Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PESAWAT OSBORNE REYNOLDS


3.1. Maksud dan Tujuan

a. Mengamati jenis-jenis aliran fluida


b. Menentukan bilangan Reynolds berdasarkan debit
c. Mencari hubungan antara bilangan Reynolds dengan jenis aliran
3.2 Alat dan Bahan

Tabel 3.1 Alat dan Bahan


Nama Gambar Fungsi
Jarum Pengontrol zat
warna sampai
tercapai aliran
lambat dengan
tinta terlihat jelas

https://www.medicalogy.com/c/beli-jarum-
suntik
Tinta Penanda yang
lebih jelas dan
mengamati tipe
aliran air.

https://www.bisakomputer.id/2019/02/merk-
tintaprinter-canon.html
Pesawat Alat untuk
Osborne mengamati tipe
Reynold aliran air.

https://www.edibon.com/id/demonstrasi-
osborne-
reynolds
Gelas Ukur Sebagai wadah
untuk air yang
keluar dari katup.

https://academia.co.id/fungsi-gelas-
ukur/
Stopwach Untuk mengukur
waktu saat air
keluar dari katup.

https://www.controls-
group.com/usa/watchesstopwatches-and-
timers/stopwatch-and-digital-
timer.php
Termometer Untuk mengukur
temperatur air.

https://www.tokopedia.com/tianstore17/te
rmometer -digital-serbaguna-temperatur-
suhu-air-ruanganbadan

3.3 Prosedur Pelaksanaan


3.3.1 Uraian Pelaksanaan
a. Reynolds apparatus diletakkan di permukaan yang tetap dan bebas getaran
(bukan hydraulic bench ) dan dipastikan bahwa dasar permukaan berada
pada kondisi horizontal.
b. Penghubung oulet bench dihubungkan ke pipa inlet. Luapan tangki head
lalu dihubungkan ke tangki volumetrik hydraulik bench.
c. Pompa dinyalakan. Perlahan-lahan katup kontrol aliran dibuka, kemudian
katup bench dibuka dan sistem dibiarkan terisi air. Pipa visualisasi aliran
diperiksa apakah terisi dengan benar. Ketika ketinggian air pada tangki
head mencapai tabung luapan, katup kontrol bench disesuaikan agar debit
keluar yang dihasilkan rendah.
d. Katup kontrol pewarna dipastikan juga tertutup. Lalu pewarna
ditambahkan ke penampung pewarna (dye reservoir) sampai terisi 2/3
penuh. Jarum hipodermik dihubungkan. Peralatan pewarna ditahan di atas
bak pencuci dan katup dibuka untuk memeriksa aliran bebas pewarna.
e. Katup bench dan katup pengontrol aliran disesuaikan agar debit yang
keluar ke aliran kembali pelan (jika dibutuhkan), kemudian alat didiamkan
sekurang-kurangnya lima menit sebelum memulai percobaan lagi.
f. Jenis aliran yang terjadi kemudian diamati.
g. Debit volume diukur dengan waktu yang terkumpul dan temperatur aliran
yang keluar diukur (temperatur air yang terkumpul di silinder pengukur).
Viskositas kinematik ditentukan dari data yang tersedia dan angka
Reynolds tipe aliran tersebut ditentukan dari itu.
h. Pengamatan dilakukan beberapa kali dengan mengatur debit sampai
diperoleh jenis aliran laminar, transisi, dan turbulen.
i. Grafik hubungan antara kecepatan aliran (v) dengan bilangan Reynolds
(Re) kemudian dapat digambarkan.
Mulai

Perangkat Reynolds diletakkan pada


permukaan yang datar

Outlet bench dihubungkan ke pipa inlet


dan luapan tangki head dihubungkan ke
tangki volumetrik hydraulic bench
hydrauli

Pompa dinyalakan dengan perlahan-


lahan buka katup kontrol aliran.

Pewarna ditambahkan ke penampung


pewarna sampai terisi 2/3 penuh

Jarum hipodermik dihubungkan

Katup bench dan katup pengontrol aliran


disesuaikan agar debit yang keluar
kembali

1
1

Jenis aliran diamati

Debit dan temperatur aliran yang keluar


diukur

Viskositas kinematik ditentukan dari


lembar data yang tersedia

Angka Reynolds yang berhubungan


dengan tipe aliran diperiksa

Grafik hubungan antara kecepatan


dengan angka Reynolds dapat
digambarkan

Selesai

Gambar 3.1 Bagan Alir Pelaksanaan


3.4. Nomenklatur
Judul Satuan Lambang Tipe Deskripsi
Kolom
Diameter m d Diberikan Diameter pada pipa
pipa percobaan. Diameter
percobaan diukur dalam mm.
Konversikan ke meter
untuk perhitungan
Volume m3 V Diukur Volume fluida yang
terkumpul terkumpul pada silinder
pengukur. Volume diukur
dalam ml. Konversikan ke
meter kubik untuk
perhitungan (bagi
pembacaan dengan
1,000,000)
Temperatur s t Diukur Temperatur air yang
air meninggalkan sesi
percobaan
0
Viskositas C Diukur Lihat tabel 3.3
kinematik
Debit m2 Qt Diukur 𝑉
𝑄𝑡 =
𝑡
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙 =

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑚𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛
Kecepatan cm/s V Dihitung Kecepatan fluida melalui
pipa
V= 𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑝𝑎
Angka Re Dihitung 𝑢𝑑
reynolds 𝑅𝑒 =
𝑣

3.5 Dasar teori


Aliran fluida dapat dibedakan menjadi aliran laminer dan turbulen. Aliran
lambat didominasi oleh gaya viskos, cenderung beraturan, bisa diprediksikan dan
disebut laminer. Pada aliran laminer, fluida berkelakuan seperti lapisan-lapisan
konsentris (laminer) yang saling meluncur dengan kecepatan maksimum pada
sumbunya, kecepatan pada dinding tabung nol dan membentuk sebuah distribusi
kecepatan parabolik. Pewarna yang diinjeksikan pelan-pelan pada suatu titik pada
aliran pipa laminer akan meluncur bersamaan dengan aliran untuk membentuk garis
nyata dan jelas. Pencampuran hanya bisa terjadi dengan difusi molekular.
Penambahan debit secara perlahan-lahan akan mengubah perlakuan aliran
karena inersia aliran (sehubungan dengan kerapatannya) menjadi lebih signifikan
dari gaya viskos; hal ini menjadikan aliran menjadi turbulen. Pada aliran pipa
turbulen, pewarna yang diinjeksikan pada suatu titik dengan cepat akan tercampur
sehubungan dengan gerak lateral substansial dalam aliran dan perlakuan pewarna
tampak menjadi chaos (tidak beraturan). Gerakan ini muncul secara tidak teratur
dan muncul dari pertambahan ketidakstabilan dalam aliran. Perlakuan detail tidak
mungkin diprediksikan kecuali dengan hal statistika.
Ada sebuah tingkat antara, aliran transisional, di mana aliran berwarna akan
muncul kacau dan menunjukkan semburan percampuran yang kadang ada dan
kadang tidak, diikuti oleh perlakuan yang lebih laminer. Terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi, yaitu kekentalan zat cair, rapat massa zat cair, dan diameter pipa.
Angka Reynolds, Re, menyediakan cara yang berguna untuk menentukan
karakteristik aliran, didefinisikan sebagai :
𝑢𝑑
𝑅𝑒 =
𝑣
Dengan: v adalah viskositas kinematik (m2/dt) , (untuk air dengan t = 20 C,
V = 10-6 m2/dt)
u adalah kecepatan rata yang diberikan untuk volume debit d
adalah diameter pipa (m)

Bila bilangan Reynolds dari aliran fluida tertentu dalam suatu pipa nilainya
kurang dari 2000 maka aliran yang terjadi adalah laminar, sedangkan bila lebih dari
4000 maka aliran yang terjadi adalah turbulen. Apabila bilangan Reynolds lebih
dari 2000 dan kurang dari 4000 maka aliran yang terjadi adalah aliran transisi.

Gambar 3.1 Bagan Alir Pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai