Anda di halaman 1dari 8

ELEKTRONIKA ANALOG

TANGGAPAN FREKUENSI PENGUAT TRANSISTOR

Nama Mahasiswa :

Alif Solechudin (53014120)

Hadiid Anugrah(5301412080)

Rombel : 001

Dosen Pengampu : Drs. Suryono, MT

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, pemotong
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus
yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2
terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa perbedaan transistor FET dan BJT?
2. Bagaimana cara kerja dari transistor FET dan BJT?
3. Bagaimana cara menentukan respon frekuensi transistor FET dan BJT?
C. TUJUAN
1. Mengetahui perbedaan transistor FET dan BJT
2. Mengetahui cara kerja transistor FET dan BJT
3. Mengetahui cara menentukan respon frekuensi transistor FET dan BJT
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, pemotong


(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus
yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2
terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

Ada dua tipe dasar transistor, yang masing-masing bekerja secara berbeda. Tipe
dasar transistor tersebut diantaranya :

1. BJT (Bipolar Junction Transistor)

Bipolar Junction Transistor (BJT) adalah piranti tiga-saluran yang terbuat dari
bahan semikonduktor terkotori. Dinamai Bipolar karena operasinya menyertakan
baik elektron maupun lubang elektron
2. FET (Field Effect Transistor)

Transistor efek–medan (FET) adalah salah satu jenis transistor menggunakan


medan listrik untuk mengendalikan konduktifitas suatu kanal dari jenis pembawa
muatan tunggal dalam bahan semikonduktor

B. PERBEDAAN FET DAN BJT


Perbedaan transistor FET dan BJT diantaranya adalah :

1. Konversi: Transistor BJT mengkonversi arus menjadi arus, FET mengkonversi


tegangan menjadi arus

2. Arus input: BJT membutuhkan arus input, FET tidak membutuhkan arus input

3. Input/output: Hubungan input/output BJT adalah linear direpresentasikan oleh


sebuah garis lurus, namun hubungan input/output sebuah FET tidak linear untuk
sinyal-sinyal besar (bertegangan tinggi). Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
distorsi pada sinyal-sinyal besar yang diumpankan ke sebuah FET

4. Kecepatan : FET dapat melaksanakan proses pensaklaran secara lebih cepat


dibandingkan BJT, namun demikian kedua jenis transistor ini dirasa cukup cepat
untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar aplikasi elektronik

5. Tegangan input : sebuah FET menjadi aktif ketika tegangan gate-sourcenya


melampaui suatu tegangan ambang. Tegangan gate dapat memiliki nilai yang
berada dalam kisaran antara tegangan ambang dan tegangan sumber, ketika FET
dalam keadaan aktif. Tegangan basis-emitor BJT akan selalu mendekati nilai 0,7
V, ketika BJT dalam keadaan aktif, terlepas dari berapa besar arus inputnya

6. Resistor input: sebuah FET tidak membutuhkan sebuah resistor di depan terminal
gatenya. Hal ini dapat menjadikan rangkaian yang bersangkutan jauh lebih
sederhana

7. Tahanan output: kebanyakan FET memiliki tahanan yang sangat rendah ketika
berada dalam keadaan aktif, biasanya kurang dari 1 Ohm. Hal ini membuat
komponen-komponen ini sangat cocok untuk digunakan dalam rangkaian saklar
transistor.

C. CARA KERJA TRANSISTOR FET DAN BJT


1. Bipolar Junction Transistor (BJT)
Sesuai dengan namanya transitor bipolar ( BJT ) menggunakan dua polaritas yang
membawa muatan untuk membawa arus listrik pada kanal produksinya. Di dalam
transistor bipolar ( BJT ) juga terdapat suatu lapisan pembatas yang dinamakan depletion
zone, yang pada akhirnya setiap arus listrik yang akan masuk akan melewati pembatas
tersebut dan terbagi karena adanya depletion zone ini.

2. Field Effect Transistor (FET)

Sedikit berbeda dengan cara kerja pada transistor bipolar. Dimana pada transistor effect
(FET) ini hanya menggunakan satu jenis polaritar atau pembawa muatan arus listrik. Hal
ini jelas berbeda dengan transistor bipolar yang memiliki dua polaritas pembawa muatan.
Untuk transistor effect ( FET ), arus yang masuk tidak akan terbagi menjadi dua aliran
seperti pada transistor bipolar. Karena posisi letak depletion zone dari resistor effect
terdapat di kedua sisi bukan berada di tengah-tengah. Sebenarnya untuk tipe atau jenis
transistor dari BJT dan FET sendiri sama saja fungsinya, yang membedakan adalah dari
cara kerja transistornya saja

D. RESPON FREKUENSI TRANSISTOR FET DAN BJT


1. Bipolar Junction Transistor (BJT)
a. Respon Frekuensi Rendah

Frekuensi cut off rendah basis ditentukan dengan :

1
𝑓1𝑏 = 𝐶𝐵
2𝜋(𝑅𝑠 + 𝑍𝑖𝑛)

Frekuensi cut off rendah kolektor ditentukan dengan

1
𝑓1𝐶 = 𝐶𝐶
2𝜋(𝑅𝐶 + 𝑅𝐿)

Frekuensi cut off rendah emiter ditentukan dengan

1
𝑓1𝑒 = 𝐶𝐸
2𝜋𝑅𝑜𝑢𝑡

b. Respon Frekuensi Tinggi


Dalam banyak cara, operasi BJT frekuensi tinggi mirip dengan operasi BJT
frekuensi rendah. Keduanya mempunyai sebuah frekuensi cut off untuk setiap
rangkaian terminal. Sekali nilai f2 dilewati, rangkaian akan cut off dan akan
mempunyai nilai roll-off yang kira-kira sama dengan 20 dB/decade (6 dB/octave).

Perbedaan utamanya adalah pada nilai kapasitansi yang digunakan dalam


penghitungan f2 dan metode yang digunakan untuk menentukan total resistansi
dalam setiap rangkaian terminal.

2. Field Effect Transistor (FET)


a. Respon Frekuensi Rendah

Untuk rangkaian gate ditentukan dengan :

1
f1G = CC
2π(R S + R in ) 1

Untuk rangkaian drain ditentukan dengan :

1
𝑓1𝐷 = 𝐶𝐶
2𝜋(𝑅𝐷 + 𝑅𝐿 ) 2

b. Respon Frekuensi Tinggi

Nilai respon frekuensi untuk rangkaian gate adalah:

1
f2G =
(2πR′ in CG)

Nilai respon frekuensi untuk rangkaian drain adalah:


1
𝑓2𝐷 =
(2𝜋 𝑟𝐷 𝐶𝐷)

Anda mungkin juga menyukai