MODUL 2
Kedalaman Kritis pada Saluran Terbuka (Open Channel)
Kelompok 3
Nama : Patrick Tom Austin Silalahi
NIM : 102216011
Kelas : ME-1
Abstrak : Praktikum dengan judul “Kedalaman Kritis pada Saluran Terbuka (Open Channel)” yang
dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2018 di Labolaturium keairan Universitas Pertamina bertujuan
untuk mengamati dan memahami kedalaman kritis pada aliran dan untuk memahami konsep energi
spesifik pada aliran terbuka. Praktikum ini dilakukan dengan mengalirkan fluida melalui Flow
Demonstrator dengan inlet weir yang telah ditentukan, kemudian praktikan mengatur ketinggian fluida
pada posisi tertentu diukur sehingga dapat diukur besar debitnya. Data yang didapat digunakan untuk
perhitungan nilai energy minimum. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa
kedalaman kritis suatu aliran dipengaruhi oleh nilai debit aliran, sedangkan kedalaman kritis
mempengaruhi perilaku aliran di atas dan di bawahnya.
Kata Kunci : Kedalaman Kritis, Konsep energi, Aliran, inlet weir, debit
Abstract: Practicum with the title "Critical Depth of Open Channels" conducted on October 16, 2018
at Labolaturium at Pertamina University to study and understand various phenomena. This practicum
is carried out by flowing the fluid through the Flow Demonstrator with a determined weir inlet, then
the practitioner adjusts the fluid height at a certain position. Available data for calculating minimum
energy values. Based on the experiments that have been done, read that the depth of the tips will be
used by the value of the flow discharge, while the most important are changes above and below it.
Keywords: Critical Depth, Energy concept, Flow, inlet weir, discharge
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nilai head pada sebuah aliran incompressible adalah total dari keseluruhan head
kecepatan ( ), head tekanan( ) dan head ketinggian (z). Ketika aliran tersebut
mengalir dalam aliran terbuka, tekanan pada setiap permukaan adalah tekanan atmosfer,
sehingga kita bisa menyederhanakan persamaan energi menjadi jumlah dari head
kecepatan dan head tekanan.
(1)
Keterangan :
v = kecepatan fluida (m/s)
E = energi spesifik aliran (m)
y = kedalaman air (m)
Bila diasumsikan bentuk saluran adalah persegi panjang dengan lebar b, maka
persamaan energi spesifik dapat dituliskan dalam debit per unit lebar-nya dengan:
(2)
Jika Bila kita mensubstitusikan persamaan (2) ke persamaan (1), maka akan didapatkan
persamaan seperti berikut:
(3)
Keterangan:
q = debit aliran per unit lebar saluran (m2/s)
Gambar 1. Grafik Energi Spesifik dan Kedalaman Kritis
Gambar 1 adalah hasil dari plotting antara y dan E dengan q konstan. Berdasarkan
gambar 1 tersebut diketahui bahwa pada kedalaman tertentu, energi spesifik akan berada
pada nilai minimum. Kedalaman tersebut dinamakan critical depth atau kedalaman kritis.
Dengan dE/dy=0 kita dapat menentukan kedalaman kritis dan didapatkan:
( ) (4)
Untuk menentukan nilai energi spesifik minimum, kita dapa mensubstitusikan persamaan
(4) ke persamaan (3).
( ) (5)
Selain itu, kedalaman kritis akan ditandai ketika nilai dari bilangan Frau pada titik
tersebut sama dengan satu. Untuk menghitung bilangan Frau dapat menggunakan
persamaan berikut.
(6)
√
METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum Mekanika Fluida II Modul II: Kedalaman Kritis
pada Saluran Terbuka adalah Hydraulic Bench, Hydraulic Flow Demonstrator, dan
Stopwatch.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah Air.
3. Cara Kerja
Pastikan ketiga pitot tube berada dalam posisi yang diinginkan setelah itu pastikan
ketinggian manometer sama dengan ketinggian air yang masuk pada Hydraulic Flow
Demonstrator. Nyalakan pompa hydraulic bench dan buka katup pengontrol aliran sesuai
dengan kebutuhan air, kemudian bukalah katup pengontrol aliran keluar dan masuk pada
hydraulic Flow Demonstrator secara bertahap untuk menjaga tingkat kedalaman air pada
Hydraulic Flow Demonstrator. Bukalah katup keluaran dengan secara bertahap hingga
terbuka secara penuh dan pastikan ketinggian aliran seragam, dengan katup aliran keluar
terbuka penuh dan bendungan keluar ( outlet weir ) pada posisi terendahnya dan jadikan
dasar kanal sebagai referensi semua pengukuran, setelah itu sesuaikan ketinggian
bendunan masuk ( inlet weir ) seingga ketinggian bukaannya adalah 10 mm diatas dasar
kanal. Dengan bertahap buka katup aliran control dan alirkan air hingga ketinggian yo=
150 mm dengan skala kedalaman hulu, setelah itu ukur dan juga catat juga y1
menggunakan skala kedalaman hilir. Naikkan bendungan bertahap untuk setiap 5mm
hingga ketinggian bukaannya dan biarkan alirannya menjadi stabil dan
kemudian ukur dan catat kedalaman alirannya dari setelah di ukur dan di catat
naikkan debit Q sedikit dan turunkan bendungan hingga y0 = 150 mm setelah itu ukur
dan catat hasilnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a Hasil Penelitian
Hasil data ketinggian y1 didapat dengan mengukur kondisi saat aliran sudah melewati
pintu air dengan ketinggian aliran sebelum pintu air adalah y0( 150mm). Ketinggian bukaan
pintu air adalah 20 mm dan lebar saluran b adalah 7,5cm. Berikut adalah hasil
pengukurannya:
Tabel 1. Data Pengukuran Kedalaman dan Debit aliran
Pengujian yo y1 Q q
(m) (m) (m3/s) (m2/s)
1 0.15 0.015 1,6 x 10-3 0.0213
2 0.15 0.013 1,71 x 10-3 0.0228
3 0.15 0.014 1,58 x 10-3 0.0216
b Pembahasan
a. Perhitungan
Dengan memanfaatkan persamaan Q(debit), kita dapat menghitung (kecepatan) aliran
pada saat sebelum dan setelah pintu air (v0 dan v1). Nilai A0 sebesar 0.01125 m2.
dan untuk v1
Cara yang sama dilakukan untuk perhitungan yang lainnya. Hasil perhitungan tersebut disajikan
pada tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Kecepatan Aliran
No. Q A1 v0 v1
Pengujian (m3/s) (m2) (m/s) (m/s)
1 1.6 x 10-3 1.125 x 10-3 0.142 1.42
2 1.71 x 10-3 1.125 x 10-3 0.152 1.75
3 1.58 x 10-3 1.125 x 10-3 0.1404 1.504
Berdasarkan data di atas, kita dapat menghitung nilai energi spesifik dari aliran
dengan menggunakan persamaan (1) atau persamaan (3). Berikut adalah perhitungan
dengan menggunakan persamaan (3) untuk menemukan hasil E0
dan untuk E1 ,
Untuk menghitung kedalaman kritis pada aliran tersebut kita dapat menggunakan
persamaan (4). Berikut adalah perhitungan pada pengujian pertama:
( )
( )
Perhitungan nilai energi spesifik, kedalaman kritis, energi spesifik minimum dan
bilangan Frau dari setiap pengujian menggunakan cara yang sama seperti di atas. Hasil
perhitungan tersebut disajikan pada tabel (3)
Tabel 3. Perhitungan Energi Spesifik, Kedalaman Kritis, dan Bilangan Frau
No. E0 E1 Yc Emin Fr
Pengujian (m) (m) (m) (m)
1 0.1510 0.1177 0.0358 0.0537 3.7017
2 0.1511 0.1690 0.0375 0.05625 4.9004
3 0.1510 0.1292 0.0356 0.0535 4.0583
AVG 0.151069 0.13871 0.0363 0.054448 4.2201
Gambar 4 adalah grafik yang menyajikan data yang diperoleh pada tabel Hubungan
antara Kedalaman Kritis dan Debit Aliran. Dari grafik di atast dapat dilihat bahwa
hubungan antara kedalaman kritis dan debit aliran adalah berbanding lurus. Semakin
besar nilai debit aliran maka akan semakin besar juga kedalaman kritis dan begitu juga
sebaliknya. Ini sesuai dengan persamaan 4.
( )
0.05
0.04
0.03
Y-Values
0.02
0.01
0
0.054 0.056 0.058 0.06 0.062 0.064
Ketika kedalaman aliran lebih kecil dari kedalaman kritis, maka daerah tersebut
disebut superkritis. Namun, ketika kedalaman aliran lebih besar dari kedalaman kritis
maka daerah tersebut disebut subkritis.
SIMPULAN
Kedalam kritis suatu aliran dipengaruhi oleh debit per satuan lebar. Kedalaman
kritis ini sendiri akan mempengaruhi bagaimana aliran kecepatan berperilaku di saluran
terbuka dengan melihat profil energy terhadap satuan jarak