilih sel yang biayanya terkecil
2. Sesuaikan dengan permintaan dan kapasitas
3. Pilih sel yang biayanya satu tingkat lebih besar
dari sel pertama yang dipilih
4. Sesuaikan kembali, cari total biaya
Contoh
Pabrik/ Gudang G1 G2 G3 G4 G5 S
P1 50 80 60 60 30 800
0 0 0 0 800
P2 40 70 70 60 50 600
400 0 0 200 0
P3 80 40 60 60 40 1100
0 400 500 200 0
P2 40 70 70 60 50 600 50 – 40 =
10
0
P3 80 40 60 60 40 1100 40 – 40 =
0
400
d 400 400 500 400 800
P2 40 70 70 60 50 600
50-40=
0 0 10
P3 80 40 60 60 40 1100
60-40=
400 0 (700) 20
P1 50 80 60 60 30 800 0
0 0 0 0 800
P2 40 70 70 60 50 600
60-40=
400 0 0 200 30
P3 80 40 60 60 40 1100
(700) 60-60= 0
0 400 0
d 400 400 500 400 800
P1 50 80 60 60 30 800 0
0 0 0 0 800
P2 40 70 70 60 50 600
200 70-60=
400 0 0 200 30
P3 80 40 60 60 40 1100
500 200 (700) 60-60= 0
0 400 0
d 400 400 500 400 800
P2 40 70 70 60 50 600 70-60=
400 (200) 10
0 0 200 0
P3 80 40 60 60 40 1100
60-60=
0 400 (700) 0
500 200 0
d 400 400 500 400 800
IV 0 0 70-60= 60-60= 0
10 0
Biaya Total = (400.40) + (800.30) + (400.40)
+ (500.60) + (200.60) + (200.60) = 1.100.000
SOAL TRANSPORTASI
- Kotak yang mempunyai indeks perbaikan negatif berarti bila diberi
alokasi akan mengurangi jumlah biaya pengangkutan. Bila nilainya
positif berarti pengisian akan menyebabkan kenaikan biaya
pengangkutan
- Kotak yang merupakan titik tolak perubahan adalah kotak yang
indeksnya bertanda negatif dan angkanya besar. Dalam contoh
ternyata yang memenuhi syarat adalah kotak HA dengan nilai -20.
Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap kedua sebesar = 90
(5) + 50 (15) + 10 (20) +10 (10) + 40 (19) = 2260
4. Ulangi langkah – langkah tersebut diatas, mulai
langkah 2 sampai diperolehnya biaya terendah,
yaitu bila sudah tidak ada lagi indeks yang negatif.
Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap ketiga sebesar =
90 (5) + 50 (15) + 10 (10) +20 (10) + 30 (19) = 2070
Biaya pengangkutan untuk alokasi tahap keempat sebesar
= 60 (5) + 30 (8) + 50 (15) + 10 (10) + 50 (10) = 1890
Alokasi tahap keempat merupakan alokasi
optimal karena indeks perbaikan pada kotak
kosong sudah tidak ada yang bernilai negatif.
PENUGASAN
MASALAH PENUGASAN
Seperti masalah transportasi, masalah pe-
nugasan (assignment problem) merupakan
kasus khusus dari masalah linear program-
ming pada umumnya. Dalam dunia usaha
(bisnis) dan industri, manajemen sering meng-
hadapi masalah-masalah yang berhubungan dgn
penugasan optimal dari bermacam-macam sum-
ber yang produktif atau personalia yang mem-
punyai tingkat efisiensi yang berbeda-beda utk
tugas yang berbeda pula. Metode Hungarian
(Hungarian Method) adalah salah satu dari bbrp
teknik pemecahan masalah penugasan.
Untuk dapat menerapkan metode Hungarian,
jumlah sumber-sumber yg ditugaskan hrs sama
persis dgn jumlah tugas yang akan diselesaikan.
Selain itu, setiap sumber hrs ditugaskan hanya
satu tugas. Jadi masalah penugasan akan men-
cakup sejumlah n sumber yg mempunyai n tu-
gas. Ada n ! (n faktorial) penugasan yg mung-
kin dlm suatu masalah karena perpasangan
satu-satu. Masalah ini dpt dijelaskan dengan
mudah oleh bentuk matrik segiempat, dimana
baris-barisnya menunjukkan sumber-sumber
dan kolom-kolomnya menunjukkan tugas-tugas.
Masalah penugasan dapat dinyatakan secara
matematis dalam suatu bentuk Program Linear
sebagai berikut :
Minimumkan (Maksimumkan) :
m n
Z CijXij
i 1 j1
dengan kendala :
m n
X
i 1
ij X
j1
ij 1
A 15 20 18 22 21
B 14 16 21 17 15
C 25 20 23 20 17
D 17 18 18 16 18
A 15 20 18 22 21
B 14 16 21 17 15
C 25 20 23 20 17
D 17 18 18 16 18
Dummy 0 0 0 0 0
Penyelesaian :
Dummy 0 0 0 0 0
Penyelesaian :
A 0 5 3 7 6
B 0 2 7 3 1
C 8 3 6 3 0
D 1 2 2 0 2
Dummy 0 0 0 0 0
Penyelesaian :
A 0 5 3 7 6
B 0 2 7 3 1
C 8 3 6 3 0
D 1 2 2 0 2
Dummy 0 0 0 0 0
Penyelesaian :
A 0 5-2 3-2 7 6
B 0 2-2 7-2 3 1
C 8 3-2 6-2 3 0
D 1 2-2 2-2 0 2
Dummy 0 0 0 0 0
Penyelesaian :
A 0 3 1 7 6
B 0 0 5 3 1
C 8 1 4 3 0
D 1 0 0 0 2
Dummy 2 0 0 2 2
Biaya :
A 15 20 18 22 21
B 14 16 21 17 15
C 25 20 23 20 17
D 17 18 18 16 18
Dummy 0 0 0 0 0
Skedul Penugasan :
1 A–I 15
2 B – II 16
3 C–V 17
4 D - IV 16
5 Dummy – III 0
Jumlah 64
2. Kasus Maksimisasi
Metode Hungarian untuk penyelesaian penu-
gasan kasus minimisasi dapat juga diterapkan
pada kasus maksimisasi. Aplikasi kasus
maksimisasi yaitu tingkat keuntungan atau
produktivitas kerja yang diperoleh perusahaan
akibat penugasan karyawannya.
Kasus maksimisasi ini juga meliputi dua
macam :
1. Jumlah Baris = Jumlah Kolom
2. Jumlah Baris ≠ Jumlah Kolom
Contoh :
A 10 12 10 8 15
B 14 10 9 15 13
C 9 8 7 8 12
D 13 15 8 16 11
E 10 13 14 11 17
A 5 3 5 7 0
B 1 5 6 0 2
C 3 4 5 4 0
D 3 1 8 0 5
E 7 4 3 6 0
Penyelesaian :
A 5 3 5 7 0
B 1 5 6 0 2
C 3 4 5 4 0
D 3 1 8 0 5
E 7 4 3 6 0
Penyelesaian :
A 4 2 2 7 0
B 0 4 3 0 2
C 2 3 2 4 0
D 2 0 5 0 5
E 6 3 0 6 0
Penyelesaian :
A 4 2 2 7 0
B 0 4 3 0 2
C 2 3 2 4 0
D 2 0 5 0 5
E 6 3 0 6 0
Penyelesaian :
A 4 2 2 7 0
B 0 4 3 0 4
C 0 1 0 2 0
D 2 0 5 0 7
E 6 3 0 6 2
Contoh :
A 10 12 10 8 15
B 14 10 9 15 13
C 9 8 7 8 12
D 13 15 8 16 11
E 10 13 14 11 17
1 A – II 12 A-V 15
2 B–I 14 B - IV 15
3 C–V 12 C-I 9
4 D - IV 16 D - II 15
5 E - III 14 E - III 14
Jumlah 68 Jumlah 68
(kasus minimisasi) :
ACC mempunyai 4 pertandingan bola basket pada suatu malam
tertentu. Kantor pusat bermaksud mengirim 4 tim pendamping ke
empat pertandingan sedemikian sehingga total jarak yang harus
ditempuh minimal. Jarak tiap tim pendamping ke lokasi tiap
pertandingan ditunjukkan pada tabel berikut :