Anda di halaman 1dari 19

RANGKAIAN CHOPPER THYRISTOR

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Elektronika Daya
Dosen Pengampu : Makhfud,Drs,M.T

Kelas LT-2D

Anggota

1. Fadi Rohman Luthfiani (3.39.15.0.08)


2. Helmi Sukma Aldi (3.39.15.0.09)
3. Luthfia Rohadhatul Aizy (3.39.15.0.11)
4. Miftahul Huda Pradana (3.39.15.0.12)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada banyak aplikasi industri, diperlukan untuk mengubah sumber tegangan dc tetap
menjadi sumber tegangan dc yang bersifat variabel. Dc chopper mengubah secara
langsung dari dc ke dc da biasanya hal ini disebut konverter dc ke dc. Chopper dapat
disebut sebagai dc, sama dengan trafo ac dengan perbandingan putaran yang variabel
terus menerus. Seperti trafo, chopper dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan
sumber tegangan dc.

Chopper secara luas digunakan untuk control motor traksi pada automobile elektris,
mobil trolley, kapal pengangkut, truk forklift, dan pekerja tambang. Chopper
menghasilkan pengaturan kecepatan yang baik, efisiensi yang tinggi, dan respon dinamik
yang cepat. Selain itu dapat pula digunakan untuk pengereman regeneratif pada motor-
motor dc untuk mengembalikan energi pada sumber, dan menghasilkan adanya
penghematan energi untuk sistem transportasi dengan adanya pemberhentian yang seri
dilakukan. Chopper digunakan pada regulator tegangan dc, dan juga digunakan pada
penguhubung dengan induktor, untuk membangkitkan sumber arus dc, terutama unutk
pembalik sumber arus.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Dc chopper yaitu rangkaian chopper
thyristor. Dalam hal ini rangkaian chopper thyristor menggunakan thyristor turn-off yang
cepat sebagai saklar dan memerlukan rangkaian komutasi untuk memberhentikannya.
Ada berbagai macam rangkaian chopper thyristor, antara lain : Chopper Terkomutasi
Imuls, Chopper Tiga Thyristor Terkomutasi Impuls, dan Chopper Pulsa Resonansi. Yang
masing-masing dari berbagai macam tersebut akan dijelaskan pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana rangkaian chopper thyristor?
2. Apa yang dimaksud dengan chopper terkomutasi Impuls?
3. Apa saja akibat sumber dan beban Induktansi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui rangkaian chopper thyristor


2. Mengetahui chopper terkomutasi Impuls
3. Mengetahui akibat sumber dan beban induktansi
BAB 2
ISI

2. 1 Rangkaian Chopper Thyristor

Rangkaian Chopper thyristor menggunakan thyristor turn-off yang cepat sebagai


saklar dan memerlukan rangkaian komutasi untuk memberhentikannya. Ada bermacam-
macam cara memberhentikan thyristor dan hal ini dijelaskan secara mendalam pada bab 7.
Selama perkembangan awal tahap thyristor turn-off yang cepat, sejumlah rangkaian chopper
telah dikembangkan. Rangkaian yang beragam adalah hasil untuk kriteria tertentu : (1)
mengurangi batas minimum waktu. (2) Operasi dengan frekuensi yang tinggi (3) Operasi
yang reliable. Namun dengan perkembangan device pensaklaran (misalnya transistor daya.
GTO), aplikasi rangkaian chopper thyristor dibatasi hanya untuk tingkat daya yang tinggi
terutama untuk kontrol motor. Beberapa rangkaian chopper yang digunakan industri
manufaktur kontrol motor akan dibicarakan pada bab ini.

2.1.1 Chopper terkomutasi Impuls

Chopper terkomutasi impuls adalah rangkaian dengan dua thyristor yang telah
dikenal. Rangkaian ini ditunjukkan pada Gambar 9-16 dan dikenal juga dengan nama
chopper klasik. Pada permulaan beroperasinya,thyristor T2 firing dan ini menyebabkan
kapasitor komutasi C mengisi muatan melalui positif terhadap lempeng B. Cara kerja
rangkaian dapat dibagi menjadi lima mode. Rangkaian ekuivalen untuk kondisi dalam
keadaan tunak ditunjukkan pada Gambar 9-17. Kita akan mengasumsikan bahwa arus beban
tetap konstan pada nilai puncak Im selama berlangsungnya proses komutasi.Kita juga
mendefinisikan bahwa waktu awal t=0 adalah permulaan untuk setiap metode.

Mode 1 dimuai saat T1 firing. Beban terhubung ke sumber, kapasitor komutasi C


membalik. Demikian pula dengan muatannya melewati rangkaian balik resonansi
yang dibentuk oleh Tv , Dv dan Lm . Arus resonansi diberikan sebagai berikut


Iv = Vc sin mt (9-91)

Nilai puncak arus balik resonansi adalah


Ip = Vc (9-92)

Tegangan kapasitor ditentukan melalui

Vc(t) = Vc Cos mt (9-93)

Dengan m = 1/ . Setelah waktu t = tv = . Tegangan kapasitor terbalik


menjadi Vc . Hal ini terkadang disebut communitation readiness chopper.
Mode 2 dimulai pada saat thyristor komutasi T2 firing. Tegangan balik Vc melalui
thyristor utama T1 dan menjadi off. Kapasitor C membuang muatan ke beban, dari
Vc menjadi nol dan waktu pembuangan muatan ini disebut juga waktu turn-off
rangkaian yang memiliki persamaan

toff =
(9-94)

Dengan Im adalah beban puncak. Waktu turn-off rangkaian, toff harus lebih besar
dibandingkan waktu turn-off thyristor tq toff bervariasi sesuai arus beban dan harus dirancang
untuk kondisi yang terburuk, yang biasanya terjadi pada nilai maksimum arus beban dan nilai
minimum tegangan kapasitor.

Waktu yang diperlukan kapasitor untuk mengisi ulang kembali tegangan sumber
disebut disebut pula waktu recharging dan ini diberikan melalui persamaan

td =
(9-95)

Maka waktu penting keseluruhan yang diperlukan kapasitor untuk mengisi atau
membuang muatan disebut waktu komutasi (commutation time),yaitu

tc = toff+td
(9-96)

Mode ini berakhir pada t=tc yaitu pada saat kapasitor komutasi C membuang muatan
ke Vx dan diode freewheeling Dm mulai terhubung.

Mode 3 dimulai pada saat diode freewheeling Dm mulai terhubung dan arus beban
mengecil. Energi yang tersimpan pada induktansi sumber Ls (ditambah dengan
induktansi lain pada rangkaian) dipindahkan ke kapasitor. Arusnya adalah
is(t) = Im cosst
(9-97)

Dan tegangan kapasitor instantaneous adalah


Vc(t) = Vs + Im sin st (9-98)

Dengan m = 1/ , setelah waktu t=ts = 0,5 ,arus pengisian ini menjadi


nol dan kapasitor yang terisi menjadi

Vx = Vs + V (9-99)

Dengan dan Vx berturut-turut adalah tegangan lebih dan tegangan puncak


kapasitor komutasi. Persamaan memberikan tegangan muatan lebih sebagai berikut


= (9-100)

Mode 4 dimulai pada saat pengisian telah selesai dan arus beban mengecil. Penting
untuk diperhatikan bahwa mode ini ada disebabkan adanya Diode D1 karena dione ini
menyebabkan osilasi resonansi pada mode 3 berlangsung melalui rangkaian yang
dibentuk oleh Dm, D1, C dan sumber. Hal ini akan mengisi kapasitor komutasi C dan
arus undercharging yang melalui kapasitor ini diberikan


ic(t) = (+) sin t (9-101)

Tegangan kapasitor komutasi adalah

Vc(t)=Vx - (1 ut) (9-102)

Dengan u = 1( + ). Setelah waktu t=tu =( + ).arus


undercharging menjadi nol dan diode D1 berhenti konduksi. Persamaan Vc(t)= Vx - (1
ut) memberikan tegangan komutasi yang sesuai untuk kapasitor,yaitu

Vc=Vx- 2 = (9-103)

Bila tidak ada muatan lebih, maka tidak ada undercharge.

Mode 5 dimulai saat proses komutasi selesai dan arus beban terus berkurang melalui
diode DM . Mode ini selesai ketika thyristor utama firing kembali pada permulaan siklus
berikutnya. Bentuk gelombang yang berbeda untuk arus dan tegangan ditunjukkan pada
Gambar 9-18

Tegangan keluaran rata-rata chopper adalah


1 1
Vo= [ + ( + )] (9-104)
2
Dapat diperhatikan dari persamaan diatas bahwa meskipun k=0 , tegangan keluaran menjadi

Vo(k=0)=0,5ftc(Vc+Vs) (9-105)

Ini adalah batas tegangan keluaran minimum chopper. Namun,thyristor T1 harus on


untuk waktu minimum tv = agar terjadi pengisian kembali kapasitor dan tv tetap
untuk desain rangkaian tertentu. Maka duty cycle minimum dan tegangan keluaran minimum
juga ditentukan

tv = kminT= (9-106)

Duty cycle minimum

Kmin = trf = f LmC (9-107)

Tegangan keluaran rata-rata minimum


V0(min) = Kmin Vs + 0,5 tc (Vc +Vs) f
= f[Vstr + 0,5 tc (Vc +Vs)] (9-108)
Tegangan keluaran minimum, V0(min) dapat divariasikan dengan mengatur frekuensi
chopping. Biasanya V0(min) tetap sesuai nilai yang diijinkan pada waktu mendesain.
Nilai maksimum duty cycle juga dibatasi agar kapasitor komutasi dapat mengisi dan
membuang muatan. Nilai maksimum duty cycle diberikan
Kmax T = T tc ts tu (9-109)
Dan
++
Kmax = 1 -
Tegangan keluaran maksimum
V0(maks) = Kmax Vs + 0,5 tc (Vc +Vs) f (9-110)

Chopper thyristor ideal tidak memiliki (1) waktu on minimum, (2) waktu on
maksimum, (3) tegangan keluaran minimum, dan (4) frekuensi chopping maksimum. Waktu
turn-off, toff. Seharusnya bebas dari arus beban. Pada frekuensi yang lebih tinggi, arus ripple
beban dan arus harmonis sumber menjadi lebih kecil. Selain iu, jumlah filter masukkan
berkurang.

Rangkaian chopper ini sangat sederhana karena hanya memerlukan dua thyristor dan
satu diode. Namun, thyristor utama T1 harus membawa arus balik resonansi, yang
mengakibatkan meningkatnya rating arus puncak dan membatasi tegangan keluaran
minimum. Waktu pembuangan dan pengisian muatan kapasitor komutasi bergantung pada
arus beban, ini merupakan batas kerja frekuensi tinggi, terutama pada arus beban rendah.
Chopper ini tidak dapat diuji tanpa menghubungkan batas kerja frekuensi tinggi, terutama
pada arus beban rendah. Chopper ini tidak dapat diuji tanpa menghubungkan beban.
Rangkaian ini memiliki banyak kerugian. Namun, chopper ini menjelaskan masalah komutasi
thyristor.

Catatan: waktu turn-off toff, waktu komutasi tc, dan tengangan lebih, lebih banyak
bergantung pada arus beban puncak Im dibandingkan dengan nilai arus rata-rata Ia.
2.1.2 Akibat Sumber dan Beban Induktansi

Induktansi sumber memainkan peran penting pada system kerja chopper, dan
induktansi ini sebaikanya sekecil mungkin untuk membatasi tegangan transisi dalam level
yang dapat diterima. Dapat dibuktikan melalui Persamaan (9-100) bahwa kapasitor komutasi
mengalami muatan lebih , karena induktasnsi sumber Ls, dan devais semikonduktor akan
subjected pada tegangan kapasitor. Bila nilai maksimum sumber tidak dapat ditentukan.
Maka diperlukan filter masukan. Pada system-sistem praktis induktansi lain selalu diperlukan
dan nilainya bergantung pada jenis kawat dan komponennya. Maka Ls pada Persamaan (9-
100) memiliki nilai terbatas dan kapasitor selalu mengalami muatan lebih.

Adanya induktansi Ls dan diode D1 pada Gambar 9-16, kapasitor akan mengalami
underchanged dan hal ini dapat menimbulkan masalah komutasi pada chopper. Persamaaan
(9-20) menyatakan bahwa arus ripple beban merupakan fungsi invers induktansi beban dan
rekuensi chopping. Maka arus beban puncak bergantung pada induktansi beban dan
performansi chopper juga dipengaruhi oleh induktansi beban. Penghambat kecil biasanya
dihubungkan secara seri dengan beban untuk membatasi arus ripple beban.

Contoh 9.9

Bila sumber pada Contoh 9.8 memiliki induktansi Ls = 4 H, tentukan (a) tegangan
puncak kapasitor, Vx , (b) waktu turn-off, t off yang sesuai dan (c) waktu komutasi tu

Penyelesaian

Iu = 425 A, Im = 450 A, Vs = 220 V, f= 400 Hz, tq = 18 s, dan Ls = 4 H dan C = 400 F

(a) Dari persamaan (9-100), tegangan lebih V = 450 x 4/40 = 142,3 V. Dari
persamaan (9-99) kapasitor puncak Vx = 220 + 142,3 = 362,3 V dan dari Persamaan
(9-103). Tegangan komutasi yang sesuai Vu = 220 142,3 = 77,7
(b) Dari persamaan (9-94), waktu turn-off yang sesuai. toff = (77,7 x 40)/450 = 6,9
(c) Dari persamaan (9-95), waktu pengisian kembali muatan. td = (220 x 40)/450 = 19,56
dan dari Persamaan (9-96) waku komutasi tc = 6,0 + 19,56 = 26,46

Catatan : Syarat turn-off thyristor utama adalah 18 . Sementara waktu turn-off yang ada
hanya 6,9 . Maka tidak terjadi komutasi.
2.1.3 Chopper Tiga Thyristor Terkomutasi Impuls

Masalah undercharging dapat diatasi dengan mengganti diode D1 dengan thyristor T3,
seperti terlihat pada gambar 9.19. pada chopper yang baik, waktu komutasi, tc, sebaiknya
tidak tergantung pada arus beban. tc dapat dibuat lebih tidak bergantung pada arus beban
dengan menambahkan diode antiparalel Df yang melalui thyristor utama seperti yang terlihat
dengan garis putus-putus pada Gambar 9-19. Bentuk modifikasi rangkaian ditunjukkan pada
Gambar 9-20 dengan muatan balik kapasitor dibuat tidak bergntung pada thyristor utama T1
dengan memfiring thyristor T3. Ada empat kemungkinan mode dan rangkaian ekivalennya
seperti terlihat pada Gambar 9-21.
Mode 1 dimulai pada saat thyristor utama T1 firing dan beban dihubungkan dengan
sumber. Thyristor T3 dapat firing pada saat yang bersamaan dengan T1 untuk
membalik muatan pada kapasitor C. Jika ini terjadi secara independen, tegangan
keluaran minimum tidak akan dibatasi karena adanya resonansi balik seperti kasus
chopper klasik pada Gambar 9-16.
Mode 2 dimulai pada saat thyristor komutasi T2 firing dan kapasitor C membuang dan
mengisi muatan melalui beban dengan kecepatan yang ditentukan oleh arus beban.
Mode 3 dimulai ada saat kapasitor terisi kembali oleh sumber tegangan dan diode
freewheeling Dm mulai konduksi. Selama mode ini berlangsung, kapasitor akan
kelebihan muatan karena adanya energy yang tersimpan pada induktansi sumber, Ls,
dan arus beban yang mengecil melalui Dm. Mode ini berakhir pada saat arus muatan
lebih berkurang menjadi nol.
Mode 4 dimulai pada saat thyristor T2 berhenti konduksi. Diode freewheeling Dm
terus konduksi dan arus beban terus berkurang.

Semua persamaan untuk chopper klasik kecuali persamaan (9-101), (9-102), dan (9-
103) berlaku untuk chopper jenis ini, dan mode 4 chopper klasik tidak diaplikasikan.
Tegangan komutasi adalah

Vc = Vx = Vs + V (9-111)

Untuk chopper pada Gambar 9-20, resonansi balik tidak bergantung pada thyristor
utama dan waktu on minimum tidak terbatas. Namun, waktu komutasi bergantung da arus
beban dan operasi pada frekuensi yang tinggi dibatasi. Rangkaian chopper tidak dapat diuji
tanpa menghubungkan beban.

2.1.4 Chopper Pulsa Resonansi

Chopper pulsa resonansi ditunjukkan pada Gambar 9-22. Apabila sumber di-on-kan,
kapasitor akan terisi oleh tegangan Vc melalui Lm, D1, dan beban. Cara kerja rangkaian dapat
dibagi menjadi enam mode. Rangkaian ekivalennya ditunjukkan pada Gambar 9-23. Bentuk
gelombang untuk arus dan tegangan dapat dilihat pada gambar 9-24. Pada analisis berikut ini
kita akan mendefinisikan bahwa waktu mula t=0 pada permulaan semua mode.

Mode 1 dimulai pada saat thyristor utama T1 firing dan sumber dihubungkan ke
beban. Mode ini berlaku untuk t = T.
Mode 2 dimulai pada saat thyristor komutasi T2 firing. Kapasitor komutasi membalik
muatannya melalui CLm2 dan T2. Arus balik adalah sebagai berikut


Ir = -ic = Vc sin m t = Ip sin m t (9-112)

Dan tegangan kapasitor adalah

Vc(t) = Vc cos m t (9-113)


Dengan m = 1 / . Setelah waktu t = tr = . tegangan kapasitor menjadi
Vc. Namun, osilasi resonansi tetap melalui diode D1 dan T1. Arus resonansi puncak Ip harus
lebih besar dibandingkan dengan arus beban Im dan rangkaian biasanya di desain untuk
perbandingan Ip/ I m = 1,5.
Mode 3 pada saat T2 mengalami komutasi sendiri dan kapasitor membuang muatan
melalui diode D1 dan T1 karena adanya osilasi resonansi. Mode ini berakhir pada saat
arus kapasitor meningkat pada level Im. Dengan mengasumsikan bahwa arus kapasitor
meningkat secara linear dari 0 ke Im dan arus thyristor turun dari Im ke 0 pada waktu
tx , durasi waktu untuk mode ini adalah


tx = (9-114)

Dan tegangan kapasitor turun menjadi


2
V1 = Vc - = Vc - (9-115)
2 2

Mode 4 diulai pada saat arus yang melewati T1 turun menjadi 0. Kapasitor akan terus
membuang muatannya melalui beban pada kecepatan yang telah ditentukan oleh arus
beban puncak. Waktu turn off yang sesuai adalah
1
toff = (9-116)

Waktu yang dibutuhkan untuk kapasitor membuang muatannya ke sumber tegangan



td = (9-117)

Waktu keseluruhan untuk membuang memuatan ke sumber Vs adalah tc = toff + td

Mode 5 dimulai pada saat diode freewheeling Dm dimulai konduksi dan arus beban
mengecil mindukelalui Dm. Energi yang tersimpan pada induktansi komutasi Lm
induktansi sumber Ls, dipindahkan ke kapasitor C. Setelah waktu ts = ( + )
. Arus muatan lebih menjadi nol dan kapasitor diisi kembali menjadi

Vx = Vs + (9-118)

Dengan

+
= Im

Mode 6 dimulai pada saat muatan lebih telah selesai dan diode D1 off. Arus beban
terus menerus mengecil sampai thyristor utama firing pada siklus berikutnya. Pada
kondisi keadaan tunak. Vc = Vx .Tegangan keluaran rata-rata diberikan

1
V = [Vx kT + Vx (tr + tx) + 0,5tx (V1 + Vx)] (9-120)

= Vxk +f [(tr + tx) Vs +o,5tx (V1 + Vx)]

Meskipun rangkaian tidak memiliki nilai minimum duty cycle k, pada prakteknya
nilai k tidak dapat bernilai 0. Nilai maksimum k adalah

Kmaks = 1 (tr + tx + tc) f (9-121)

Adanya komutasi oleh pulsa-pulsa resonansi arus thyristor T1 dibatasi oleh induktor
Lm dan ini biasanya disebut soft commutation. Resonansi baik tidak bergantung pada
thyristor T1. Namun, induktansi Lm menyebabkan kapasitor C kelebihan muatan dan
hal ini meningkatkan rating tegangan komponen-komponen.
Setelah thyristor T2 firing, kapasitor harus membalik muatannya sebelum
menghentikan thyristor T1. Adanya penundaan pada komutasi akan membatasi waktu
on minimum pada chopper. Waktu komutasi bergantung pada arus beban.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Rangkaian Chopper thyristor menggunakan thyristor turn-off yang cepat sebagai


saklar dan memerlukan rangkaian komutasi untuk memberhentikannya
Aplikasi rangkaian chopper thyristor dibatasi hanya untuk tingkat daya yang tinggi
terutama untuk kontrol motor
Pada permulaan beroperasinya Chopper terkomutasi impuls, thyristor T2 firing dan
menyebabkan kapasitor komutasi C mengisi muatan melalui positif terhadap lempeng
B
Cara kerja rangkaian chopper terkomutasi impuls dapat dibagi menjadi lima mode:
-Mode 1 dimulai saat T1 firing. Beban terhubung ke sumber, kapasitor komutasi C
membalik. Demikian pula dengan muatannya melewati rangkaian balik resonansi
yang dibentuk oleh Tv , Dv dan Lm.
-Mode 2 dimulai pada saat thyristor komutasi T2 firing. Tegangan balik Vc melalui
thyristor utama T1 dan menjadi off. Kapasitor C membuang muatan ke beban, dari
Vc menjadi nol dan waktu pembuangan muatan ini disebut juga waktu turn-off
rangkaian
-Mode 3 dimulai pada saat diode freewheeling Dm mulai terhubung dan arus beban
mengecil. Energi yang tersimpan pada induktansi sumber Ls (ditambah dengan
induktansi lain pada rangkaian) dipindahkan ke kapasitor.
-Mode 4 dimulai pada saat pengisian telah selesai dan arus beban mengecil. Penting
untuk diperhatikan bahwa mode ini ada disebabkan adanya Diode D1 karena dione ini
menyebabkan osilasi resonansi pada mode 3 berlangsung melalui rangkaian yang
dibentuk oleh Dm, D1, C dan sumber.
-Mode 5 dimulai saat proses komutasi selesai dan arus beban terus berkurang melalui
diode DM . Mode ini selesai ketika thyristor utama firing kembali pada permulaan
siklus berikutnya
Tegangan keluaran minimum, V0(min) dapat divariasikan dengan mengatur frekuensi
chopping.
Nilai maksimum duty cycle juga dibatasi agar kapasitor komutasi dapat mengisi dan
membuang muatan.
Chopper thyristor ideal tidak memiliki (1) waktu on minimum, (2) waktu on
maksimum, (3) tegangan keluaran minimum, dan (4) frekuensi chopping maksimum.
Rangkaian chopper ini sangat sederhana karena hanya memerlukan dua thyristor dan
satu diode.
Waktu pembuangan dan pengisian muatan kapasitor komutasi bergantung pada arus
beban, ini merupakan batas kerja frekuensi tinggi, terutama pada arus beban rendah.
Chopper ini tidak dapat diuji tanpa menghubungkan batas kerja frekuensi tinggi,
terutama pada arus beban rendah.
Chopper ini tidak dapat diuji tanpa menghubungkan beban. Rangkaian ini memiliki
banyak kerugian
Induktansi sumber memainkan peran penting pada system kerja chopper, dan
induktansi ini sebaikanya sekecil mungkin untuk membatasi tegangan transisi dalam
level yang dapat diterima.
kapasitor akan mengalami underchanged dan hal ini dapat menimbulkan masalah
komutasi pada chopper
arus ripple beban merupakan fungsi invers induktansi beban dan rekuensi chopping
Chopper Tiga Thyristor Terkomutasi Impuls, ada empat kemungkinan mode dan
rangkaian ekivalennya
- Mode 1 dimulai pada saat thyristor utama T1 firing dan beban dihubungkan
dengan sumber. Thyristor T3 dapat firing pada saat yang bersamaan dengan T1
untuk membalik muatan pada kapasitor C
- Mode 2 dimulai pada saat thyristor komutasi T2 firing dan kapasitor C membuang
dan mengisi muatan melalui beban dengan kecepatan yang ditentukan oleh arus
beban.
- Mode 3 dimulai ada saat kapasitor terisi kembali oleh sumber tegangan dan diode
freewheeling Dm mulai konduksi. Selama mode ini berlangsung, kapasitor akan
kelebihan muatan karena adanya energy yang tersimpan pada induktansi sumber,
Ls, dan arus beban yang mengecil melalui Dm. Mode ini berakhir pada saat arus
muatan lebih berkurang menjadi nol.
- Mode 4 dimulai pada saat thyristor T2 berhenti konduksi. Diode freewheeling Dm
terus konduksi dan arus beban terus berkurang.
Cara kerja rangkaian Chopper Pulsa Resonansi dapat dibagi menjadi enam mode.
- Mode 1 dimulai pada saat thyristor utama T1 firing dan sumber dihubungkan ke
beban
- Mode 2 dimulai pada saat thyristor komutasi T2 firing. Kapasitor komutasi
membalik muatannya melalui CLm2 dan T2
- Mode 3 pada saat T2 mengalami komutasi sendiri dan kapasitor membuang
muatan melalui diode D1 dan T1 karena adanya osilasi resonansi. Mode ini
berakhir pada saat arus kapasitor meningkat pada level Im.
- Mode 4 dimulai pada saat arus yang melewati T1 turun menjadi 0. Kapasitor akan
terus membuang muatannya melalui beban pada kecepatan yang telah ditentukan
oleh arus beban puncak.
- Mode 5 dimulai pada saat diode freewheeling Dm dimulai konduksi dan arus
beban mengecil mindukelalui Dm. Energi yang tersimpan pada induktansi
komutasi Lm induktansi sumber Ls, dipindahkan ke kapasitor C.
- Mode 6 dimulai pada saat muatan lebih telah selesai dan diode D1 off. Arus beban
terus menerus mengecil sampai thyristor utama firing pada siklus berikutnya.
3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan yang ada
Kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami dalam mengolah makalah ini di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis khususnya juga
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

- M. H. Rashid. A thyristor chopper with minimum limits on voltage control pf dc drives.


International Journal of Electronics. Vol. 53. No. 1. 1982, pp 71-81
- M. H. Rashid. SPICE for Power Electronics using PSPICE. Engelwood Cliffs, NJ. Prenticc Hall,
1993, Chapter 10 and 11

Anda mungkin juga menyukai