Disusun Oleh :
Devy Ayu Kusuma Wardani
Aulia Regita Cahyani
Apriyani Dwi Lestari
Syachvriza Nur Rossa
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sumber pembiayaan pembangunan suatu negara yaitu berasal dari pajak. Pajak di
Indonesia, merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang dianggap paling potensial,
oleh karena itu pajak digunakan sebagai salah satu sumber pembiayaan negara. Untuk hal ini
pemerintah diaharapkan untuk mengelola pajak dengan baik agar terwujud pembangunan yang
maksimal, selain itu peran dari masayarakat juga sangat diperlukan agar terwujudnya
pembangunan nasional. Pemerintah sejauh ini terus melakukan perubahan dan upaya untuk
meningkatkan pendapatan negara khususnya pendapatan negara yang didapatkan dari sektor
pajak. Salah satu dari usaha pemerintah adalah dengan melakukan amandemen pada peraturan
perundang-undangan pajak dan reformasi administrasi untuk memenuhi kebutuhan Anggaran
Penerimaan Belanja Negara (APBN) peran pemerintah saja tidak cukup, masyarakat juga harus
berperan aktif sebagai wajib pajak. Peran aktif masyarakat ini dapat dilihat dalam bentuk
kepatuhan membayar pajak. Faizah (2009) menjelaskan bahwa kepatuhan membayar pajak
adalah masalah pola fikir yang mempengaruhi kemauan si pembayar pajak untuk memenuhi dan
melaksanakan kewajiban perpajakannya. Sedangkan Siti Kurnia (2010) menjelaskan bahwa
kepatuhan wajib pajak merupakan pemenuhahan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh
pembayar pajak dalam rangka kontribusi bagi pengguna bangsa yang diharapkan di dalam
pemenuhannya diberikan secara sukarela. Jadi dapat dikatakan wajib pajak yang patuh bersedia
untuk memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan peraturan perundangundangan tanpa
perlu adanya peringatan atau sanksi. Faktor - faktor yang meningkatkan kepatuhan wajib pajak
diantaranya adalah kesadaran wajib pajak. Kesadaran wajib pajak akan meningkat apabila wajib
pajak mempunyai persepsi yang baik terhadap pajak itu sendiri. Tingkat kesadaran wajib pajak
dapat dicerminkan dari bagaimana kesungguhan dan keinginan wajib pajak dalam mentaati
ketentuan perpajakan yang berlaku Tingkat pendidikan masyarakat secara umum dapat
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Wajib pajak
yang berpendidikan dan memperoleh pengetahuan pajak, akan lebih patuh dalam memenuhi
kewajiban pajaknya dari pada yang kurang memperoleh informasi. Faktor penghasilan dapat
dijadikan salah satu alasan wajib pajak pajak tidak patuh membayar pajak. Masyarakat yang
miskin akan kesulitan dalam membayar pajak, oleh karena itu masyarakat lebih cenderung untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya terlebih dahulu.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti ini dapat merumuskan masalah-masalah
yaitu:
1. Menentukan varibel tingkat pendapatan dan nilai kepatuhan wajib pajak.
2. Bagaimana analisis yang terdiri dari persamaan regresi,diagram pencar,dan gambar garis
regresi?
3. Bagaimana interpretasinya dari persamaan regresi tersebut?
No Tingkat Tingkat
Responde Pendapata Kepatuhan X2 Y2 XY
n n (X) (Y)
1. Persamaan Regresi
Persamaan Regresi
y = 0.0104x + 51.728
Tingkat Kepatuhan Y
90
80
70
60
50 f(x) = 0.0103658536585366 x + 51.7276422764228
Series2
Axis Title 40 R² = 0.00523165300925654 Linear (Series2)
30
20
10
0
150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
Axis Title
a (1670) (4,660,000)-(11,400)(638,000)
30(4,660,000)-(129,960,000)
7,782,200,000.00 - 7,273,200,000.00
139800000 - 129,960,000
509,000,000.00
9,840,000
51.73
b 30(638,000)-(11,400)(1,670) 19080000
30(4,660,000)-(129,960,000) 19038000
- 13980000
19,080,000.00 19,038,000.00 0
-
139,800,000.00 129,960,000.00
42,000.00
9,840,000.00
0.004268293
Langkah 3
1. Interpretasi
Makna persamaan regresi y = 0.0104x + 51.728
apabila x bertambah 1 unit maka nilai y bertambah 0,010
atau dengan kata lain setiap penghasilan seorang wajib pajak bertambah satu maka
tingkat kesadaranya terhadapat pembayaran pajak adalah sebesar 0,010