Anda di halaman 1dari 12

BAB I

MENGUKUR NILAI RESISTOR

Hari / Tanggal Percobaan : Selasa /10 April 2018

Nama Asisten : Nurul Ismi

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Resistor di kehidupan sehari-hari, banyak teknologi yang berhubungan dengan
elektronika yang kita gunakan, seperti: tv, kulkas, ponsel, audio, ac, kipas angin, dan
sebagainya. Dari banyak peralatan tersebut mungkin sebagian kita tidak tahu
bagaimana bentuk didalamnya dan apabila rusak kita langsung membawanya pada
tukang servis mekanis. Jika kita membongkar peralatan elektronik tersebut.maka akan
kita temui didalamnya berupa rangkaian yang terdiri dari sebuah papan pbB dan
beberapa komponen yang kecil-kecil. Mengarah pada komponen-
komponenelektronika tersebut, ada diantaranya sebuah komponen yang bernama
resistor atau tahanan. Nilai resistor beragam, tergantung berapa besar tahanan yang
kita butuhkan dalam sebuah rangkaian. Nilai resistor dapat dibaca melalui kode warna
yang ada pada bodinya.

2. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa mampu mengenali bentuk dan jenis resistor.
b. Mahasiswa mampu menghitung nilai resistor melalui urutan gelang
warna.
c. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam perhitungan nilai
resistor.
d. Mahasiswa dapat membaca kode warna resistor/nilai resistor.

1
B. Dasar Teori
Menurut William H. Hayt. Jr. Dkk (2005:22-23) menyatakan bahwa, resistor
merupakan elemen pasif yang paling sederhana. Hukum ohm menyatakan bahwa
tegangan pada terminal-terminal material penghantar berbanding lurus terhadap arus
yang mengalair melalui material ini, secara matematis hal ini dirumuskan sebagai,
V: I. R
Dimana konstanta proposionalitas atau kesebandingan R disebut sebagai resistansi.
Satuan untuk resistansi adalah ohm , yaitu 1 V/A. Dan bisa disingkat dengan huruf
besar omega,Ω.
Jika persamaan ini dipetakkan dalam simbu-sumbu i terhadap v, maka grafis
yang diperoleh akan berupa sebuah garis lurus melalui titik asal (koordinat 0:0) lihat
gambar 1.1. persamaan diatas merupakan persamaan linear. Jadi, jika rasio atau
pembanding antara arus atau tegangan pada suatu elemen arus sederhana adalah
konstan, elemen ini merupakan resistor linier dan memiliki resistansi yang sama
dengan perbandingan nilai tegangan terhadap arusnya. Resistansi biasanya dipandang
sebagai suatu besaran dengan nilai positif, meski resistansi dengan nilai negatif juga
dapat dijumpai dan bisadisimulasikan dengan rangkaian khusus.
1(camp)

7–

6–

5-

4–

3–

Gambar 1.1

Sebuah resistor linier biasanya disebut sebagai resistor saja. Setiap resistor
yang merupakan resistor non-linier akan selalu dinyatakan dengan jelas sebelumnya
sebagai resistor non linier, resistor non linier ridak dipandang sebagai elemen yang
tidak diinginkan.

2
Menurut Yusrizal (2008:179-180) menyatakan bahwa, resistivitas sebagai
kemampuan bahan menghambat arus.

I ϵ
Resistivitas ( φ )= =
σ J

Jika resistivitas besar diperlukan � yang besar untuk menghasilkan J tertentu, tentulah
resistansi isolator jauh lebih besar resistivitas konduktor.

Menurut ohm ( dari eksperimen) R tidak tergantung pada v dan i, jadi, hubungan v
dan i linier. Telah diketahui sekarang bahwa tidak semua bahan/komponen rangkaian
listrik berperilaku demikian. Namun demikian arus dapat dipertahankan melalui suatu

v
komponen oleh beda potensial v dengan mendefenisikan hambatan R =
i

1
Karena φ : , maka dapat ditulis dengan
σ

L
R: φ
A

Persamaan diatas menghubungkan R dengan besaran yang menyatakan sifat bahan,


yaitu σ = 1/ρ . bila φ atau σ konstan maka R pun konstan dan hubungan v
dan i linier.

Satuan untuk hambatan R adalah 1 volt/amperemeter = 1 ohm = 1Ω. Satuan untuk

1
σ adalah , dan satuan φ adalah ohm.m. dalam rangkaian listrik
o h m. m
banyak digunakan resistor yaitu suatu komponen y yang dibuat agar mempunyai
harga resistansitertentu (gambar 1.2)

(a) (b)
Gambar 1.2
3
(a) Resistor (b) simbol resistor

Menurut Douglas C. Giancoli (2001:67) menyatakan bahwa, nerapa besar


aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan tetapi juga pada
hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran elektron. Makin tinggi hambatan
berbanding terbalik dengan arus, sehingga:

v
I:
R

Dimana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda potensial
yang melintasi alat tersebut dan I adalah arus yang mengalir padanya.hubungan ini
dikenal dengan hukum ohm:

V: I.R

Semua alat listrik, dari pemanas sampai bola lampu hingga amplifier stereo,
memberikan hambatan terhadap aliran arus. Filamen bola lampu dan pemanas listrik
merupakan jenis kawat khusus yang hambatannya mengakibatkan alat tersebut
menjadi sangat panas. Umumnya, kawat penghubung memiliki hambatan yang
sangat kecil dibandingkan dengan hambatn filamen atau kumparan kawat.
Kebanyakan rangkaian, terutama pada alat-alat elektronika resistor digunakan untuk
mengendalikan besar arus. Resistor mempunyai hambatan mulai kurang dari satu
ohm sampai jutaan ohm. Ada dua jenis utama resistor adalah resistor “ golongan
kawat”, yang terdiri dari kumparan kawat halus dan resistor “komposisi”, yang
biasanya terbuat dari karbon semikonduktor.ketika kita membuat hambatan dengan
simbol.

Nilai hambatan suatu resistor dituliskan disebelah luarnya atau dinyatakan


dengan kode warna, sebagaimana ditunjukkan pada gambar: dua warna pertama
menyatakan dua digit pertama nilai hambatan, warna ketiga menyatakan pangkat
sepuluh yang digunakan untuk mengalikan dan keempat warnanya adalah
merah,hijau,jingga, dan perak mempunyai hambatan sebesar 25.000 Ω (25 kΩ),
dengan penyimpanan 10 persen.

4
C. PENGUMPULAN DATA
1. Alat dan Bahan
a. Beberapa resistor
b. Multimeter
c. Kabel jemper

2. Prosedur percobaan
a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Diamati kode warna pada masing-masing resistor 4 gelang dan 5
gelang.
c. Dicatat harga resistor tersebut pada kolom hasil pengamatan
warna tabel.
d. Diukur resistansi resistor satu-persatu dengan ohm meter.
e. Dicatat harga resistor tersebut pada kolomhasil pengukuran tabel.
f. Dibanding hasil pengamatan dengan hasil pengukuran.
g. Dicatat kesimpulan.
h. Dikembalikan semua alat dan bahan.

5
3. Data pengamatan
a. 4 cincin

Nama resistansi
No Warna Pengamatan pengukuran
1. Coklat,hitam,coklat,emas 100 ± 5 %
2. Merah,hitam,merah,emas 2000 ± 5 %
3. Orange,hitam,coklat,emas 300 ± 5 %

b. 5 cincin

No Warna Nama resistansi


Pengamatan pengukuran
1. Coklat,orange,hitam,coklat,coklat 3300 ± 1 %
2. Kuning,ungu,hitam,hitam,coklat 470 ± 1 %
3. Coklat,hitam,hitam,emas,coklat 10 ± 1 %

6
D. Pengolaha
n Data
a. 4 cincin
1. Coklat,
hitam, coklat, emas
 Pengamata
n
R = 100 ± 5 % Ω
 Pengukura
n
R = pj x Bu
= 18 x 10
= 180 Ω
2. Merah,
hitam, merah, emas
 Pengamatan

R = 2000 ± 5 %

 Pengukuran

R = 28 x 100

= 2800 Ω

3. Orange, hitam, coklat, emas


 Pengamatan

R = 300 ± 5 %

 pengukuran

R = 6,5 x 10

= 650 Ω

b. 5 cincin
1. Orange, orange, hitam, ciklat, coklat
 Pengamatan
R = 3300 ± 1 %
 Pengukuran
R = 40 x 100
7
= 4000 Ω
2. Kuning, ungu, hitam, hitam, coklat
 Pengamatan

R = 470 ± 1 % Ω

 Pengukuran

R = 8 x 100

= 800 Ω

3. Coklat, hitam, hitam, emas, coklat


 Pengamatan

R = 10 ± 1 % Ω

 Pengukuran

R = 3 x 10

= 30 Ω

8
E. Tugas dan Pertanyaan Akhir
1. Apakah ada perbedaan antar hasil pengukuran dengan hasil pengamatan pada
resistor! Mengapa itu bisa terjadi?
2. Dari besarnya nilai resistansi yang tertera pada resistor buat kesimpulan
tentang kedua jenis resistor?
3. Hitunglah dua buah resistor dengan 4 cincin dan 5 cincin dengan warna
a. Biru, jingga, coklat, perak.
b. Jingga, kuning,coklat, perak, coklat.

Jawab :

1. Ada, hal tersebut terjadi karena pada proses pengukuran menggunakan alat
ukur multimeter, praktikum kurang teliti melihat angka penunjuk jarum, dengan
kepala tidak lurus dan sejajar terhadap alat ukur. Perbedaan hasil pengukuran
bisajuga disebabkan oleh alat ukur yang sudah lama dalam keadaan rusak
sehingga proses pengukurannya tidak konsosten dan berbeda jauh dengan hasil
pengamatan resistor yang menggunakan cincin warna.
2. Dari kedua resistor kita ketahui bahwa resistor 4 cincin memiliki gelang warna
cincin pertama dan kedua sebagai angka, cincin ketiga sebagai faktor pengali dan
cincin keempat sebagai nilai toleransinya. Sedangkan pada resistor 5 cincin
memiliki gelang warna cincin pertama. Cincin kedua, dan cincin ketiga sebagai
angka, cincin keempat sebagai faktor pengali, dan cincin kelima sebagai nilai
toleransinya. Maka dari hasil pengamatan kita diketahui bahwa resistor yang
memiliki 5 cincin lebih besar nilai toleransinya dibandingkan dengan resistor 4
cincin.
3. a. Biru, jingga, coklat, perak
R = 63 x 101 ± 10 %
= 630 ± 10 %

b. Jingga, kuning, coklat, perak, coklat.

R = 341 x 10-2 ± 1 %
= 3,41 ± 1 %

9
F. Kesimpulan dan Saran
1. kesimpulan

Bentuk resistor pada umumnya adalah seperti tabung dua kaki kiri dan kanan
yang pada badannya terdapat lingkaran yang membentuk gelang/cincin kode warna
untuk mengukur besar resistansi tanpa mengukurnya dengan ohm meter. Berdasarkan
bentuk dan proses pemasangannya. Resistor terbagi 2, yaitu bentuk komponen
axlal/radial yang nilai resistornya diwakili oleh kode warna sehingga nilainya dapat
diketahui dari membaca warnanya, sedangkan komponen chip nilainya diwakili oleh
kode tertentu sehingga lebih mudah membacanya.

Perhitungan nilai resistor dapat dilakukan dengan 3 cara : yaitu menghitung


nilai resistor melalui kode warna. Seperti pada tabel.

Warna Cincin cincin cincin Cincin IV Cincin V


cincin I II III penggali Toleransi
hitam 0 0 0 x1
coklat 1 1 1 x 101 ±1%
merah 2 2 2 x 102 ±2%
jingga 3 3 3 x 103
kuning 4 4 4 x 104
hijau 5 5 5 x 105
biru 6 6 6 x 106
ungu 7 7 7 x 107
Abu-abu 8 8 8 x 108
putih 9 9 9 x 109
emas x 0,1 ±5%
perak x 0,01 ± 10 %
Tanpa warna ± 20 %

Menghitung nilai resistor berdasarkan kode angka yang tertera langsung pada resistor
komponen chip, dan menentukan nilai resistor dengan menggunakan alat ukur
multimeter.

Cara membaca kode warna pada resistor yaitu:

Contoh resistor 4 cincin

Gelang ke-1 gelang ke-2 gelang ke-3 gelang ke-4

10
Ungu merah hitam perak 10 %

Gelang ke 1 : 7

Gelang ke 2 : 2

Gelang ke 3 : 0

Gelang ke 4 : perak : toleransi 10 %

R= 72 x 100 ± 10 %

= 72 ± 10 %

2. Saran

Untuk kakak asisten cara menjelaskan prosedur percobaan sudah sangat bagus
dan mudah untuk dipahami, terus ditingkatkan lagi kak

11
DAFTAR PUSTAKA

Douglas C. Giancoli. Fisika, Edisi kelima. Jakarta : Erlangga. 2001.

William H. Hayt. Jr. Dkk. Rangkaian Listrik Edisi keenam. Jakarta.2005.

Yusrizal. Fisika Dasar II. Banda Aceh: Syiah kuala. University Press.2008.

12

Anda mungkin juga menyukai