Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

RANGKAIAN SERI-PARALEL

DISUSUN OLEH:
ATTAYA NASWA SHABILLA
562020122005
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rangkaian seri dan paralel adalah dua konfigurasi dasar dalam rangkaian
listrik. Mereka memiliki perbedaan dalam hubungan antara komponen-komponen
listrik dan cara aliran arus dan tegangan.
Dalam rangkaian seri, komponen-komponen listrik terhubung secara
berurutan, di mana ujung negatif satu komponen terhubung dengan ujung positif
komponen berikutnya. Aliran arus melalui setiap komponen dalam rangkaian seri
memiliki nilai yang sama, sementara tegangan total di rangkaian seri adalah jumlah
tegangan di setiap komponen. Jika salah satu komponen terputus dalam rangkaian
seri, aliran arus di seluruh rangkaian akan terhenti.
Sementara itu, dalam rangkaian paralel, komponen-komponen listrik
terhubung secara paralel, dengan ujung positif semua komponen terhubung
langsung, begitu pula dengan ujung negatifnya. Tegangan yang diterapkan pada
setiap komponen dalam rangkaian paralel sama, sementara arus total di rangkaian
paralel adalah jumlah arus yang mengalir melalui setiap komponen. Jika salah satu
komponen terputus dalam rangkaian paralel, aliran arus hanya akan terhenti pada
komponen tersebut, dan sisanya tetap berfungsi.
Pilihan antara rangkaian seri dan paralel tergantung pada tujuan dan kebutuhan
spesifik rangkaian yang dirancang. Rangkaian seri cocok untuk mengatur arus yang
sama di seluruh komponen, seperti dalam rangkaian lampu taman. Di sisi lain,
rangkaian paralel digunakan untuk memastikan tegangan yang sama diterapkan
pada setiap komponen, seperti dalam rangkaian soket listrik dalam rumah.
Pemahaman tentang rangkaian seri dan paralel penting dalam merancang dan
memahami berbagai rangkaian listrik, serta dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan aliran arus dan tegangan dalam komponen elektronik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana merangkai dan menganalisis rangkaian resitif ser-paralel?
2. Bagaimana mengukur tegangan dan arus untuk rangkaian resitif seri-
paralel?
3. Bagaimana mengaplikasikan hukum arus dan tegangan Kirchhoff?
4. Bagaimana mendesain dan menguji rangkaian pembagi tegangan?

C. Tujuan Praktikum
1. Merangkai dan menganalisis rangkaian resitif seri-paralel
2. Mengukur tegangan dan arus untuk rangkaian resitif seri-paralel
3. Mengaplikasikan hukum arus dan tegangan Kirchhoff
4. Mendesain dan menguji rangkaian pembagi tegangan
BAB II
LANDASAN TEORI
Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai pengendali arus
atau tegangan pada rangkaian listrik. Komponen ini merupakan komponen pasif,
ada dua jenis resistor: resistor nilai tetap dan resistor variabel. Simbol keduanya
adalah sebagai berikut:

Gambar 1. (a) resistor variabel (b) resistor nilai tetap


Resistor yang dihubung seri memiliki persamaan:
𝑅𝑒𝑞 = 𝑅1 + 𝑅2 + ⋯ + 𝑅𝑛
Resistor equivalen untuk resistor yang dihubungkan paralel adalah:
1 1 1 1
= + + ⋯+
𝑅𝑒𝑞 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛
Rangkaian pembagi tegangan
Untuk membagi tegangan resistor-resistor dirangkai seri seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Rangkaian pembagi tegangan


Tegangan pada setiap resistor adalah:
𝑣1 = 𝑖𝑅1 , 𝑣2 = 𝑖𝑅2
Dengan menggunakan hukum tegangan Kirchhoff maka diperoleh:
−𝑣 + 𝑣1 + 𝑣2 = 0
Disubstitusikan persamaan maka:
𝑣 = 𝑖(𝑅1 + 𝑅2 )
𝑣
𝑖=
𝑅1 + 𝑅2
Tegangan pada 𝑅1 adalah:
𝑣
𝑣1 = 𝑖𝑅1 = 𝑅
𝑅1 + 𝑅2 1
𝑅1
𝑣1 = 𝑣
𝑅1 + 𝑅2
Sedangkan 𝑣2 adalah:
𝑣
𝑣2 = 𝑖𝑅2 = 𝑅
𝑅1 + 𝑅2 2
𝑅2
𝑣2 = 𝑣
𝑅1 + 𝑅2
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Multimeter
2. Breadboard
3. Catu daya
4. Sakelar
5. Resistor:
4 buah resistor dengan sembarang nilai
10 kΩ resistor variabel / potensiometer
220 Ω, 470 Ω, 5 kΩ, 470 Ω, 1 kΩ, 2 kΩ, 5 kΩ, 1 kΩ, 2 kΩ, 5 kΩ, dan 10 kΩ

B. Tatalaksana Percobaan
Bagian I: resistansi eqivalen seri dan paralel
1. Ambil 4 buah resistor dengan nilai sembarang, hitung resistansinya
berdasarkan kode warna pada tabel 1.
2. Ukur resistansinya menggunakan multimeter. Catat hasilnya pada tabel 1.
Tabel 1. Resistansi perhitungan dan terukur
Resistansi 𝑹𝟏 𝑹𝟐 𝑹𝟑 𝑹𝟒
Nilai terhitung

Nilai terukur

3. Hubungkan ke-empat resistor secara seri dan dengan catu daya seperti pada
gambar 3.

Gambar 3. Rangkaian seri resistor


4. Hitung resistansi eqivalen seri 𝑅𝑒𝑞 , tegangan pada tiap resistor
𝑉𝐴𝐵 , 𝑉𝐵𝐶 , 𝑉𝐶𝐷 , 𝑉𝐷𝐸 dan arus 𝐼. Catat hasilnya pada tabel 2.
5. Tekan sakelar pada posisi “on”, gunakan multimeter untuk mengukur
resistansi, tegangan dan arus yaitu 𝑅𝑒𝑞 , 𝑉𝐴𝐵 , 𝑉𝐵𝐶 , 𝑉𝐶𝐷 , 𝑉𝐷𝐸 dan arus 𝐼. Catat
hasilnya pada tabel 2.
Tabel 2. Resistansi dan arus terhitung dan terukur
𝑹𝒆𝒒 𝑽𝑨𝑩 𝑽𝑩𝑪 𝑽𝑪𝑫 𝑽𝑫𝑬 𝑰
Nilai terhitung
Nilai terukur
6. Hubungkan resistor yang disusun paralel dengan catu daya seperti pada
gambar 4.

Gambar 4. Rangkaian resistor paralel


7. Hitung resistansi eqivalen paralel 𝑅𝑒𝑞 , arus 𝐼𝑅1 , 𝐼𝑅2 , 𝐼𝑅3 , 𝐼𝑅4 , dan 𝐼𝑇 . Catat
hasilnya pada tabel 3.
8. Tekan sakelar ke posisi “on”, dengan menggunakan multimeter ukurlah
𝑅𝑒𝑞 , 𝐼𝑅1 , 𝐼𝑅2 , 𝐼𝑅3 , 𝐼𝑅4 , dan 𝐼𝑇 . Catat hasilnya pada tabel 3.
Tabel 3. Resistansi dan arus terhitung vs terukur
𝑹𝒆𝒒 𝑰𝑻 𝑰𝑹𝟏 𝑰𝑹𝟐 𝑰𝑹𝟑 𝑰𝑹𝟒
Nilai terhitung

Nilai terukur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Rangkaian Seri

Tabel 1. Resistansi perhitungan dan terukur


Resistansi 𝑹𝟏 𝑹𝟐 𝑹𝟑 𝑹𝟒
Nilai terhitung 470 Ω 330 Ω 470 Ω 470 Ω
Nilai terukur 467 Ω 348 Ω 454 Ω 455 Ω

Tabel 2. Resistansi dan arus terhitung dan terukur


𝑹𝒆𝒒 𝑽𝑨𝑩 𝑽𝑩𝑪 𝑽𝑪𝑫 𝑽𝑫𝑬 𝑰
Nilai terhitung 1740 Ω 1,62 V 1,14 V 1,62 V 1,62 V 0,00345 A

Nilai terukur 1724 Ω 2,3 V 1,09 V 0,04 V 0,15 V 0,48 A

➢ Menghitung 𝐼
𝑉𝑆 6
𝐼= = = 0,00345 𝐴
𝑅𝑒𝑞 1740

➢ Menghitung 𝑉 ditiap-tiap resistor


𝑉𝐴𝐵 = 𝐼𝑅1 = 0,00345 ⋅ 470 = 1,62 V
𝑉𝐵𝐶 = 𝐼𝑅2 = 0,00345 ⋅ 330 = 1,14 V
𝑉𝐶𝐷 = 𝐼𝑅3 = 0,00345 ⋅ 470 = 1,62 V
𝑉𝐷𝐸 = 𝐼𝑅4 = 0,00345 ⋅ 470 = 1,62 V

2. Rangkaian Paralel
Tabel 3. Resistansi dan arus terhitung vs terukur
𝑹𝒆𝒒 𝑰𝑻 𝑰𝑹𝟏 𝑰𝑹𝟐 𝑰𝑹𝟑 𝑰𝑹𝟒
12.890 0,0282 0,0064 0,0090 0,0064 0,0064
Nilai terhitung
Ω A A A A A
12.200 0,0307 0,0043 0,0038 0,0053 0,0055
Nilai terukur
Ω A A A A A

➢ Menghitung 𝑅𝑒𝑞
Dikarenakan nilai hambatan tiap resistor ratusan (besar), maka diubah
terlebih dahulu ke dalam kilo ohm dengan cara dibagi 1000.
470
• 𝑅1 = = 0,47 Ω
1000
330
• 𝑅2 = 1000 = 0,33 Ω
470
• 𝑅3 = 1000 = 0,47 Ω
470
• 𝑅4 = 1000 = 0,47 Ω

1 1 1 1 1
= + + +
𝑅𝑒𝑞 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅4
1 1 1 1 1
= + + +
𝑅𝑒𝑞 0,47 0,33 0,47 0,47
1 0,073 + 0,104 + 0,073 + 0,073
=
𝑅𝑒𝑞 0,03426159
1 0,323
=
𝑅𝑒𝑞 0,03426159
1
= 9,43 𝑘Ω
𝑅𝑒𝑞
1
= 9.430 Ω
𝑅𝑒𝑞

➢ Menghitung 𝐼 pada tiap-tiap resistor


𝑉𝑆 3
𝐼𝑅1 = = = 0,0064 𝐴
𝑅1 470
𝑉𝑆 3
𝐼𝑅2 = = = 0,0090 𝐴
𝑅2 330
𝑉𝑆 3
𝐼𝑅3 = = = 0,0064 𝐴
𝑅3 470
𝑉𝑆 3
𝐼𝑅4 = = = 0,0064 𝐴
𝑅4 470
𝐼𝑇 = 𝐼𝑅1 + 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑅3 + 𝐼𝑅4
𝐼𝑇 = 0,0064 + 0,0090 + 0,0064 + 0,0064 = 0,0282 𝐴
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, terdapat dua kegiatan.
Kegiatan pertama mengenai rangkaian seri dan kegiatan kedua mengenai rangkaian
paralel. Pada percobaan menggunakan 4 buah resistor dengan nilai berbeda yaitu
𝑅1 = 467 Ω, 𝑅2 = 348 Ω, 𝑅3 = 454 Ω, dan 𝑅4 = 455 Ω.
Pada kegiatan pertama digunakan rangkaian seri. Setelah melakukan analisis
perhitungan, arus yang mengalir dari hasil percobaan pada saat diberikan tegangan
sumber 6 volt adalah 0,48 A, sedangkan hasil dari arus terhitung (teori) 0,00345 A.
Perbandingan hasilnya cukup jauh. Arus terukur memiliki nilai yang lebih besar
dari arus terhitung. Dari resistor yang diukur, rata-rata menunjukkan bahwa nilai
resistansi lebih kecil dari pada nilai yang tertulis pada gelangnya. Kita ketahui dari
hukum Ohm jika resistansi kecil maka arus yang mengalir akan bertambah besar.
Untuk nilai tegangan antara yang terukur dan terhitung perbedaannya tidak terlalu
besar. Nilai perbedaan yang tidak terlalu besar disebabkan karena nilai hambatan
resistor tidak sama persis seperti yang ditunjukkan gelang resistor.
Pada kegiatan kedua digunakan rangkaian paralel. Hasil percobaan terlihat
bahwa pada tegangan sumber 3 volt, arus yang mengalir pada 𝑅1 yaitu 0,0043 A;
0,0038 A untuk 𝑅2 ; 0,0053 A untuk 𝑅3 dan 0,0055 A untuk 𝑅4 . Sedangkan hasil
arus terhitung yaitu 0,0064 A untuk 𝑅1 ; 0,0090 A untuk 𝑅2 ; 0,0064 A untuk 𝑅3 dan
0,0064 A untuk 𝑅4 . Perbandingan antara arus terukur dan terhitung nilainya hampir
sama. Perbedaan tersebut bisa disebabkan kesalahan pengukuran arus pada
multimeter.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada rangkaian seri dan paralel


dengan menggunakan resistor-resistor yang memiliki nilai resistansi yang berbeda,
diperoleh beberapa kesimpulan. Pada rangkaian seri, arus yang terukur memiliki
nilai yang lebih besar daripada arus yang terhitung secara teori. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan nilai resistansi yang diukur pada resistor-resistor, yang lebih kecil
daripada nilai yang tertera pada gelang resistor. Meskipun demikian, perbedaan
nilai tegangan antara yang terukur dan terhitung tidak terlalu besar. Pada rangkaian
paralel, perbandingan antara arus terukur dan terhitung cenderung sama. Hal ini
menunjukkan bahwa arus yang mengalir pada setiap resistor dalam rangkaian
paralel terdistribusi secara proporsional. Kesimpulan ini menggambarkan
pentingnya pemahaman tentang rangkaian seri dan paralel dalam merancang dan
memahami rangkaian listrik, serta mengukur dan menganalisis tegangan dan arus
yang terlibat dalam rangkaian resitif seri-paralel.
LAPORAN SEMENTARA
DAFTAR PUSTAKA

Pauzan, M. (2023). Praktikum Rangkaian Listrik.


Prasetya, E. P. (2019). LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK
ELEKTRO.
Yusuf, H. (2014). Rangkaian Seri dan Paralel. Laporan Rangkaian Seri dan
Paralel.

Anda mungkin juga menyukai