HUKUM KIRCHOFF
Disusun Oleh:
2021
Hukum Kirchoff
Abdulloh Rizki Alfatih (20410023), Teknik Tekstil (1T1), Politeknik STTT Bandung
E-Mail :ibnufatih76@gmail.com
Phone: 085816232081
ABSTRAK
Manusia modern era ini tidak akan terlepas dari penggunaan listrik beserta perangkatnya.
Setiap kegiatan dapat dilakukan dengan mudah dengan adanya otomasi atau kemudahan lainya dari
pemanfaatan energi listrik. Bahkan ketika manusia tertidur pun mereka dapat mengerjakan sesuatu
hanya dengan menjalankan perintah kepada mesin atau perangkat elektonik di sekitarnya. Dalam
dunia elektronika tentu tidak akan terlepas dengan rangkaian listrik, atau salah satu properti
pelengkapnya yaitu resistor. Dengan kemudahan pedoman dari Gustav Kirchoff dan Georg Simon
Ohm maka dapat ditemukan rangkaian listrik yang stabil sehingga pemakaian energi listrik pun dapat
berjalan baik dan maksimal.
BAB I
PENDAHULUAN
Resistor adalah komponen dasar elekronika untuk menghambat arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian. Kapasitor adalah komponen elektronika untuk menyimpan muatan listrik sementara.
Rangkaian RC (Resistor-Kapasitor) adalah suatu rangkaian listrik yang memiliki kombinasi
komponen resistor dan kapasitor dimana komponen tersebut biasanya dipasang secara seri atau
sejajar. Walaupun sering dijumpai rangkaian dengan resistor dan kapasitor yang dipasang
berdampingan secara seri rangaian ini juga dapat dipasang secara 3okum3ve.
Pada satu susunan rangkaian komponen resistor dan kapasitor juga dapat memiliki jumlah banyak
atau lebih dari satu. Rangkaian ini biasa disebut R-C Filter atau R-C Network. Karena memiliki
resistor maka dalam rangkaian ini terdapat efek resistansi, begitu pula pada kapasitor yang
menghasilkan kapasitansi. Catatan penting adalah rangkaian ini harus disusun berdasar aturan yang
benar agar bisa dijalankan. Peristiwa pengisian dan pengosongan muatan kapasitor memegang
peranan penting dalam elektronika.
Pada posisi pengisian atau charge akan menghasilkan grafik yang naik hinga mencapai suatu
kondisi yang stabil. Pada posisi pengisian atau discharge akan menghasilkan grafik menurun. Resistor
adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian elektronika. (Halliday, D., Resnick, R., Walker,1997)
DASAR TEORI
2.1 Resistor
Di dalam suatu komponen elektronik atau pun dalam rangkaian listrik tentu dapat kita jumpai
sebuah komponen dengan fungsi sebagai hambatan, itulah yang dinamakan resistor. Resistor
merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika.
Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen
Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk
membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan
biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω).
Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan
seorang Fisikawan Jerman. Dari 4okum Ohm diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan
jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan untuk resistansi pada resistor disebut Ohm
dengan simbol Ω (Omega).
Umumnya berbagai jenis pada resistor dibuat dari bahan dan sifat atau karakteristik yang
berbeda., disamping itu spesifikasi lain yang perlu diperhatikan ketika memilih sebuah resistor
pada suatu rancangan adalah besaran watt-nya. Karena resistor bekerja dengan konsep dialiri arus
listrik, maka akan terjadi suatu kondisi yang disebut disipasi daya yaitu
berupa panas sebesar W=I2R. Semakin besar fisik atau ukuran dari suatu resistor, maka hal ini
akan berbanding lurus dengan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Resistor yang ada dipasaran tersedia dengan ukuran 1/8, ¼, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt, dimana
resistor yang memiliki disipasi daya dari 5, 10 hingga 20 watt. Tetapi umumnya untuk jenis
resistor yang berukuran lebih besar (jumbo) nilai resistansi dicetak langsung dibadannya
sehingga dapat terlihat, misalnya 100Ω 5W. Resistor umumnya memiliki bentuk
kubik memanjang persegi empat yang memiliki warna dasar putih, meskipun juga terdapat
bentuk lain seperti silinder.
Terdapat perbedaan dalam simbol resistor, yaitu versi US dan Versi Eropa, meskipun terdapat
perbedaan simbol resistor tapi kalian bebas untuk memilih. Meskipun bebas untuk memilih simbol
resistor yang ingin digunakan, tapi perlu di ingat kalian tidak boleh mencampur atau menggunakan
dua simbol tersebut dalam satu rangkaian.
Jenis-jenis resistor yang beredar di pasaran pun 5okum5ve5, dapat dibedakan menjadi dua
kategori yaitu resistor tetap (fixed resistor) dan resistor variable (variable resistor). Resistor tetap
merupakan jenis resistor yang nilainya sudah tertulis pada badan resistor dengan menggunakan
kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak digunakan sebagai penghambat arus listrik secara
permanen. Diantaranya yang termasuk jenis resistor tetap adalah resistor komposisi karbon
(carbon compotition resistor), resistor film, dan resistor kawat.
Adapun tipe resistor 5okum5ve atau disebut juga resistor tidak tetap merupakan jenis resistor
yang nilai resistansi tahananya dapat berubah dan diatur sesuai dengan yang diinginan. Adapun
untuk jenis resistor 5okum5ve dibagi menjadi 3 yaitu Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk
yaitu komponen Axial/Radial dan komponen Chip. Pada resistor komponen Axial/Radial, nilainya
dapat dibaca melalui kode warna sehingga kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui
nilai-nilai yang terdapat dalam warna tersebut. Berbeda pada komponen chip, nilainya diwakili oleh
kode tertentu yang terdapat pada batangnya sehingga lebih mudah dalam membacanya. Nilai
resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh warna-warna yang terdapat di tubuh (body)
resistor itu sendiri dalam bentuk gelang. Pada umumnya hanya terdapat 4 gelang pada batang tubuh
Resistor, tetapi dapat juga dijumpai dengan pola 5 gelang.
Pada gambar tersebut dapat diketahui daftar data nilai yang tersemat dibalik kode warna pada
batang tubuh Resistor Axial.
2.2 Hukum Kirchoff
Gustav Robert Kirchhoff adalah seorang fisikawan jerman yang berkontribusi pada
pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam
yang dihasilkan oleh benda-benda yang dipanaskan.
Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum dasar rangkaian, yang kita kenal
sekarang dengan Hukum I dan Hukum II Kirchoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat
bermanfaat untuk menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit. Akan
tetapi sebagian orang menyebut kedua hukum ini dengan Aturan Kirchoff, karena dia terlahir dari
hukum-hukum dasar yang sudah ada sebelumnya, yaitu hukum kekekalan energi dan hukum
kekekalan muatan listrik.
HUKUM KIRCHOFF I
Hukum Kirchoff I berbunyi “jumlah aljabar dari arus yang masuk dengan arus yang keluar
pada satu titik sambungan sama dengan nol.“
∑ 𝑰 masuk= ∑ 𝑰 keluar
HUKUM KIRCHOFF II
Hukum Kirchoff II ini berbunyi “di dalam satu rangkaian listrik tertutup jumlah aljabar
antara sumber tegangan dengan kerugian-kerugian tegangan selalu sama dengan nol.”
Hukum ini berlaku pada rangkaian yang tidak bercabang yang digunakan untuk menganalisis
beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup. Hukum II Kirchoff biasa disebut Hukum
Tegangan Kirchoff atau Kirchoff’s Voltge Law (KVL).
∑ 𝑬+ ∑ 𝑹 = 0
Berbeda dengan hukum yang pertama, untuk memakai hukum Kirchoff II ini kita harus
memperhatikan beberapa aturan. Adapun aturan-aturan tersebut diantaranya:
2. Jika searah loop, penurunan tegangan diberi tanda positif (+). Sebaliknya, jika berlawanan
dengan loop maka tegangan diberi tanda negatif (-)
3. Jika menjumpai kutup positif sumber tegangan, maka gaya gerak listriknua bertanda positif
(+) sedangkan jika menjumpai kutub negatif sumber tegangan, maka gaya gerak listriknya
betanda negatif (-)
BAB III
METODE EkSPERIMEN
PEMBAHASAN
SOAL NO. 1
Jawab :
a. Resistor 1
C1 C2 C3 C4 Nilai Resistor
C1 C2 C3 C4 Nilai Resistor
C1 C2 C3 C4 Nilai Resistor
Abu-
Kuning Biru Emas
abu 48 MΩ ± 5%
4 8 106 5%
d. Resistor 4
C1 C2 C3 C4 Nilai Resistor
Abu-
Putih Hijau Emas
abu 9,8 MΩ ± 5%
4 8 105 5%
HUKUM KIRCHOFF 1
𝑉 = 30 𝑉𝑜𝑙𝑡
Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4
= 5300 + 17000 + 48000000 + 9800000
= 57822300 Ohm
Kuat arus listrik pada rangkaiaan seri
𝑉
𝐼= 𝑅
30
𝐼= 57822300
= 5,188 × 10−7 𝐴
Tegangan pada setiap resistor
Karena resistor terhubung pada rangkaian seri maka 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 = 𝐼2 = 𝐼3 = 𝐼4. maka
untuk mencari tagangan pada setiap resistor adalah:
• 𝑉1 = 𝐼 × 𝑅1
= 5,188 × 10−7 × 5300
= 2,74 × 10−3 𝑉𝑜𝑙𝑡
• 𝑉2 = 𝐼 × 𝑅2
= 5,188 × 10−7 × 17000
= 8,82 × 10−3 𝑉𝑜𝑙𝑡
• 𝑉3 = 𝐼 × 𝑅3
= 5,188 × 10−7 × 48000000
= 25,4 𝑉𝑜𝑙𝑡
• 𝑉4 = 𝐼 × 𝑅4
= 5,188 × 10−7 × 9800000
= 5,08 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑉
• 𝐼1 = 𝑅1
1
2,74 ×10−3
= 5300
𝑉
• 𝐼2 = 𝑅2
2
8,82 ×10−3
= 17000
𝑉
• 𝐼3 = 𝑅3
3
24,9
= 48000000
𝑉
• 𝐼4 = 𝑅4
4
5,08
= 9800000
𝑉 = 30 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑅𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 𝑅4
= 5300 + 17000 + 48000000 + 9800000
= 57822300 Ohm
Kuat arus listrik pada rangkaian seri
−𝑉 + ∑ 𝐼𝑅 = 0
−30 + 𝐼 × 57822300 = 0
30
𝐼= 57822300
= 5,188 × 10−7
Uji pembuktiak bahwa pada Hukum Kirchoff 2 ∑ 𝑉 = 0
Karena resistor terangkai pada rangkaian seri maka tetap 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 = 𝐼2 = 𝐼3 = 𝐼4
−𝑉 + ∑ 𝐼𝑅 = 0
−30 + (𝐼𝑅1 + 𝐼𝑅2 + 𝐼𝑅3 + 𝐼𝑅4 ) =
( 5,188×5300 + 5,188 ×17000 + 5,188×48000000 + 5,188×9800000
−30 + =0
107
27496,4+88196+249024000+50842400
−30 + =0
107
299982092
−30 + =0
107
−30 + 29,9982092 = 0
−0,0017908 = 0
Maka dengan demikian dapat terbukti benar kalau dalam Hukum Kirchoff 2 ∑ 𝑉 = 0 karena hasilnya
mendekati 0.
SOAL NO. 2
Jawab :
a. Resistor 1
C1 C2 C3 C4 Nilai Resistor
b. Resistor 2
C1 C2 C3 C4 Nilai Resistor
c. Resistor 3
C1 C2 C3 C4 Nilai Resistor
HUKUM KIRCHOFF 1
tegangan V = 35 V
𝑅 132273×1012
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
510933×107
= 25888,5216 Ohm
𝑉
𝐼= 𝑅
35
= 25888,5216
= 1,35195 × 10−3 𝐴
Karena resistor terangkai pada rangkaian seri maka 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉3. Jadi untuk
mencari tagangan pada resistor resistor adalah :
𝑉
• 𝐼1 = 𝑅
1
35
= 690000
= 5,09 × 10−5 𝐴
𝑉
• 𝐼2 = 𝑅
2
35
= 7100000
= 4,929 × 10−6 𝐴
𝑉
• 𝐼3 = 𝑅
3
35
= 27000
= 1,296 × 10−3 𝐴
• 𝑉1 = 𝐼1 × 𝑅1
= 5,09 × 10−5 × 690000
= 34,983 𝑉𝑜𝑙𝑡 (Terbukti karena hasil mendekati 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )
• 𝑉2 = 𝐼2 × 𝑅2
= 4,929 × 10−6 × 7100000
= 34,995 𝑉𝑜𝑙𝑡(Terbukti karena hasil mendekati 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )
• 𝑉3 = 𝐼3 × 𝑅3
= 1,296 × 10−3 × 27000
= 34,995 𝑉𝑜𝑙𝑡
Dengan demikian dapat terbukti benar bahwa 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉3 ketiga hasil
tersebut hasilnya mendekati 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 yang telah diketahui.
HUKUM KIRCHOFF 2
= 25888,5216 Ohm
•
Jadi terbukti bahwa adalah benar, karena hasil dari jumlah
ketiga kuat arus tersebut mendekati .
mencari kuat arus listrik pada resistor merupakan salah satu dari
Telah terbukti benar bahwa dalam Hukum Kirchoff 2 karena hasil dari
perhitungan menggunakan Hukum Kirchoff 2 mendekati 0.
SOAL NO. 3
3. Jika R1=300 Ω, R2 = 350 Ω, R3 =400 Ω , R4 = 450 Ω dan R5 = 500 Ω serta tegangan sumber
V = 40 V. Berapa arus dan tegangan yang mengalir di tiap-tiap resistor jika dirangkai
gabungan! Selesaikan dengan Hukum Kirchoff I dan Hukum Kirchoff II.
HUKUM KIRCHOFF 1
Karena resistor dirangkai secara campuran atau seri dena]gan parallel maka kita harus
menentukan hambatan total terlebih dahulu.
•
Ω
Jadi adalah Ω
Kuat arus di , karena hasil terakir di rangkaian gabungan seri maka kuat
arus masuk sama dengan kuat arus keluar.
Untuk mencarai kuat arus pada rangkaan paralel maka kita harus mengetahui
tegangan pada rangkaian paralel terlebih dahulu, maka :
Kuat arus di karena disusun seri, maka :
•
•
Karena hasil terakhir dari rangkaian gabungan merupakan rangkaian seri maka
, dengan .
HUKUM KIRCHOFF 2
Karena resistor dirangkai secara campuran atau seri dengan paralel maka kita harus
menentukan hambatan total terlebih dahulu.
Ω
Jadi adalah Ω
Karena hasil akhir dari rangkaian gabungan merupakan rangkaian seri maka untuk
mencari kuat arus di = .
•
Karena pada rangkaian dan di rangkai secara seri maka
• − ∑ 𝜀+∑ 𝐼𝑅 = 0
−40 + 𝑉𝑅1 + 𝑉𝑝 = 0
−40 + 39,984 = 0
−0,016 = 0
Maka terbukti dengan benar jika ∑ 𝑉 = 0 karena hasil yang hamper mendekati 0 dan didapatkan
juga nilai 𝑉𝑅1= 24,9 serta 𝑉𝑝 = 15,084.
Karena 𝑅𝑆1 , 𝑅4 , 𝑅5 dirangkai dalam rangkaian parallel maka untuk nilai 𝑉𝑝 = 𝑉𝑆1 = 𝑉𝑅4= 𝑉𝑅5
• − ∑ s + ∑ 𝐼𝑅 = 0
−40 + 𝑉𝑅1 + 𝑉𝑆1 = 0
−40 + (𝐼𝑅1𝑅1) + (𝐼𝑆1𝑅𝑆1) = 0
−40 + (8,3 × 10−2 × 300) + (1,992 × 10−2 × 750) = 0
−40 + 24,9 + 14,94 = 0
−40 + 39,84 = 0
−0,16 = 0
• − ∑ s + ∑ 𝐼𝑅 = 0
−40 + 𝑉𝑅1 + 𝑉𝑅4 = 0
−40 + (𝐼𝑅1𝑅1) + (𝐼𝑅4𝑅4) = 0
Dapat terbukti benar jika 𝑉𝑃 = 𝑉𝑆1 = 𝑉𝑅4 = 𝑉𝑅5, Akarena hasil dari tegangan
diresistor yang dirangkai secara paralel menghasilkan perolehan yang sama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Telah dilakukan eksperimen terhadap rangkaian listrik seri, paralel, dan gabungan.
Dari eksperimen tersebut dapat disimpulkan bahwa pada pemakaian rangkaian seri kuat
arus yang mengalir pada setiap resistor adalah 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 = 𝐼2 = 𝐼3 = 𝐼4, sedangkan tegangan
yang mengalir pada setiap resistor adalah 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4 dan dengan hasil
perhitungan menggunakan Hukum kirchoff satu dan dua pun hasilnya sama. Berbeda pada
rangkaian parallel jika diterapkan perhitungan yang sama dengan menggunakan Hukum
Kirchoff satu dan dua maka kuat arus yang mengalir pada setiap resistor adalah 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1
+ 𝐼2 + 𝐼3, sedangkan tegangan yang mengalir pada setiap resistor adalah 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉1 = 𝑉2
= 𝑉3. Meskipun perhitungan pada rangkaian gabungan, juga didapatkan hasil yang
mendekati antara nilai dan perhitungan dengan menggunakan dasar Hukum yang sama
yaitu Hukum Kirchoff satu dan dua.
Ketelitian dan keuletan dalam eksperimen ini sangat dibutuhkan karena dapat
berpengaruh kepada hasil eksperimen dan data yang diperoleh.