Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1

EKSPERIMEN FILTER VIRTUAL LOLOS RENDAH DAN LOLOS


TINGGI RANGKAIAN RC PASIF

NAMA : WITYA KUSUMA


NIM/TM : 190333069/2019
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN FISIKA A
DOSEN PEMBIMBING : 1. Dr. H. ASRIZAL,M,Si

.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
EKSPERIMEN FILTER VIRTUAL LOLOS RENDAH DAN LOLOS
TINGGI RANGKAIAN RC PASIF

A.TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:

a) Menetukan respon induktor terhadap arus bolak-balik (AC)


b) Menentukan respon kapasitor terhadap arus bolak-balik (AC)

B.PENDUKUNG EKSPERIMEN

1.Komputer
2. Resistor ( berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian
elektronika.) 
3. Kapasitor(dapat memilih gelombang radio pada rangkaian tuner, sebagai perata arus pada
rectifier dan juga sebagai filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). 
4. Induktor(berguna untuk mengatur frekuensi, memfilter dan juga sebagai alat kopel
(penyambung).
C. TEORI DASAR

Riak merupakan sesuatu yang tidak di inginkan, karenanya harus di usahakan untuk direduksi
sekecil mungkin. Salah satu metode yang biasa di gunakan untuk mereduksi amplitude reduksi riak
keluaran dari sebuah catu daya yaitu dengan memperbesar konstanta waktu pelepasan muatannya. Hal ini
dapat dilakukan dengan memperbesar nilai C1 atau memperbesar nilai resistansi RL. namun cara yang
kedua bukan cara yang baik karena RL merupakan resistansi efektif memiliki kemampuan untuk
mengubahnya. Memperbesar nilai C1 merupakan alternatif paling praktis dan nilai kapasitor yang cukup
besar digunakan. Rangkaian RC menggunakan dua komponen tambahan., R dan C yang bekerja sebagai
rangkaian tapis (filter) untuk meredam riak. Nilai C dipilih sedemikian rupa sehingga komponen tersebut
memiliki reaktansi yang dapat diabaikan pada frekuensi riak (50 Hz untuk setengan gelombang dan 100
Hz untuk gelombang penuh). Akibatnya R dan c bekerja menyerupai suatu pembagi tegangan (Haris, dkk,
2015: 183).

Rangkaian filter dapat digunakan dalam berbagai hal, misalnya rangkaian penapis orde dua dapat
digunakan untuk meredam riak. Riak (rippel) merupakan sesuatu yang tidak diinginkan, karenanya harus
diusahakan untuk direduksi sekecil mungkin. Salah satu metode yang biasa digunakan untuk mereduksi
amplitude riak keluaran dari sebuah catu daya yaitu dengan memperbesar konstenta waktu pelepasan
muatannya dalam rangkaian penapis RC orde dua (Haris, dkk, 2008).

Menurut Haris dan Saleh (2016), dasar pemahaman tentang proses tanggapan frekuensi ini, maka
kita hanya akan mengkaji pada sifat RC yang bisa meloloskan frekuensi rendah dan tinggi dan sebagai
alat pengubah (converter) gelombang persegi-ke-segitiga dan persegi-ke-pulsa dengan, masing-masing,
mengintegrasikan dan mendiferensialkan gelombang inputnya dan rangkaiannya sendiri masing-masing
disebut rangkaian integrator dan rangkaian diferensiator orde 1, yang hanya terdiri dari sebuah resistor
yang seri dengan sebuah kapasitor yang ditunjukkan oleh gambar berikut:
Tapis Lolos Rendah RC

Menurut Haris dan Saleh (2016), untuk tapis lolos rendah yang dihasilkan oleh pengintegralan RC, sinyal
keluaran rangkaian merupakan integral dari sinyal masukan yang dinyatakan oleh :

Di mana rasio Vo/Vi atau faktor penguatan tegangan (AV) dari rangkaian pada Gambar 1 (a) ditentukan
dengan :

Untuk frekuensi khusus di mana XC = R, amplitudo menjadi :

Dan menghasilkan frekuensi kritis atau frekuensi cut-off sebesar :


Plot ternormalisasi antara faktor penguatan tegangan AV terhadap frekuensi f menghasilkan kurva seperti
pada gambar berikut.

Tapis Lolos Tinggi RC

Menurut Haris dan Saleh (2016), untuk tapis lolos tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian differensiator
RC, sinyal keluaran rangkaian merupakan diferensial dari sinyal masukan yang dinyatakan oleh :

Dengan rasio Vo/Vi atau faktor penguatan tegangan (AV) dari rangkaian pada Gambar 1 (b) ditentukan
dengan :

Untuk frekuensi khusus di mana XC = R, amplitudo menjadi :

Dan menghasilkan frekuensi kritis atau frekuensi cut-off sebesar :


Plot ternormalisasi antara faktor penguatan tegangan AV terhadap frekuensi f menghasilkan kurva seperti
pada gambar berikut.

 
D. LANGKAH KERJA

1. Filter RC Lolos Rendah (Integrator)


Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, kemudian
membuat sebuah rangkaian tapis lolos rendah sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 4. Terdapat
beberapa hal yang harus dikur dan dicatat sebelum melakukan pengamatan, di antaranya menghitung
nilai/harga komponen C dan R, menghitung besar frekuensi potong (cut-off) yang ditentukan berdasarkan
persamaan [4], mengukur tegangan pincak Vi (maksimum) audio generator untuk gelombang persegi, dan
mengkalibrasi basis waktu dan basis tegangan pada osiloskop. Setelah itu, barulah dilakukan pengamatan
dan pengukuran tegangan output VOUT dengan langkah-langkah sebagai berikut. Setelah tampilan output
tampak pada layar monitor osiloskop dan telah dipastikan bahwa rangkaian berfungsi dengan baik, maka
langkah yang dilakukan selanjutnya adalah memutar tombol/pemutar frekuensi pada angka penunjukan
30 Hz. Kemudian mengukur tegangan puncak yang tampak pada layar monitor dan sekaligus gambar
model keluarannya. Pengambilan data dilakukan sampai nilai tegangan output VOUT pada layar
osiloskop tidak dapat diukur. Rentang nilai frekuensi keluaran yang dimanipulasi sesuai dengan angka
logaritma, yaitu 30 Hz, 40 Hz, 50 Hz,…., 100 Hz, 200 Hz,….., 1000 Hz, 2000 Hz, dan seterusnya. Hasil
pengamatan dicatat pada tabel hasil pengamatan.

2. Filter RC Lolos Tinggi (Diferensiator)


Untuk pengamatan pada filter lolos tinggi, dibuat rangkaian seperti yang terlihat pada gambar 4. Proses
pengamatan dan pengambilan data sama halnya dengan rangkaian tapis RC lolos rendah, yakni dengan
mengubah-ubah nilai frekuensi keluaran pada audio function generator dan mengukur tegangan puncak
yang tampak pada layar monitor osiloskop. Rentang nilai frekuensi keluaran yang dimanipulasi sesuai
dengan angka logaritma, yaitu 30 Hz, 40 Hz, 50 Hz,…., 100 Hz, 200 Hz,….., 1000 Hz, 2000 Hz, dan
seterusnya. Hasil pengamatan dicatat pada tabel hasil pengamatan.
F. HASIL EKSPERIMEN
R = 200 Ω ± 5 % C = 22 x 10^-8 F Vin = 1,5 volt fc = 36.190 Hz

Tabel.1 Hubungan antara frekuensi dan tegangan pada integrator

No F (Hz) V out (Volt)


Integrator Av 20 log Av
1 30 1,5 1 0
2 40 1,5 1 0
3 50 1,5 1 0
4 60 1,5 1 0
5 70 1,5 1 0
6 80 1,5 1 0
7 90 1,5 1 0
8 100 1,5 1 0
9 200 1,5 1 0
10 300 1,5 1 0
11 400 1,5 1 0
12 500 1,5 1 0
13 600 1,,5 1 0
14 700 1,5 1 0
15 800 1,5 1 0
16 900 1,5 1 0
17 1000 1,5 1 0
18 2000 1,5 1 0
19 3000 1,5 1 0
20 4000 1,5 1 0
Tabel.2 Hubungan antara frekuensi dan tegangan pada diferensiator

No F (Hz) V out (Volt)


Diferensiator Av 20 log Av
1 30 0 0 0
2 40 0 0 0
3 50 0 0 0
4 60 0 0 0
5 70 0 0 0
6 80 0 0 0
7 90 0 0 0
8 100 0 0 0
9 200 0 0 0
10 300 0 0 0
11 400 0 0 0
12 500 0 0 0
13 600 0 0 0
14 700 0 0 0
15 800 0 0 0
16 900 0 0 0
17 1000 0 0 0
18 2000 0,1 0,067 -23,47850
19 3000 0,2 0,13 -13,72113
20 4000 0,2 0,13 -13,72113

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan ini, dapat disimpulkan hal-hal berikut:

1. Perbedaan mendasar antara rangkaian tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi terletak pada
pengukuran tegangan keluarannya, pada rangkaian tapis lolos rendah, tegangan keluaran diukur
pada kapasitor, sedangkan pada rangkaian lolos tinggi tegangan keluarannya diukur pada resistor.
Rangkaian RC tapis lolos rendah merupakan rangkaian yang bersifat meloloskan frekuensi
rendah dan menahan frekuensi tinggi, sedangkan rangkaian RC tapis lolos tinggi merupakan
rangkaian yang bersifat meloloskan frekuensi tinggi dan menahan frekuensi rendah.
2. Dalam menentukan frekuensi cut off dapat dilakukan secara teori dan praktikum. Secara teori
digunakan persamaan fc=1/2πRC, sedangkan secara praktikum dapat diketahui berdasarkan bode-
plot. Berdasarkan hasil analisis perhitungan diperoleh nilai frekuensi cut-off secara teori pada
rangkaian RC lolos rendah dan RC lolos tinggi  adalah 36190 Hz sedangkan secara praktikum
diperoleh nilai yang berbeda yaitu 28095 Hz. Dari hasil yang telah diperoleh terlihat bahwa
frkuensi cut off secara teori dan praktikum berbeda dimana persentase yang dihasilkan adalah
57,62%.
3. Sistem rangkaian tapis RC tingkat satu tersusun atas sebuah resistor dan sebuah kapasitor, yang
dimana komponen tersebut disusun seri. 

DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Abdul Haris, M. Agus Martawijaya & Muh. Saleh. 2015. Dasar-Dasar
Elektronika. Makassar: Edukasi Mitra Grafika

Bakri, Abdul Haris, Saleh, Muh. 2016. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar.
Makassar: Laboratorium Elektonika dan Instrumen UNM

Theraja, B.L. & A.K. Theraja. 1994. A Text Books of Electrical Technology, vol.
IV. New Delhi: Nirja Construction & Development Co. (P) LTD

Anda mungkin juga menyukai