Anda di halaman 1dari 13

EL2102

MODUL 01 RESISTANSI DAN HUKUM OHM

Muhammad Iqbal Firdaus Bachmid (13116117)

Asisten: Retno Al Jumah (13115021)


Tanggal Percobaan: 19/10/2017
EL2102 Praktikum Rangkaian Elektrik 1

Laboratorium Dasar Teknik Elektro Institut Teknologi Sumatera

Abstrak II. STUDI PUSTAKA

Pada percobaan kali ini melakukan percobaan Menurut Durbin (2005) Hukum Ohm adalah suatu
pernyataan bahwa besar arus listrikyang
penggunaan Hukum OHM pada Rangkaian
mengalir melalui sebuah penghantar selalu
Resistor Seri dan Pararel Sebagai Pembagi Arus
berbanding lurus dengan beda potensial yang
dan Tegangan. Kami juga memahami tentang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar
penggunaan Transformasi Y- dalam rangkaian dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai
resistansinya tidak bergantung terhadap besar
yang gunanya supaya bisa di seri-kan serta di
dan polaritas beda potensial yang dikenakan
pararel-kan. Serta kami juga belajar mempraktikan
kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak
dan menganalisa kelebihan dan kekurangan dari selalu berlaku untuk semua jenis penghantar,

rangkaian seri dan pararel pada rangkaian. namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan
alasan sejarah.Secara matematis hukum Ohm
Kata Kunci : Hukum OHM, Seri dan Pararel diekspresikan dengan persamaan :
Resistor. V = I . R ..........(1)

I. PENDAHULUAN keterangan :

RESISTOR V = Tegangan Yang mengalir pada Rangkaian


(Volt)
Resistor adalah komponen elektronika yang
I = Arus yang mengalir pada Rangkaian (Ampere)
berfungsi untuk menghambat atau membatasi
R = Hambatan / Resistansi yang terdapat pada
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian (Ohm).
rangkain elektronika. Satuan atau nilai
resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan
Kode warna resistor berbentuk pita
dilambangkan dengan simbol Omega ().
bewarna yg mengitari tubuh resistor. Sistem
Dalam Praktikum kali ini, kita di tuntut untuk kode warna ini pengembang pertamanya oleh
bisa memahami hukum Ohm dalam rangkaian Amerika Radio Manufacturers Association
Resistor Seri Maupun Pararel. Selain (RMA) dan perkumpulan pabrik radio Eropa,
memahami tentang Hukum Ohm, kami juga di yg dibentuk di awal th 1920 an. Kelompok
tuntut untuk mampu mengaplikasikannya saat tersebut merubah namanya di tahun 1957

praktikum di Laksanakan. menjadi EIA (Elekctronic Industries Alliance),

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 1


EL2102

serta mempubilkasikan sistem tersebut sbg Contoh :


standar EIA-RS-279. Pita ke-1 bewarna hijau, pita ke-2 bewarna
biru, pita ke-3 bewarna perak, dan pita ke-4
Sistem kode warna Resistor terbagi menjadi 3, bewarna emas.
yakni 4 pita, 5 pita dan 6 pita. Maka nilainya ialah 0,56 , dgn toleransi 5%

RANGKAIAN SERI DAN PARAREL


SISTEM KODE WARNA 4 PITA PADA Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih
RESISTOR beban listrik yang dihubungkan ke catu daya
lewat satu rangkaian.

Rangkaian Seri

Source image : https://tinyurl.com/ycebwfp2


Source image : https://tinyurl.com/y9eoqy5w

Keterangan: Sifat-sifat Rangkaian Seri


Pita ke-1 & Pita ke-2 ialah nilai tahanan Arus yang mengalir pada masing beban
dengan dua angka. adalah sama.
Pita ke-3 ialah perkalian desimal. Jumlah Tegangan sumber akan dibagi dengan
nol dibelakang angka kedua. jumlah tahanan seri jika besar tahanan
Pita ke-4 adalah nilai toleransi sama. Jumlah penurunan tegangan dalam
rangkaian seri dari masing-masing tahanan
Tabel Kode Warna Resistor seri adalah sama dengan tegangan total
sumber tegangan.
Banyak beban listrik yang dihubungkan
dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya
penurunan arus yang mengalir dalam
rangkaian. Arus yang mengalir tergantung
pada jumlah besar tahanan beban dalam
rangkaian.

Jika salah satu beban atau bagian dari


Source Image : https://tinyurl.com/y8lgxa5j
rangkaian tidak terhubung atau putus,
aliran arus terhenti.

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2


EL2102

Prinsip dalam rangkaian seri : masing-masing cabang adalah tergantung


Hambatan total merupakan hasil penjumlahan besar tahanan cabang.
tiap-tiap hambatan serinya. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam
Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap rangkaian parallel, tahanan total rangkaian
dan besar kuat arus setiap hambatan sama mengecil, oleh karena itu arus total lebih
dengan kuat arus totalnya, besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel
Beda potensial/tegangan tiap-tiap adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil
hambatannya berbeda-beda dan hasil dalam rangkaian.)
penjumlahan tegangan tiap-tiap hambatannya Jika terjadi salah satu cabang tahanan
sama dengan tegangan totalnya. parallel terputus, arus akan terputus hanya
V total = V1 + V2 +.. Vn pada rangkaian tahanan tersebut.
I total = I1 = I2 =. I n Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja
R total = R1 + R2 + ... Rn tanpa terganggu oleh rangkaian cabang
yang terputus tersebut.
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang
memiliki lebih dari satu bagian garis edar Prinsip dalam rangkaian paralel :
untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan Seper hambatan paralel merupakan hasil
bermotor, sebagian besar beban listrik penjumlahan seper tiap-tiap hambatan
dihubungkan secara parallel. Masing-masing paralelnya.
rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa Kuat arus dalam percabangannya berbeda-
mempengaruhi rangkaian yang lain. beda dan perbandingan kuat arus tiap-tiap

Rangkaian Pararel percabangan berbanding terbalik dengan


perbandingan hambatan tiap-tiap
percabangannya serta hasil penjumlahan
kuat arus tiap-tiap percabangannya sama
dengan kuat arus totalnya.
Beda potensial/tegangan tiap-tiap
Source image : https://tinyurl.com/yam8o8fo percabangannya tetap dan besar tegangan
setiap percabangan sama dengan tegangan
Sifat-sifat Rangkaian Paralel totalnya.
Tegangan pada masing-masing beban listrik
sama dengan tegangan sumber. V total = V1 = V2 = V3 = .. Vn
Masing-masing cabang dalam rangkaian I total = I1 + I2 +.. In
parallel adalah rangkaian individu. Arus 1/R total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R n

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 3


EL2102

TRANSFORMASI Y-
Jika sekumpulan resistansi yang membentuk
hubungan tertentu saat dianalisis ternyata
bukan merupakan hubungan seri ataupun
hubungan paralel yang telah kita pelajari
sebelumnya, maka jika rangkaian resistansi
tersebut membentuk hubungan star atau
Source image : https://tinyurl.com/y7afsg5u
bintang atau rangkaian tipe Y, ataupun
membentuk hubungan delta atau segitiga atau
III. METADOLOGI
rangkaian tipe , maka diperlukan
Alat & Bahan
transformasi baik dari star ke delta ataupun
Sumber Tegangan DC (1 Buah)
sebaliknya.
MultiMeter
Resistor 1 , 56 , 330 , 390 ,
470, 680 , 820 , 3.3 k, 4.7 k,
100 k, 470 k (1 Buah)
BreadBoard (1 Buah)
(6 Buah Kabel Banana-BNC, 5 Buah
Source image : https://tinyurl.com/yakp7vpp
kabel Jumper).

untuk melakukan transformasi Star () ke Prosedur Percobaan

Delta (), menggunakan rumus: Menghitung Nilai Resistansi


pada tiap Resistor

Ambil 10 buah Hitung Nilai


Resistor yang Resistansi Masing-
di sediakan Masing Resistor.

Catat Semua Ukur Nilai Resistansi


Source image : https://tinyurl.com/ybujrznf
perhitungan masing-masing
dan dengan Multimeter
Atau sebaliknya untuk melakukan Pengukuran di
transformasi Delta () ke Star (), BCP

menggunakan rumus:

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 4


EL2102

Rangkaian Seri Pararel Transformasi Y-

Rangkailah 3 Rangkai 5 Resistor Hitung Rtot dengan


Resistor yang Hitung Rtot
perti gambar 1-11. Rumus Y-
telah di tentukan pada rangkaian

Hitung Resistansi Ukur Rtot dengan


Ukurlah nilai dengan rumus -Y Multimeter.
Ukur Rtot di a-b
Resistansi Masing-
dengan
masing Resisitor
Multimeter. Catat semua
dengan Multimeter
Ukur Rtot dengan Hasil
Multimeter. perhitungan dan
Pengukuran Pada
Hitung Resistansi Tabel, Lalu Salin
Rangkai 5 Resistor di BCP
Total di a-c, b-e, c-f,
yang di tentukan
a-f pada rangkaian
Pembagi Arus & Tegangan
tsb.

Sambungkan
Rangkai 5 Resistor
dengan Sumber
Sesuai Ketentuan.
Ukur Rtot di a-c, Ukur Resistansi Tegangan 12 Volt
b-e, c-f, a-f pada masing-masing
rangkaian. dengan Multimeter

Ukur Besar tegangan Hitung Besar


Masing-masing tegangan Masing-
Rangkai 3 Resistor
Hitunglah Rtot di Resistor di a-c, b-e, c- masing Resistor di
yang di tentukan
a-d, b-d, c-d pada f, a-f pd Rangkaian a-c, b-e, c-f, a-f pd
dengan hubungan
rangkaian tsb dgn Multimeter. Rangkaian
Pararel.

Ukur nilai Rtot di Ukur Besar Arus


a-d, b-d, c-d dengan Multimeter
dengan pd Rangkaian tsb
Multimeter

Rangkai 6 Resistor Hitung Rtot di c-d,


dengan Hubungan b-d, a-d, pd
Kombinasi. Rangkaian tsb. Lakukan Petunjuk di Modul Untuk
langkah selanjutnya. Dan Catat
Semua perhitungan dan pengukuran
Ukur Rtot di c-d, b-d, di tabel lalu salin di BCP.
Catat Semua Hasil a-d, pd Rangkaian tsb
Pada BCP. dengan Multimeter

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 5


EL2102

IV. HASIL & ANALISIS


Menghitung Nilai Resistansi
Dalam percobaan ini kita mencoba menghitung nilai resistansi yang ada pada sebuah Resistor dengan
Menghitung Warna Gelangnya.
Nilai Resistansi
Resistor
NO Warna Gelang Toleransi
() Perhitungan Pengukuran ()
(%)
Max : 673,796 +/- 5%
1 680 Biru,Abu-abu,Coklat,Emas 68x10^1 +/- 5% Min : 673,739 + 58,8
Avg : 673,767 - 53,2
Max : 55,256 +/- 5%
2 56 Hijau,Biru,Hitam,Emas 56x10^0 +/- 5% Min : 55,254 + 58,8
Avg : 55,255 - 53,2
Max : 326,317 +/- 5%
3 330 Orange,Orange,Coklat,Emas 33x10^1 +/- 5% Min : 326,278 + 346,5
Avg : 326,296 - 313,5
Max : 383,602 +/- 5%
4 390 Orange,Putih,Coklat,Emas 39x10^1 +/- 5% Min : 383,212 + 409,5
Avg : 326,296 - 370,5
Max : 4,637 K +/- 5%
5 4,7 K Kuning,Ungu,Merah,Emas 46x10^2 +/- 5% Min : 4,636 K + 4935
Avg : 4,636 K - 4465
Max : 809,012 +/- 5%
6 820 Abu-abu,Merah,Coklat,Emas 82x10^1 +/- 5% Min : 808,851 + 861
Avg : 808,937 - 779
Max : 99,361 K +/- 5%
7 100 K Coklat,Hitam,Kuning,Emas 10x10^4 +/- 5% Min : 99,327 K + 105 K
Avg : 99,345 K - 95 k
Max : 1,193 +/- 5%
8 1 Coklat,Hitam,Emas,Emas 10x10^-1 +/- 5% Min : 1,134 + 1,05
Avg : 1,152 - 0,95
Max : 3,251 K +/- 5%
9 3,3 K Orange,Orange,Merah,Emas 33x10^2 +/- 5% Min : 3,251 K + 3135
Avg : 3,251 K - 3465

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 6


EL2102

Max : 460,468 +/- 5%


10 470 Kuning,Ungu,Coklat,Emas 47x10^1 5% Min : 460,387 + 493,5
Avg : 460,467 - 446,5

Dalam hal untuk membedakan nilai Resistansi dari perhitungan dan Pengukuran, sedikit ada
perbedaan angka. Adanya perbedaan ini kemungkinan besar di sebabkan karena beberapa hal :
Kondisi dari Resistor yang mungkin telah mengalami kerusakan atau perubahan resistansi
karena terkena beban fisis berupa benturan, panas, terkorosi, maupun terdeformasi.
Kondisi Multimeter, yang harusnya hambatan dalam bernilai 0. Tetapi di Multimeter hanya
mendekati angka 0.
Dalam semua peralatan Elektronik memanglah tidak ada yang sempurna maupu Ideal.

Rangkaian Seri Pararel


Kemudian Kami mencoba Menghitung Nilai Resistansi pada Rangkaian Seri, Pararel, dan Kombinasi.
Seri 1

Rtotal = 330 + 390 + 680 = 1400

Seri 2

Rac = 56 + 390 = 446 ; Rbe = 390 + 330 + 3300 = 4020


Rcf = 330 + 3300 + 680 = 4310 ; Raf = 56 + 390 + 330 + 3300 + 680 = 4756

Pararel

Rad = Rbd = Rcd = 1/(1/330 + 1/3700 + 1/4700) = 282

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 7


EL2102

Kombinasi

Rcd = R3 + R6 = 1500 ; Rcd = 1/(1/1500 + 1/390) = 309,5


Rbd = ((1500 || 390) + 3300) || 330 = 302,3 ; Rad = Rbd + 4700 = 5002,3

NILAI RESISTANSI
NO Rangkaian Titik Pengukuran ()
Perhitungan ()
Nilai R Rtot Rxy
R1 326,361
1 Seri 1 ab 1400 R2 383,280 1383,382 1383,520
R3 673,740
R1 55,249
ac 446 438,575 438,810
R2 383,326
R2 383,320
be 4020 R3 326,309 3962,035 3962,662
R4 3252,406
R3 326,309
2 Seri 2 cf 4310 R4 3252,406 4252,445 4251,842
R5 673,730
R1 55,249
R2 383,320
af 4756 R3 326,309 4691,02 4691,558
R4 3252,406
R5 673,730
ad 282 R1 403,531 - 403,531
3 Pararel bd 282 R1 403,531 - 403,531
cd 282 R3 403,531 - 403,531
cd 309,5 - - 281,566
4 Kombinasi bd 302,3 - - 299,078
ad 5002,3 - - 4936,48

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 8


EL2102

Rangkaian Resistor biasa di gunakan untuk mendapatkan tenaga gabungan dari beberapa Resistor.
Kita bisa menggabungkan Rangkaian seri serta Pararel dalam satu Rangkaian. Beberapa Resistor
tersebut akan di cari Hambatan penggantinya untuk mempermudah Perhitungan.

Kemudian saya menganalisa dari percobaan yang saya lakukan, terdapat sebuah kesalahan, dimana
nilai perhitungan dengan nilai Pengukuran perbedaannya sangat jauh. Yaitu pada percobaan Pararel,
kemungkinan itu disebabkan pada kesalahan susunan rangkaian atau salah memilih Resistor
sehingga membuat perbedaan yang cukup signifikan. Untuk Mencari nilai yang sebenarnya , saya
mencoba di Multisim dan Mendapatkan Hasil sebagai Berikut :

Nilai Perhitungan Saya sama dengan Nilai pengukuran di Multisim, itu menunjukan bahwa data
yang di ambil saat Praktikum itu salah.

Transformasi Y-
Kemudian percobaan selanjutnya adalah menggunakan konsep Transformasi Y- pada Rangkaian,
dengan Rangkaian seperti berikut. Hitung a b nya !

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 9


EL2102

Untuk menghitung a b kita harus Memakai Transformasi ada 2 cara Transformasi, yaitu Y- atau
-Y.
Cara 1 (-Y)

R3 = (390 x 470) / (390 + 470 + 680) = 183300 / 1540 = 119,02


R2 = (470 x 680) / 1540 = 207,532
R3 = (390 x 680) / 1540 = 172,2

Rab = ((330 + 172,2) || (820 + 207,5) + 119,02 = 337,32 + 119,02 = 456,34

Cara 2 (Y-)

R3 = (330 x 680 + 330 x 390 + 390 x 680) / 680 = 618300 / 680 = 909,2
R1 = 618300 / 330 = 1873,6
R2 = 618300 / 390 = 1585.38
Rab = 456,92
NILAI RESISTANSI
NO Transformasi
Perhitungan () Pengukuran ()

1 Y- 456,34 1132,120

2 -Y 456,92 1132,120

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 10


EL2102

Pada percobaan ini ada kesalahan dalam pengukuran. Perbedaan angka yang sangat jauh ini di sebabkan oleh
salah nya Pengambilan dalam Pemilihan Resistor. Seharusnya hasilnya sama saja, tidak peduli itu memakai Y-

ataupun -Y . karena kedua kutub tetap saja pada letaknya, yang di ganti hanyalah nilai hambatan
penggantinya saja. Transformasi ini sangat berguna untuk mencari Hambatan pengganti yang bukan
Pararel maupun Seri. Dalam kasus ketika kita ingin menggabungkan dua atau Lebih Hambatan yang
bukan Seri dan Pararel. Maka Cara Transformasi ini dapat membantu menemukan Solusinya.

Pembagi Arus dan Tegangan.


Percobaan kali ini kami mencoba Menghitung Arus dan Tegangan pada sebuah Rangkaian.
Seri

Loop
-12 + 56I + 390I + 330I + 470I + 680I = 0
1926I = 12
I = 12/1926
I = 6,23 mA
V1 = I x R1 = 0,348 V ; V3 = I x R3 = 2,055 V ; V5 = I x R5 = 4,236 V : V2 = I x R2 = 2,437 V ; V4 = I x R4 = 2,928 V
Vac = I x (96 + 390) = 2,778 V ; Vef = I x (330 + 470 + 680) = 9,22 V ; Vbc = I x (390 + 330 + 470) = 7,413 V
Vaf = I x (56 + 390 + 330 + 470 + 680) = 11,998 V

Pararel

I1 = V/R1 = 5/330 = 15,151 mA ; I2 = V/R2 = 5/470 = 10,638 mA ; I3 = V/R3 = 5/680 = 7,352 mA


V1 = V2 = V3 = 5 Volt -> Karena Pararel, Jadi Tegangan Sama.

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 11


EL2102

Kombinasi

Ibd = 1,709 mA ; Icd = 0,574 uA ; Iad = 2,434 mA


(((1300 || 390) + 470) || 330) + 470
(770 || 330) + 4700 = 4931
I = V/Req = 12/4931 = 2,433 mA
Vcd = 0,204 mV ; Vbd = (1,709 x 10^-3) x 330 = 0,56 V ; Vad = 12 Volt.

Tabel Data Pengukuran.


Tegangan (V)
Arus (mA)
NO Rangkaian
R1 R2 R3 R4 R5
6,317
0,348 2,420 2,060 2,907 4,252
1 Seri a c = 2,770 ; c f = 9,225
R1 R2 R3
b e = 7,388 ; a f = 11,999
2 Pararel R1 = R2 = R3 = 4,943 15,239 10,745 7,398
cd bd ad cd bd ad
3 Kombinasi 0,224 0,568 12,001 0,580 1,732 2,475

Tabel Data Perhitungan


Tegangan (V)
Arus (mA)
NO Rangkaian
R1 R2 R3 R4 R5
6,23
0,348 2,437 2,055 2,928 4,236
1 Seri a c = 2,778 ; c f = 9,22
R1 R2 R3
b e = 7,413 ; a f = 11,998
2 Pararel R1 = R2 = R3 = 5 15,151 10,638 7,325
cd bd ad cd bd ad
3 Kombinasi 0,204 0,56 12 0,574 0,001709 2,434

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 12


EL2102

Suatu rangkaian elektronika biasanya Berdasarkan Hukum Ohm dan Hukum


mengandung node (simpul) dan loop (simpal). Kirchoff, maka kita dapat mengetahui
Hubungan dasar elemen-elemennya dapat dan menyelidiki. Adanya arus maupun
berupa hubungan seri atau paralel. Node tegangan dalam suatu rangkaian
adalah suatu (titik) persekutuan antara ujung dengan beberapa Tahanan. Analisa ini
elemen-elemen rangkaian elektronika. Loop pakai Rangkaian yang Linier,
adalah gabungan elemen-elemen rangkaian walaupun hal tersebut juga berlaku
elektronika yang membentuk suatu hubungan pada sumber Bolak Balik.
tertutup. Hubungan seri adalah hubungan
antara dua buah elemen rangkaian elektronika
yang memiliki satu simpul sekutu. VI. REFERENSI
Lesmono,D. 2012. Petunjuk Praktikum Fisika
Dasar. Universitas Jember
V. KESIMPULAN Abdulla Wildan, dkk, petunjuk praktikum
Resistor yang disusun secara Pararel, EL2102 Rangkaian Elektri 1,Laboratorium
memiliki nilai yang sama pada setiap Dasar Teknik Elektro ITERA,lampung
jalur nya. selatan,2017
Kita dapat menghitung nilai sebuah Wikipedia,HUKUM OHM,22 Oktober 2017.
resistor dengan cara mengindetifikasi https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Ohm
warna gelang yang tertera pada resistor Syariffudin,Muhammad.Pembagi Tegangan
tersebut. Hanya saja ketika di ukur dan Arus . 22 Oktober 2017. http://ini-
Resistor tersebut tidak sepenuhnya pengetahuanku.blogspot.co.id/2015/05/pem
sama dengan perhitungan, karena bagi-tegangan-dan-pembagi-arus.html
barang elektronik tidak ada yang
sepenuhnya ideal.
Salah satu pembeda Seri dan Pararel
ialah susunannya. Kalau Seri itu
susunannya beruntun, sedangkan
Pararel Bertingkat. Sifat nya kalau Seri
mati satu maka mati semua, Kalau
Pararel tidak.
Transformasi Y- digunakan untuk
supaya kita bisa menghitung nilai
sebuat Hambatan jika Rangkaian
Bukan Pararel dan Bukan Seri.

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 13

Anda mungkin juga menyukai