Anda di halaman 1dari 9

Modul 6

RESISTANSI DAN HUKUM OHM


Adissha Ristifara (122430022)
Asisten : Salwa Mufti Fadhilah (121430083)
Tanggal Percobaan : 8/11/2023
RB_3_Praktikum_Teknik Biomedis_1
Laboratorium Teknik Biomedis
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak : Percobaan modul 6 membahas resistansi dan hukum Ohm dengan menggunakan breadboard, resistor, dan multimeter
digital. Praktikan memahami cara menghitung resistansi, membedakan rangkaian seri dan paralel, menerapkan hukum Ohm,
memahami hubungan Y-∆, serta memahami rangkaian pembagi tegangan, dan arus. Landasan teori mencakup resistor, rangkaian
seri-paralel, hukum Ohm, dan transformasi Y-∆. Metodologi mencakup alat dan bahan yang digunakan dan langkah kerja pada
percobaan. Hasil dan analisis mencakup perhitungan secara teori dan pengukuran, analisis pada perhitungan yang telah di dapatkan
secara teori maupun pengukuran, serta diskusi yang menjawab pertanyaan dari modul Praktikum ini relevan dalam konteks
penerapan hukum Ohm pada perangkat elektronik sehari-hari.
.Kata Kunci: Hukum Ohm, resistansi, rangkaian seri paralel, hubungan Y-∆, tegangan, arus.

1. PENDAHULUAN
2. LANDASAN TEORI
Hukum ohm sangatlah penting dalam kelistrikan yang
merupakan dasar dari rangkaian tegangan dan arus listrik. a. Resistor
Pemahaman tentang resistansi dan hukum ohm sangat
relevan dalam memahami berbagai perangkat elektronik dan Resistor merupakan sebuah komponen elektronika yang
sirkuit listrik. Pada praktikum kali ini digunakan papan memiliki fungsi untuk menghambat atau membatasi aliran
breadboard dan merangkai resistor pada papan tersebut listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik. Satuan
sesuai bentuk yang telah ditentukan pada modul, dan resistor dilambangkan dengan omega (Ω) tau yang biasanya
mengukurnya dengan alat multimeter digital, praktikan disebut dengan ohm. Penghitungan pada resistor biasanya
dituntut untuk data menganalisis berdasarkan data dan dapat dilakukan menggunakan dua cara yaitu penghitungan
pengukuran yang telah didapat. menggunakan kode warna dan menghitung dengan kode
angka.berikut tabel yang menunnjukkan tabel kode warna
Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak sekali yang digunakan untuk menghitung berdasarkan kode warna
menjumpai penerapan hukum ohm yang ada disekitar kita, [2].
seperti contohnya terdapat pada kipas angin rumah tangga
konvensional, pengisi daya hp atau laptop, dan sekring. Dan Tabel 2.1 kode warna resistor
masih sangat banyak lagi penerapannya di kehidupan kita.
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa juga
setidaknya dapat paham dasar dasar hukum ohm pada
penerapannya di alat alat yang ada di sekitar kita [1].

Adapun tujuan dari percobaan modul 6 ini ialah:

1.) Memahami cara membaca dan menghitung


resistansi pada resistor
2.) Memahami rangkaian seri dan paralel
3.) Memahami hubungan Y - Δ
4.) Memahami dan menerapkan Hukum Ohm
5.) Memahami rangkaian pembagi tegangan dan
pembagi arus.

Praktikum Teknik Biomedis 1 Modul : Resistansi dan hukum Ohm | 1


Adissha Ristifara_Resistansi dan Hukum Ohm_08 November 2023

sedangkan tegangannya sama besar pada tiap resistor [4]. Nilai


total resistor pada rangkaian paralel dapatdirumuskan sebagai
berikut :

1 1 1 1
= + + ⋯+
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛

c. Hukum Ohm

Hukum Ohm menyatakan bahwa arus listrik yang


mengalir melalui suatu penghantar berbanding lurus dengan
Gambar 4.1 Gelang warna pada resistor beda potensial yang diterapkan. Sebuah benda dikatakan
mematuhi hukum Ohm jika resistansinya tidak tergantung
Gambar diatas merupakan contoh menghitung resistansi pada besar atau polaritas beda potensial [5]. Hukum Ohm
pada resistor 5 gelang warna dan 4 gelang warna. dapat diungkapkan sebagai persamaan :

b. Rangkaian seri paralel V = I . R............ (1)

1. Rangkaian seri V = tegangan, yang mengalir pada rangkaian (Volt)


I = arus yang mengalir pada rangkaian (Ampere
R = resistansi/hambatan yang terdapat pada rangkaian
(Ohm).

d. Transformasi y-∆
Gambar 2.2 Rangkaian seri

Rangkaian seri merupakan rangkaian


yang komponennya disusun secara berderet
atau berantai.Pada rangkaian seri pada semua
resistor yang dialiri arus listrik memiliki arus
yang sama, sedangkan tegangan pada resistor
Gambar 4.4 Rangkaian Y-∆
berbeda-beda tergantung besar resistor yang
dipasang pada rangkaian [3]. Pada rangkaian
Jika resistansi yang membentuk suatu rangkaian tidak
seri dapat dirumuskan sebagai berikut :
mengikuti hubungan seri atau paralel, melainkan
membentuk konfigurasi bintang (star/Y) atau delta (∆),
Rtotal = R1 + R2 + R3 + …+ Rn
maka diperlukan transformasi antara kedua konfigurasi
tersebut [6]. Hubungan Y-∆ dapat ditulis :
2. Rangakaian Paralel

𝑅1𝑅2 + 𝑅2𝑅3 + 𝑅3𝑅1


𝑅𝑎 =
𝑅1

𝑅1𝑅2 + 𝑅2𝑅3 + 𝑅3𝑅1


𝑅𝑏 =
𝑅2

𝑅1𝑅2 + 𝑅2𝑅3 + 𝑅3𝑅1


Gambar 2.3 Rangkaian Paralel 𝑅𝑐 =
𝑅3

Rangkaian paralel merupakan rangkaian Hubungan ∆ - Y dapat ditulis :


yang komponennya disusun secara sejajar. Pada
rangkaian paralel arus yang mengalir atau melewati 𝑅𝑏𝑅𝑐
𝑅1 =
resistor berbeda sesuai besar nilai resistor, 𝑅𝑎 + 𝑅𝑏 + 𝑅𝑐

Praktikum Teknik Biomedis 1 Modul : Resistansi dan hukum Ohm | 2


Adissha Ristifara_Resistansi dan Hukum Ohm_08 November 2023

𝑅𝑐𝑅𝑎
𝑅2 = 2. Diagram Alir Rangkaian Seri Paralel
𝑅𝑎 + 𝑅𝑏 + 𝑅𝑐

𝑅𝑎𝑅𝑏
𝑅3 =
𝑅𝑎 + 𝑅𝑏 + 𝑅𝑐 Mulai

3. METODOLOGI
Rangkailah 3 resistor R1 = 330 Ω, R2 =
390 Ω, dan R3 = 680 Ω dengan hubungan
a. Alat dan Bahan seri pada breadoard

1. Sumber tegangan DC (1 buah)


2. Multimeter Digital (1 buah) Hitunglah nilai resistansi total resistor
3. Resistor 1 Ω (1 buah) pada rangkaian tersebut dengan benar
4. Resistor 56 Ω (1 buah)
5. Resistor 330 Ω (1 buah)
6. Resistor 390 Ω (1 buah) Ukurlah nilai resistansi masing-masing
7. Resistor 470 Ω (1 buah) dan total menggunakan multimeter digital
8. Resistor 680 Ω (1 buah)
9. Resistor 820 Ω (1 buah)
10. Resistor 3,3 KΩ (1 buah) Rangkailah 5 resistor R1 = 50 Ω, R2 =
11. Resistor 4,7 KΩ (1 buah) 390 Ω, dan R3 = 330 Ω, R4 = 3,3 kΩ,
12. Resistor 100 KΩ (1 buah) dan R5 = 680 Ω dengan seri
13. Resistor 470 KΩ (1 buah)
14. Breadboard (1 buah)
15. Kabel-kabel (6 buah kabel banana-BNC, 5 buah kabel Hitunglah nilai resistansi total resistor di
jumper) titik a-c, b-e, c-f, dan a-f pada rangkaian
tersebut
b. Langkah Kerja
Ukurlah nilai resistansi masing-masing
1. Diagram Alir Menghitung Nilai Resistansi pada resistor menggunakan multimeter digital
Tiap Resistor

Mulai
Rangkailah 3 resistor R1 = 330 Ω, R2 =
3,3 kΩ, R3 = 4,7 kΩ dengan hubungan
paraalel

Ambil 10 buah resistor dengan nilai yang


berbeda
Hitung dan ukurlah di titik a-d, -d, dan c-d menggunakan
multimeter digital

Hitung nilai resistansi masing-masing


resistor berdasarkan gelang warna pada Rangkai 6 resistor R1 = 4,7 kΩ, R2 = 3,3 kΩ, R3 =
badan resistor dan multimeter digital 820 Ω, R4 = 330 Ω, R5 = 390 Ω, dan R6 = 680 Ω
dengan kombinasi ( seri- parallel )

Catatlah semua hasil perhitungan dan Catat dan salinlah


pengukuran pada tabel dan salin ke buku
praktikum

Selesai

Selesai
Praktikum Teknik Biomedis 1 Modul : Resistansi dan hukum Ohm | 3
Adissha Ristifara_Resistansi dan Hukum Ohm_08 November 2023

3. Diagram Alir Transformasi Y-∆

5. 2700 Ω 5% 2,682 Ω
Mulai

Rangkailah 5 resistor R1 = 330 Ω, R2 = 6. 3300Ω 5% 33,31 Ω


390 Ω, R3 = 680 Ω, R4 = 820 Ω, dan R5
= 470 Ω

Hitunglah nilai resistansi total dan 7. 390 Ω 5% 396,1 Ω


ukurlah menggunakan multimeter digital

Catat semua perhitungan dan pengukuran 8. 470 Ω 5% 463 Ω


lalu salin ke buku praktikum

Selesai
9. 100 Ω 5% 97,88 Ω

4. HASIL DAN ANALISIS


10. 680 Ω 5% 67,17 Ω
a. Percobaan dan perhitungan

1. Percobaan 1 Menghitung nilai resistensi pada tiap Perhitungan :


resistor
1. Orenge (3) – Orange (3) – Cokelat (101) – Emas
Tabel 4.1 Percobaan 1 Menghitung Nilai Resistensi pada (5%)Resistansi = 33 × 101 = 330 Ω
Tiap Resistor Toleransi = 5% × 330 Ω = 16,5 Ω
Nilai Resistansi
No.
Resistor 2. Coklat (1) – Hitam (0) – Hitam (100) – Emas (5%)
(Ω) Perhitungan Toleransi Pengukuran Resistansi = 10 × 100 = 10 Ω
(Ω) (%) (Ω) Toleransi = 5% × 10 Ω = 0,5 Ω

3. Coklat (1) – Hitam (0) – Merah (102) – Emas (5%)


1. 330 Ω 5% 324,3 Ω Resistansi = 10 × 102 = 1000 Ω
Toleransi = 5% × 1000 Ω = 50 Ω

4. Hijau (5) – Biru (6) – Cokelat (101) – Emas (5%)


Resistansi = 56 × 101 = 560 Ω
2. 10 Ω 5% 9,92 Ω Toleransi = 5% × 560 Ω = 28 Ω

5. Merah (2) – Ungu (7) – Merah (102) – Emas (5%)


Resistansi = 27 × 102 = 2700 Ω
3. 1000 Ω 5% 994,6 Ω Toleransi = 5% × 2700 Ω = 135 Ω

6. Orange (3) – Orange (3) – Orange (103) – Emas (5%)


4. 560 Ω 5% 548,9 Ω Resistansi = 33 × 103 = 33000 Ω
Toleransi = 5% × 33000 Ω = 1650 Ω

7. Orange (3) – Putih (9) – Cokelat (101) – Emas (5%)


Resistansi = 39 × 101 = 390 Ω
Toleransi = 5% × 390 Ω = 19,5 Ω
Praktikum Teknik Biomedis 1 Modul : Resistansi dan hukum Ohm | 4
Adissha Ristifara_Resistansi dan Hukum Ohm_08 November 2023

• a-f
8. Kuning (4) – Ungu (7) – Cokelat (101) – Emas (5%) RS = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 = 56 + 390 + 330
Resistansi = 47 × 101 = 470 Ω + 2700 + 680 = 4156 Ω
Toleransi = 5% × 470 Ω = 23,5 Ω
3. Pararel
9. Cokelat (1) – Hitam (0) – Cokelat (101) – Emas (5%)
Resistansi = 10 × 101 = 100 Ω • a-d 1 1 1 1 1 1
Toleransi = 5% × 100 Ω = 5 Ω 𝑅𝑝 = + + = + + = 𝑜, 𝑜𝑜5Ω
• b-d 𝑅1 𝑅2 𝑅3 330 280 470
1 1 1 1
10. Biru (6) – Abu abu (8) – Cokelat (101) – Emas (5%) 𝑅𝑝 = + = + = 0,0027Ω
𝑅2 𝑅3 390 4700
Resistansi = 68 × 101 = 680 Ω
Toleransi = 5% × 680 Ω = 3,4 Ω • c-d
1
𝑅𝑝 = = 0,00021 Ω
4700
Analisis :
Dari data hasil yang telah dihitung dan diukur didapati hasil yang 4. Kombinasi
mendekati atau tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan tingkat • c-d
ketelitian dari pengukuran.Nilai yang didapatkan tidak sama persis, 𝑅𝑠 = 𝑅3 + 𝑅6 = 820 + 680 =
namun masih pada jangkauan toleransi dari masing-masing resistor 𝑅𝑃1 = =
yaitu 5%. • b-d
𝑅𝑠 = 𝑅𝑃1 + 𝑅2 =
𝑅𝑝 = =
2. Percobaan 2 rangkaian seri paralel
• a-d
𝑅𝑠 = 𝑅𝑃2 + 𝑅1 =
Tabel 4.2 Percobaan 2 Rangkaian seri paralel
𝑅𝑝 = =
Nilai Resistansi Total
No. Rangkaian Titik Analisis :
Perhitungan Pengukuran Dari hasil yang telah didapatkan terlihat beberapa nilai pengukuran
(Ω) (Ω) mendekati perhitungan, tetapi beberapa nilai berbeda jauh dari
hasil perhitungan, hal tersebut dapat saja terjadi dikarenakan
1. Seri 1 a-b 1400 Ω 1.378,1 Ω
beberapa faktor yang dapatmemprngaruhi besar kecilnya nilai pada
a-c 950 Ω 932,2 Ω pengukuran pada menggunakan alat, juga ketelitian yang rendah
padapengukuran rangkaian tersebut.
b-e 1.190 Ω 1.170,9 Ω
2. Seri 2 5. Percobaan 3 Transformasi Y-Δ
c-f 1.480 Ω 1.457,5 Ω
a-f 2.430 Ω 2.390 Ω Tabel 4.3. Percobaan 3 Transformasi Y-Δ
a-d 0,005 Ω 127,52 Ω Nilai Resistansi
No. Transformasi
Perhitungan (Ω) Pengukuran (Ω)
3. Paralel 1 b-d 0,0027 Ω 127,45 Ω
1. Y-Δ 456,34 Ω 281 Ω
c-d 0,00021 Ω 127,46 Ω
2. Δ-Y 456,34 Ω 293,4 Ω
c-d 309,52 Ω 810,5 Ω
4. Kombinasi b-d 182,62 Ω 99.440 Ω Perhitungan :
1. Y-Δ
a-d 119,49 Ω 9.989 Ω 𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 456,34 Ω
2. Δ-Y
𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 456,34 Ω
Perhitungan :
Analisis :
1. Seri 1 Diapatkan persamaan antara delta-wye, maupun wye delta
RS = R1 + R2 + R3 = 330 + 390 + 680 = 1400 Ω pada pengukuran, namun didapatkan nilai yang jauh berbeda
antara pengukuran dan perhitungan, hal ini bisa terjadi
2. Seri 2 dikarenakan rangkaian yang terbentuk tidak sesuai dengan
• a-c modul, dan ketidakstabilan dalam penggunaan alat.
RS = R1 + R2 = 56 + 390 = 446 Ω
• b-e
RS = R2 + R3 + R4 = 390 + 330 + 2700 = 3420 Ω 6. Percobaan 4 pembagi arus dan tegangan

• c-f Tabel 4.4 Percobaan 4 Pengukuran Pembagi Arus dan


RS = R3 + R4 + R5 = 330 + 2700 + 680 = 3718 Ω Tegangan
Praktikum Teknik Biomedis 1 Modul : Resistansi dan hukum Ohm | 5
Adissha Ristifara_Resistansi dan Hukum Ohm_08 November 2023

Tegangan (V)
No. Rangkaian Arus (mA)
R1 R2 R3 R4 R5

1. Seri 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 2,514 mA


3 8 1 1 1
R1 R2 R3

2. Paralel -2.661 0.01 0.01 0.01


7 8 5

c-d b-d a-d


c-d b-d a-d
3. Kombinasi 2.732 1.052 0.0117
0.01 5.75 0.01
9 4 2
Tegangan (V) masing-masing resistor Hitunglah resistansi total rangkaian berikut menggunakan
V1=IxR1=0,00123x560Ω=0,688V transformasi Y-∆ atau ∆-Y!
V2=IxR2=0,00123x390Ω=0,480V
V3=IxR3=0,00123x330Ω=0,406V
V4=IxR4=0,00123x470Ω=0,578V
V5=IxR5=0,00123x680Ω=0,836V
Analisis :
Pada rangakaian seri diapatkan arus yang sama pada setiap
resistornya, namun berbeda nilai tegangan pada setiap resistornya.
Sedangkan pada rangkaian paralel dialiri dengan tegangan yang
sama, dan di dapatkan hasil yang berbeda beda pada arusnya, ini
sesuai dengan ketentuan dari teori penjelasan rangkaian seri
paralel.

b. Diskusi

Toleransi nilai resistor merupakan perubahan nilai resistansi


terhadap resistor, yang tertera pada badan resistor. Nilai toleransi
ini sebagai pembatas dan penentu kualitas resistor, apabila masih
dalam toleransi maka resistor layak digunakan, dan apabila tidak
maka resistor dianggap rusak dan tidak layak digunakan. Nilai
toleransi, diukur dalam persen, ditentukan oleh warna kawat
resistor, seperti
1. Coklat (1%) Langkah-langkah mengukur arus pada rangkaian dengan
2. Merah (2%) memasang multimeter pada mode arus (Ampere), lalu
3. Hijau (5%) menghubungkan multimeter secara seri pada rangkaian yangigin
4. Biru (6%) diukur arusnya, dan Langkah Langkah ubttuk mengukurtegangan
5. Ungu (7%) yaitu dengan menyetel multimeter pada mode tegangan (volt),
6. Abu-abu (8%) [7]. menghubungkan secara paralel tempat yangakan diukur
tegangannya, perbedaan pada pengukuran arus dan tegangan pada
penempatan probe multimeter[9].
Pada rangkaian seri hanya didapati memiliki satu jalur
yang dilalui arus listrik, dibandingkan dengan paralel yang 5. SIMPULAN
lebih dari satu jalur. Hambatan yanag ada pada rangkaian
seri lebih besar dibandingkan dengan paralel. Arus yang Kesimpulan berdasarkan penjelasan di atas:
terdapat pada rangkaian seri menghasilkan nilai yang
sama, sedangkan pada paralel memiliki nilai yang 1. Resistor dapat dihitung menggunakan gelang warna pada
berbeda beda pada setiap resistornya. Tegangan yang ada badan resitor dan juga dapat dihitung dengan multimeter,
pada rangkaian paralel memiliki nilai yang sama, apabila resistor layak digunakan, hasilnya akan mendekati.
sedangkan pada rangkaian seri memiliki nilai yang 2. Pada rangkaian seri arus yang mengalir sama besarnya,
berbeda-beda tergantung dengan resistornya. Beberapa sendangkan pada rangkaian paralel tenganganya sama
pada tiap resistor.
contoh penerapan rangkaian seri melibatkan susunan
3. Hukum ohm dapat digunakan untuk menghitung arus,
komponen secara berderet, seperti lampu senter yang tegangan, dan resistansi.
terhubung seri dengan baterai, lampu hias untuk dekorasi 4. Transformasi Y-∆ memudahkan untuk menghitung
pohon Natal, kulkas, dan setrika[8]. resistansi pada rangkaian yang tidak mengikuti hubungan
seri dan paralel.

Praktikum Teknik Biomedis 1 Modul : Resistansi dan hukum Ohm | 6


Adissha Ristifara_Resistansi dan Hukum Ohm_08 November 2023

6. REFERENSI

[1] Mohamad Ramdhani. (2005). "Rangkaian Listrik." STT


[2] A. K. Charles dan S. N. O. Matthew, "Fundamentals of Electric
Circuits" (Edisi Keempat), Bab 5, Amerika Serikat, 2009.
[3] Halliday, D., & Resnick, R. (1984)." Fisika Edisi 3 Jilid 2". Jakarta:
Erlangga, 196-197.
[4] Aini, A.N. et al., "Rangkaian seri dan paralel," jurusan fisika FMIPA
ITS, Surabaya.
[5] Sugijono, "Assembling Transformer Delta-Star and Star-Delta
Connections in Odd Hours," ORBITH, vol. 14, pp. 81-
[6] 90, 2018.Tan, S.; Barker, N. Rekayasa ceruk untuk sel induk. Faktor
Pertumbuhan 2013, 31, 175–184.
[7] Terapi Stem Cell untuk Pengobatan Gangguan Mata. Sel Induk Int.
2016, 2016, 8304879.
[8] Gattazzo, F.; Urciuolo, A.; Bonaldo, Lingkungan mikro dinamis untuk
ceruk sel induk. Biokimia. Biofisika. 2014, 1840, 2506–2519.
[9] Sanchez-Tena, MA; Alvarez-Peregrina, C.; Santos-Arias, F.; Villa-
Collar, C. Penerapan Teknologi Cetak 3D pada Scleral

Praktikum Teknik Biomedis 1 Modul : Resistansi dan hukum Ohm | 7


Adissha Ristifara_Resistansi dan Hukum Ohm_08 November 2023

Lampiran

Praktikum Teknik Biomedis 1 Modul : Resistansi dan hukum Ohm | 8


Adissha Ristifara_Resistansi dan Hukum Ohm_08 November 2023

Praktikum Teknik Biomedis 1 Modul : Resistansi dan hukum Ohm | 9

Anda mungkin juga menyukai