Anda di halaman 1dari 7

PESAWAT SHIMADZU MOBILE MC 125-50

1. SPESIFIKASI
Tipe : Kondensor Discharge
Frekuensi tinggi dihasilkan oleh Inverter
Tegangan Input : Batterai 24 Vdc
Menggunakan tegangan catu 220 - 380 Vac yang digunakan
untuk pengisian batterai
Daya : 125 kV max
150 mAs max
Frekuensi : 1 kHz –1,5 kHz
Pesawat ini mempunyai 3 range dalam pemilihan KV, yaitu :
 90 KV sampai 125 KV Menggunakan frekuensi 1.1K Hz
 55 KV sampai 100 KV Menggunakan frekuensi 1.3K Hz
 0 KV sampai 60 KV Menggunakan frekuensi 1.5K Hz

2. LANDASAN TEORI
a. Prinsip Kerja
Pesawat ini merupakan pesawat jenis mobile x-ray system MC 125L-50, pesawat
ini menggunakan system condenser discharge yang berarti proses pembangkitan x-ray
dengan menggunakan system kondensor tegangan tinggi yang sebelum dioperasikan
diisi terlebih dahulu, kemudian eksposure dengan cara membuang muatannya. Supply
utama dari pesawat ini adalah menggunakan element kering berupa batterai yang akan
di rubah menjadi sumber tegangan AC dengan menggunakan inverter (DC/AC).
Pengendalian dari system ini menggunakan mikro komputer. Untuk pengaturan KV
dan mA pada pesawat ini mempunyai rangkaian yang berdiri sendiri, sehingga
besaran KV dan mA tidak saling mempengaruhi

Tegangan batere yang telah di-inverter menjadi tegangan AC (bentuk step) 


diberikan pada primer trafo tegangan tinggi  output pada sekunder diperbesar
amplitudonya dan disearahkan oleh dioda tegangan tinggi  output yang telah searah
(DC) diberikan ke capasitor tegangan tinggi  capasitor tegangan tinggi di-deteksi
taraf muatannya oleh rangkaian detektor  hasil rangkaian detektor akan
dibandingkan dengan taraf settingan di panel kontrol untuk mengendalikan rangkaian
inverter, ON/Off
Keuntungan atau kelebihan pesawat sinar-x condenser discharge system
frequensi tinggi dibanding dengan pesawat sinar-x system konvensional, pesawat
sinar-x sistem frequensi tinggi mempunyai keuntungan-keuntungan antara lain :

1. Tidak menggunakan trafo utama yang biasanya berat dan besar.


2. Tidak menggunakan komponen elektromekanis berupa kontaktor, relay dan
motor, tetapi komponen elektronis sehingga prosesnya lebih cepat dan akurat.
3. Pengaturan tegangan tinggi terpisah dengan pengaturan arus tabung sinar-x
sehingga tidak ada saling ketergantungan diantara keduanya.
4. Dengan frequensi tinggi transformator tegangan tinggi ataupun transformator
filament bentuknya lebih kecil sehingga dapat ditempatkan jadi satu dengan
tabung sinar-x di dalam wadah tabung (single tank).

Gambar 1.1 Konfigurasi pesawat MC -125L- 50

Fungsi-fungsi komponen pada rangkaian :


 Baterai : Sebagai sumber tegangan.
 Transistor : TR1, TR2, TR3 dan TR4 merupakan transistor inverter yang
berfungsi untuk merubah sinyal DC dari sumber tegangan
menjadi sinyal menyerupai AC.
 HTT : Transformator tegangan tinggi yang berfungsi untuk untuk
membangkitkan tegangan tinggi.
 Dioda : D1 dan D2 berfungsi untuk menyearahkan jalannya arus pada
rangkaian.
 Capasitor : C1 dan C2 merupakan capasitor untuk menampung muatan
tegangan tinggi, sehingga dengan muatan yang dapat diatur
dapat memberikan beda potensial yang tinggi antara anoda dan
katoda pada saat expose.
 Discharge : Switch untuk membuang sisa-sisa muatan pada capasitor
tegangan tinggi.
 Tabung : Tempat terjadinya expose (sinar-X).

b. Blok Diagram

Cara kerja blok diagram :


1. Tegangan dari PLN sebesar 380 volt masuk kerangkaian penyearah system
bridge (Blok 1), pada rangkaian ini tegangan dari PLN akan disearahkan
2. Tegangan yang telah disearahkan masuk kerangkaian battery 24 Volt,
sehingga keluarannya akan menjadi DC murni.
3. Output dari rangkaian battery 24 Volt ini akan menjadi inputan bagi rangkaian
inverter (Blok 3). Fungsi dari rangkaian inverter ini untuk merubah tegangan
DC menjadi AC.
4. Keluaran dari rangkaian inverter ini akan masuk ke rangkaian primer HTT
(High Tention Transformer), karena keluaran dari rangkaian inverter berupa
arus bolak balik maka akan menimbulkan garis-garis gaya magnet (GGM)
pada primer HTT yang berubah setiap waktunya, sehingga induksi lilitan pada
sekunder HTT menimbulkan gaya gerak listrik (GGL). Keluaran dari HTT
akan disearahkan lagi oleh rangkaian bridge dan rangkaian filter (6)..
5. Blok 5, keluarannya akan menjadi tegangan searah gelombang penuh dengan
amplitudo yang besar.
6. Pada rangkaian filter (Blok 6) akan merubah tegangan searah gelombang
penuh menjadi tegangan searah dengan ripple, serta akan menyimpan muatan,
besar kecil muatan yang akan disimpan akan dideteksi oleh rangkaian voltage
devider (pembagi tegangan). Sehingga nilai tegangan yang dihasilkan dapat
memberi supply pada tabung rontgen sehingga memberi beda potensial antara
anoda dan katoda.
7. Missal tegangan yang akan digunakan adalah 70KV, maka kita mengatur pada
control consul. Jika perbandingan yang akan digunakan adalah 1 volt pada
R2 : 20KV pada R1, maka KV Soll yang akan digunakan, tegangannya
sebesar 3.5 volt.
8. Pada saat itu KV Ist akan bernilai 0 volt atau lebih kecil dari 3,5 volt (Kv
Soll), maka output dari rangkaian detektor tegangan tinggi akan mengeset
CPU agar memerintahkan Osilator untuk terus berosilasi, jika Kv Ist sama
dengan atau lebih besar dari 3,5volt (Kv Soll), maka detektor akan mengeset
CPU agar dapat memerintahkan Osilator untuk tidak berosilasi, sehingga
dalam proses ini berlangsung, muatan condensator akan selalu bernilai sama
dengan nilai yang diseting di control consul.
9. Pada CPU berfungsi dalam proses kontrol seluruh pesawat, termasuk juga
untuk menentukan frekuensi kerja osilator.
10. Pada rangkaian osilator berfungsi untuk mentriger rangkaian inverter.

Penggunaan dari pesawat ini ada 3 tahap, yaitu :


1. Preparation (persiapan) :
1) Mengatur KV
2) Mengatur mAs
3) Mengatur pasien
4) Mengatur pengisian tegangan
Pada tahap ini rangkaian bekerja :
 Pemilihan kV, mA, dan Timer
 Inverter DC/AC
 Pengisian Kapasitor Tegangan Tinggi
 Deteksi Pengisian
 Pemanasan Filamen
2. Ready (hand switch ditekan setengah)
1) Grid mendapat polaritas lebih negatif dari pada katoda.
Pada tahap ini rangkaian bekerja :
 Penstabil Muatan Capasitor Tegangan Tinggi
 Starter Motor Anoda
 Deteksi Motor Anoda
3. Expose (hand switch ditekan penuh)
Grid mendapat polaritas yang sama dengan polaritas katoda.
1) X-Pose
2) Deteksi Arus Tabung
Pada tahap ini rangkaian bekerja :
 Expose
 Deteksi Arus Tabung
a. Blok Diagram

CARA KERJA RANGKAIAN


1. Pada gambar dapat dijelaskan jalannya arus sebagai berikut.
2. Konektor J30 merupakan konektor outputan sinyal dari rangkaian osilator
tegangan tinggi yang menghasilkan sinyal osilasi.
3. Pada saat T14K pin 2 pada konektor J30 mendapatkan sinyal dari rangkaian
osilator maka arus mengalir dari T14A menuju T14K.
4. Pada saat ada arus yang mengalir maka akan mengaktifkan photo coupler M6
yang atas dan yang bawah.
5. Aktifnya photo coupler M6 yang atas akan mentriger transistor Q3 sehingga
ada arus yang mengalir melewati Q3 dan menuju ke basis pada TR1 sehingga
menjadi ON.
6. Pada saat yang bersamaan photo coupler M6 yang bawah juga aktif dan akan
mentriger transistor Q4 sehingga ada arus yang mengalir melewati Q4 dan
menuju ke basis TR4 sehingga menjadi ON.
7. Aktifnya TR1 dan TR4 akan mengakibatkan ada arus yang mengalir dari
sumber tegangan positif menuju ke TR1 lalu menuju ke T2 melewati primer
HTT kemudian menuju ke T1 dan menuju ke TR4 dan kembali ke sumber
tegangan negative.
8. Pada saat T23K pin 4 pada konektor J30 mendapatkan sinyal dari rangkaian
osilator maka ada arus mengalir dari T23A menuju T23K.
9. Pada saat ada arus yang mengalir maka akan mengaktifkan photo coupler M5
yang atas dan yang bawah.
10. Aktifnya photo coupler M5 yang atas akan mentriger transistor Q2 sehingga
ada arus yang mengalir melewati Q2 dan menuju ke basis pada TR2 sehingga
menjadi ON.
11. Pada saat yang bersamaan photo coupler M5 yang bawah juga aktif dan akan
mentriger transistor Q1 sehingga ada arus yang mengalir melewati Q1 dan
menuju ke basis TR3 sehingga menjadi ON.
12. Aktifnya TR2 dan TR3 akan mengakibatkan ada arus yang mengalir dari
sumber teganagan positif menuju ke TR2 lalu menuju ke T1 melewati primer
HTT kemudian menuju ke T2 dan menuju ke TR3 dan kembali ke sumber
tegangan negative.
13. Setelah condenser tegangan tinggi terisi maka pesawat siap dibawa ke ruang
yang diinginkan.
14. Saat sampai pada ruangan operator menyelesaikan tahap preparation yaitu
memasang kaset dan memberi intruksi pada pasien.
15. Saat tahap preparation selesai maka hand switch ditekan setengah yang
berguna untuk membuka shutter pada x-ray tube.
16. Saat hand switch ditekan penuh maka grid mendapatkan polaritas yang sama
dengan katoda sehingga awan-awan elektron pada katoda tertarik ke anoda
sehingga terjadi tumbukan yang disebut terjadinya ekspose.
17. Setelah ekpose terjadi maka tombol discharge ditekan untuk membuang sisa-
sisa muatan pada condenser tegangan tinggi sehingga pesawat siap untuk diisi
kembali dan digunakan kembali

Anda mungkin juga menyukai