Anda di halaman 1dari 21

MATERI TUGAS PEREKAYASAAN RANGKAIAN

ELEKTRONIKA

Anggota Kelompok :
Burhanudin Fadhil Afif
Baghas Ajie P Rani Hikmawati
Bimo Setyo Yoga Prasetyo
Febi Arlita
Kelas : XI TEK 1

Modified: Silvia Fatma Noor Rohima


A. Pengertian SMPS
Switch-Mode Power Supply (SMPS) adalah jenis Power Supply yang
langsung menyearahkan (rectify) dan menyaring (filter) tegangan Input AC untuk
mendapatkan tegangan DC. Tegangan DC tersebut kemudian di-switch ON dan OFF
pada frekuensi tinggi dengan sirkuit frekuensi tinggi sehingga menghasilkan arus AC
yang dapat melewati Transformator Frekuensi Tinggi.

Pada SMPS ini, power factor correction diletakkan pada bagian output dari
rectifier dengan menggunakan Boost converter. Boost converter bekerja pada kondisi
tidak kontinyu, karena dalam kondisi tidak kontinyu tidak muncul arus balik (IRR)
pada komponen diode dari boost converter, sehinga diode yang lebih murah dapat
digunakan. Selain itu pada kondisi tidak kontinyu mengakibatkan rugi I2R rendah dan
ripple arus yang rendah mengakibatkan rugi inti di inductor rendah.
Boost converter ini dihubungkan seri dengan buck conveter untuk supply
beban 24 V/ 60 W. Boost converter sebagai power factor correction (PFC) di desain
menghasilkan tegangan output sebesar 50 V dan arus 3 A. Sedangkan buck converter
di desain menghasilkan tegangan keluran 24 V dengan arus 2,5 A.

B. Prinsip prinsip Kerja dalam SMPS


a. Penyearah
Tegangan keluaran dari trafo masih berupa pulsa-pulsa frekwensi
tinggi dan kemudian dirubah menjadi tegangan dc menggunakan diode
penyearah dan filter elco.
b. Konverter
Merubah tegangan dc menjadi tegangan keluaran yang sesuai dengan
kebutuhan.
c. Regulasi
Membuat agar besarnya tegangan keluaran stabil terhadap perubahan
tegangan masukan dan perubahan beban.
d. Isolasi
Mengisolasi bagian sekunder dari bagian primer, dengan tujuan agar
chasis bagian sekunder kalau dipegang tidak timbul bahaya kena sengatan
listrik.
e. Proteksi
Mampu melindungi peralatan dari tegangan keluaran yang over dan
melindungi power supply dari kerusakan jika terjadi suatu kesalahan.
C. Diagaram blok SMPS

Dari uraian prinsip prinsip kerjadalam SMPS seperti diatas, kita dapat membuat
diagram blok SMPS seperti dibawah ini:

D. Penjelasan Diagram Blok

a. Bagian Penyearah : Disini tegangan masukan dari listrik ac 220v disearahkan


menjadi tegangan dc menggunakan diode bridge dan 3 buah elco filter besar
yaitu sebuah elco 480V680UF dan 2 buah elco 250V2200UF.
b. Bagian Pencacah: Tegangan masukan dc dicacah dengan menggunakan
power switch on-off sehingga menghasilkan tegangan pulsa-pulsa dc
dengan frekwensi tinggi. SMPS mesin las Inverter umumnya bekerja pada
frekwensi sekitar 50Hz hingga 60Hz. Sebagai power switch dapat
menggunakan IC K2611, IRFZ24N dan IRF9Z24N.
c. SMPS Controller driver : sebagai pembangkit pulsa PWM (Pulse Wave
Modulation). Sebagai sinyal drive untuk pencacah digunakan IC PC 817 yang
berisi rangkaian osilator dan PWM sebagai pembangkit pulsa-pulsa PWM.
Ada rangkaian SMPS yang tidak menggunakan SMPS controller driver, dalam
hal ini transistor power switching dibuat agar dapat bekerja dengan cara ber-
osilasi sendiri
d. Trafo switching : Tegangan dc yang telah dicacah mempunyai karakteristik
seperti tegangan ac sehingga dapat dilewatkan sebuah trafo atau induktor
untuk dinaikkan ataupun diturunkan tegangannya. Pada rangkaian ini
menggunakan trafo E25 15:15
e. Penyearahan dan filtering tegangan keluaran : Tegangan keluaran dari
trafo masih berupa pulsa-pulsa frekwensi tinggi dan kemudian dirubah
menjadi tegangan dc menggunakan diode penyearah dan filter elco.
f. Loop umpan balik : untuk membuat tegangan keluaran agar stabil. Sirkit
loop umpan balik dari tegangan keluaran B+ ke bagian primer digunakan
untuk mengendalikan PWM.
g. Rangkaian komparator atau pembanding : sebagai error detektor.
Sebuah sirkit komparator pada bagian sekunder dipakai untuk mendeteksi jika
terjadi perubahan tegangan keluaran B+. Komparator bekerja dengan cara
membandingkan tegangan keluaran B+ dengan sebuah tegangan referensi
(biasanya berupa tegangan diode zener 6.8v). Output komparator berupa arus
yang kemudian diumpan balikkan ke bagian primer melalui sebuah photo
coupler. Kopling menggunakan photocouler bertujuan untuk meng-isolagi
ground bagian primer yang menyetrum jika dipegang (HOT chasis) dengan
ground bagian sekunder (COLD chasis).

E. Keuntungan SMPS
Power supply yang melakukan konversi daya melalui komponen-komponen
yang bersifat rendah rugi-daya-nya (low loss components) seperti kapasitor,
induktor, dan transformator dan yang memakai switch-switch yang selalu dalam
kondisi on atau off.

Keuntungan menggunakan power supply switching adalah konversi daya yang


dapat dilakukan dengan kebocoran daya yang minimal, artinya efisiensinya tinggi.
Seperti contoh di atas, efisiensinya mencapai 80%, artinya daya output adalah
80% dari daya input. Jika inputnya 100 watt, maka outputnya 80 watt. SMPS
lainnya dapat mencapai efisiensi hingga 91%.

F. Penggunaan SMPS
Saat ini, SMPS sudah banyak digunakan dipiranti elektronik karena memiliki
sistem proteksi dan efisiensi yang baik.Contoh penggunaannya adalah digunakan
pada VCD Player, TV dan tape recorder bahkan pada handphone.

G. Kesimpulan
SMPS merupakan sebuah tipe atau jenis power supply yang sudah banyak
digunakan saat ini. Power supply jenis ini memiliki efisiensi sangat besar, hingga
91%. Pada dasarnya, power supply jenis ini emnggunakan komponen utama
berupa transformator switching dan rangkaian PWM serta terdapat rangkaian
protektor.
Uninterruptible Power Supply (UPS)

A. Pengertian UPS
UPS adalah singkatan dari Uninterruptible Power Supply sebagai alat
back up listrik ketika PC mati atau kehilangan energi dari sumber utamanya.
Didalam sebuah UPS terdapat Rectifier yang fungsinya untuk mengecharger
battery/accu UPS, besarnya tergantung dari type atau jenis UPS itu sendiri.
Didalam UPS juga terdapat inverter yang berfungsi untuk merubah arus accu
UPS menjadi arus listrik PLN. Didalam UPS juga terdapat battery/accu
berfungsi sebagai penampung sumber tenaga sehingga pada saat Listrik PLN
padam battery/accu sebagai penggantinya dengan waktu tertentu.

B. Fungsi UPS
Fungsi dasar UPS (Uninterruptible Power Supply) adalah menyediakan
suplai listrik sementara ke beban (PC) tanpa terputus pada saat main
powernya tidak bekerja agar seluruh proses dapat dihentikan dengan benar,
seluruh data dapat disimpan dengan aman, dan komputer dapat dimatikan
dengan benar. Jadi fungsi UPS itu bukan agar user tetap dapat bekerja.

Beberapa fungsi UPS :

1. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya


pada listrik utama (PLN).
2. Memberikan kesempatan waktu yang cukup kepada kita untuk segera
menghidupkan Genset sebagai pengganti PLN.
3. Memberikan kesempatan waktu yang cukup kepada kita untuk segera
melakukan back up data dan mengamankan Operating System (OS) dengan
melakukan shutdown sesuaiprosedur ketika listrik utama (PLN) padam.
4. Mengamankan sistem komputer dari gangguan-gangguan listrik yang dapat
mengganggusistem komputer baik berupa kerusakan software,data maupun
kerusakan hardware.
5. UPS secara otomatis dapat melakukan stabilisasi tegangan ketika terjadi
perubahantegangan pada input sehingga tegangan output yang digunakan
oleh sistem komputer berupategangan yg stabil.
6. UPS dapat melakukan diagnosa dan management terhadap dirinya sendiri
sehinggamemudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika akan terjadi
gangguan terhadap sistem.
7. User friendly dan mudah dalam installasi.
8. User dapat melakukan kontrol UPS melalui Jaringan LAN dengan
menambahkan beberapaaccessories yang diperlukan.
9. Dapat diintegrasikan dengan jaringan Internet.
10. Notifikasi jika terjadi kegagalan dengan melakukan setting software UPS
management.

C. Prinsip Kerja UPS


UPS bekerja diantara komputer dan colokan listrik, dari colokan listrik
yang di alirkan ke Batere yang berada pada UPS dan kemudian di simpan untuk
kesetabilan tegangan energi. listrik yang di simpan pada batre akan di pakai
ketika sumber energi utama listrik terputus.

D. Macam Macam UPS

1. UPS On-line
Pada UPS jenis ini terdapat 1 rectifier dan 1 inverter yang terpisah.
Dalam keadaan gangguan, suplai daya ke rectifier akan diblok sehingga akan
ada arus DC dari baterai ke inverter yang kemudian diubah menjadi AC.

Prinsip Kerja UPS On-line

UPS akan bekerja selalu dari inverter baik UPS bekerja dari sumber listrik
utama maupun sumber listrik utama mati (UPS bekerja dari battere).
Pada system online ini pada umumnya terdapat converter AC to DC sebagai
pengganti batere pada saat UPS bekerja dari sumber listrik utama. Jadi
perpindahan itu terjadi dari converter ke batere atau sebaliknya.
Inverternya tetap bekerja untuk mensupplay tegangan AC 220 pada output
UPS. Sehingga tidak ada transfer time pada saat perpindahan dari sumber
listik utama ke batere atau sebaliknya.

Diagram blok UPS On-line


2. UPS Off-line
Pada UPS Off-Line rectifier dan inverter berada dalam satu unit.
Dalam keadaan gangguan, switch akan berpindah sehingga suplai daya dari
suplai utama terblok. Akibatnya akan mengalir arus DC dari baterai menuju
inverter.

Prinsip Kerja UPS Off-line


Pada saat UPS mendapat supply dari sumber listrik utama, output UPS
langsung dari sumber listrik utama.
Pada saat sumber listrik utama mati atau diluar range yang telah ditentukan
UPS bekerja dari inverter (Pengubah listrik DC dari Battere menjadi Listrik AC
220).
Perpindahan dari supply listrik ke supply batere tersebut terdapat waktu
pindah (transfer time) +/- 2ms - 4ms yang dapat mengakibatkan komputer
restart, hal ini jarang terjadi tetapi masih ada resiko komputer restart.
Diagram Blok UPS Off-line
E. Konsep Dasar Flywheels Pada Sistem UPS
Rotary Power Source

Sistem UPS ini masih menggunakan mesin diesel yang berfungsi sebagai
pembangkit tenaga listriknya. Apabila terjadi gangguan listrik maka secara otomatis
akan menyalakan mesin diesel tersebut kira-kira 15 detik setelah terjadi gangguang
listrik pertama kali. Dengan sistem seperti ini maka penggunaan listrik hanya
terganggu dalam beberapa detik saja.

Sistem ini ternyata pada waktu itu masih belum mempunyai kinerja yang baik
sehingga dikembangkan lagi sehingga muncul istilah no-break flywheel. Pada
sistem ini, sebuah flywheel ini dihubungkan pada sebuah motor listrik dan
dihubungkan secara mekanikal dengan generator beban, dalam hal ini adalah mesin
diesel.

Ketika terjadi gangguan listrik maka inersia yang tersimpan pada flywheel
akan menyebabkan flywheel ini tetap berputar dan otomatis menyalakan mesin
diesel sampai suplai listriknya kembali normal. Dengan sistem seperti ini maka tidak
perlu waktu tenggang selama 15 detik untuk menunggu suplai tenaga kembali
normal karena suplai tenaga dijaga konstan oleh roda flywheel ini. Walaupun
demikian sistem seperti ini masih ada kekurangannya yaitu pada sistem pelumasan
pada sistem bearing roda flywheel.

Untuk mengatur agar kecepatan putar flywheel kontan pada saat terjadinya
gangguan listrik maka sebuah rangkaian yang dinamakan eddy current coupling
dipasangkan antara generator dan flywheel. Dengan adanya rangkaian ini maka
ketika kecepatan angular flywheel menurun maka nilai kopel yang ditimbulkan oleh
eddy current coupling ini akan meningkat sehingga menyebabkan keceptan putar
menyebabkan keceptan putar flywheel tetap konstan. Sehingga dengan kata lain
dengan adanya eddy current coupling ini menyebabkan tidak adanya pergeseran
frekuensi pada saat transisi ketika terjadi gangguan listrik.

Diagram Blok Flywheels


A. Pengertian PWM
Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara
memanipulasi lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam satu periode, untuk
mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda. Bebarapa contoh aplikasi PWM
adalah pemodulasian data untuk telekomunikasi, pengontrolan daya atau tegangan
yang masuk ke beban, regulator tegangan, audio effect dan penguatan, serta
aplikasi-aplikasi lainnya.
Aplikasi PWM berbasis mikrokontroller biasanya berupa pengendalian
kecepatan motor DC, pengendalian motor servo, dan pengaturan nyala terang LED.
Oleh karena itu diperlukan pemahaman terhadap konsep PWM itu sendiri.

Gambar : Sinyal PWM


B. Konsep Dasar PWM
Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitude dan frekuensi dasar yang
tetap, namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding
lurus dengan amplitude sinyal asli yang belum termodulasi. Artinya, sinyal PWM
memiliki frekuensi gelombang yang tetap namun duty cycle bervariasi antara 0%
hingga 100%.

Dari persamaan diatas, diketahui bahwa perubahan duty cycle akan


merubah tegangan output atau tegangan rata-rata seperti gambar dibawah ini.
PWM merupakan salah satu teknik untuk mendapatkan sinyal analog dari
sebuah piranti digital. Sebenarnya sinyal PWM dapat dibangkitkan dengan banyak
cara, secara analog menggunakan IC op-amp atau secara digital.

Secara analog setiap perubahan PWM-nya sangat halus, sedangkan secara


digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi PWM itu sendiri. Resolusi
adalah jumlah variasi perubahan nilai dalam PWM tersebut. Misalkan suatu PWM
memiliki resolusi 8 bit, berarti PWM ini memiliki variasi perubahan nilai sebanyak 256
variasi mulai dari 0 225 perubahan nilai yang mewakili duty cycle 0% 100% dari
keluaran PWM tersebut.

C. Penggunaan PWM
Cara pengaturan kecepatan yang digunakan adalah dengan menggunakan
teknik PWM (Pulse Width Modulation), salah satu teknik untuk mengatur kecepatan
motor DC yang umum digunakan. Dengan menggunakan PWM kita dapat mengatur
kecepatan yang diinginkan dengan mudah. Teknik PWM untuk pengaturan kecepatan motor
adalah, pengaturan kecepatan motor dengan cara merubah-rubah besarnya duty cycle pulsa.
Pulsa yang yang berubah ubah duty cycle-nya inilah yang menentukan kecepatan motor.
Besarnya amplitudo dan frekuensi pulsa adalah tetap, sedangkan besarnya duty
cycle berubah-ubah sesuai dengan kecepatan yang diinginkan, semakin besar duty
cylce maka semakin cepat pula kecepatan motor, dan sebaliknya semakin kecilduty
cycle maka semakin pelan pula kecepatan motor.

D. Membangun Rangkaian PWM


a. Membangun Rangkaian PWM dengan IC NE555
Dalam pengaturan kecepatan motor DC salah satunya yang populer
adalah dengan teknik PWM. Dengan metode ini motor DC diberikan
sumber tegangan yang stabil dengan frekuensi kerja yang sama tetapi ton
duty cycle pulsa kontrol kecepatan motor DC yang bervariasi. Konsep
PWM pada driver motor DC adalah mengatur lebar sisi positif dan
negative pulsa kontrol pada frekuensi kerja yang tetap. Semakin lebar sisi
pulsa positif maka semakin tinggi kecepatan putar motor DC dan semakin
lebar sisi pulsa negatif maka semakin rendah kecepatan putar motor DC.
Metode PWM pada driver motor DC secara singkat dapat dijelaskan
menggunakan rangkaian driver motor DC satu arah dengan kontrol PWM
menggunakan IC NE555 seperti pada rangkaian dibawah.

Rangkaian sederhana diatas dapat memberikan gambaran tentang


teknik PWM pada driver motor DC. IC555 diset sebagai astabil
multivibrator dengan frekuensi kerja tetap (nilai RC tetap) dengan output
diberikan ke rangkaian driver motor DC sederhana dengan mosfet.
Konsep dasar kontrol PWM menggunakan rangkaian diatas terletak pada
penambahan dua buah diode yang mengendalikan proses charge dan
discharge kapasitor 0,1uF. Posisi tuas potensiometer 100K yang
terhubung dengan dua buah diode tersebut akan menentukan waktu
charge atau discharge kapasitor 0,1uF. Berikut bentuk gelombang charge
dan discharge terhadap output astabil multivibrator NE555 sebagai kontrol
PWM driver motor DC pada rangkaian diatas.

b. Membangun Rangkaian PWM dengan LM741


Rangkaian kontrol motor DC ini menggunakan penguat op-amp 741 pengikut
tegangan masukan non inverting yang terhubung ke kecepatan dan arah rotasi
potensiometer VR1. Ketika VR1 berada pada posisi tengah, output op-amp
adalah mendekati nol dan Q1-Q2 adalah off. Ketika VR1 berpaling ke arah sisi
posistif, output akan on dan Q1 akan memasok arus ke motor dan Q2 akan off.
Ketika VR1 berpaling kearah sisi negatif switch keluaran op-amp dengan
tegangan negatif dan akan Q1 off dan Q2 on yang membalikkan arah rotasi
motor.
A. Pengertian Buck Converter
Buck converter adalah jenis dc-dc converter yang memiliki output tegangan yang
lebih kecil dari tegangan input. Buck Konverter adalah konverter yang bekerja sebagai Step-
Down DC(Direct Current) kerjanya adalah menurunkan tegangan DC dengan mengatur besar
Dutycycle switching

B. Cara Kerja Buck Converter


1. Ketika saklar tertutup, diode dalam keadaan reverse sehingga sinyal input
menuju induktor dan terjadi penyimpanan energi.

2. Sedangkan saat kondisi saklar terbuka diode menjadi forward bias sehingga
ada aliran tegangan yang melalui
kapasitor.
Seperti halnya boost converter, sinyal duty cycle dapat dibuat dari rangkaian analog
dengan memanfaatkan komponen yang sederhana, yakni kapasitor dan transistor.

Gambar: Rangkaian Buck Converter

Besarnya duty cycle agar tegangan output sesuai yang diharapkan adalah sebagai
berikut:

Nilai induktansi yang dibutuhkan untuk membuat sebuah buck converter adalah
berdasarkan persamaan berikut:
C. Contoh Penggunaan Buck Converter
Contoh aplikasi dari Buck Konverter untuk charger pada solarcell. Dengan
tegangan solarcell 24Volt dan tegangan pengisian battery 12 Volt, maka
dibutuhkan tegangan pengisian sebesar 10-20% lebih besar yaitu 14Volt,
sedangkan disain arus pengisian 2 Ampere sehingga daya beban adalah 28W,
R=Vo/Io = 7ohm, dan frekuensi switching adalah 40Khz, rippel arus yang
diinginkan 10%, rippel tegangan yang diinginkan 4%, effesiensi yang diinginkan
85%, maka disain induktor, kapasitor dari buck konverter.

D. Keuntungan Buck Converter


Keuntungan pada konfigurasi Buck antara lain adalah efisiensi yang tinggi,
rangkaiannya sederhana, tidak memerlukan transformer, tingkatan stress pada
komponen switch yang rendah, riak (ripple) pada tegangan keluaran juga rendah
sehingga penyaring atau filter yang dibutuhkan pun relatif kecil. Kekurangan yang
ditemukan misalnya adalah tidak adanya isolasi antara masukan dan keluaran,
hanya satu keluaran yang dihasilkan, dan tingkat ripple yang tinggi pada arus
masukan. Metoda Buck sering digunakan pada aplikasi yang membutuhkan sistim
yang berukuran kecil.

E. Kesimpulan
1. Converter yang dibuat dapat menghasilkan tegangan keluaran yang berkisar
pada 5volt dc, dengan error 0% s/d 6% pada kondisi tanpa beban, dan 2 s/d
18% pada kondisi dengan beban.
2. Nilai arus keluaran berkisar dari 140mA s/d 240mA, dengan boost converter
justru memiliki arus yang lebih besar, kecuali untuk masukan satu buah baterai.
3. Pada buck converter saat tegangan masukan turun, maka memungkinkan
perubahan kinerja dari buck menjadi boost converter dan arus justru lebih
besar.
4. Nilai efisiensi yang baik dimiliki masing-masing converter dengan masukan
yang kecil (satu baterai untuk boost converter, lima baterai untuk buck
converter), karena hampir seluruh daya masukan sama dengan daya keluaran.
A. Teori Boost Converter

DC chopper tipe boost merupakan salah satu


jenis dari DC chopper. Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah tegangan
DC pada nilai tertentu menjadi tegangan DC yang lebih tinggi. Untuk
mendapatkan tegangan yang lebih tinggi dari pada tegangan maasukannya,
DC copper tipe boost menggunakan komponen switching untuk mengatur
duty cyclenya. Komponen tersebut dapat berupa thyristor, MOSFET dll.
Komponen komponen yang menyusun DC copper tipe boost adalah sunber
masukan DC, MOSFET, diode freewheeling, induktor, kapasitor, serta
beban. MOSFET digunakan untuk mencacah arus sesuai dengan duty
cycle sehingga keluaran DC copper dapat sesuai dengan yang diinginkan.
B. Prinsip Kerja

MOSFET yang digunakan pada rangkaian DC tipe ini adalah bertindak


sebagai saklar yang dapat membuka atau menutup rangkaian sehingga arus
dapat dikendalikan sesuai dengan duty cycle yang diinginkan. Kinerja dari
DC chopper tipe ini dapat dibagi menjadi 2 kerja utama yaitu :
Ketika MOSFET on dan dioda off, arus mengalir searah jarum jam

dari sumber menuju ke induktor ( terjadi pengisian arus pada

induktor). Polaritas induktor pada sisi kiri lebih positif

dinandingkap pada posisi kananya.

Ketika MOSFET off dan dioda on, arus yang disimpan pada

induktor akan berkurang karena impedansi yang lebih tinggi.

Berkurangnya arus pada induktor menyebabkan induktor tersebut

melawannya dengan membalik polaritasnya ( lebih negatif

pada sisi kiri ). Sehingga arus arus yang mengalir pda dioda dan

pada beban penjumlahan antara arus pada sumber dengan arus pada

induktor (seri). Disaat yang bersamaan kapasitor kapasitor juga

akan melakukan penyimpanan energi dalam bentuk tegangan.


Itulah sebabnya tipe boost memiliki keluaran yang lebih tinggi

dibandingkan dengan masukannya.

C. Kelabihan dan Kekurangan

Boost juga memiliki efisiensi tinggi,


rangkaian sederhana, tanpa tranformer dan tingkat ripple yang rendah pada
arus masukan. Namun juga, boost tidak memiliki isolasi antara masukan
dan keluaran, hanya satu keluaran yang dihasilkan, dan tingkat ripple yang
tinggi pada tegangan keluaran.
Konverter ini memiliki kelebihan antara lain
polaritas masukan-keluaran yang sama, riak tegangan keluaran yang
sangat renadah, regulasi yang baik, respon yang cepat, induktor yang
bekerja dalam daerah linier serta strategi kontrol yang sederhana.
D. Gambar Rangkaian
E. Gelombang Keluaran

F. Kurva

Anda mungkin juga menyukai