Anda di halaman 1dari 18

BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

RESUME LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bangunan Ramah Lingkungan
yang dibina oleh Cynthia Permata Dewi, S.T., M.T., M.Sc

Oleh :

Bingah Putri Maespati

190523648137

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
November 2019
Sustainable Construction
Sustainable city adalah kota yang didesain mempertimbangkan dampak pada lingkungan
sekitar. Pembangunan berkelanjutan melakukan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi di masa mendatang dengan menitik beratkan
pada daya dukung lingkungan, pencapaian keadilan sosial, berkelanjutan ekonomi dan
lingkungan. Tujuannya adalah menciptakan dampak ekologis sekecil mungkin, dan
menghasilkan polusi yang seminimal mungkin, efesien dalam penggunaan lahan, mengolah
limbahnya sendiri, mendaur ulang atau menghasilkan energi dari sampah, sehingga kota
tersebut memberi dampak minimal atas perubahan iklim global yang saat ini sedang terjadi.

Dalam mewujudkan kota berkelanjutan tentu saja diperlukan beberapa prinsip dasar yang
dikenal dengan Panca E yaitu Environment (Ecology), Economy (Employment), Eqiuty,
Engagement dan Energy.

Gambar Skema Prinsip Sustainable City

1. Keberlanjutan Ekonomi

Tiga elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi makro yaitu efisiensi ekonomi,
kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan, dan meningkatkan pemerataan dan
distribusi kemakmuran. Hal tersebut dapat dicapai melalui kebijaksanaan makro ekonomi
mencakup reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor publik, mobilisasi tabungan
domestik, pengelolaan nilai tukar, reformasi kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat
guna, ukuran sosial untuk pengembangan sumberdaya manusia dan peningkatan distribusi
pendapatan dan aset.

2. Keberlanjutan Sosial

Keberlanjutan sosial dinyatakan dalam keadilan sosial, harga diri manusia dan
peningkatan kualitas hidup seluruh manusia.

3. Keberlanjutan Ekologi

Keberlanjutan ekologis adalah prasyarat untuk pembangunan dan keberlanjutan


kehidupan. Keberlanjutan ekologis akan menjamin keberlanjutan ekosistem bumi.
Konsep pembangunan berkelanjutan dirumuskan untuk mencegah atau mengurangi dampak
pemekaran kota yang tidak terstruktur (urban sprawl) sehingga kota menjadi tidak efisien dan
efektif dalam melayani kehidupan di dalamnya. Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga
pilar utama yang saling berkesinambungan, diantaranya :

1. Pertumbuhan ekonomi, menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dengan strukturisasi


sistem produktif untuk menghemat sumber daya dan energi.

2. Keberlanjutan sosial, menjamin keadilan sosial distribusi kekayaan dan pelayanan sosial.

3. Keberlanjutan lingkungan, menjaga lingkungan tempat tinggal agar nyaman dan aman.

Konsep Pembangunan Berkelanjutan diatu dalam Permen PUPR 02/PRT/M/2015 dan Permen
PUPR 05/PRT/M/2015.

Langkah Menuju Sustainable City

(1). Mengembangkan kota mampat (compact city) dan bangunan mampat (compact
buildings). Konsep kota mampat menghendaki penggunaan sumber daya lahan perkotaan
yang seminimal mungkin.
(2). Mengembangkan tata guna lahan kombinasi (mixed land use).
(3). Mengembangkan permukiman dengan penekanan transportasi tidak bermotor (jalan kaki
dan bersepeda) atau disebut juga neighborhood development.
(4). Mengembangan sistem transportasi umum yang memadai. Kota yang baik adalah kota
yang mempunyai sistem transportasi umum yang baik.
(5). Pengembangan perumahan yang variatif sesuai dengan budaya lokal namun mendukung
kota berkelanjutan. Dengan kondisi keterbatasan lahan di kawasan perkotaan, kebiasaan
horizontal living tidak sustainable.
(6). Memperbesar RTH, mempertahankan keindahan alam dan lingkungan alam. RTH dan
hutan kota bisa menjadi paru-paru kota. Hutan kota akan membantu mengurangi
pemanasan global dan perubahan iklim.
(7). Perancangan indentitas kota yang kuat. Identitas positif akan membuat warga kota
bangga terhadap kotanya sendiri, yang akhirnya mempertinggi kontribusi warga kota
terhadap pembangunan kota.
Kota Masdar, Dubai

Gambar Kota Masdar, Dubai

Kota Masdar adalah kota hijau dengan luas 3,5 km persegi yang terletak di sebuah gurun 30
km dari Abu Dhabi. Perusahaan bidang energi surya merencanakan membangun pembangkit
tenaga surya berkapasitas 40 MegaWatt.

Berikut adalah alasan kota Masdar termasuk ke dalam kriteria sustainable city (kota
berkelanjutan).

Kota Masdar 100% menggunakan panel surya untuk


memenuhi kebutuhan energi di kotanya. Kota ini memiliki
kumpulan panel surya seluas 200 hektar, yang jaraknya
sekitar 5 km dari Masdar City. Panel surya seluas 200 hektar
tersebut menghasilkan listrik 150 megawatt (MW).

Solar panel yang dipasang di atap dan dipasang pada setiap


jalan di masdar city memberikan tambahan sumber energi.

Bangunan di kota masdar memiliki cerobong angin besar,


tujuannya menangkap angin dan menghembuskannya di
bawah, sehingga cuaca sejuk. Ini yang dinamakan pendingin
ruangan alami. Teknologi ini dipakai di Masdar City.
Bangunan di Masdar dirancang memaksimalkan penggunaan
cahaya alami, harus mematuhi peraturan yang ketat mengenai
penggunaan isolasi, pencahayaan rendah energi, dan hemat
energi. Masdar City diproyeksikan hanya perlu seperempat dari
pasokan energi yang dibutuhkan oleh sebuah kota yang normal
dengan populasi yang sama.

Bangunan dibuat berdekatan membentuk shadow untuk


melindungi pejalan kaki dari matahari langsung dan menara
angin setinggi 45 meter (148 kaki) mendorong angin menyusuri
jalan-jalan kota masdar membuat suhu di jalan-jalan umumnya
15° -20 °C lebih dingin dari gurun sekitarnya.

Pengolahan air limbah disediakan oleh bioreactor membran


(MBR) dengan kapasitas 1.500 meter kubik/hari. Proses MBR
melibatkan sistem endapan lumpur aktif yang ditangguhkan
menggunakan membran mikropori untuk pemisahan padat/cair
untuk pengganti klarifikasi sekunder. Limbah cair olahan yang
diproduksi MBR digunakan untuk lansekap. Biosolid yang
dihasilkan dari pengolahan air limbah dapat digunakan kembali
untuk pengompositan dan di setiap pabrik limbah ke energi di
masa depan.

Beberapa sampah kota akan didaur ulang, sementara beberapa


akan dibakar dalam proses listrik yang dihasilkan yang
melepaskan karbon dioksida secara signifikan akan mengurangi
sampah di TPA.

Penggunaan mobil tidak diizinkan, jalanan dirancang untuk


pejalan kaki dan hanya diizinkan menggunakan jaringan kereta
bawah tanah serta kendaraan bermotor listrik. Moda transportasi
dibuat 100% ramah lingkungan. Kendaraan tenaga listrik
Personal Rapid Transit (PRT) ibarat sebuah sepeda s yang
dipakai secara cuma-cuma. Mobil berkapasitas 4 orang dan bisa
berbelok mengikuti jalan, bahkan akan mengerem bila melihat
ada mobil lain di depannya.
Proyek Konstruksi Gedung di Pulau Bali

Setiap pelaksanaan sebuah proyek konstruksi tidak dapat dihindari munculnya limbah
konstruksi, baik yang masih bisa didaur ulang ataupun yang sudah tidak dapat diolah kembali,
sehingga dapat dikatakan proyek konstruksi sangat erat kaitannya dengan limbah konstruksi
yang dihasilkan. Menurut Suryanto (2005), Andiani (2011), dan Waluyo (2017) penyebab
limbah konstruksi pada pelaksanaan konstruksi adalah sebagai berikut :

1. Sisa pemotongan/kelebihan material. 13. Tenaga kerja kurang terampil dan ahli.
2. Tidak ada perencanaan pemotongan 14. Tenaga kerja tidak berpengalaman.
material. 15. Kesalahan dalam pencampuran
3. Kualitas material yang digunakan material.
kurang baik sehingga mudah 16. Kerusakan material konstruksi akibat
mengalami kerusakan. disengaja.
4. Perilaku pekerja n yang keberatan 17. Ketidaksesuaian antara material
memakai potongan sisa material. dengan metode penyimpanannya.
5. Kesalahan/kecerobohan pekerja pada 18. Pemindahan material dari gudang ke
saat pelaksanaan di lapangan. lokasi proyek kurang baik.
6. Material yang rusak/patah/tercecer. 19. Kurangnya pengawasan yang ketat
7. Tidak adanya sistem manajemen dan berkala.
limbah yang diterapkan pada proyek. 20. Perbedaan ukuran material yang
8. Alat yang digunakan tidak berfungsi. disiapkan dengan ukuran material
9. Ketidakcakapan kontraktor dalam yang dibutuhkan.
mengelola material yang tersedia. 21. Kondisi cuaca buruk.
10. Metode kerja kurang baik akibat 22. Kedatangan material yang tidak
pengetahuan yang dimiliki minim. dikoordinasikan dengan baik.
11. Kemampuan tenaga kerja yang kurang 23. Kondisi gudang yang lembab
dalam mengoperasikan alat. sehingga mengakibatkan material
12. Tidak ada tempat penyimpanan lebih cepat rusak.
material.

Dampak terhadap lingkungan yang diberikan oleh limbah konstruksi pembangunan gedung di
pulau Bali, perlu adanya suatu pengelolaan limbah guna mengurangi dan meminimalisasi
dampak yang dihasilkan. Adapun hierarki pengelolaan limbah menurut Chun-li Peng (1994)
dalam Suprapto dan Wulandari (2009), terdapat beberapa hal penting yang harus dilakukan
dalam manajemen limbah konstruksi, diantaranya :

1. Reduction artinya meminimalisasi pemakaian material yang menghasilkan limbah.


Contohnya perencanaan dimensi ruang serta bangunan yang memperhatikan dimensi
material yang akan dipakai, misalnya pada pekerjaan lantai, plafond, dan struktur
bangunan lainnya.
2. Reuse artinya pada pelaksanaan proyek material yang masih dapat digunakan, digunakan
kembali selama kondisinya masih memungkinkan. Contohnya penggunaan bekisting yang
digunakan lebih dari sekali.
3. Recycling adalah menggunakan kembali sisa material yang ada dengan mengolahnya
menjadi barang yang dapat digunakan kembali. Contohnya penggunaan kayu dan triplek
sisa sebagai bahan untuk membuat bekisting.
4. Protect Nature adalah upaya melindungi rusaknya ekosistem alam akibat aktifitas
kontruksi yang menyebabkan nilai guna pada alam tidak berfungsi dengan baik. Sebagai
konsekuensi dari hal itu adalah terganggunya fungsi lingkungan hidup.
5. Eliminate toxic atau Landfilling adalah pilihan terakhir yang dilakukan dalam pengelolaan
limbah yakni pembuangan limbah tersebut ketempat pembuangan akhir.
6. Life Cycle Cost (LCC) adalah metode yang digunakan untuk menghitung berbagai macam
alternatif suatu sistem konstruksi yang akan digunakan sebelum tahap pembangunan.
7. Quality Management adalah metode yang dilakukan dengan tujuan mencapai persyaratan
mutu proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya limbah yang merugikan.
Contoh : pemeriksaan kandungan kimia limbah yang dihasilkan suatu proyek konstruksi.

Pembangunan berkelanjutan memuat 4 asas pembangunan berkelanjutan ekologis, yaitu :

a) Menggunakan bahan baku alam tidak lebih cepat dari alam membentuk penggantinya
b) Menciptakan sistem yang menggunakan sebanyak mungkin energi terbarukan
c) Mengijinkan hasil sambilan (potongan, sampah) yang dapat dimakan atau yang merupakan
bahan mentah untuk produksi bahan lain
d) Meningkatkan penyesuaian fungsional dan keanekaragaman biologis

Pada akhirnya semua bangunan pada saatnya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, dan
sesedikit mungkin dibuang ke alam. Untuk mengukur seberapa green sebuah bangunan, Green
Building Council Indonesia (GBCI) sebuah lembaga yang mempunyai kapasitas untuk
melakukan evaluasi telah menetapkan parameternya yaitu :

a) Tepat guna lahan


b) Efisiensi energi dan refrigeran
c) Konservasi air, kualitas udara dan kenyamanan ruangan
d) Manajemen lingkungan bangunan, sumber dan siklus material.
Kota Surabaya

Kota Surabaya, salah satu kota berkelanjutan di Indonesia yang terpilih menjadi tiga kota
terbaik dunia untuk kategori Gobal Green City dalam kegiatan The 12th Global Forum on
Human Settlements (GFHS) & Sustainable Cities and Human Settlements Awards (SCAHSA)
Ceremony. Upaya pemerintahan Surabaya dalam mencapai kota berkelanjutan yang ramah
lingkungan yaitu project on Low-Carbon. Hal ini menargetkan 4 sektor utama diantaranya
management energy, pengelolaan transportasi dan lalu lintas, pengelolaan limbah, dan
pengelolaan pembuangan air. Project ini bertujuan untuk mengurangi emisi CO2 dan dapat
membawa banyak keuntungan sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam jangka waktu panjang.

Dalam mewujudkan Green Waste Kota


Surabya bekerja sama dengan perusahaan
asing dalam pengelolaanya. Sampah yang
bersumber dari masyarakat tidak langsung
diangkut di tempat pembuangan akhir
(TPA). Sampah terlebih dahulu dipilah
sesuai jenisnya di super depo sampah yang
salah satunya betempat di kenjeran
Surabaya. Sampah akan dipilah antara
sampah organic dan sampah anorganik.
Hasil dari pemilahan sampah, sampah
organic akan dilarikan ke rumah kompos di kota Surabaya untuk dijadikan pupuk kompos.
Sedangkan untk sampah anorganic akan diadakan daur ulang dari sampah tersebut. Dengan
adanya system tersebut volume sampah yang dibuang menuju tempat pembuangan akhir (TPA)
berkurang.

Pada sektor sumber daya air telah


diterapkan pengelolaan limbah dan
penyimpanaan energi air yang dilakukan
oleh PDAM, IPLT Keputih Surabaya, dan
PT. SIER dan pengenalan peralatan
penghemat air. Pembangunan taman, jalur
hijau, taman kecil atau konsep green
building pada bangunan menjadi salah satu
solusi dari konsep sustainable city
sehingga mengurangi dampak pencemaran
lingkungan yang terjadi.
Rekonstruksi Bangunan Rumah Tinggal di Bantul

Fenomena Gempa yang terjadi di Yogyakarta dan Jawa Tengah memberikan dampak yang bagi
kehidupan masyarakat di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hal tersebut sangat berdampak bagi
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh reruntuhan bangunan. Dusun Gunung Kelir, yang
terletak di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul merupakan dusun terparah terkena
dampak gempa bumi. Kejadian ini mengindikasi pemerintah dan masyarakat setempat untuk
melakukan tindakan rekonstruksi dari bangunan yang telah runtuh. Jika reruntuhan tersebut
tidak diserap lagi kedalam rekonstruksi akan berdampak pada besarnya limbah konstruksi yang
dihasilkan dan tingginya permintaan bahan bangunan yang secara jangka panjang
meningkatkan eksploitasi alam untuk kebutuhan material bahan bangunan.

Korban melakukan inventarisasi berupa kegiatan menyeleksi bahan banguan reruntuhan.


Korban menyeleksi dengan cara milah dalam arti mengelola reruntuhan untuk diperoleh jenis
bahan bangunan yang ada. Korban juga menyeleksi dengan cara milih, berupa kegiatan
mengelola bahan bangunan untuk mendapatkan kelayakan bahan-bangunan untuk

Pada tipe pertama, bahan bangunan berupa kolom beton pada bangunan kandang sapi
digunakan untuk menggantikan penggunaan bahan-bangunan kayu yang biasanya digunakan
pada bangunan rumah tinggal. Penggunaannya pada fungsi yang tetap atau sama sebagai
kolom.

Tipe kedua, penggunaan bahan bangunan dari jenis bangunan dan jenis bahan bangunan yang
sama tetapi dengan fungsi yang berbeda. Pada tipe ini terjadi dua kasus. Kasus pertama terkait
dengan penggunaan bahan bangunan kayu usuk. Ketiadaan dimensi kayu yang sesuai untuk
fungsi sebagai kuda-kuda, gording, dan nok, maka digunakan kayu usuk yang dimodifikasi
untuk fungsi tersebut. Kasus kedua adalah pemanfaatan kembali kayu dari jenis bangunan
bukan joglo untuk membangun bangunan baru berbentuk joglo. Bangunan lama berbentuk atap
limasan dan kampung (pelana).

Tipe ketiga yaitu dari jenis bangunan, jenis bahan bangunan dan fungsi yang sama. Bahan
bangunan tersebut adalah kolom kayu, gebyog, kusen, dan bata merah. Penggunaan kayu sesuai
fungsi semula tetapi dengan perubahan ukuran panjang batangnya karena mengalami patah
pada saat runtuh.

Korban gempa merasakan kehidupan yang


semakin baik, mereka telah memiliki rumah
kembali pada akhir bulan kedua pasca
gempa. Jerih payah mereka, bangkit dari
perderitaan, menginventarisasi hingga
menggunakan kembali bahan bangunan
reruntuhan telah membuahkan hasil. Wujud
rumah baru hasil karya mereka sendiri telah
berdiri. Sosok bangunan menunjukkan
adanya ukuran bangunan yang bervariasi.
Green Building
Bangunan hijau (Green Building) adalah bangunan berkelanjutan yang mengarah pada struktur
dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya
sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain,
konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan.

Green Building dirancang secara keseluruhan untuk mengurangi dampak lingkungan pada
kesehatan manusia yaitu dengan :

1. Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lainnya


2. Melindungi kesehatan karyawan dan meningkatkan produktivitas kerja
3. Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan

Beberapa manfaat dari green building yaitu manfaat lingkungan, ekonomi dan sosial.

1. Manfaat Lingkungan → Meningkatkan kualitas udara, memperbaiki kualitas udara,


memperbaiki kualitas air, mereduksi limbah, konservasi sumber daya alam
2. Manfaat ekonomi → Mereduksi biaya opersional, menciptakan dan memperluas pasar bagi
produk dan jasa hijau, meningkatkan produktivitas penghuni, mengoptimalkan kinerja
daur hidup ekonomi
3. Manfaat sosial → Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni, meningkatkan
kualitas estetika, mereduksi masalah dengan infrastruktur local

Konsep dapat memaksimalkan fungsi bangunan dalam beberapa aspek yaitu dalam melalukan
suatu perancangan bangunan seharusnya melakukan kajian AMDAL apakah dalam pengadaan
bangunan tersebut dapat mempengaruhi lingkungan sekitar baik itu segi sosial, ekonomi
ataupun alam sekitar. Ada beberapa aspek utama yang perlu diperhatikan dari konsep green
building yaitu :
1. Pemilihan Material
2. Penggunaan Energi
3. Penggunaan Air
4. Kesehatan, Keamanan dan Kenyamanan Pengguna
Sekolah Alam Green School Bali

Green School Bali merupakan sekolah berbasiskan alam yang didirikan oleh John Hardy.
Sekolah ini dibangun pada lahan seluas 20 Hektar dengan menggunakan sistem permakultur
organik dan dirancang untuk bekerja dalam kohesi yang sempurna dengan ekologi tanah.
Dengan menyediakan gaya hidup sehat, suasana yang nyaman, produktif, mempelajari
lingkungan sembari menyelamatkan energi dan sumber daya alam. Hal ini menjadikan konsep
green building dapat diaplikasikan dengan maksimal pada bangunan tersebut.

Berikut adalah analisis penerapan kriteria Green Building yang diterapkan pada bangunan
Green School Bali :

Penataan dan penggunaan lahan Green School Bali telah


sesuai dengan peruntukan bangunan pendidikan. Karena
itu hanya beberapa pohon yang ditebang dan sebagian
besar berhasil ditanam kembali di tempat lain. Struktur
yang dipergunakan bahkan menampilkan beberapa
pohon hidup yang terus tumbuh menembus atap. Luasan
ruang terbuka hijau mencapai lebih dari 60% dibanding
luas lahan terbangun.

Desain Green School Bali yang berbentuk melingkar


dan saling berkait membuat bangunan ini menjadi
bangunan hemat energi. Struktur terbuka pada
bangunan mengakomodir sistem pencahayaan dan
penghawaan alami yang dibantu oleh kipas pada langit-
langit dan penyejuk udara dengan sistem gelembung
yang inovatif. Pada setiap titik utama terjalin kolom
yang menjulang dan berakhir pada sebuah cincin bambu
yang membingkai langit-langit dengan hiasan mullion
sehingga dapat memancarkan cahaya ke dalam bangunan. Ruangan tidak memerlukan
pencahayaan buatan dalam mendukung aktivitas di dalamnya. Bukaan yang lebar di sekeliling
ruangan dapat mengakomodir kebutuhan penghawaan alami.
Proyek surya yang diterapkan terdiri dari 108 panel
photovoltaic yang dipasang pada tiang bambu dan
diletakkan tersusun pada lereng diantara bangunan
utama yang berbentuk katedral. Susunan ini berisi
lebih dari enam kilometer batang bambu. Beberapa
ruang kelas utama memiliki bentuk yang lebih
menunjukkan seni instalasi lanskap daripada
sumber energi yang sudah banyak terdapat di
lingkungan sekolah.

Salah satu upaya konservasi air yang dilakukan


oleh Green School Bali yaitu pada bagian toilet.
Tidak seperti toilet pada umumnya, toilet ini
menggunakan sabut kelapa yang dicampur dengan
ampas bambu, pasir dan bahan lainnya untuk
membersihkan kotoran. Hal ini dilakukan untuk
menghemat air sekaligus dapat mendaur ulang
kotoran agar menjadi pupuk.

Hampir semua bagian bangunannya terbuat dari


material bambu, bambu yang dipergunakan adalah
jenis bambu petung. Material alami lainnya yang
digunakan misalnya material alang-alang pada
bagian atap, batu vulkanik dan pengaplikasian
dinding tanah liat. Hanya ada satu bangunan yang
dibuat dari kayu yaitu pada ruang yoga. Bangunan
yang terletak di tepi sungai ayung tersebut
menggunakan material kayu bekas kapal

Green school memiliki desain terbuka. Artinya,


angin dan cahaya matahari dapat masuk dengan
maksimal ke dalam bangunan. Bangunan tidak
memiliki dinding bata dan meminimalisir
penggunaan kaca. Untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan dalam ruangan,
atap pada ruang kelas dilengkapi dengan skylight.
Skylight berfungsi sebagai sumber pencahayaan
alami yang menambah kenyamanan belajar.
Solar Panel
Energi solar surya (Solar Cell) adalah salah satu
jenis sensor cahaya photovoltaic, yaitu sensor yang
dapat mengubah intensitas cahaya menjadi
perubahan tegangan pada outputnya. Apabila solar
cell menerima pancaran cahaya maka pada kedua
terminal outputnya akan keluar tegangan DC
sebesar 0,5 volt hingga 0,5 volt. Dalam aplikasinya
solar cell lebih sering digunakan sebagai
pembangkit listrik DC tenaga surya (matahari).
Dalam skala kecil solar cell sering kita jumpai
sebagai sumber tegangan DC pada peralatan
elektronika seperti kalkulator atau jam.

Sistem tata surya menggunakan


kolektor surya dan konsentrator
untuk mengumpulkan, menyimpan,
dan menggunakan solar radiasi yang
akan diterapkan untuk kepentingan
domestik, iklan, dan industri.

Keuntungan Menggunakan Energi Matahari :

(1). Merupakan energy terbarukan yang tidak pernah habis


(2). Menghemat listrik dalam jangka panjang
(3). Mengurangi pemanasan global
(4). Bersih dan ramah lingkungan
(5). Tidak memerlukan perawatan
(6). Umur panel surya yang panjang
(7). Tidak bergantung pada PLN

Kekurangan Menggunakan Energi Matahari :

(1). Harga masih mahal


(2). Efisiensi masih rendah
(3). Proses daur ulang yang kompleks
Wind Renewable Energy

Tenaga angin merupakan pengumpulan energi yang berguna dari angin, berasal dari alam dan
terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara dingin dan panas. Tenaga angin termasuk
salah satu teknologi sumber energi hijau karena produksinya yang tidak menghasilkan polusi
atau gas rumah kaca dan menyumbangkan dampak lingkungan yang sedikit. Energi angin
adalah konversi dari kecepatan angin menjadi bentuk energi yang lebih berguna seperti
generator listrik, wind mills (pembangkit listrik tenaga angin) untuk daya mekanis.

Keuntungan menggunakan energi angin adalah :

a) Energi angin tidak menyebabkan air atau udara emisi, dan tidak menghasilkan limbah
berbahaya apa pun demikian juga. Apalagi tenaga angin tidak memanfaatkan alam sumber
daya seperti minyak, gas atau sebab dan karena itu tidak akan menyebabkan kerusakan
lingkungan melalui transportasi sumber daya dan ekstraksi dan juga tidak memerlukan
jumlah konsekuen air selama pengoperasian.

b) Semakin banyak penggunaan energi angin yang harus dilakukan untuk mencegah masalah
pemanasan global. Energi angin dianggap sebagai kekuatan hijau teknologi karena hanya
memiliki dampak kecil pada lingkungan Hidup energi angin tidak menghasilkan polutan
udara atau gas rumah kaca energi angin adalah energi terbarukan yang ideal karena :

 Bebas polusi dan tanpa batas energi


 Tidak memerlukan bahan bakar
 Tidak menciptakan gas rumah kaca
 Tidak menghasilkan limbah beracun atau radioaktif
Pada tahun 2010, onshore turbin yang
digunakan biasanya berdiri pada
ketinggian 50 hingga 100 meter dengan
rotor berdiameter ± 50 – 100 meter. 13
turbin angin darat biasanya
dikelompokkan bersama menjadi
pembangkit tenaga angin, terkadang
juga disebut proyek angin atau ladang
angin.

Menara → turbin ditempatkan di menara


60 hingga 80 m, tetapi menara 100 m
sedang digunakan lebih sering.

Rotor → Ketika turbin angin bertambah


besar, maka semakin besar pula bilahnya.
Biasanya diameter dari rotor antara 70 –
80 meter.

Letak turbin di Indonesia


1. Sepanjang utara & selatan Jawa
2. Timur Madura
3. Timur NTB
4. Utara & Selatan Sulawesi
Data yang dikumpulkan, sekitar 166
lokasi di Indonesia telah diukur potensi
energi anginnya. Hasilnya ada 35 lokasi
memiliki potensi energi angin yang rata-
rata kecepatan angin tahunan diatas 6 m/s. Selain itu, ada 34 lokasi juga memiliki energi angin
yang cukup untuk dikembangkan dengan rata-rata tahunan kecepatan angin berkisar antara 4 –
5 m/s.
Offshore Turbin (Turbin lepas pantai)

Turbin lepas pantai berkisar dari 3 MW - 5 MW yang memiliki tiga bilah dengan diameter 80
m - 126 m. Ketinggian menara di lepas pantai lebih rendah daripada turbin berbasis darat karena
profil geser angin kurang curam, menahan kenaikan tangkapan energi yang dicari dengan
peningkatan ketinggian. Fungsi utama turbin lepas pantai membuka area utama landas kontinen
luar untuk pengembangan energi angin. Ini akan membutuhkan penggunaan platform terapung
di laut dalam yang bisa diproduksi secara massal dan dirakit di dermaga kering dan kemudian
mengapung dan berlabuh tanpa perakitan luas di laut.

Keunggulan Turbin Angin :

1. Energi angin tidak menyebabkan polusi udara


2. Energi angin tidak menghasilkan limbah berbahaya
3. Penggunaan energi angin dapat mencegah masalah pemanasan global
4. Tidak memerlukan bahan bakar
5. Tidak menciptakan gas rumah kaca
6. Memiliki dampak polusi kecil pada lingkungan

Kelemahan Turbin Angin :

1. Kecepatan angin tidak selalu tertiup menghasilkan energi listrik


2. Tidak semua angin bisa dimanfaatkan sebagai energi listrik
3. Energi angin tidak bisa disimpan (kecuali dengan baterai)
4. Beberapa rotor menghasilkan suara yang bising
5. Siklus angin yang bagus sering berada di lokasi terpencil, jauh dari kota yang
membutuhkan listrik.
Geothermal Eenergy
Gheotermal berasal dari kata, “geo” artinya bumi dan “thermal” artinya panas. Energi panas
bumi dibagi menjadi dua yaitu energi panas bumi magnetic dan energi panas bumi amagmetik.
Energi panas bumi magmatic adalah energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di
dalam bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi
sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh
permukaan bumi. Energi panas bumi amagmatic adalah sumber energi yang diproduksi ketika
hujan atau air jatuh dan bertemu dengan magma (batuan cair yang panas di kerak bumi)
mencapai panas yang luar biasa dalam mangkuk bumi. Pertemuan ini menimbulkan cairan yang
memiliki kekuatan yang digunakan sebagai sebuah energy. Energi panas ini terkandung dalam
cairan dengan kedalaman lebih dari 1 km dibawah permukaan bumi. Cairan itu memiliki
temperatur dan tekanan yang tinggu dan beberapa memiliki temperature lebih dari 300֯C.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap Kering

Uap yang digunakan langsung dari sumur yang


menghasilkan uap kering, uap dialirkan ke turbin dan
kemudian berputar dan menghidupkan generator
yang menghasilkan listrik. Konversi System ini
adalah koversi yang paling mudah dan murah. Uap
dari turbin dapat dilepaskan ke atmosphere. Dari
kondensor, air kondensat dialirkan ke menara
pendingin yang kemudian disuntikkan ke bawah
permukaan bumi. Sebagian air kondensat disalurkan
ke kodensor.

Pembangkit Listrik Tenaga Cahaya

Jenis cairan panas bumi yang digunakan dalam fluida


panas bumi adalah cair dan bersuhu tinggi. Cairan
cair dimasukkan ke dalam "flasher" sehingga berubah
menjadi fase uap. Sangat tergantung pada jumlah
flasher tekanan uap. Fraksi uap kemudian disalurkan
ke turbin.

Anda mungkin juga menyukai